Beberapa kesulitan yang sering dihadapi pada waktu akan melakukan perhitungan dan
penjumlahan pendapatan nasional adalah:
1. Kurang lengkapnya statistik dari berbagai sektor kegiatan ekonomi sehubungan dengan tidak
lengkapnya data yang dibutuhkan maupun kurangnya tenaga-tenaga statistik, juga masyarakat
sendiri yang kurang memperhatikan arti pentingnya statistik.
2. Suatu kesalahan yang mudah terjadi pada saat melakukan perhitungan adalah timbulnya
perhitungan ganda (double counting) yaitu terhitungnya sesuatu item dua kali atau lebih, yang
semestinya hanya dihitung sekali saja. Inipun bisa terjadi karena sulitnya memisahkan secara
jelas dan tegas antara barang akhir dan barang perantara.
Agar tidak terjadi perhitungan ganda, maka di dalam perhitungan besarnya GNP, perhitungan
nilai barang didasarkan pada:
1. Final Product atau hasil akhir, yaitu jumlah barang yang diproduksi dalam bentuk jadi dalam
waktu satu periode.
2. Value Added, yaitu nilai yang ditambahkan.
Sebagai gambaran, marilah ikuti contoh berikut ini:
Misalkan kita akan menghitung hasil produksi roti, dimana: roti yang dimaksud dibuat dari
tepung, sedangkan tepungnya sendiri dibuat dari gandum. Andaikata nilai gandum setinggi
Rp 2.000,00 dan telah menjadi tepung nilainya menjadi Rp 3.500,00 dan kemudian setelah
menjadi roti nilainya menjadi Rp 4.750,00 yaitu atas dasar nilai akhir (final product). Dan
apabila perhitungan tersebut menggunakan dasar nilai yang ditambahkan (value added), maka
nilai produksi akan dihitung sebagai berikut:
= Rp 2.000,00 + (Rp 3.500,00 – Rp 2.000,00) + (Rp 4.750,00 – Rp3.500,00)
= Rp 2.000,00 + Rp 1.500,00 + RP 1.250,00
= Rp 4.750,00
Tabel 2.1
Pendapatan Nasional Negara “X”
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009
(dalam milyar rupiah)
Secara matematis, metode produksi dapat dituliskan dalam suatu persamaan sebagai berikut :
Y = ∑Pqn . Qin
Atau untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda, maka dapat dilakukan dengan cara
menjumlahkan nilai tambah (NTB) atau value added dari masing-masing sektor produksi atau
menjumlahkan nilai akhir dari hasil produksi, sehingga persamaannya sebagai berikut :
Dalam perhitungan pendapatan nasional, bunga yang dihitung adalah bunga netto, yaitu
jumlah seluruh bunga yang diterima setelah dikurang bunga pinjaman untuk konsumsi dan bunga
pinjaman pemerintah. Bunga untuk konsumsi dan bunga pinjaman pemerintah tidak termasuk
dalam perhitungan pendapatan nasional, karena kedua jenis tersebut bukan merupakan bunga
modal yang dimiliki masyarakat atau perusahaan yang dipinjamkan untuk melakukan investasi
(pembentukan modal). Persamaanya secara matematis ditulis sebagai berikut :
Y = YW + YI + YR + YP
Tabel 2.3
Gross National Product Negara “X” Tahun 2009
(dalam milyar rupiah)
Secara matematis, persamaan dari metode pengeluaran ini dapat ditulis sebagai berikut :
Y = C+ I + G + (X – M)
Berkaitan dengan jenis-jenis pendapatan nasional ini, ada beberapa istilah penting yang perlu
dijelaskan:
1. Transfer Payment
Adalah pembayaran-pembayaran dari negara yang dibayarkan pada orang tertentu,
pembayaran mana bukan merupakan balas jasa atau keikutsertaan dalam proses produksi
tahun ini tetapi mungkin atas dasar jasanya pada tahun-tahun yang lalu. Pembayaran yang
berbentuk transfer payment misalnya: pembayaran jasa-jasa bekas para pejuang, pembayaran
bunga hutang negara, tunjangan/santunan untuk penganggur dan sebagainya.
2. Social Security Tax Contribution
Adalah kontribusi yang dilakukan perusahaan dan para pekerja kepada dana pensiun.
3. Personnel Income (Pendapatan Pribadi)
Adalah semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan
sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara. Jadi di dalam personnel
income telah termasuk juga pendapatan yang tidak tergolong pendapatan nasional.
a. Pendapatan masyarakat yang termasuk dalam personnel income tetapi tidak tergolong
kepada pendapatan nasional;
• Transfer payment
• Subsidi
• Bunga atas utang negara
• Bunga atas pinjaman untuk konsumsi
b. Pendapatan masyarakat yang tergolong Pendapatan Nasional tetapi tidak termasuk
personnel income adalah:
• Undistributed profit (keuntungan yang tidak dibagikan)
• Pajak keuntungan
• Social security tax contribution
Contoh:
Pertanyaan:
a. Tentukan GNP, NNP dan NI dengan pendekatan Flow of Product Approach ?
b. Tentukan pula dengan pendekatan Flow of Income ?
Jawab:
a. Flow of Product
GNP = Gross Investment + Aggregate Spending lainnya
= 210 + 1.903
= 1.303
NNP = GNP – Depreciation
= 1.303 – 120
= 1.183
NI = NNP – Indirect Business Taxes
= 1.183 – 135
= 1.048
b. Flow of Income
NI = Wages + Interest + Rent + Profit
= 855 + 62 + 26 + 105
= 1.048
NNP = NI + Indirect Business Taxes
= 1.048 +135
= 1.183
GNP = NNP + Depreciation
= 1.183 + 120
= 1.303
Jawab:
a. National Income = Wages + Business + Interest Payment + Rental Income + Coorporate
Income + Proprietor Income
= 855,7 + 61,1 + 26,5 + 105,4 + 93
= 1.142,2
b. NNP = NI + Indirect Business Taxes
= 1.142,2 +135
= 1.277,2
c. GNP = NNP + Capital Consumption Allowance
= 1.277,2 + 119,5
= 1.396,7
d. Personnel Income = National Income – Coorporate profit – Social Insurance
Contribution + Government Transfer Payment + Business Transfer
Payment + Interest Paid by Government and Consumer + Coorporate
Deviden
= 1142 – (105,4 + 101,0) + (134,6 + 5,2 + 42,3 +32,7)
= 1.50,6
e. Personnel Disposable Income = Personnel Income – Personnel Taxes
= 1.150,6 -170,7
= 979,9
f. Personnel Saving = Personnel Disposable Income – (Consumption Expenditure +
Consumer Interest Payment)
= 979,9 – (877,0) + 26,0) = 979,9 – 903,0
= 76,9
Gambar 2.1
Model Arus Perputaran Perekonomian 2 Sektor
Dalam model ini nampak adanya arus riil dan arus uang yang bersifat saling melengkapi,
dimana arus atau aliran sumber-sumber daya (resources), barang-barang dan jasa mengalir searah
jarum jam dan pendapatan RTK dan penerimaan usaha mengalir berlawanan dengan arar jarum
jam.
Selama aliran pendapatan (income), pengeluaran konsumsi dan output dalam jumlah yang
sama, maka perekonomian tersebut dalam keseimbangan. Dengan demikian pendapatan nasional
(Y), pengeluaran konsumsi nasional dan output nasional dalam jumlah yang sama merupakan
syarat keseimbangan ekonomi makro (Macro Economic Equilibrium Condition) atau secara
matematis dinyatakan dengan notasi Y = C
Bila dikaji lebih lanjut, pada kenyataanya tidak semua pendapatan masyarakat dipergunakan
untuk konsumsi, akan tetapi sebagian pendapatannya disimpan dalam bentuk tabungan (saving).
Upaya untuk menstabilkan perputaran dalam perekonomian (arus perputaran pendapatan), maka
saving yang dilakukan harus dalam bentuk produktif artinya saving disalurkan melalui lembaga
keuangan/pasar modal. Bila masyarakat melakukan saving dalam bentuk “Hording” dampak
yang terjadi adalah perekonomian mengalami kebocoran (Leakage). Adanya saving pada
lembaga keuangan/pasar modal yang mengalir dari sektor rumah tangga, maka akan membantu
peningkatan aktivitas investasi yang bertujuan untuk menambah permodalan bagi sektor swasta
(perusahaan) guna meningkatkan produksinya. Adanya peningkatan produksi secara otomatis
pembelian faktor produksi juga akan meningkat dan pada akhirnya terjadi peningkatan terhadap
pendapatan sektor rumah tangga.
Gambar 2.2
Model Arus Perputaran Perekonomian 3 Sektor
Pada model ini keseimbangan akan tetjadi apabila Y = C + I + G atau bila penawaran
agregat (pendapatan nasional = Y) sama dengan permintaan agregat / pengeluaran agregat ( C + I
+ G).
Gambar 2.3
Model Arus Perputaran Perekonomian 4 Sektor