Anda di halaman 1dari 12

2.

1 Pengertian Pendapatan Nasional


Pendapatan Nasional atau Produk Nasional adalah data yang menggambarkan suatu tingkat
produksi yang dapat dicapai oleh suatu negara dalam satu tahun tertentu atau perubahannya dari
tahun ke tahun. Dalam konsep yang lebih spesifik produk nasional atau pendapatan nasional
dapat dipandang dari dua segi, yaitu: segi pendapatan dan segi produk.
a. Dari segi pendapatan
Gross National Income (GNI) adalah jumlah dari seluruh pendapatan seperti upah, sewa,
bunga modal dan laba pengusaha yang telah diterima oleh seluruh warga masyarakat selama
menghasilkan produk nasional tersebut (biasanya selama satu tahun).
b. Dari segi produk
Gross National Product (GNP) adalah jumlah nilai dari barang-barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu masyarakat suatu negara dalam satu tahun dan dihitung menurut harga
pasar.

Perbedaan Antara GNP dan GDP


GNP atau Gross National Product
adalah meliputi barang-barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga negara suatu negara,
baik yang berada didalam negeri ataupun yang berada diluar negeri.
Barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan asing yang ada di luar negeri
tersebut tidak dimasukkan dalam GNP negara tersebut.
GDP atau Gross Domestic Product
adalah barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam wilayah negara
tersebut, baik oleh perusahaan nasional atau perusahaan asing. Sehingga barang-barang dan
jasa perusahaan asing masuk dalam perhitungan GDP.
Dari besarnya GNP dan GDP ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa bila GDP
suatu negara lebih besar dari GNP-nya (GDP > GNP) ini berarti bahwa penanaman modal asing
dalam negara tersebut adalah lebih besar dari pada penanaman modal negera tersebut dinegara
asing. Demikian pula sebaliknya bila GNP yang lebih besar dari GDP (GNP > GDP), maka
berarti penanaman modal negara tersebut diluar negeri lebih besar dari pada seluruh modal asing
di negara tersebut.
Selisih antara GNP dan GDP ini berbentuk pembayaran keluar negeri yang disebut dengan
Net Factor Income to Abroad atau disebut juga dengan Pendapatan Faktor Netto dari Luar negeri
(PFN dari LN), yaitu pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi
dengan pendapatanfaktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri. Jadi GDP = GNP -
PFN dari LN.
GNP (Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto/ PNB didefinisikan sebagai
pendapatan nasional yang dihitung berdasarkan nilai pasar untuk semua barang dan jasa akhir
yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama satu tahun. PNB ini hanya merupakan ukuran
produksi dan bukan penjualan, maka semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam tahun tersebut
dihitung sebagai bagian dari PNB tanpa memperhatikan apakah barang itu dijual atau tidak.
Seandainya ada produksi yang dihasilkan lalu hanya disimpan di gudang, maka produk tersebut
tetap dihitung sebagai PNB pada tahun yang bersangkutan. Karena PNB hanya mengukur tentang
produksi pada saat ini (tahun ini), maka banyak transaksi pasar melalui jual beli yang dikeluarkan
dari perhitungan ini, diantaranya :
1). Transaksi untuk barang-barang bekas
2). Pembayaran pindahan (transfer payment)
3). Capital Losses dan Capital Gains
4). Kegiatan-kegiatan yang karena alasan praktis
5). Kegiatan-kegiatan yang ilegal

2.2 Kegunaan Hasil Perhitungan Pendapatan Nasional


Perhitungan terhadap pendapatan nasional oleh suatu negara adalah sangat penting. Beberapa
peranan penting pendapatan nasional antara lain:
1. Pendapatan nasional merupakan alat pengukur bagi tinggi rendahnya tingkat hidup atau
kemakmuran suatu bangsa yang secara kuantitatif tingkat hidup suatu bangsa atau suatu
masyarakat ditentukan oleh pendapatan perkapita, yaitu pendapatan nasional dibagi jumlah
seluruh penduduk.
2. Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara yang
bersangkutan, seperti: agraris atau industri, disamping besarnya peranan masing-masing
sektor tersebut dalam pembentukan pendapatan nasional.
3. Sebagai dasar pertimbangan didalam pembuatan proyeksi perkembangan perekonomian di
masa yang akan datang
4. Berguna untuk mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri
dari tahun ke tahun
5. Sebagai alat kontrol dan bahan evaluasi bagi penguasa dalam menjalankan pemerintahannya,
dan lain-lain

2.3 Cara Menghitung Pendapatan Nasional


Untuk menghitung pendapatan nasional bukan pekerjaan yang mudah. Sebab untuk
menjumlahkan berbagai jenis barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat
sampai saat sekarang belum ada satu alat pengukur yang dipergunakan. Suatu cara yang sudah
disepakati adalah menjumlahkan saja berbagai jenis barang dan jasa dan dari jumlah itulah yang
disebut GNP.

Beberapa kesulitan yang sering dihadapi pada waktu akan melakukan perhitungan dan
penjumlahan pendapatan nasional adalah:
1. Kurang lengkapnya statistik dari berbagai sektor kegiatan ekonomi sehubungan dengan tidak
lengkapnya data yang dibutuhkan maupun kurangnya tenaga-tenaga statistik, juga masyarakat
sendiri yang kurang memperhatikan arti pentingnya statistik.
2. Suatu kesalahan yang mudah terjadi pada saat melakukan perhitungan adalah timbulnya
perhitungan ganda (double counting) yaitu terhitungnya sesuatu item dua kali atau lebih, yang
semestinya hanya dihitung sekali saja. Inipun bisa terjadi karena sulitnya memisahkan secara
jelas dan tegas antara barang akhir dan barang perantara.
Agar tidak terjadi perhitungan ganda, maka di dalam perhitungan besarnya GNP, perhitungan
nilai barang didasarkan pada:
1. Final Product atau hasil akhir, yaitu jumlah barang yang diproduksi dalam bentuk jadi dalam
waktu satu periode.
2. Value Added, yaitu nilai yang ditambahkan.
Sebagai gambaran, marilah ikuti contoh berikut ini:
Misalkan kita akan menghitung hasil produksi roti, dimana: roti yang dimaksud dibuat dari
tepung, sedangkan tepungnya sendiri dibuat dari gandum. Andaikata nilai gandum setinggi
Rp 2.000,00 dan telah menjadi tepung nilainya menjadi Rp 3.500,00 dan kemudian setelah
menjadi roti nilainya menjadi Rp 4.750,00 yaitu atas dasar nilai akhir (final product). Dan
apabila perhitungan tersebut menggunakan dasar nilai yang ditambahkan (value added), maka
nilai produksi akan dihitung sebagai berikut:
= Rp 2.000,00 + (Rp 3.500,00 – Rp 2.000,00) + (Rp 4.750,00 – Rp3.500,00)
= Rp 2.000,00 + Rp 1.500,00 + RP 1.250,00
= Rp 4.750,00

2.4 Metodel Pendekatan Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional


Dalam menghitung pendapatan nasional dapat digunakan 3 (tiga) metode/pendekatan, yaitu:
Metode Produksi, Metode Pendapatan dan Metode Pengeluaran. Dari ketiga cara perhitungan
tersebut akan diperoleh hasil yang sarna, sebab yang dihitung pada hakekatnya adalah sesuatu
yang sama. Berikut ini adalah perhitungan dari ketiga metode/pendekatan tersebut, yaitu:

1). Metode Produksi (Production Approach)


Dari segi produksi maka pendapatan nasional itu diperoleh dengan cara menghitung semua
nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor kegiatan ekonomi. Atau dapat
juga dengan cara menjumlahkan secara total seluruh nilai tambah (value added) dari semua sektor
kegiatan ekonomi.
Perhitungan Pendapatan Nasional menurut cara produksi yang dinilai berdasarkan kepada
besamya pembayaran terhadap faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menciptakan
pendapatan nasional disebut Gross Domestic Product (GDP) menurut harga faktor.
Untuk kepentingan perhitungan pendapatan nasional ini, perekonomian suatu masyarakat
dibagi dalam sektor-sektor, yaitu:
1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum
5. Sektor Kontruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan
9. Sektor Jasa-jasa
Jumlah seluruh barang dan jasa akhir yang dihasilkan semua sektor tersebut merupakan
produk nasional. Untuk jelasnya, pada tabel 2.1 berikut ini diberikan suatu contoh perhitungan
pendapatan nasional menurut cara produksi yang dinilai berdasarkan kepada besarnya
pembayaran terhadap faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menciptakan pendapatan
nasional. Dan nilai pendapatan nasional yang diperoleh disebut Gross Domestic Product (GDP)
menurut harga faktor.

Tabel 2.1
Pendapatan Nasional Negara “X”
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009
(dalam milyar rupiah)

No. SEKTOR NILAI


1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 4.216
2. Pertambangan dan Penggalian 579
3. Industri Pengolahan 868
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 675
5. Konstruksi 422
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.350
7. Pengangkutan dan Komunikasi 815
8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 1.165
9. Jasa-jasa 910

Gross Domestic Product menurut harga faktor 12.000

Secara matematis, metode produksi dapat dituliskan dalam suatu persamaan sebagai berikut :

Y = ∑Pqn . Qin

Y = Pq1.Q1 + Pq2.Q2 + Pq3.Q3 ……+ Pqn.Qn

Keterangan : Pqn = harga produk dari sektor n


Q1,Q2,Q3….Qn = jumlah produk dari masing-masing sektor

Atau untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda, maka dapat dilakukan dengan cara
menjumlahkan nilai tambah (NTB) atau value added dari masing-masing sektor produksi atau
menjumlahkan nilai akhir dari hasil produksi, sehingga persamaannya sebagai berikut :

Y = ∑NTBi-n = NTB1 + NTB2 + NTB3 + …..+ NTBn

2). Metode Pendapatan (Income Approach)


Dalam perhitungan dengan cara pendapatan, pendapatan nasional diperoleh dengan
menjumlahkan pendapatan seluruh warga masyarakat yang berasal dari faktor-faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi, yaitu pendapatan yang berasal dari: tenaga kerja, modal
harta tetap (tanah dan bangunan) yang disewakan dan keahlian dalam proses produksi
mendapatkan balas jasa dalam bentuk sama dengan sewa upah, bunga dan profit. Semua balas
jasa ini kembali pada masyarakat sebagai pendapatan.
Sebagai contoh, pada tabel 2.2 berikut ini menggambarkan cara perhitungan dengan metode
pendapatan.
Tabel 2.2
Pendapatan Nasional Negara “X” Tahun 2009
(dalam milyar rupiah)
No. JENIS PENDAPATAN NILAI
1. Pendapatan para pekerja (upah dan gaji) 5.576
2. Pendapatan perusahaan perseorangan 910
3. Pendapatan dari sewa 729
4. Bunga neto 1.809
5. Keuntungan perusahaan 2.976
Pendapatan Negara 12.000

Dalam perhitungan pendapatan nasional, bunga yang dihitung adalah bunga netto, yaitu
jumlah seluruh bunga yang diterima setelah dikurang bunga pinjaman untuk konsumsi dan bunga
pinjaman pemerintah. Bunga untuk konsumsi dan bunga pinjaman pemerintah tidak termasuk
dalam perhitungan pendapatan nasional, karena kedua jenis tersebut bukan merupakan bunga
modal yang dimiliki masyarakat atau perusahaan yang dipinjamkan untuk melakukan investasi
(pembentukan modal). Persamaanya secara matematis ditulis sebagai berikut :

Y = YW + YI + YR + YP

3). Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)


Menurut metode ini, pendapatan nasional dapat diperhitungkan dari seluruh pengeluaran
yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Jadi pendapatan nasional merupakan hasil
penjumlahan dari pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga-rumah tangga,
pengusaha-pengusaha, pemerintah dan penduduk luar negeri atas barang-barang akhir dan jasa-
jasa yang diproduksi di negara bersangkutan.
Pengeluaran masyarakat terdiri dari:
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga, yaitu pengeluaran yang dilakukan oleh semua rumah
tangga untuk mendapatkan barang-barang akhir dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh berbagai
perusahaan. (C)
2. Pengeluaran yang dilakukan pemerintah baik pusat atau daerah. Yang digolongkan
pengeluaran pemerintah meliputi pengeluaran yang bersifat pengeluaran konsumsi meliputi
dan juga merupakan investasi (G).
3. Investasi Domestik Bruto (I).
Investasi Domestik Bruto adalah pengeluaran yang dilakukan oleh para pengusaha untuk
membeli barang-barang modal baik untuk mendirikan atau memperluas perusahaan yang
dimilikinya.
4. Ekspor bersih yaitu Ekspor minus Impor (X – M).
Sebagai contoh, pada tabel 2.3 berikut ini menunjukkan perhitungan pendapatan nasional
dengan cara pengeluaran.

Tabel 2.3
Gross National Product Negara “X” Tahun 2009
(dalam milyar rupiah)

No. JENIS PENGELUARAN NILAI


1. Konsumsi Rumah Tangga 5.640
2. Investasi Domestik Bruto 2.506
3. Pengeluaran Pemerintah 3.419
4. Ekspor Bersih 615
Gross National Product 12.000

Secara matematis, persamaan dari metode pengeluaran ini dapat ditulis sebagai berikut :

Y = C+ I + G + (X – M)

Jenis Pendapatan Nasional

I. GNP (Gross National Product)


(-) Depreciation

II. NNP (Net National Product)


(-) Indirect Taxes

III. NNI (Net National Income) atau NI = National Income


(-) Undistributed Profit
(-) Business Taxes
(-) Social Security tax contibution
(+) Transfer Payment

IV. PI (Personnel Income)


(-) Pajak langsung

V. Disposable Income = Pendapatan yang siap dibelanjakan

Berkaitan dengan jenis-jenis pendapatan nasional ini, ada beberapa istilah penting yang perlu
dijelaskan:
1. Transfer Payment
Adalah pembayaran-pembayaran dari negara yang dibayarkan pada orang tertentu,
pembayaran mana bukan merupakan balas jasa atau keikutsertaan dalam proses produksi
tahun ini tetapi mungkin atas dasar jasanya pada tahun-tahun yang lalu. Pembayaran yang
berbentuk transfer payment misalnya: pembayaran jasa-jasa bekas para pejuang, pembayaran
bunga hutang negara, tunjangan/santunan untuk penganggur dan sebagainya.
2. Social Security Tax Contribution
Adalah kontribusi yang dilakukan perusahaan dan para pekerja kepada dana pensiun.
3. Personnel Income (Pendapatan Pribadi)
Adalah semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan
sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara. Jadi di dalam personnel
income telah termasuk juga pendapatan yang tidak tergolong pendapatan nasional.
a. Pendapatan masyarakat yang termasuk dalam personnel income tetapi tidak tergolong
kepada pendapatan nasional;
• Transfer payment
• Subsidi
• Bunga atas utang negara
• Bunga atas pinjaman untuk konsumsi
b. Pendapatan masyarakat yang tergolong Pendapatan Nasional tetapi tidak termasuk
personnel income adalah:
• Undistributed profit (keuntungan yang tidak dibagikan)
• Pajak keuntungan
• Social security tax contribution

c. Pendapatan masyarakat yang termasuk personnel income dan tergolong pendapatan


nasional:
• Pendapatan perusahaan perseorangan
• Bunga neto
• Pendapatan dari sewa
• Gaji dan upah para pekerja
• Deviden

Contoh:

Pertanyaan:
a. Tentukan GNP, NNP dan NI dengan pendekatan Flow of Product Approach ?
b. Tentukan pula dengan pendekatan Flow of Income ?
Jawab:
a. Flow of Product
GNP = Gross Investment + Aggregate Spending lainnya
= 210 + 1.903
= 1.303
NNP = GNP – Depreciation
= 1.303 – 120
= 1.183
NI = NNP – Indirect Business Taxes
= 1.183 – 135
= 1.048
b. Flow of Income
NI = Wages + Interest + Rent + Profit
= 855 + 62 + 26 + 105
= 1.048
NNP = NI + Indirect Business Taxes
= 1.048 +135
= 1.183
GNP = NNP + Depreciation
= 1.183 + 120
= 1.303

Jawab:
a. National Income = Wages + Business + Interest Payment + Rental Income + Coorporate
Income + Proprietor Income
= 855,7 + 61,1 + 26,5 + 105,4 + 93
= 1.142,2
b. NNP = NI + Indirect Business Taxes
= 1.142,2 +135
= 1.277,2
c. GNP = NNP + Capital Consumption Allowance
= 1.277,2 + 119,5
= 1.396,7
d. Personnel Income = National Income – Coorporate profit – Social Insurance
Contribution + Government Transfer Payment + Business Transfer
Payment + Interest Paid by Government and Consumer + Coorporate
Deviden
= 1142 – (105,4 + 101,0) + (134,6 + 5,2 + 42,3 +32,7)
= 1.50,6
e. Personnel Disposable Income = Personnel Income – Personnel Taxes
= 1.150,6 -170,7
= 979,9
f. Personnel Saving = Personnel Disposable Income – (Consumption Expenditure +
Consumer Interest Payment)
= 979,9 – (877,0) + 26,0) = 979,9 – 903,0
= 76,9

2.5 Model Arus Perputaran Pendapatan Nasional


Model Arus atau Aliran Perputaran adalah sebuah model yang dapat memberikan gambaran
tentang bagaimana kegiatan ekonomi diorganisasikan dalam sebuah masyarakat yang
berspesialisasi dan dihadapkan pada masalah-masalah saling ketergantungan, koordinasi dan
tukar menukar.
Seperti model ekonomi yang lain, sebuah arus perputaran adalah sebuah abrstraksi atau
gambaran yang sangat sederhana, tapi meskipun demikian model ini dapat menyajikan beberapa
masalah yang mungkin timbul dalam mengkoordinir kegiatan-kegiatan dalam suatu
perekonomian yang kompleks. Dalam model ini Pendapatan Nasional dan Produk Nasional dapat
dilihat dari 2 (dua) arus atau aliran, yaitu:
1). Arus aliran uang sebagai Pendapatan N asional
2). Arus/aliran barang sebagai Produk Nasional
Dengan melihat arus atau aliran tersebut, maka produksi dan pendapatan nasional secara
makro merupakan suatu perputaran kegiatan atau aktivitas ekonomi, dimana perputaran aktivitas
ekonomi itu sendiri dikelompokkan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu:
(1). Perekonoian Tertutup (Closed Economy), terdiri dari:
a). Model Perekonomian 2 Sektor
b). Model Perekonomian 3 Sektor
(2). Perekonomian Terbuka (Open Economy), yaitu merupakan model perekonomian 4
sektor.

Perekonomian Tertutup (Closed Economy)


Bentuk perekonomian ini tidak mengenal hubungan ekonomi dengan negara lain, dengar
demikian kita tidak akan menjumpai persoalan-persoalan yang timbul dari adanya transaksi-
transaksi ekonomi luar negeri seperti: ekspor, impor, investasi luar negeri, pinjaman luar negeri
dan sebagainya. Di dalam perekonomian tertutup terdiri dari 2 (dua) model perekonomian, yaitu:

Model Perekonomian 2 (dua) Sektor


Bentuk perekonomian ini disebut juga dengan perekonomian tertutup yang sederhana.
Sederhana disini artinya dalam perekonomian ini tidak mengenal adanya transaksi ekonomi yang
dilakukan oleh pemerintah seperti: pemungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah,
pengeluaran konsumsi pemerintah, dan sebagainya.
Kegiatan ekonomi pada model ini hanya terdiri dari 2 sektor, yaitu sektor rumah tangga
konsumsi (RTK) dan sektor rumah tangga produksi (RTP). Bentuk dari model 2 sektor dalam
suatu perputaran aktivitas ekonomi digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Model Arus Perputaran Perekonomian 2 Sektor

Dalam model ini nampak adanya arus riil dan arus uang yang bersifat saling melengkapi,
dimana arus atau aliran sumber-sumber daya (resources), barang-barang dan jasa mengalir searah
jarum jam dan pendapatan RTK dan penerimaan usaha mengalir berlawanan dengan arar jarum
jam.
Selama aliran pendapatan (income), pengeluaran konsumsi dan output dalam jumlah yang
sama, maka perekonomian tersebut dalam keseimbangan. Dengan demikian pendapatan nasional
(Y), pengeluaran konsumsi nasional dan output nasional dalam jumlah yang sama merupakan
syarat keseimbangan ekonomi makro (Macro Economic Equilibrium Condition) atau secara
matematis dinyatakan dengan notasi Y = C
Bila dikaji lebih lanjut, pada kenyataanya tidak semua pendapatan masyarakat dipergunakan
untuk konsumsi, akan tetapi sebagian pendapatannya disimpan dalam bentuk tabungan (saving).
Upaya untuk menstabilkan perputaran dalam perekonomian (arus perputaran pendapatan), maka
saving yang dilakukan harus dalam bentuk produktif artinya saving disalurkan melalui lembaga
keuangan/pasar modal. Bila masyarakat melakukan saving dalam bentuk “Hording” dampak
yang terjadi adalah perekonomian mengalami kebocoran (Leakage). Adanya saving pada
lembaga keuangan/pasar modal yang mengalir dari sektor rumah tangga, maka akan membantu
peningkatan aktivitas investasi yang bertujuan untuk menambah permodalan bagi sektor swasta
(perusahaan) guna meningkatkan produksinya. Adanya peningkatan produksi secara otomatis
pembelian faktor produksi juga akan meningkat dan pada akhirnya terjadi peningkatan terhadap
pendapatan sektor rumah tangga.

Model Perekonomian 3 (tiga) Sektor


Dalam model perekonomian 3 sektor, sektor yang terlibat dalam kegiatan ekonomi
bertambah satu yaitu sektor rumah tangga negara (RTN) yang dijalankan oleh pemerintah,
sehingga kegiatan ekonomi akan dipengaruhi oleh transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
pemerintah seperti: pungutan pajak, transfer pemerintah, belanja pemerintah. Berikut gambar
arus kegiatan ekonomi 3 sektor.

Gambar 2.2
Model Arus Perputaran Perekonomian 3 Sektor

Pada model ini keseimbangan akan tetjadi apabila Y = C + I + G atau bila penawaran
agregat (pendapatan nasional = Y) sama dengan permintaan agregat / pengeluaran agregat ( C + I
+ G).

Perekonomian Terbuka (Open Economy)


Pada model ini pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari 4 sektor, yaitu RTK, RTP, RTN dan
RTLN sehingga arus barang, jasa dan uang dari kegiatan ekonomi tidak hanya terjadi dalam
wilayah negara itu saja, akan tetapi melibatkan hubungannya dengan luar negeri yang dikelola
oleh rumah tangga luar negeri (RTLN) seperti: kegiatan ekspor, impor, investasi luar negeri dan
sebagainya. Gambar arus kegiatan perekonomian 4 sektor tidak lain adalah gambaran kegiatan
ekonomi secara menyeluruh/lengkap dan keseimbangan akan terjadi bila penawaran agregat
(pendapatan nasional = Y) sarna dengan permintaan agregat/penge1uaran agregat (C + I + G +
(X –M) atau Y = C + I + G + (X –M) .

Gambar 2.3
Model Arus Perputaran Perekonomian 4 Sektor

Anda mungkin juga menyukai