Jawaban
1. Contoh nilai tambah yang diwujudkan dari proses bahan mentah menjadi bahan setengah
jadi kemudian barang jadi adalah :
Kapas Rp. 2.000 ==> Nilai Tambahnya (Rp.2.000 - 0) = Rp. 2.000
Benang RP. 6.000 ==> Nilai Tambahnya (Rp. 6.000 - Rp. 2.000) = Rp 4.000
Kain Rp. 12. 000 ==> Nilai Tambahnya (Rp. 12.000 - Rp. 6.000) = Rp. 6.000
Pakaian Rp 20.000 ==> nilai tambahnya (Rp.20.000 -Rp. 12.000)= Rp. 8.000
Jadi nilai tambah mulai dari kapas sampai sudah menjadi sebuah pakaian adalah
Rp.20.000
2. Jawaban
a) Empat masalah untuk menghitung pendapatan nasional
Dalam melakukan penghitungan pendapatan nasoonal sering terjadi
perhitungan ganda atau juga masalah terhadap nilai tambah yang dihasilkan
sebuah negara
Masalah penghitungan pendapatan nominal dan rill.
PDB ( produk domestik bruto) atau GDP (gross domestic product) dan PNB
( produk nasional bruto) atau GNP( Gross nasional product)
Non-market activiti
b) Tiga kegunaan data pendapatan nasional
Data pendapatan nasional dapat dipakai untuk mengelompokkan suatu negara,
sebut misalnya apakah negara tersebut sebagai negara industri, negara agraris,
atau negara yangpendapatannya dominan didapat dari jasa.
Data pendapatan nasional dapat digunakan juga untuk menentukan besar
kecilnya berbagaisektor usaha dalam menghasilkan pendapatan nasional.
Sebagai dasar membuat kebijakanekonomi pemerintah.
Data pendapatan nasional dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menetapkan kebijakanperekonomian oleh suatu negara.
3. endapatan adalah faktor utama penentu konsumsi rumah tangga. Tanpa pendapatan,
rumah tangga tidak memiliki uang untuk membeli barang dan jasa. Selain pendapatan,
ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga, diantaranya:
a) Kekayaan
Kekayaan rumah tangga terdiri dari aset riil dan aset keuangan. Ketika harga asset
keuangan seperti saham dan obligasi naik, kekayaan rumah tangga meningkat.
c) Suku bunga
Suku bunga mempengaruhi konsumsi rumah tangga dan perilaku menabung.
Peningkatan suku bunga merangsang rumah tangga untuk menabung lebih banyak
demi mendapatkan pendapatan bunga yang lebih tinggi. Karena rumah tangga
menabung lebih banyak, alokasi untuk konsumsi berkurang.
d) Inflasi
Inflasi dan ekspektasi inflasi mempengaruhi keputusan konsumsi, terutama
melalui efeknya terhadap pendapatan riil dan tingkat bunga riil. Misalnya, ketika
rumah tangga mengekspektasikan inflasi akan lebih tinggi, mereka lebih
cenderung membeli barang tahan lama sekarang. Itu karena pendapatan saat ini
memiliki daya beli yang lebih besar daripada di masa depan.
e) Distribusi pendapatan
Rumah tangga berpenghasilan tinggi cenderung memiliki MPS yang lebih kecil
daripada mereka yang berpenghasilan rendah. Dengan demikian, program
distribusi pendapatan (seperti pembayaran transfer) dapat mendorong konsumsi
rumah tangga berpenghasilan rendah yang lebih besar.
f) Faktor demografis
Ini termasuk usia, pendidikan, dan ukuran keluarga. Mereka mempengaruhi pola
konsumsi oleh rumah tangga.