Anda di halaman 1dari 35

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Perdagangan Internasional, Proteksi dan Globalisasi

Disusun oleh :
Kelompok 1

1. Dhea Rachmawati 160810201232


2. M. Ramdan Nur Kaiz 160810201200

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro yang berjudul “Perdagangan Internasional”. Adapun pembuatan
makalah ini adalah sebagai tugas Pengantar Ekonomi Makro dengan tujuan
pembelajaran untuk mengetahui tentang konsep dasar dan pengertian perdagangan
internasional. Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak, mulai dari buku materi Pengantar Ekonomi Makro dan bantuan
dari dosen pengampu yang senantiasa mendorong kami agar bisa menyelesaikan
tugas ini. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
khususnya para pembaca. Dalam pembuatan makalah ini tentunya banyak
kesalahan, kami mohon maaf jika adanya kesalahan dalam penyampaian. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak diharapkan bisa meningkatkan
pembuatan makalah ini.

Jember, 17 Januari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan ............................................................................................2
2.2 Keuntungan Melakukan Perdagangan ....................................................2.
2.3 Keuntungan dari Spesialisasi: Contoh Angka .........................................4
2.4 Keuntungan Perdagangan dalam Grafik .................................................10
2.5 Proteksi dan Pembatasan Perdagangan ...................................................14
2.6 Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi ..................................................14
2.7 Contoh Soal .............................................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bab ini bertujuan untuk menerangkan tiga aspek dari peranan
perdagangan luar negeri dalam perekonomian. Pertama sekali bab ini akan
menerangkan mengenai keuntungan yang dapat diperoleh sesuatu negara dari
melakukan perdagangan internasional. Dalam konteks ini secara umum akan
ditunjukkan beberapa keuntungan dari perdagangan internasional dan secara
spesifik dan dengan lebih terperinci akan ditunjukkan keuntungan yang akan
diperoleh dari spesialisasi, yaitu apabila kegiatan ekonomi negara dikhususkan
kepada memproduksi barang yang dapat bersaing di pasaran internasional.
Aspek kedua yamg akan dibahas dalam bab ini adalah mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan suatu negara menjalankan kebijakan
membatasi perdagangan dan proteksi dalam perdagangan internasional.
Aspek terakhir yang akan dibicarakan dalam bab ini adalah globalisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perdagangan internasional?
2. Apa keuntungan melakukan perdagangan?
3. Apa keuntungan dari Spesialisasi: Contoh Angka?
4. Apa keuntungan perdagangan dalam grafik?
5. Bagaimana proteksi dan pembatasan perdagangan?
6. Apa yang dimaksud globalisasi dan pertumbuhan ekonomi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari perdagangan internasional.
2. Untuk mengetahui keuntungan melakukan perdagangan.
3. Untuk mengetahui keuntungan dari spesialisasi: Contoh Angka.
4. Untuk mengetahui keuntungan perdagangan dalam grafik.
5. Untuk mengetahui proteksi dan pembatasan perdagangan.
6. Untuk mengetahui definisi dari globalisasi dan pertumbuhan ekonomi.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN
Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab Merkantilis, yaitu ahli-ahli
ekonomi yang hidup di sekitar abad keenambelas dan ketujuhbelas, berpendapat
bahwa perdagangan internasional merupakan sumber kekayaan untuk suatu negara.
Menurut mereka, suatu negara dapat mempertinggi kekayaannya dengan cara menjual
barang-barangnya keluar negeri.
Ahli-ahli ekonomi Klasik menganalisis lebih dalam lagi peranan perdagangan
internasional dalam perekonomian. Misalnya, David Ricardo telah mengemukakan
pandangan-pandangan yang lebih logis untuk menerangkan perlunya perdagangan
internasional dalam mengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo, yang
menerangkan mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan
perdagangan, merupakan teori yang hingga sekarang menjadi dasar kepada teori
perdagangan internasional. Berdasarkan kepada teori Ricardo tersebut, negara-negara
digalakkan menjalankan sistem perdagangan bebas. Yang dimaksud dengan
perdagangan bebas adalah sistem perdagangan internasional di mana setiap negara
melakukan perdagangan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan. Tidak
terdapat sebarang pajak dan peraturan-peraturan yang melarang ekspor dan impor.

B. KEUNTUNGAN MELAKUKAN PERDAGANGAN


Melakukan kegiatan ekspor dan impor merupakan kegiatan yang penting
disuatu negara. Tiada satu negara pun di dunia ini yang tidak melakukan perdagangan
luar negeri. Walau bagaimanapun kepentingan sektor luar negeri dalam suatu
perekonomian berbeda dari satu negara ke negara lain. Di sebagian negara, ekspor dan
impor meliputi bagian yang cukup besar dalam pendapatan nasional, sedankan di
beberapa negara lain ia merupakan bagian kecil saja dari pendapatan nasional. Uraian
berikut secara ringkas akan menerangkan beberapa keuntungan perdagangan.

Memperoleh Barang yang Tidak Dapat Diproduksi di dalam Negeri


Mengapakah berbagai negara melakukan perdagangan antara satu sama lain?
Alasannya yang paling nyata adalah karena setiap negara tidak dapat menghasilkan
semua barang-barang yang dibutuhkannya. Misalnya, negara-negara maju
memerlukan karet alam tetapi barang tersebut tidak dapat dihasilkan di negara-negara

5
mereka. Maka mereka terpaksa mengimpor barang-barang tersebut dari negara-negara
di Asai Tenggara, terutama dari Indonesi, Thailand, dan Malaysia. Sebaliknya pula
negara-negara di Asia Tenggara belum dapat memproduksikan sendiri beberapa hasil
industri modern seperti kapal terbang, kapal pengangkut minyak dan mesin-mesin
industri. Maka negara-negara itu harus mengimpor barang-barang tersebut dari negara
maju.

Memperoleh Keuntungan dari Spesialisasi


Sebab yang utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun sesuatu negara dapat
memproduksikan sesuatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksikan oleh
negara lain, tetapi ada kalanya adalah lebih baik apabila negara tersebut mengimpor
barang tersebut dari luar negeri. Sebagai contoh, Amerika Serikat dan Jepang
mempunyai kemampuan untuk memproduksi kain. Tetapi Jepang dapat
memproduksikannya dengan lebih efisien dari Amerika Serikat. Dalam keadaan sperti
ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan faktor-faktor produksi, Amerika
Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan mengimpor barang tersebut dari
Jepang.
Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat
memperoleh keuntungan sebagai berikut:
I. Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan
lebih efsien.
II. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat
diproduksikan di dalam negeri.

Memperoleh Pasar Industri-Industri dalam Negeri


Beberapa jenis industri telah dapat memenuhi permintaan dalam negeri
sebelum mesin-mesin (alat produksi) sepenuhnya digunakan. Ini berarti bahwa
industri itu masih dapat menaikkan produksi dan meningkatkan keuntungannya
apabila masih terdapat pasar untuk barang-barang yang dihasilkan oleh industri itu.
Karena seluruh permintaan dari dalam negeri telah dipenuhi, satu-satunya cara untuk
memperoleh pasaran adalah dengan mengekspornya ke luar negeri.

6
Apabila kapasitas dari mesin-mesin masih rendah, sehingga produksi mesin-
mesin itu belum mencapai tingkat yang optimum, ekspor ke luar negeri akan
mempertinggi keefisienan dari mesin-mesin yang digunakan dan mengurangi biaya
produksi. Dengan demikian, untuk industri-industri yang mempunyai sifat seperti ini,
perdagangan luar negeri bukan saja akan menambah produksi dan meningkatkan
keuntungan, tetapi juga dapat menurunkan biaya produksi. Faktor yang belakangan ini
selanjutnya akan menimbulkan keuntungan yang lebih banyak lagi kepada industri-
industri tersebut.

Menggunakan Teknologi Modern dan Meningkatkan Produktivitas


Selanjutnya perdagangan luar negeri memungkinkan sesuatu negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern. Perdagangan luar negeri memungkinkan negara tersebut mengimpor mesin-
mesin atau alat-alat yang lebih baik. Alat-alat kantor yang lebih baik seperti komputer
juga dapat menaikkan taraf keefisienan manajemen. Dengan mengimpor teknologi
yang lebih modern negara tersebut dapat menaikkan produktifitasnya, dan ini akan
mempercapat pertambahan produksi.

C. KEUNTUNGAN DARI SPESIALISASI: CONTOH ANGKA


Telah dinyatakan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dan selanjutnya
melakukan perdagangan luar negeri, dua keuntungan penting akan diperoleh oleh
setiap negara. Keuntungan itu adalah:
i. Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien; dan
ii. Penduduk negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang.
Bagaimana keuntungan itu terwujud akan diterangkan dalam bagian ini dan bagian
berikutnya.

Asumsi-asumsi Yang Digunakan


Di dalam bagian ini akan diuraikan gambaran secara angka-angka mengenai
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri. Penerangan scara grafik
akan dibuat dalam bagian berikut.
Dalam menunjukkan keuntungan perdagangan luar negeri dengan angka-
angka, dua gambaran akan dibuat, yaitu:

7
I. Gambaran di mana masing-masing negara memiliki keuntungan mutlak
dalam mengeluarkan sesuatu barang.
II. Gambaran di mana masing-masing negara memiliki keuntungan berbanding
dalam mengeluarkan sesuatu barang.
Di samping kedua asumsi utama tersebut, dalam menerangkan mengenai
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri, beberapa asumsi lain perlu
digunakan. Dua asumsi tersebut penting yang lain dalam analisis mengenai
keuntungan perdagangan luar negeri adalah:
i. Setiap negara yang melakukan perdagangan telah mencapai kesempatan
kerja penuh. Tidak terdapat faktor produksi yang menganggur.
ii. Setiap negara yang melakukan perdagangan tidak menggunakan hambatan
perdagangan dalam perdagangan luar negeri. Dengan kata lain, setiap negara
menjalankan perdagangan bebas.
Di samping itu, untuk mnyederhanakan gambaran yang dibuat, perlu pula
digunakan beberapa asumsi tambahan yang berikut:
i. Hanya dua negara yang akan melakukan spesialisasi dan perdagangan.
ii. Masing-masing negara hanya memproduksikan dua jenis barang.
iii. Masing-masing negara hanya memiliki dua unit faktor produksi.
iv. Harga relatif, atau biaya penggantian, yang dapat didefinisikan sebagai
harga salah satu barang yang dinyatakan dalam unit barang lainnya, adalah
tetap.

Keuntungan Mutlak dan Keuntungan Berbanding


Dalam menerangkan mengenai keuntungan yang diperoleh dari spesialisasi
dan perdagangan luar negeri, perlulah dibedakan di antara pengertian keuntungan
mutlak dan keuntungan berbanding.

1. Keuntungan Mutlak
Yang diartikan dengan keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh
oleh sesuatu negara dari mngkhususkan kegiatannya kepada memproduksikan barang-
barang dengan efisiensi yang lebih tinggi dari negara-negara lain. Untuk dapat
mengerti lebih jelas dari keuntungan mutlak, dengan angka dalam Tabel 11.1
menunjukkan produktivitas seorang pekerja di negara A dan negara B di dalam
menghasilkan kain dan beras dalam satu tahun tertentu.

8
TABEL 11.1
Produksi seorang pekerja dalam satu tahun
Kain(meter) Beras(kg)
Negara A 500 2.000
Negara B 750 1.800

Contoh angka yang diberi menunjukkan bahwa di negara B seorang pekerja


dapat memproduksikan kain lebih banyak dari seorang pekerja di negara A. ini berarti
pekerja di negara B adalah lebih efisien dari negara A dalam menghasilkan kain.
Dalam keadaan seperti ini dikatakan bahwa negara B mempunyai keuntungan mutlak
dalam memproduksi kain. Gambaran diatas juga menunjukkan bahwa seorang pekerja
di negara A dapat mengeluarkan lebih banyak beras dari seorang pekerja di negara B.
dngan demikian negara A mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksikan
beras.

2. Keuntungan Berbanding
Perdagangan luar negeri juga dapat dilakukan walaupun salah satu negara
tersebut lebih efisien dari negara yang lain di dalam memproduksikan kedua barang.
Dalam keadaan seperti ini kedua belah pihak masih tetap akan mendapat keuntungan
dari perdagangan tersebut. Perdagangan yang saling menguntungkan itu
dimungkinkan oleh wujudnya suatu bentuk keuntungan yang dinamakan keuntungan
berbanding. Contoh dalam Tabel 11.2 menunjukkan bagaimana keuntungan
berbanding itu wujud.
Tabel 11.2
Produksi seorang pekerja dalam satu tahun
Kain (meter) Beras (kg)
Negara M 800 2.400
Negara N 600 1.200

Gambaran tersebut jelas mnunjukkan bahwa seorang pekerja di negara M


lebih efisien dari seorang pekerja di negara N dalam memproduksikan beras dan kain,
karena seorang pekerja di negara itu dapat memproduksikan lebih banyak kain
maupun beras kalu dibandingkan dengan yang ddapat dihasilkan seorang pekerja di

9
negara N. Namun demikian kedua negara tersebut tetap dapat melakukan
perdagangan yang saling menguntungkan.
Kuntungan tersebut timbul sebagai akibat dari perbedaan dalam harga rlatif
dari kain dan beras di masing-masing negara itu. Di negara M 800 meter kain sama
nilainya dengan 2.400 kg beras, dan ini berarti harga relatif di antara kain dengan
beras adalah 1 meter kain = 3 kg beras.
Di negara N seorang pekerja dapat menghasilkan 600 m kain atau 1.200 kg
beras. Dengan demikian di negara N harga relatif di antara kain dan beras adalah 1
meter kain = 2 kg beras, dan ini berarti untuk memproleh semeter kain dibutuhkan 2
kg beras. Dari keadaan ini dapatlah dikatakan harga kain adalah relatif lebih murah di
negara N (karena beras yang dikorbankan untuk memperolehnya adalah lebih sedikit
di negara N kalau dibandingkan dengan di negara M), dan beras adalah relatif lebih
murah di negara M.
Dalam keadaan seperti yang baru digambarkan dan diterangkan di atas negara
N dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksikan kain.
Sedangkan negara M dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam
memproduksikan beras. Dengan demikian keuntungan berbanding dapatlah diartikan
sebagai keuntungan yang diperoleh oleh suatu negara dari mengkhususkan
(melakukan spesialisasi) dalam memproduksi barang-barang yang mempunyai harga
relatif yang lebih rendah dari negara lain.

Keuntungan Mutlak dan Perdagangan


Untuk menunjukkan bagaimana perdagangan akan berlaku apabila setiap
negara yang menikmati “keuntungan mutlak”, akan diperhatikan perdagangan yang
berlaku antara Indonesia dan Thailand.
Di dalam Tabel 11.3 digambarkan (i) tingkat produksi sbelum dan sesudah
spesialisasi, (ii) bentuk dari spesialisasi, (iii) keuntungan dari perdagangan luar
negeri, dan (iv) tingkat konsumsi sebelum dan sesudah perdagangan, di Indonesia dan
di Thailand.

Tabel 11.3

10
Keuntungan Mutlak dan Perdagangan Luar Negeri

Keadaan I: Produksi sebelum spesialisasi


Negara Produksi beras Produksi pakaian Harga relatif
Indonesia 3.000 kg 500 helai 1 helai pakaian = 6 kg beras
Thailand 5.000 kg 250 helai 1 helai pakaian = 20 kg beras

Keadaan II: Produksi sesudah spesialisasi


Negara Produksi beras Produksi pakaian
Indonesia - 1.000 helai
Thailand 10.000 kg -

Keadaan III: Penggunaan sesudah perdagangan


(Kurs pertukaran : 1 helai pakaian = 1.000 kg beras)
Negara Konsumsi beras Konsumsi pakaian
Indonesia 5.000 kg 500 helai
Thailand 5.000 kg 500 helai

Sebelum Spesialisasi
Keadaan I menunjukkan keadaan sebelum wujudnya perdagangan di antara
kedua negara tersebut. Masing-masing negara harus memproduksikan sendiri beras
dan pakaian yang mereka butuhkan. Dalam contoh tersebut dimisalkan masing-
masing negara hanya memiliki dua unit faktor produksi. Maka tiap-tiap negara akan
menggunakan satu unit faktor produksi untuk menghasilkan beras dan satu unit
lainnya untuk menghasilkan pakaian.
Penggunaan satu unit faktor produksi akan menghasilkan beras sebanyak
3.000 kg di Indonesia dan 5.000 kg di Thailand. Dengan demikian Thailand
mempunyai keuntungan mutlak dalam menghasilkan beras. Unit lainnya dari faktor
produksi yang dimiliki setiap negara akan digunakan untuk menghasilkan pakaian. Di
Indonesia ia akan dapat menghasilkan 500 helai, dan di Thailand 250 helai. Ini berarti
Indonesia mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksikan pakaian.

Sesudah Spesialisasi
Sesudah spsialisai produksi beras di Thailand dan pakaian di Indonesia adalah
seperti dalam keadaan II. Yaitu dengan melakukan spesialisasi, Thailand dapat
memproduksikan 10.000 kg beras, sedangkan tanpa spesialisasi Indonesia dan

11
Thailand hanya dapat memproduksikan 8.000 kg beras saja. Juga produksi pakaian
akan bertambah banyak, yaitu dari 750 helai sebelum spesialisasi menjadi 1.000 helai
sesudah spesialisasi. Angka-angka ini menunjukkan bahwa dengan adanya spesialisasi
faktor-faktor produksi dapat digunakan dengan lebih efisien. Ini dapat dilihat dari
jumlah produksi yang semakin banyak walaupun jumlah pekerja adalah tetap.
Sesudah spesialisasi, perdagangan akan wujud. Sebagian dari produksi beras
di Thailand akan dijual ke Indonesia, dan sebagian dari produksi pakaian di Indonesia
akan dijual ke Thailand. Harga luar negeri dan jumlah beras dan pakaian yang akan
diperdagangkan tergantung kepada kesepakatan kedua negara. Agar pertukaran
tersebut menguntungkan kepada kedua negara, haruslah kurs pertukarannya lebih baik
dari harga relatif di dalam negeri. Di dalam contoh di atas dimisalkan kurs pertukaran
yang disepakati oleh Indonesia dan Thailand adalah: 1 helai pakaian = 10 kg beras.
Selanjutnya dimisalkan Indonesia ingin mengimpor 5.000 kg beras. Untuk
memperoleh beras sebanyak ini Indonesia harus mengekspor, sesuai dengan kurs
pertukaran di atas, sebanyak 500 helai pakaian.

Keuntungan Perdagangan
Berdasarkan kepada asumsi di atas maka setelah perdagangan dilakukan
jumlah beras dan pakaian yang tersedia dan dapat digunakan di masing-masimg
megara adalah seperti yang ditunjukkan dalam keadaan III. Dpaat dilihat bahwa
penduduk Indonesia akan menikmati 5.000 kg beras dan 500 helai pakaian. Jumlah ini
adalah lebih tinggi dari yang dapat mereka nikmati sebelum perdagangan (3.000 kg
dan 500 helai pakaian). Keadaan yang sama didapati di Thailand. Sekarang mereka
dapat menggunakan 5.000 kg beras dan 500 helai pakaian (berbanding dengan 5.000
kg beras dan 250 helai pakaian sebelum dilakukan spesialisasi dan perdagangan).
Keadaan ini jelas menunjukkan perdagangan memungkinkan setiap negara menikmati
lebih banyak barang dari yang dapat dihasilkan di dalam negeri.

D. KEUNTUNGAN PERDAGANGAN DALAM GRAFIK


Gambarang secara grafik mengenai keuntungan dari perdagangan perlu
diterangkan secara dua tahap. Dalam tahap pertama ditunjukkan keadaan yang
menunjukkan keadaan sebelum perdagangan, dan pada tahap kedua akan ditunjukkan
tahap sesudah dilakukan perdagangan.

12
Keadaan Sebelum Spesialisasi
Gambar 11.1
Produksi di Perancis dan Kanada sebelum perdagangan

(b) Kanada (a) Perancis


60 120

50 100
Radio (ribu unit)

Radio (ribu unit)


40 80

30 60

20 40

10 20

0 0
0 10 20 30 40 50 60 0 20 40 60 80 100 120
Televisi (ribu unit) Televisi (ribu unit)

Gambar 11.1 (a) menunjukkan kurva kemungkinan produksi untuk Perancis.


Ia menggambarkan bahwa apabila seluruh faktor produksi di Perancis digunakan
untuk memproduksi radio, maka akan dihasilkan 120 ribu unit. Sedangkan apabila
A
yang diproduksikan adalah televisi, ia akan menghasilkan 120 ribu unit. Ini berarti
harga relatif di antara televisi dan radio adalah: 1 radio = 1 televisi. Tanpa
perdagangan, Perancis harus memproduksikan sendiri kedua barang ini. Diasumsikan
penduduk Perancis menginginkan 60 ribu televisi dan 60 ribu radio. Maka tingkat
produksi di Perancis adalah seperti yang ditunjukkan oleh titik A.

13
Gambar 11.1 (b) menunjukkan kurva kemungkinan produksi untuk Kanada.
Kalau faktor-faktor produksi seluruhnya digunakan untuk menghasilkan satu barang
saja, Kanada dapat menghasilkan 60 ribu radio atau 30 ribu televisi. Ini berarti harga
relatif antara radio dan televisi adalah 2 radio = 1 televisi. Seperti Perancis, di Kanada
akan diproduksikan radio dan televisi. Dimisalkan tingkat produksi adalah seperti
yang ditunjukkan oleh titik P, yaitu 20 ribu radio dan 20 ribu televisi.

Keadaan Sesudah Spesialisasi


Kalau dibandingkan harga relatif di antara radio dan televisi di Perancis (1 radio = 1
televisi) dengan di Kanada (2 radio = 1 televisi), dapat disimpulkan bahwa radio
adalah relatif murah di Kanada. Dengan demikian apabila Kanada dan Perancis ingin
melakukan spesialisasi dan perdagangan, keuntungan akan diperoleh apabila Perancis
memproduksikan televisi dan Kanada memproduksikan radio. Keadaan sesudah
perdagangan ditunjukkan dalam Gambar 11.2.

(b) Kanada (a) Perancis


60 120

50 100
Radio (ribu unit)

Radio (ribu unit)

40 80

30 60

20 40

10 20

0 0
0 10 20 30 40 50 60 0 20 40 60 80 100 120
Televisi (ribu unit) Televisi (ribu unit)

Q
m
n

A Q1

B1 P

B q
P

14
Di dalam contoh ini dimisalkan harga di dalam pasaran luar negeri adalah: 1½
radio = 1 televisi. Dengan kurs ini Perancis dan Kanada akan memperoleh keuntungan
dari perdagangan luar negeri. Dalam Gambar 11.2(a) kurs pertukaran tersebut
ditunjukkan oleh garis n dan dalam Gambar 11.2(b) ditunjukkan oleh garis q.

Keuntungan, Spesialisasi dan Perdagangan


Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa apabila seluruh faktor produksi di Perancis
digunakan untuk memproduksi televisi, produksi akan berjumlah 120 ribu
(ditunjukkan oleh titik B). Di Kanada produksi radio akan berjumlah 60 ribu
(ditunjukkan oleh titik Q). Selanjutnya dimisalkan Perancis ingin mngekspor 20 ribu
televisi. Karena kurs pertukaran di antara radio dan televisi adalah 1 ½, maka Kanada
harus menjual 30 ribu radio untuk membayar televisi yang di ekspor Perancis. Maka
sesudah perdagangan penduduk Perancis akan menikmati 100 ribu televisi dan 30 ribu
radio (ditunjukkan oleh titik B1). Sedangkan di Kanada sesudah perdagangan jumlah
barang yang dapat dinikmati penduduknya adalah berjumlah 20 ribu televisi dan 30
ribu radio. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik Q1. Dari uraian yang baru dibuat
dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
i. Sebelum perdagangan tingkat produksi dan tingkat konsumsi
ditunjukkan oleh titik A di Perancis, dan oleh titik P di Kanada.
ii. Sesudah spesialisasi dilakukan tingkat produksi di Perancis
ditunjukkan oleh titik B, dan di Kanada oleh titik Q.
iii. Sesudah spesialisasi dilakukan tingkat konsumsi di Perancis
digambarkan oleh titik B1, dam di Kanada oleh titik Q1. Kedua titik
itu berada diluar (di atas) kurva kemungkinan produksi. Ini berarti
barang-barang yang diperoleh setelah perdagangan adalah lebih
banyak dari yang dapat diproduksikan di dalam negeri.

Syarat Perdagangan
Dalam prakteknya tidaklah mungkin untuk melihat distribusi keuntungan
perdagangan luar negeri secara yang baru diterangkan di atas. Kerumitan ini wujud
oleh karena (i) terdapat banyak barang yang diperjualbelikan di psaran luar negeri,
dan (ii) perdagangan luar negeri dilakukan bukan dengan satu negara lain saja tetapi
dengan banyak negara lain. Disamping itu distribusi keuntungan perdagangan luar

15
negeri perlu dilihat dalam jangka panjang, yaitu bagaimana ia berubah dari tahun ke
tahun.
Dinyatakan secara formula, syarat perdagangan adalah:
Px
100
Pm
Px = indeks harga barang yang diekspor
Pm= indeks harga barang yang diimpor
Syarat perdagangan pada “tahun dasar” diberi angka indeks 100, disebakan karena Px
= 100 dan Pm = 100.

Keuntungan Berbanding dan Perdagangan


Tabel 11.4
Keuntungan Brbanding dan Perdagangan Luar Negeri
Keadaan I: Produksi sebelum spesialisasi
Negara Produksi Mobil Produksi Televisi Harga relatif
Jepang 20 1.200 1 mobil = 60 tv
Amerika Serikat 50 1.500 1 mobil = 30 tv
Jumlah 70 2.700
Keadaan II: Produksi sesudah spesialisasi
Negara Produksi mobil Produksi televisi
Jepang - 2.400
Amerika Serikat 100 -
Keadaan III: Konsumsi sesudah perdagangan
(Kurs pertukaran : 1 mobil = 40 televisi)
Negara Konsumsi mobil Konsumsi televisi
Jepang 40 800
Amerika Serikat 60 1.600
Jumlah 100 2.400

Sebelum Spesialisasi
Dari keadaan yang digambarkan dalam Keadaan I dapat disimpulkan bahwa
harga relatif mobil lebih murah di Amerika Serikat, dan sebaliknya harga relatif
televisi adalah lebih murah di Jepang. Di Amerika Serikat untuk memperoleh satu
mobil yang harus dikorbankan adalah 30 televisi. Di Jepang satu mobil dapat ditukar

16
dengan 60 televisi. Ini berarti bahwa Amerika Serikat mempunyai keuntungan
berbanding dalam mengeluarkan mobil dan Jepang mempunyai keuntungan
berbanding dalam memproduksi televisi.
Perlu dinyatakan semula disini bahwa dalam contoh yang terdapat pada Tabel
11.4 dimisalkan bahwa masing-masing negara memiliki 2 unit faktor-faktor produksi.
Maka sebelum perdagangan, di setiap negara 1 unit akan digunakan untuk
memproduksi mobil dan 1 unit lagi untuk memproduksi televisi.

Sesudah Spesialisasi
Apabila dilakukan spesialisasi dan perdagangan, kedua faktor produksi yang
dimiliki oleh masing-masing negara akan digunakan untuk memproduksi barang yang
memiliki keuntungan berbanding. Oleh karena itu Jepang akan memproduksi televisi
dan Amerika Serikat akan memproduksi mobil. Tingkat produksi yang dicapai
sesudah spesialisasi di Jepang dan Amerika Srikat adalah seperti ditunjukkan dalam
Keadaan II, yaitu 100 mobil (diproduksikan Amerika Serikat) dan 2.400 televisi
(diproduksikan Jepang).
Seperti dalam contoh sebelumnya, di dalam contoh ini perlulah ditentukan
kurs pertukaran dan jumlah barang yang akan diperdagangkan untuk menentukan
jumlah konsumsi mobil dan televisi di Amerika Serikat dan di Jepang. Diasumsikan
kurs pertukaran yang berlaku adalah: 1mobil = 40televisi, dan Amerika Serikat akan
membeli 1.600 televisi. Untuk memenuhi permintaan Amerika Serikat ini Jepang akan
mengekspor 1.600 televisi, dan dari ekpor ini Jepang memperolehi 40 mobil. Keadaan
II memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai jumlah konsumsi mobil dan
televisi di kedua negara setelah perdagangan dilakukan.

Keuntungan Perdagangan
Jika dibandingkan angka-angka dalam Keadaan I dengan Keadaan III, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
 Produksi mobil meningkat (dari 70 menjadi 100 unit), tetapi produksi televisi
berkurang (dari 2.700 menjadi 2.400 unit). Ini sangat menguntungkan karena
harag pertukaran adalah: 40 televisi = 1 mobil. Berarti kekurangan 300 televisi
dapat diganti dengan kenaikan produksi 7,5 mobil. Berarti tambahan 30 unit

17
produksi mobil sama nilainya dengan 1.200 televisi--jumlah yang lebih besar dari
pengurangan produksi televisi yang berlaku sesudah perdagangan.
 Amerika Serikat menikmati keuntungan yang nyata, karena mobil dan televisi
yang dinikmatinya melebihi dari jumlah yang dapat diproduksikan.
 Jumlah televisi di Jepang berkurang sebanyak 1.200 - 800 = 400. Tetapi jumlah
mobil meningkat sebanyak 40-20 = 20. Nilai mobil tambahan ini adalah: 20x40 =
800 unit televisi. Ini berarti Jepang juga memperoleh keuntungan dari
perdagangan luar negeri.

E. PROTEKSI DAN PEMBATASAN PERDAGANGAN


Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha
pemerintah yang membatasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor dari
negara-negara lain dengan tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang
penting artinya dalam pembangunan negara dan kemakmuran perekonomian negara.
Di bawah ini secara ringkas beberapa tujuan penting dari proteksi:
 Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran
 Mendorong perkembangan industri baru
 Mendiversifikasikan perekonomian
 Menghindari kemerotan industri-industri tertentu
 Memperbaiki neraca pembayaran
 Menghindari dumping
 Menambah pendapatan pemerintah
Halangan perdagangan dapat dibedakan menjadi empat jenis:
 Tarif dan pajak impor
 Kuota pembatasan impor
 Hambatan perdagangan bukan tarif
 Pembatasan penggunaan valuta asing

Efek Tarif Ke Atas Impor, Produksi dan Harga


Bagaimana tarif akan mempengaruhi produksi dalam negeri dan perdagangan luar
negeri dapat ditunjukkan dengan menggunakan analisis permintaan dan penawaran.
Gambar 11.3

Sd

18
St

P0 Sd+i

P2

P1
k

Harga

Dd

0
Q3 Q4 Q0 Q2 Q1
Dalam gambar 11.3 kurva Dd dan Sd masing-masing adalah permintaan dan
penawaran ke atas mobil di Indonesia apabila tidak terdapat perdagangan luar negeri.
Dengan demikian tanpa adanya perdagangan luar negeri, harga mobil adalah P0 dan
jumlah mobil yang dijual Q0. Melalui perdagangan luar negeri, para pengusaha
mengimpor mobil ke Indonesia dan impor ini akan menambah penawaran dari Sd
menjadi Sd+i. Pertambahan penawaran tersebut menurunkan harga mobil menjadi P1
dan menambah konsumsi, yaitu sekarang berjumlah Q1.
Apabila pemerintah menggunakan tarif, penawaran akan berkurang menjadi St
dan ini menyebabkan kenaikan harga, yaitu menjadi P2 dan penurunan konsumsi ke
Q2. Dari perubahan-perubahan di atas, dapat disebutkan efek dari tarif, yaitu:
 Konsumsi mobil berkurang yaitu dari Q1 sebelum ada tarif menjadi Q2 sesudah
tarif.
 Harga yang harus dibayar oleh konsumen menjadi lebih tinggi, yaitu dari P1, naik
menjadi P2.
 Pemerintah memperoleh tambahan dari pajak impor dan jumlahnya seperti yang
ditunjukkan oleh kotak k
 Tingkat produksi mobil di dalam negeri tidak terlalu dipengaruhi oleh persaingan
dari mobil yang diimpor. Sebelum perdagangan produksi mobil di dalam negeri
adalah sebesar Q0 tetap sesudah perdagangan dan tanpa adanya tarif, mereka
hanya dapat menjual sebanyak Q3. Adanya tarif memungkinkan produsen dalam
negeri menghasilkan dan menjual sebanyak Q4 mobil.

Proteksi dan Dampak Perdagangan Internasional Bagi Indonesia

19
Secara umum aktivitas ekspor akan memberikan dampak terhadap kesejahteraan
masyarakat melalui sektor produksi yang bersangkutan, setelah itu akan melalui jalur
faktor produksi (tenaga kerja ataupun modal) dan kemudian berakhir ke rumah
tangga. Oleh karena itu dalam analisis ini yang akan dilihat adalah pengaruh ekspor
komoditi terhadap tenaga kerja/ modal dan seberapa besar mempengaruhi pendapatan
rumah tangga:

 Komoditi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

Pada industri makanan, minuman dan tembakau besarnya pengaruh ekspor komoditi
ini terhadap kelompok rumah tangga berpendapatan minim kota merupakan kelompok
terbesar yang persentase global efeknya terbesar (14.5%). Nilai ini melalui jalur
tenaga kerja berpendapatan rendah di kota dengan efek pengganda sebesar 1.823.
Meskipun demikian, efek pengganda terbesar bukan berasal dari jalur tersebut namun
justru melalui pekerja berpendapatan rendah di desa (2.878). Hal ini menunjukkan
bahwa efek dari ekspor komoditi ini lebih mempengaruhi pekerja-pekerja di desa
namun secara agregat justru rumah tangga kota yang menerima pendapatan lebih
besar.

 Komoditi Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit

Ekspor komoditi industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit memberikan efek
kepada rumah tangga berpenghasilan menengah-atas di kota dengan persentase global
efek sebesar 32.3% melalui jalur modal (bukan tenaga kerja) serta yang melalui jalur
ini juga dan memancar ke rumah tangga menengah atas desa dengan persentase efek
global 24.7%. Ditambah yang memancar ke rumah tangga buruh tani, tampak bahwa
jalur modal memberikan dampak terbesar dari dilakukannya ekspor komoditi industri
pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit. Dibandingkan jalur tenaga kerja yang
memancar hanya ke satu atau dua rumah tangga kecuali tenaga kerja berpenghasilan
rendah di kota (kode 6), jalur yang melalui modal memberikan efek yang lebih luas
terhadap perubahan pendapatan seluruh kelompok rumah tangga.

 Komoditi Industri Kayu & Barang dari Kayu

Seperti halnya industri pemintalan dan tekstil, pada ekspor komoditi industri kayu dan
barang dari kayu juga memberikan pengaruh terbesar melalui jalur modal, namun
jalur ini memancar ke rumah tangga bukan pertanian berpendapatan minim di kota.

20
Efek pengganda pada jalur ini juga yang terbesar di samping persentase global
efeknya. Dampak dari ekspor komoditi industri kayu dan barang dari kayu secara
agregat menggambarkan bahwa kelompok rumah tangga yang berpendapatan minim
di kota terkena dampak terbesar

 Komoditi Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam dan
Industri

Pengaruh ekspor komoditi industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari
logam dan industri ke rumah tangga berpendapatan rendah di kota setelah melalui
jalur pengusaha rendah di kota mempunyai persentase efek global terbesar (40,8%).
Namun demikian jalur ini efek penggandanya tidaklah yang paling besar
dibandingkan yang melewati jalur lain pada kelompok tenaga kerja lain ataupun
modal. Sehingga kesimpulannya meskipun pengusaha rendah di kota mempunyai efek
global tertinggi tetapi masih kurang kuat jika dibandingkan efek dari modal dan
pekerja berpendapatan rendah di kota yang pengaruh terbesarnya mempengaruhi
pendapatan rumah tangga menengah-atas kota, menengah-atas desa dan minim kota

 Komoditi Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen

Pada ekspor komoditi industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen, rumah
tangga - rumah tangga menurut kelompok berpendapatan memperoleh pancaran yang
sama besar menurut proporsinya baik oleh jalur tenaga kerja maupun jalur modal
dilihat dari arah origin ke destinasinya. Tetapi yang melalui jalur tenaga kerja berada
pada tiga posisi teratas menurut persentase efek globalnya, sementara melalui jalur
modal berada pada 3 posisi berikutnya. Namun demikian jika dilihat menurut gambar
keseluruhan jalur, pancaran melalui tenaga kerja tidak menyebar ke seluruh kelompok
rumah tangga dan hanya sebagian-sebagian saja, sementara yang melalui modal justru
menyebar ke seluruh kelompok rumah tangga. Pada komoditi ini, sekali lagi efek
global yang diterima cenderung diterima oleh rumah tangga berpendapatan rendah di
kota dan desa. Sementara pengusaha yang mendapatkan efek global terbesar hanyalah
rumah tangga pengusaha pertanian.

Maka dalam hal ini, Pemerintah kiranya dapat mendukung melalui dukungan
pendanaan modal sehingga selain dapat memberikan pengganda terbesar, pemerataan
pendapatan juga dapat dicapai. Injeksi ekspor komoditi industri makanan, minuman

21
dan tembakau telah menyumbangkan persentase global efek terbesar kepada
kelompok rumah tangga berpendapatan minim kota (RTBT Minim Kota) melalui jalur
tenaga kerja berpendapatan rendah di kota. Namun efek pengganda terbesar justru
melalui pekerja berpendapatan rendah di desa. Oleh karena itu, Pemerintah kiranya
dapat memberikan dukungan dengan cara meningkatkan lapangan kerja kepada
kelompok pekerja pendapatan rendah desa karena kelompok ini memberikan efek
pengganda terbesar terhadap peningkatan pendapatan RTBT Minim Desa dan pada
akhirnya dapat mendorong tercapainya pemerataan pendapatan / kesejahteraan
masyarakat.

F. GLOBALISASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


Berdasarkan kepada peristiwa-peristiwa ekonomi yang berlaku di seluruh dunia
semenjak selesainya Perang Dunia Kedua, globalisasi dapat didefinisikan sebagai:
peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi di
antara berbagai negara di dunia.

Faktor-faktor Yang Mewujudkan Globalisasi


Pengertian globalisasi dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dunia dan hubungan
ekonomi luar negeri yang berlaku semenjak akhir tahun 1970an. Semenjak masa
tersebut tingkat ketergantungan di antara berbagai negara menjadi semakin tinggi.
Keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
 Perkembangan politik dunia
 Peningkatan praktek perdagangan bebas
 Perkmbangan perusahaan multi-nasional
 Perkembangan investasi portfolio di pasaran luar negeri
 Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan

Beberapa kebaikan globalisasi;


 Produksi dunia dapat ditingkatkan. Pandangan ini sesuai dengan teori Ricardo
seperti yang diterangkan dalam teori keuntungan berbanding.
 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Perdagangan yang
lebih bebas memungkinkan masyarakat berbagai negara mengimpor lebih banyak
barang dari luar negeri.

22
 Meluaskan pasar untuk hasil produksi dalam negeri. Memungkinkan setiap
negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari dalam negeri.
 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
 Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

Ketidakpuasan terhadap globalisasi:


 Menghambat pertumbuhan sektor industri manufaktur. Negara-negara
berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk memberikan
proteksi kepada industri yang baru berkembang.
 Memperburuk keadaan neraca pembayaran. Apabila sesuatu negara tidak dapat
bersaing di pasaran luar negeri, ekspor tidak berkembang. Ini dapat memperburuk
kedudukan neraca pembayaran.
 Sektor keuangan semakin tidak stabil. Ketika harga-harga saham di pasaran
saham menurun, dana luar negeri akan mengalir ke luar negara, neraca
pembayaran bertambah buruk dan nilai mata uang merosot.
 Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal
yang dinyatakan dalam (1) sampai (3) terjadi pada suatu negara, maka dalam
jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka
panjang, pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan
ekonomi.

Dampak Positif Globalisasi bagi Perekonomian Indonesia

Dalam setiap kerja sama perdagangan internasional yang dilakukan Indonesia dengan
negara lain harus mengandung prinsip saling menguntungkan. Beberapa dampak
positif perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia, di antaranya sebagai
berikut:

a. Mendorong dan Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi

Dengan adanya perdagangan internasional yang dilakukan oleh Indonesia akan dapat
mendorong tumbuhnya industri-industri dalam negeri untuk mengembangkan
usahanya sehingga akan mempercepat pertumbuhan perekonomian dalam negeri.
Perdagangan internasional akan dapat meningkatkan permintaan dan penawaran akan

23
suatu produk. Hal inilah yang mendorong bertumbuhnya industri-industri dalam
negeri. Sebagai contoh, berkembangnya industri batik, kerajinan, dan industri tekstil.

b. Meningkatkan Pendapatan Negara

Melalui perdagangan internasional akan diperoleh devisa yang merupakan salah satu
sumber penerimaan negara. Semakin besar ekspor kita maka semakin besar pula
devisa yang diperoleh. Dengan meningkatnya pendapatan negara maka pembangunan
dapat terlaksana dengan baik dan kebutuhan negara akan dapat terpenuhi.

c. Memperluas Lapangan Pekerjaan

Adanya perdagangan internasional dapat meningkatkan permintaan akan suatu


produk. Hal inilah yang mendorong tumbuh dan berkembangnya industri-industri
dalam negeri sehingga terciptalah lapangan kerja, yang pada akhirnya dapat
mengurangi pengangguran di dalam negeri.

d. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Adanya perdagangan internasional akan dapat memperluas lapangan kerja dalam


negeri, dan banyak masyarakat yang dulunya sulit mencari pekerjaan/menjadi
pengangguran sekarang dapat bekerja dan mempunyai penghasilan. Dengan
berpenghasilan, masyarakat akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, yang berarti
kesejahteraan hidupnya meningkat.

e. Meningkatkan Kualitas Produksi

Agar dapat bersaing dengan negara lain maka Indonesia mau tidak mau juga dituntut
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya agar sesuai dengan standar
mutu internasional dengan cara menerapkan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam
proses produksinya sehingga dapat bersaing dan laku di pasar internasional. Misalnya
dengan mengganti peralatan/mesin industri dengan yang lebih modern dan
bertehnologi.

f. Memajukan Dunia Perbankan dan Lembaga Keuangan Lain

Semakin majunya lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank, karena


bagaimanapun dalam perdagangan internasional akan melibatkan lembaga keuangan

24
untuk membantu memperlancar dan mempermudah transaksi dalam pembayaran
dalam negara lain. Misalnya, mengatasi perbedaan alat pembayaran antarnegara.

Dampak Negatif Globalisasi bagi Perekonomian Indonesia

Dalam setiap kerja sama perdagangan internasional baik bilateral, regional, maupun
multilateral tentu saja selain mempunyai dampak positif juga menimbulkan dampak
negatif. Adapun dampak negatif perdagangan internasional bagi perekonomian
Indonesia adalah sebagai berikut

a. Kelangsungan Hidup Produk Dalam Negeri Teracam

Kelangsungan hidup produksi dalam negeri dapat terancam karena perdagangan


internasional dapat membuka peluang dan kesempatan masuknya produk luar negeri
ke dalam negeri sehingga bagi produk dalam negeri yang kualitasnya rendah tentu
akan kalah bersaing dan tidak laku di pasaran. Sedangkan produk luar negeri yang
proses pembuatannya lebih maju dan modern tentu saja kualitasnya lebih baik akan
laku dan menguasai pasaran.

b. Menyempitnya Pasar Produk Dalam Negeri

Dengan masuknya produk luar negeri ke dalam negeri tentu akan mengurangi pasar di
dalam negeri. Sehingga pasar dalam negeri yang semula dikuasai oleh produk dalam
negeri, perlahan-lahan akan dapat digeser dan dikuasai oleh produk luar negeri.

c. Hancurnya Industri Dalam Negeri

Bagi industri kecil yang kemampuan modalnya kecil dan daya saingnya rendah sudah
pasti akan kalah bersaing dengan pengusaha asing. Akibatnya banyak pengusaha
dalam negeri yang bangkrut atau menutup usahanya. Maka untuk mencegah hal ini
pemerintah melakukan proteksi guna melindungi produksi dalam negeri dari serbuan
produk-produk luar negeri.

d. Meningkatnya Pengangguran

Banyaknya perusahaan yang bangkrut atau gulung tikar karena kalah bersaing dengan
perusahaan asing yang menjual produknya di Indonesia, mengakibatkan banyaknya

25
tenaga kerja yang di-PHK sehingga menyebabkan pengangguran meningkat dan daya
beli masyarakat menurun.

e. Terjadinya Utang Luar Negeri

Dalam perdagangan internasional apabila ekspor negara kita lebih kecil daripada
impor, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya hutang luar negeri. Padahal untuk
membayar hutang tersebut Indonesia harus membayar dengan devisa, akibatnya
devisa Indonesia berkurang dan perekonomian dalam negeri akan terganggu.

Data Perdagangan Internasional Indonesia


Defisit transaksi berjalan triwulan I 2018 menurun sehingga menopang ketahanan
sektor eksternal perekonomian Indonesia. Defisit transaksi berjalan tercatat USD5,5
miliar (2,1% PDB) pada triwulan I 2018, lebih rendah dari defisit pada triwulan
sebelumnya yang mencapai USD6,0 miliar (2,3% PDB). Penurunan defisit transaksi
berjalan terutama dipengaruhi oleh penurunan defisit neraca jasa dan peningkatan
surplus neraca pendapatan sekunder. Penurunan defisit neraca jasa terutama
dipengaruhi kenaikan surplus jasa perjalanan ( travel ) seiring naiknya jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara dan menurunnya impor jasa pengangkutan
( freight ). Peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder sejalan dengan naiknya
penerimaan remitansi dari pekerja migran Indonesia. Sementara itu, surplus neraca
perdagangan nonmigas menurun terutama dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas.
Impor nonmigas juga menurun meski lebih terbatas, dengan impor barang modal dan
bahan baku masih berada pada level yang tinggi sejalan dengan kegiatan produksi dan
investasi yang terus meningkat.

Transaksi modal dan finansial triwulan I 2018 tetap mencatat surplus di tengah
tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Surplus transaksi modal dan
finansial pada triwulan I 2018 tercatat USD1,9 miliar, terutama ditopang oleh aliran
masuk investasi langsung yang masih cukup tinggi. Hal ini mencerminkan tetap
positifnya persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. Namun
demikian, surplus transaksi modal dan finansial triwulan I 2018 tercatat lebih rendah
dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya. Penurunan surplus tidak

26
terlepas dari dampak peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan global yang
kemudian mengakibatkan penyesuaian penempatan dana asing di pasar saham dan
pasar surat utang pemerintah. Penurunan surplus juga dipengaruhi oleh komponen
investasi lainnya yang tercatat defisit, terutama dipengaruhi naiknya penempatan
simpanan sektor swasta pada bank di luar negeri.

Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2018


mencatat defisit seiring dengan menurunnya surplus transaksi modal dan finansial.
Defisit NPI pada triwulan I 2018 tercatat USD3,9 miliar. Dengan perkembangan NPI
tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2018 tercatat sebesar USD126,0
miliar. Jumlah cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor dan
utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

TABEL 1
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
RINGKASAN
(Juta USD)

Mei 2018
2016 2017* 2018
ITEMS
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I**

I . Transaksi Berjalan -4,634 -5,570 -4,951 -1,797 -16,952 -2,164 -4,705 -4,616 -6,043 -17,528 -5,542
A. Barang 2,598 3,733 3,892 5,095 15,318 5,635 4,835 5,258 3,057 18,785 2,357
- Ekspor 33,042 36,287 34,898 40,243 144,470 40,763 39,167 43,392 45,531 168,854 44,409
-
- Impor -30,444 -32,554 -31,006 -35,147 -129,152 -35,128 -34,332 -38,133 -42,475 150,069 -42,052
1. Barang Dagangan Umum 2,302 3,501 3,675 5,266 14,744 5,470 4,575 5,042 2,799 17,886 2,054
- Ekspor, fob. 32,703 35,983 34,561 39,857 143,105 40,439 38,811 42,824 44,899 166,973 43,783
-
- Impor, fob. -30,401 -32,482 -30,886 -34,592 -128,360 -34,969 -34,237 -37,781 -42,100 149,087 -41,729
a. Nonmigas 3,203 4,938 5,003 6,371 19,516 7,647 6,115 6,323 5,150 25,236 4,418
- Ekspor, fob 29,849 32,753 31,292 36,294 130,188 36,479 35,388 38,958 40,574 151,400 39,642
-
- Impor, fob -26,646 -27,815 -26,289 -29,923 -110,672 -28,832 -29,273 -32,635 -35,425 126,164 -35,224
b. Migas -901 -1,437 -1,328 -1,106 -4,772 -2,177 -1,540 -1,281 -2,351 -7,349 -2,363
- Ekspor, fob 2,854 3,230 3,269 3,563 12,916 3,960 3,423 3,865 4,325 15,573 4,141
- Impor, fob -3,755 -4,667 -4,597 -4,669 -17,688 -6,137 -4,964 -5,146 -6,675 -22,922 -6,504
2. Barang Lainnya 295 231 217 -170 574 165 260 216 258 899 303
- Ekspor, fob. 339 304 337 386 1,365 324 356 568 633 1,881 626
- Impor, fob. -44 -72 -120 -556 -792 -159 -96 -352 -375 -982 -323
B. Jasa - jasa -1,172 -2,450 -1,724 -1,739 -7,084 -1,229 -2,223 -2,121 -2,258 -7,831 -1,425
- Ekspor 5,773 5,308 5,801 6,441 23,324 5,825 5,552 6,476 6,794 24,647 6,919
- Impor -6,945 -7,758 -7,525 -8,180 -30,407 -7,054 -7,775 -8,598 -9,052 -32,478 -8,344
C. Pendapatan Primer -7,291 -7,970 -8,124 -6,263 -29,647 -7,709 -8,309 -8,930 -8,031 -32,979 -7,887
- Penerimaan 713 861 1,177 1,298 4,048 1,599 1,708 1,520 1,679 6,505 1,730
- Pembayaran -8,003 -8,830 -9,300 -7,561 -33,695 -9,308 -10,017 -10,450 -9,711 -39,485 -9,616
D. Pendapatan Sekunder 1,231 1,116 1,004 1,109 4,460 1,138 993 1,176 1,190 4,498 1,412
- Penerimaan 2,447 2,540 2,373 2,472 9,832 2,356 2,490 2,550 2,595 9,990 2,828
- Pembayaran -1,217 -1,423 -1,368 -1,363 -5,371 -1,217 -1,497 -1,374 -1,405 -5,493 -1,416
II. Transaksi Modal 1 6 6 29 41 0 5 19 22 46 58

27
- Penerimaan 1 6 6 29 41 0 5 19 22 46 58
- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
III. Transaksi Finansial 4,419 7,102 10,059 7,726 29,306 6,926 5,527 10,234 6,800 29,488 1,814
- Aset -659 -4,768 3,086 18,261 15,920 -4,303 -8,054 -4,138 -1,455 -17,950 -4,640
- Kewajiban 5,077 11,870 6,973 -10,534 13,386 11,229 13,582 14,372 8,256 47,438 6,454
1. Investasi Langsung 2,827 3,174 6,594 3,541 16,136 2,845 4,491 7,579 4,256 19,171 3,129
a. Aset 5) -370 -1,372 466 12,870 11,594 -390 -104 -1,065 -537 -2,096 -839
b. Kewajiban 5) 3,197 4,545 6,129 -9,329 4,542 3,235 4,595 8,643 4,793 21,267 3,968
2. Investasi Portofolio 4,438 8,304 6,563 -309 18,996 6,536 8,126 4,030 1,956 20,648 -1,174
a. Aset -167 402 1,938 46 2,218 -1,019 -223 -732 -1,382 -3,356 -1,422
b. Kewajiban 4,605 7,902 4,625 -355 16,778 7,555 8,349 4,762 3,338 24,004 248
- Sektor publik2) 4,919 7,213 3,211 1,492 16,835 6,437 4,530 6,107 4,804 21,877 2,569
- Sektor swasta3) -314 690 1,414 -1,847 -57 1,119 3,820 -1,345 -1,467 2,126 -2,321
3. Derivatif Finansial -22 -25 -28 66 -9 -72 25 -12 -69 -128 60
4. Investasi Lainnya -2,825 -4,351 -3,070 4,429 -5,817 -2,383 -7,115 -1,363 657 -10,203 -200
a. Aset -398 -3,969 522 5,344 1,499 -3,078 -7,850 -2,430 418 -12,940 -2,569
b. Kewajiban -2,426 -382 -3,592 -915 -7,316 695 735 1,067 239 2,737 2,368
- Sektor publik2) -25 -1,255 -1,094 5 -2,369 121 -923 48 -597 -1,353 650
- Sektor swasta3) -2,402 872 -2,498 -919 -4,947 575 1,659 1,020 836 4,090 1,718
IV. Total (I + II + III) -215 1,537 5,114 5,958 12,394 4,761 827 5,638 780 12,006 -3,669
V. Selisih Perhitungan Bersih -72 625 594 -1,453 -305 -247 -89 -278 194 -420 -185
VI . Neraca Keseluruhan (IV + V) -287 2,162 5,708 4,505 12,089 4,514 739 5,359 974 11,586 -3,855
VII. Cadangan Devisa dan yang
terkait 4) 287 -2,162 -5,708 -4,505 -12,089 -4,514 -739 -5,359 -974 -11,586 3,855
A. Transaksi Cadangan Devisa 287 -2,162 -5,708 -4,505 -12,089 -4,514 -739 -5,359 -974 -11,586 3,855
B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:
126,00
- Posisi Cadangan Devisa 107,543 109,789 115,671 116,362 116,362 121,806 123,094 129,402 130,196 130,196 3
Dalam Bulan Impor dan Pembayaran
Utang Luar Negeri Pemerintah
7.7 8.0 8.5 8.4 8.4 8.6 8.6 8.6 8.3 8.3 7.7
- Transaksi Berjalan (% PDB) -2.14 -2.41 -2.03 -0.75 -1.82 -0.89 -1.86 -1.76 -2.34 -1.73 -2.15

Catatan
1). Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5
2). Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral
3). Terdiri dari Bank and Non Bank
4). Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit
5). Besarnya Inflow DI aset dan outflow DI liabilities pada Tw.IV'16 dan 2016
dipengaruhi oleh transaksi divestasi sektor perbankan melalui crossing di pasar
negosiasi
*angka sementara
**angka sangat sementara

28
Contoh Soal
1. Sebutkan faktor-faktor yang mendorong terjadinya Perdagangan Internasional!
Jawab:
 adanya keterbatasan kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan semua
barang yang dibutuhkan warganya,
 adanya kelebihan hasil dari suatu Negara, sementara ada Negara lain yang
mengalami kekurangan,
 kebutuhan Negara yang tidak terbatas dan semakin meningkat,
 spesialisasi atas dasar keahlian dari Negara-negara tertentu dan peredaan
iklim dari berbagai Negara, dan
 lalu lintas perdagangan yang makin maju dan luas.

2. Sebutkan Tujuan Perdagangan Internasional!


Jawab:
 Mencukupi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
 Melindungi industri atau produksi dalam negeri
 Memperluas lapangan kerja
 Memperoleh pendapatan Negara dari luar negeri melalui kegiatan ekspor dan
impor
 Memperoleh keuntungan lainnya dari bidang poitik, keamanan pertahanan
dan sosial budaya.

3. Sebutkan manfaat Perdagangan Internasional!


Jawab:
 Meningkatkan hubungan persahabatan antar Negara
 Kebutuhan setiap Negara tercukupi
 Negara pengekspor memperoleh keuntungan
 Setiap Negara dapat mengadakan spesialisasi produksi
 Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Mendorong kegiatan produksi barang secara maksimal

1
4. Sebutkan fungsi devisa!
Jawab;
- Membiayai impor barang-barang
- Membiayai jasa-jasa yang diterima dari luar negeri
- Membiayai perjalanan dinas para penjabat keluar negeri
- Membiayai kantor-kantor kedutaan di luar negeri
- Membiayai kantor-kantor konsulat atau militer di luar negeri
- Membiayai pengiriman misi kesenian atau kebudayaan ke luar negeri
- Membiayai kontingen olahraga ke luar negeri

5. Apa yang dimaksud dengan Dumping..


Jawab; kebijakan yang dilakukan oleh suatu Negara dengan cara menjual barang
ke luar negeri lebih murah dari pada di jual di dalam negeri.

6. Apa dampak negatif perdagangan internasional bagi perekonomian indonesia ?


Jawab:
a. Apabila negara tidak memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan bersaing
negara akan menjadi sasaran penjualan dan kebanjiran barang dan jasa dari negara
lain. Sehingga impor meningkat dan akan mengurangi cadangan devisa negara.

b. Masuknya produk barang dan jasa secara bebas di dalam negeri akan
mengancam kelangsungan industri dalam negeri untuk mengurangi
produktifitasnya sehingga kesempatan kerja berkurang. Pendapatan nasional akan
menurun dan perekonomian nasional akan menurun.

c. Masuknya pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan kepribadian


bangsa akan mengancam generasi muda dan moral bangsa Indonesia.

d. Tingginya semangat untuk mencapai efisiensi dan profit motif cendrung


menurun atau hilangnya solidaritas sosial dan nasionalisme.

2
7. Bagaimana cara untuk mengantisipasi adanya dampak negatif perdagangan
internasional bagi perekonomian indonesia ?

Jawab:

1. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia melalui perbaikan


sistem pendidikan nasional.

2. Meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber-sumber ekonomi.

3. Meningkatkan IPTEK baik di bidang produksi, informasi, komunikasi, dan


transportasi.

4. Ikut secara aktif dalam forum-forum kerja sama ekonomi dan


memanfaatkannya bagi kepentingan kemajuan bangsa.

5. Melakukan penyempurnaan lebih lanjut dalam rangka deregulasi dan


debirokrasi di segala bidang secara efektif dan efisien.

6. Pembangunan moral bangsa dengan menanamkan solidaritas sosial dan


nasionalisme yang kuat di bidang politik dan ekonomi.

8. Keuntungan Mutlak Dari Perdagangan Luar Negeri


Sebelum perdagangan
Negara Produksi beras Produksi pakaian Harga relatif
China 6.000 kg 100 helai 1 hl pkn = 60 kg brs
Malaysia 10.000 kg 50 helai 1 hl pkn = 200 kg brs
Produksi sesudah spesialisasi
China - 200 helai -
Malaysia 20.000 kg - -
Sesudah perdagangan
China 10.000 kg 100 helai Kurs pertukaran 1 hl
Malaysia 10.000 kg 100 helai
pkn = 100 kg brs
Di China spesialisasi dalam produksi pakaian
Didalam negerinya 1 helai pakaian = 60 kg beras
Kurs pertukaran luar negeri 1 helai pakaian = 100 kg beras

3
Untung 40 kg beras
Di Malaysia spesialisasi dalam produksi pakaian
Didalam negerinya 1 helai pakaian = 60 kg beras
Kurs pertukaran luar negeri 1 helai pakaian = 100 kg beras
Untung 40 kg beras

9. Keuntungan Berbanding Perdagangan Luar Negeri


Sebelum Perdagangan
Negara Produksi motor Produksi TV Harga relatif
Korea 40 500 1 motor = 12,5 TV
Thailand 60 600 1 motor = 7,5 TV
Produksi sesudah spesialisasi
Korea - 1.000 -
Thailand 160 - -
Sesudah Perdagangan
Negara Konsumsi motor Konsumsi TV Kurs pertukaraan
Korea 60 400
1 motor = 10 TV
Thailand 100 600

Di Korea spesialisasi dalam produksi TV


Didalam negerinya 1 motor = 12,5 TV
Kurs pertukaran (LN) 1 motor = 10 TV
Untung = 2,5 TV

Di Thailand spesialisasi dalam produksi TV


Didalam negerinya 1 motor = 7,5 TV
Kurs pertukaran (LN) 1 motor = 10 TV
Untung = 2,5 TV

10. Keuntungan Berbanding Perdagangan Luar Negeri


Sebelum Perdagangan
Negara Produksi jagung Produksi kain Harga relatif

4
A 10 juta kg 2 juta meter 1 m kain = 5 kg jagung
B 3 juta kg 1 juta meter 1 m kain = 3 kg jagung
Produksi sesudah spesialisasi
A 20 juta kg - -
B - 4 juta meter -
Sesudah Perdagangan
Negara Konsumsi jagung Konsumsi kain Kurs pertukaraan 1 m
A 13 juta kg 3 juta meter
kain = 4 kg jagung
B 7 juta kg 1 juta meter

Di negara A spesialisasi dalam produksi jagung


Didalam negerinya 1 meter kain = 5 kg jagung
Kurs pertukaran (LN) 1 meter kain = 4 kg jagung
Untung 1 kg jagung

Di negara B spesialisasi dalam produksi jagung


Didalam negerinya 1 meter kain = 3 kg jagung
Kurs pertukaran (LN) 1 meter kain = 4 kg jagung
Untung 1 kg jagung

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Melakukan perdagangan memberi kepada berbagai negara untuk berkembang
lebih cepat, dan meningkatkan pendapatan kesempatan masyarakat. Melalui

5
spesialisasi dan perdagangan kesejahteraan masyarakat berbagai negara dapat
ditingkatkan.
Empat kebaikan perdagangan yang utama adalah (i) dapat memperoleh
barang yang tidak dihasilkan di luar negeri, (ii) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui spesialisasi, (iii) memperluas pasaran barang-barang
domestik, dan (iv) memperoleh barang modal yang lebih baik, dana modal yang
lebih banyak, dan tenaga kerja serta kepakaran yang lebih baik dari negara lain.
Spesialisasi dapat mewujudkan dua bentuk keuntungan dari perdagangan:
mutlak dan berbanding. Negara memperoleh keuntungan mutlak apabila negara
itu dapat menghasilkan barang dengan lebih murah biayanya. Suatu negara
dikatakan mendapatkan keuntungan berbanding apabila negara itu dapat
menikmati harga pertukaran di antara barang tersebut dengan barang lain, yang
lebih murah dari negara lain, walaupun efisiensi pengeluarannya lebih rendah dari
negara lain. Di masa lalu negara-negara tidak sepenuhnya mempraktekkan
perdagangan bebas. Berbagai negara menggunakan hambatan perdagangan untuk
kepentingan tertentu.
Globalisasi merupakan konsep yang menerangkan (i) peningkatan
ketergantungan sesuatu negara dengan berbagai negara lain di dunia, dan (ii)
peningkatan kegiatan perdagangan bebas dan aliran modal yang lebih bebas.
Globalisasi dapat berdampaik baik juga buruk bagi perekonomian suatu negara.

DAFTAR PUSTAKA

http://iindahpermata94.blogspot.com/2015/10/1.html

6
http://pickuptaxi2016.blogspot.com/2014/11/contoh-soal-dan-pembahasan-

tentang.html

https://www.bi.go.id/id/publikasi/survei/perbankan/Pages/SP_TW4_2018.aspx

Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar. Ed. 3. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai