Anda di halaman 1dari 14

“MODAL SAHAM – TRANSAKSI

SAAT PENDIRIAN”

KELOMPOK 3:

PASKALIS YANIANGGA NPM : 2016-62-201-018


SANDI IRAWAN NPM : 2016-62-201-019
DORKAS KAIZE NPM : 2016-62-201-021
NURUL KHUSNA NPM : 2016-62-201-023
SARA K. KOREOM NPM : 2016-62-201-024
 PENGERTIAN MODAL SAHAM
Modal Saham adalah tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut.
 JENIS-JENIS SAHAM
Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang melunasinya dilakukan dalam
urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga
risikonya adalah yang paling besar. Karena risikonya besar, biasanya
jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka dividen saham
biasa akan lebih besar daripada saham prioritas.

Sertifikat Saham
Sertifikat saham ini dikeluarkan oleh PT Danareksa, yaitu suatu PT
yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli
saham perusahaan-perusahaan yang “go public” melalui pasar modal
dan menjualnya kembali kepada masyarakat umum dalam bentuk
sertifikat saham. Karena sahamnya dimiliki oleh PT Danareksa, maka
hak suara atas saham tersebut juga berada pada PT Danareksa.
Pemilik sertifikat saham tidak memiliki hak suara dalam PT.

Saham prioritas
Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya dihubungkan
dengan pembagian deviden dan pembagian aktiva pada saat
perusahaan dilikuidasi. Dalam hal pembagian deviden adalah bahwa
deviden yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham
prioritas, kalau ada kelebihan baru dibagikan kepada pemegang
saham biasa.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritasnya yaitu:
 Saham Prioritas Kumulatif dan tidak Kumulatif
Saham prioritas kumulatif adalah saham prioritas yang devidennya
setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam
suatu tahun deviden tidak dapat dibayar, maka pada tahun-tahun
berikutnya deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu,
sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
Saham prioritas tidak kumulatif adalah deviden tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-
tahun berikutnya. Jika akan membayar deviden untuk saham biasa,
kewajibannya hanya membayar deviden saham prioritas untuk tahun
tersebut.

 Saham prioritas berpartisipasi dan tidak berpartisipasi


Saham prioritas berpartisipasi adalah jika saham prioritas berhak
atas deviden dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa
sesudah saham biasa mendapat deviden sebesar persentase deviden
saham prioritas. Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah saham
prioritas akan mendapat deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan
dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat deviden
dengan tarif yang sama dengan saham prioritas.
o Saham Prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidasi
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap
menerima dividen yang belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi
mencukupi. Sesudah pelunasi dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika
saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan dividen dan
nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham
yang biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir
akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa modal disetor yang
masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak
memperoleh pengembalian.

o Saham prioritas yang dapat ditukar dengan Saham Biasa


Kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar
dengan saham biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan
sahamnya dengan saham biasa dalam keadaan dividen yang dibagi untuk
saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada dividen untuk saham
prioritas. Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan
akan berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa
dari pada saham prioritas karena saham biasa mempunyai klaim yang
tidak terbatas atas laba.
HAK - HAK PEMEGANG SAHAM
Pemegang saham (shareholder atau stockholder),
adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah
memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para
pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan
tersebut

Menurut Pasal 52 ayat (1) Saham


memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
a. hak menghadiri dan mengeluarkan suara
dalam RUPS;
b. hak menerima pembayaran dividen dan
sisa kekayaan hasil likuidasi;
c. hak menjalankan hak lainnya
berdasarkan UUPT
KAMU HARUS TAHU

Hak pemegang saham tersebut baru berlaku setelah saham


dicatat dalam daftar pemegang saham atas nama pemiliknya
(Pasal 52 ayat (2).
Hak tersebut juga baru bisa dilaksanakan setelah semua
persyaratan kepemilikan saham yang telah dipenuhi karena
jika tidak, pihak yang memperoleh kepemilikan saham
tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang
saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam
kuorum (Pasal 49 ayat (3).
Dalam hal 1 (satu) saham dimiliki oleh lebih dari 1 (satu)
orang, hak yang timbul dari saham tersebut digunakan
dengan cara menunjuk 1 (satu) orang sebagai wakil bersama.
Namun hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara
dalam RUPS maupun menjalankan hak lain tidak berlaku
bagi klasifikasi saham tertentu sebagaimana ditetapkan
dalam UUPT.
PEMBATALAN PESANAN SAHAM
Pesanan saham bisa batal apabila pemesan tidak bisa
melunasi harga saham yang sudah dipesan. Apabila hal
ini terjadi, maka terdapat beberapa alternatif
penyelesaiannya :

 Pembayaran yang telah diterima dari pemesan


dikembalikan semuanya.
 Diberikan sertifikat saham kepada pemesan
ekuivalen dengan jumlah pembayaran yang telah
dilakukan.
 Pembayaran yang telah diterima dari pemesan
dikembalikan setelah dikurangi dengan rugi
penjualan kembali saham yang batal dipesan.
 Pembayaran yang sudah dilakukan oleh pemesan
dianggap hilang / hangus.
 Misal :
Perusahaan menerima pesanan saham sebanyak 250 lembar dengan
nilai nominal Rp 10.000,- per lembar dan harga jual Rp 12.500,- per
lembar. Dari pesanan tersebut, pemesan telah menyetorkan uang
muka sebesar 30 %, dan sisanya akan dilunasi satu bulan kemudian.
Pada saat jatuh tempo pelunasan pesanan saham, ternyata pemesan
tidak dapat melunasinya. Saham yang batal dipesan dapat dijual
dengan harga @ Rp 12.250,-

Berdasarkan keempat alternatif di atas, maka jurnal yang dibuat


adalah sebagai berikut :
1. Seluruh pembayaran dikembalikan semuanya.
1. Mencatat pesanan yang dibatalkan
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,-
Agio Saham Rp 625.000,-
Piutang Pesanan Saham Rp 2.187.500,-
Kas Rp 937.500,-
2. Mencatat penjualan kembali saham yang batal
dipesan
Kas Rp 3.062.500,-
Modal Saham Rp 2.500.000,-
Agio Saham Rp 562.500,-
2. Diserahkan saham ekuivalen dengan harga yang sudah dibayar (30 % dari
seluruh harga saham)
1. Mencatat pembatalan pesanan dan penyerahan sertifikat saham
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- -
Agio Saham Rp 437.500,- -
Piutang Pesanan Saham - Rp 2.187.500,-
Modal Saham - Rp 750.000,-

2. Mencatat penjualan kembali saham yang batal dipesan (70 % dari seluruh
saham)
Kas Rp 2.143.750,- -
Modal Saham - Rp 1.750.000,-
Agio Saham - Rp 393.750,-
3. Pembayaran yang telah dilakukan pemesan dianggap hilang / hangus
1. Mencatat pembatalan pesanan saham
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- -
Agio Saham Rp 625.000,- -
Piutang Pesanan Saham - Rp 2.187.500,-
Modal dari Pembatalan Pesanan Saham - Rp 937.500,-

2. Mencatat Penjualan kembali saham


Kas Rp 2.143.750,- -
Modal Saham - Rp 1.750.000,-
Agio Saham - Rp 393.750,-
4. Uang yang sudah dibayarkan dikembalikan setelah dikurangi kerugian akibat
pembatalan pesanan dan biaya yang timbul dari penjualan kembali saham yang
batal dipesan.

Misal : biaya penjualan saham yang batal dipesan Rp 7.500,-


1. Mencatat pembatalan pesanan saham
Modal Saham Dipesan Rp 2.500.000,- -
Agio Saham Rp 625.000,- -
Piutang Pesanan Saham - Rp 2.187.500,-
Hutang kepada pemesan saham - Rp 937.500,-

2. Mencatat Penjualan kembali saham


Kas Rp 3.062.500,- -
Hutang kepada pemesan Saham Rp 62.500,- -
Modal Saham - Rp 2.500.000,-
Agio Saham - Rp 625.000,-

3. Mencatat biaya penjualan kembali saham


Hutang kepada Pemesan Saham Rp 7.500,- -
Kas - Rp 7.500,-

4. Mencatat pengembalian uang muka pesanan kepada pemesan


Hutang kepada Pemesan Saham Rp 867.500,- -
Kas - Rp 867.500,-
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai