Anda di halaman 1dari 6

Nama : Haidar Alfa Salam

NIM : 195080407111053
Kelas : A06
Absen : 37

TUGAS BUKU SADONO SUKIRNO HAL 199-200


ESEI
1. Grafik aliran pendapatan dalam perekonomian tiga sektor:

 Pembayaran oleh sektor perusahaan kepada rumah tangga


sebagai pendapatan kepada factor produksi, dan pembayaran
pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
 Pendapatan rumah tangga berasal dari pembayaran gaji, upah,
sewa, bunga dan untung oleh perusahaan dan dari pembayaran
gaji dan upah oleh pemerintah.
 Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan
dan rumah tangga. Pendapatan tersebut digunakan untuk
membayar gaji pegawai dan untuk membeli barang-barang dan
jasa-jasa.
 Pendapatan rumah tangga digunakan untuk memenuhi 3
kebutuhan, yakni konsumsi (C), tabungan (S) dan membayar
pajak (T).
 Tabungan rumah tangga dipinjamkan oleh lembaga keuangan
kepada para pengusaha yang menanam modal.
 Pengeluaran agregat dalam persamaan AE = C + I + G, dengan
“I” adalah investasi dan “G” adalah pengeluaran pemerintah.
Dalam perekonomian tiga sektor syarat keseimbangannya adalah:
a) Y = C + I + G
C = Konsumsi rumah tangga
I = Investasi perusahaan
G = Pengeluaran pemerintah
b) I + G = S + T
S = Tabungan
T = Pembayaran pajak
Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan ke dalam
sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran.
2. Soal Kedua
a. Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung
sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain. Pajak tidak langsung merupakan
pajak yang pemungutannya dibebankan kepada pihak lain. Pajak
pendapatan rumah tangga antara lain: pajak kendaraan bermotor,
pajak tanah dan pajak bangunan.
b. Kecondongan mengkonsumsi marjinal disposebel dan
kecondongan mengkonsumsi marjinal pendapatan nasional
adalah sama. Disposable Income (DI) adalah pendapatan yang
siap dibelanjakan dalam arti siap untuk dimanfaatkan untuk
membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
3. Soal Ketiga
a. Pajak tetap = t
Akibat pajak terhadap konsumsi
C = a + bY
C = a + b(Y - t)
C = a + bY - tY
Akibat pajak terhadap tabungan
S = -a + (1-b) Y
S = -a + (1-b) (Y - t)
S = -a + (1-b) Y - (1-b) t
b. Pajak proposional = t = tY
Akibat pajak terhadap konsumsi
C = a + b (Y - tY)
C = a + (1-t) bY
Akibat pajak terhadap tabungan
S = -a + (1-b) (Y - tY)
S = -a + (1-t) (1-b) Y
c. 1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
Semakin banyak pajak yang dikumpulkan semakin banyak
perbelanjaan pemerintah yang akan dilakukan.
2. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai
3. Pertimbangan politik dan keamanan
5. Soal Kelima
a. Dalam perekonomian dua sektor, hanya ada dua unsur yang terlibat,
yaitu perusahaan dan rumah tangga. Sedangkan dalam
perekonomian tiga sektor, unsur Pemerintah turut serta dalam
multiplier perekonomian, itulah mengapa ada pajak di dalamnya.
Berikut adalah contoh multiplier dalam sistem ekonomi tiga sektor
yang menggunakan system pajak proporsional.
Tahap Pend.Nas Pajak Pend.Dis Kons Tab
I ∆I=∆Y1=20 4 16 12 4
II ∆Y2=12 3,2 12,8 9,6 3,2
III Y3=9,6 1,92 7,68 5,76 1,92
Dst. … … … … …
Jml Total ∆Y=50 ∆T=10 ∆Yd=40 ∆C=30 ∆S=10
Contoh ini menunjukkan dalam perekonomian dengan sistem pajak
proporsional pendapatan nasional bertambah 2½ kali lipat dari
pertambahan investasi yang mula-mula dilakukan.
b. Dalam perekonomian tiga sektor yang menggunakan sistem pajak
tetap, yang akan berlaku ke atas keseimbangan pendapatan nasional
apabila pemerintah menaikkan pajak dan seterusnya membelanjakan
semua pajak yang yang diterimanya tersebut adalah kenaikan
pendapatan nasional akan sama dengan naiknya jumlah pengeluaran
pemerintah karena pemerintah menaikkan sejumlah pajak kemudian
membelanjakan semuanya, jadi pendapatan nasional dari pajak naik
dan pengeluaran juga naik.

KUANTITATIF
1. Diketahui:
c = 200 + 0,75Yd
T = 0,2Y
G = 500
I = 300
Yd = Y-T
a. Pendapatan nasional (Y)
Y= C + I + G
Y = 200 +0,75Yd + 300 + 500
Y = 200 + 0,75(Y-0,2Y) + 800
Y = 200 + 0,75(0,8Y) + 800
Y = 1.000 + 0,6Y
0,4Y = 1.000
(note: 0,4Y didapatkan dari 0,6Y-0,2Y (pajak))
Y = 2.500
b. Tax = 0,2 Y = 0,2 (2500) = 500
Anggaran pemerintah seimbang karena pajak sama dengan
pengeluaran pemerintah (G).
c. Yd = 2.500 - 500 = 2.000
C = 200 + 0,75(2.000) = 200 + 1.500 = 1.700
jika C = 3.000, maka :
Y=C+I+G
Y = 3.000 + 300 + 500 = 3.800
Pendapatan nasional negara tersebut meningkat, dari 2.500 menjadi
3.800
d. Keadaan keseimbangan perekonomian
2. Diketahui:
Y = 2000
O = 2250
a. Apabila pengeluaran pemerintah sama dengan investasi perusahaan,
berapakah besarnya masing-masing pengeluaran tersebut?
Ditanya: I …?
Jawab:
C= Y + I
I = Y-C
I = 2000-2250
I = -250Y= 100 + 0,8 Yd + (-250) + (-250)
= 0,8 Yd + (-500) + 100= 0,8 Yd + (-400)
Y – 0,8 Yd = (-400)
0,8 Yd = (-400)
Yd = -500
b. Adakah anggaran belanja pemerintah mengalami defisit?
Jawaban: Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa
anggaran belanja mengalami defisit yaitu sebesar -500.
c. Berapakah jurang deflasi? Apabila jurang deflasi ini dapat diatasi
dengan menaikan pengeluaran pemerintah, adakah anggaran belanja
pemerintah sekarang mengalami defisit atau surplus? Berapakah
jumlahnya?
Y= Y pada konsumsi - Y tenaga kerja penuh
Y= 2250-2000
Y= 250
Jadi Y harus bertambah ∆Y=250
∆Y = (1/1-b) ∆G
250 = (1/1-0,8) *∆G
250 = 1/0,2 *∆G
250 = 5 ∆G
∆G = 50

Anda mungkin juga menyukai