Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 20

NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING DAN


KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA

A. Capaian Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan konsep-konsep

1. Pengertian neraca pembayaran


2. Pengertian kurs valuta asing
3. Kebijakan pemerintah dalam ekonomi terbuka

B. URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran adalah suata catatan keuangan yang menunjukan nilai transaksi
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain
dalam suatu tahun tertentu.

a.Neraca berjalan

Necara berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut :

1. Ekspor dan impor barang tampak.

Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi industri dan
barang-barang yang diproduksi oleh sektor pertambangan dan berbagai jenis ekspor dan
impor barang tampak lainnya.

2. Ekspor dan impor jasa (atau barnag tak tampak).

Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang-barang
tampak yang diekspor atau impor, perbelanjaan para pelancong dan pendapatan
investasi (meliputi keuntungan, bunga ke atas modal yang diinvestasikan dan deviden).

3. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri.


Meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak
swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu “membayar”
dalam bentuk uang atau jasa.

b. Neraca Modal.

Aliran Modal Jangka Panjang, yaitu :

1. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan-badan pemerintah
di suatu negara dengan negara-negara lain.

2. Investasi langsung swasta adalah penanaman modal langsung adalah investasi


berupa mendirikan perusahaan-perusahaan terutama perindustrian.

c. Cadangan Valuta Asing.

Dalam keadaan dimana sesuatu negara lebih banyak membuat pembayaran ke luar negeri
kalau dibandingkan dengan penerimaannya, maka bank sentral harus mengurangi
cadangan valuta asingnya untuk melakukan pembayaran tersebut. Sebaliknya, apabila
yang diterima dari negara-negara lain adalah lebih banyak dari yang harus dibayar, maka
cadangan valuta asing akan bertambah.

Necara Pembayaran Selalu Seimbang

Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri adalah
sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke negara tersebut. Ini tidak berarti bahwa
neraca berjalan selalu dalam keadaan seimbang dan begitu pula neraca modal selalu
dalam keadaan seimbang.Yang menyebabkan neraca pembayaran yang selalu
seimbang adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan
diseimbangkan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.

i. Neraca berjalan + 40
ii. Neraca modal jangka panjang + 20
iii. Modal keuangan swasta - 30
NERACA KESELURUHAN + 30
iv. Perubahan cadangan mata
uang asing bank sentral - 30
Neraca Perdagangan dan Pembayaran Indonesia

Setiap negara walaupun menggunakan prinsip yang sama seperti yang telah di terangkan
dalam bagian sebelum ini dalam menyusun data neraca pembayaran, membuat klasifikasi
yang agak berbeda dalam mengemukannya.di indonesia neraca pembanyaran disusun
seperti yang ditunjukkan oleh tabel 20.1 Data yang dikemukakan adalah untuk tahun
1996/67, yaitu tahun sebelum krisis moneter melanda indonesia, dan tahun 2000/01. Data
tersebut dapat memberi gambaran kasar tentang bagaimana bentuk hubungan ekonomi
Indonesia dengan negara-negara lain sebelum dan sesudah krisis moneter.

TABEL 20.1 Neraca Pembayaran Indonesia, 1997 dan 2001 (Juta dolar US)

Jenis mutasi keuangan 1996/97 2000/01

A. TransaksiBerjalan
1. Ekspor-Impor barang
a.Espor 52.038 65.408
i. Non-Migas (39.267) (50.341)
ii. Migas (12.771) (15.067)
- Miyak (7.513) (7.954)
- Gas (5.528) (7.113)
b. Impor 45.819 40.408
i. Non-Migas (41.126) (34.376)
ii. Migas (4.693) (5.989)
- Miyak (4.423) (5.653)
- Migas (270) (336)

Neraca Perdagangan 6.219 25.041

2. Ekspor-Impor jasa-jasa (neto) -14.288 17.050


a. Non-Migas (-10.747) (-12.500)
b. Migas (-3.541) (-4.550)

Neraca transaksi berjalan -8.069 7.991

B. Transaksi modal
1. Modal Permintan (neto) -820 3.218
a. penerimaan 5.289 7.490
I. CGI (4.857) (2.420)
II. Di luar CGI (441) (5.070)
b. Pelunasan -6.118 -4.272
2. Modal swasta (neto) 13.448 -9.990
a. Penanaman modal langsung (6.546) (-4.551)
b. Lainnya (6.592) (-5.439)
3. Jumlah (1) + (2) 12.668 -6.772
C. Selisih Perhitungan 701 3.824
Neraca Keseluruhan 3.898 5.043

Susunan neraca pembayaran dapat dibedakan kepada tiga golongan mutasi keuangan :

1. Transaksi berjalan Data ini dibedakan kepda dua golongan, yaitu ekspor dan
impor barang dan ekspor-impor neto jasa-jasa. Seterusnya setiap golongan data ini
dibedakan pula kepada ekspor dan impor non migas dan migas.

2. Transaksi modal dan selisih perhitungan Data ini dibedakan kepada dua kelompok, yaitu
nilai neto aliran modal kepada pemerintah dan nilai neto aliran swasta.

Neraca Keseluruhan

Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di ketiga kelompok
transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan.

2. PENGERTIAN KURS VALUTA ASING

Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukan harga atau nilaimata uang sesuatu
negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kursvaluta asing dapat juga
didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yangdibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah
yang dibutuhkan untuk memperoleh satuunit mata uang asing. Cara di dalam menentukan
kurs valuta asing :

1. Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas.
2. Ditentukan oleh pemerintah.
a) Permintaan Mata Uang Asing.

Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat pentingdalam menentukan apakah
barang-barang di negara lain adalah “lebihmurah” atau “lebih mahal” dari barang-barang
yang diproduksi di dalamnegeri.

Ciri-ciri permintaan mata uang asing :

- Semakin tinggi harga suatu mata uang, maka semakin sedikitpermintaan ke atas
mata uang tersebut.

- Semakin rendah harga suatu mata uang, maka semakin banyakpermintaan ke atas
mata uang tersebut.

b) Penawaran Mata Uang Asing.

Ciri-ciri penawaran mata uang asing :

➢ Semakin tinggi harga suatu mata uang, maka semakin banyakpenawaran


mata uang tersebut.
➢ Semakin rendah harga suatu mata uang, maka semakin sedikitpenawaran
mata uang tersebut.

c) Penentuan harga mata uang asing.

Setelah menerangkan ciri-ciri permintaan dam penawaran mata uang asing maka sekarang
dapatlah diterangkan bagaimana sistem pasar bebas menentukan nilai tukar mata uang
asing perhatikan Gambar 12.1. Sumbu datar menggambarkan jumlah mata uang dolar
Amerika Serikat yang akan diperjualbelikan di pasaran mata uang asing, dan sumbu tegak
menunjukkan harga dolar Amerika Serikat yang dinyatakan dalam nilai yen. Kurva
permintaan ke atas dolar adalad DD. Kurva tersebut , yang berbentuk menurun dari kiri ke
atas kanan bawah,berarti (i) Apabila harga dolar tinggi permintaan ke atas dolar adalah
sedikit (pada kurs satu dolar =250 yen, hanya satu bilion dolar yang di minta), dan (ii) semakin
rendah harga dolar semakin banyak kuantitas dolar yang diminta (misalnya, pada kurs satu
dolar = 100 yen sebanyak empat bilion dolar diminta oleh orang-orang jepang).

Kurva SS adalah penawaran ke atas mata uang dolar,dan dapat di lihat dalamGambar 12.1
bahwa bentuk kurva tersebut adalah menaik dari kiri bawah ke kanan atas.Kurva seperti ini
menggambarkan bahwa (i) apa bila harga mata uang dolar rendah, penawaran dolar oleh
orang-orang merika Serikat juga rendah (misalnya,pada kurs satu dolar =50 yen sebanyak 1
bilion dolar saja yang di tawarkan), dan (ii) apabila harga mata uang dolar tinggi, lebih banya
mata uang dolar akan ditawarkan (oleh orang-orang amerika). Gambar 12.1. menunjukkan
bahwa kurva DD dan SS berpotongan pada keadaan dimana harga tiap unit mata uang dolar
adalah satu dolar sama dengan 150 yen. Pada kurs pertukaran ini permintaan dolar adalah
sama dengan penawaran dolar, yaitu sebanyak 2,5 bilion dolar. Keadaan ini
adalah:kursvaluta asing adalah satu dolar =150 yen, dan kuantiti dolar yang
diperjualbelikan dalam pasaran mata uang adalah sebanyak 2,5 bilion.

Gambar 20.1 Permintaan dan penawaran ke atas dolar Amerika Serikat

2. Ditentukan oleh pemerintah.

Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing.


Tujuannya adalah untuk memastikan kurs yang wujud tidak akan
menimbulkan efek yang buruk ke atas perekonomian.Kurs pertukaran yang di tetapkan
pemerintah adalah berbeda dengan kurs yang ditentukan oleh pasar bebas.

Dengan menggunakan Gambar 12.2 dapat dilihat perbedaan diantara kurs yang ditentukan
pemerintah dan kurs yang ditentukan pasar bebas. Kurva DD dan SS berturut-turut adalah
permintaan dan penawaran dolar amerika serikat,dan kedua-dua kurva tersebut adalah
sama dengan yang digambarkan dalam gambar 20.2
Gambar 20.2 Pertukaran mata uang asing yang ditentukan

3. Perubahan-Perubahan Kurs
Kurs yang ditentukan oleh pasar bebas dapat mengalami dua bentuk perubahan. Dalam
Gambar 20.3 ditunjukkan dua bentuk perubahan yang mungkin berlaku, yaitu:
a. Perubahan Permintaan
b. Perubahan Penawaran

Gambar 20.3 Perubahan permintaan dan penawaran ke atas valuta asing


Faktor-faktor yang dapat memperngaruhi kurs valuta asing, yaitu antara lain :

a. Perubahan dalam citarasa masyarakat. Perubahan citarasa masyarakat akan


mengubah corak konsumsi mereka ke atas barang-barang yang diproduksi di dalam
negeri maupun yang diimpor.

b. Perubahan harga barang ekspor dan impor. Barang-barang dalam negeri yang
dapat dijual dengan harga yang relatif murah akan menaikan ekspor dan apabila
harganya naik maka ekspornya akan berkurang.

c. Kenaikan harga umum (inflasi). Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung
untuk menurunkan nilai sesuatu valuta asing.

d. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi. Suku bunga dan
tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal
dalam negeri mengalir ke luar negeri.

e. Pertumbuhan ekonomi. Efek yang akan diakibatkan oleh sesuatu kemajuan


ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi
yang berlaku.

Kurs Pertukaran dan Neraca Pembayaran

Sistem kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar


berkecenderungan akan menyebabkan ketidakseimbangan yang terus-menerus dalam
neraca pembayaran, sedangkan kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah
berkecenderungan menimbulkan neraca pembayaran yang tidak seimbang

Bagaimana sistem kurs berubah bebas berkecenderungan untuk menyeimbangkan


neraca pembayaran, dapat diterangkan dengan bantuan Gambar 20.4. Kurva DD
menggambarkan permintaan penduduk indonesia keatas mata uang baht Thailand,dan
kurva SS menggambarkan keinginan penduduk Thailand menawarkan baht mereka
kepada pendudu Indonesia.berdasarkan kepada persilangan diantara kurva DD dan SS
maka dapat disimpulkan bahwa kurs pertukaran adalah: 1 baht=200 rupiah.
Gambar 20.4 Kurs berubah bebas dan neraca pembayaran

b. Necara Pembayaran Dalam Sistem Kurs Pertukaran Tetap.

Gambar 20.5 menunjukkan permintaan dan penawaran ke atas dolar Amerika Serikat dan
Indonesia. Kurva SS menggambarkan Jumlah valuta dolar yang ditawarkan oleh penduduk
Amerika Serikat kepada penduduk Indonesia. Sedangkan kurva DD menggambarkan
permintaan penduduk Indonesia ke atas dolar US, maka apabila kurs pertukaran ditentukan
oleh pasar bebas setiap unit dolar US adalah sama dengan Rp 10.000.

Gambar 20.5 Kurs pertukaran tetap dan efeknya ke atas neraca pembayaran
3. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA

Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomian terbuka akan
berbentuk salah satu dari empat masalah berikut :

i. Perekonomian menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam


neraca pembayaran.
ii. Perekonomian menghadapi masalah inflasi, tetapi terdapat surplus dalam neraca
pembayaran.
iii. Perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan di samping itu
mengahadapi masalah defisit dalam neraca pembayaran.
iv. Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi masalah
defisit dalam neraca pembayaran.

Dalam kasus (i) dan (ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan menguntungkan
(mempunyai surplus), maka yang perlu difikirkan hanyalah mengatasi masalah
pengangguran (kasus i) atau inflasi (kasus ii). Masalah yang harus dihadapi menjadi lebih
rumit apabila bentuk masalah yang dihadapi adalah seperti dalam kasus (iii) dan (iv).
Pengangguran atau inflasi yang diikuti pula oleh masalah defisit dalam neraca pembayaran
memerlukan langkah – langkah yang secara serentak akan :

i. Mengatasi masalah pengangguran dan defisit dalam neraca pembayaran, apa bila
perekonomian itu menghadapi masalah seperti kasus (iii). Kebijakan pemerintah
untuk mengatasi masalah seperti ini biasanya berbentuk kebijakan memindahkan
perbelanjaan
ii. Mengatasi inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran, apa bila ekonomi
menghadapi masalah seperti dalam kasus (iv). Kebijakan pemerintah yang akan
dijalankan meliputi langkah – langkah yang di golongkan kepada kebijakan
mengurangi perbelanjaan

Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan.

Kebijakan memindahkan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk


mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan
pertambahan ekspor dan pengurang impor. Kebijakan memindahkan perbelanjaan
dijalankan apabila : defisit neraca pembayaran wujud ketika perekonomian juga menghadapi
masalah pengangguran.
1) Langkah-langkah yang akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang dalam
negri adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini:

a. Melakukan pembatasan impor.


b. Menekan (mengurangi penggunaan valuta asing).
c. Menurunkan nilai mata uang (devaluasi).
2) Langkah-langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan
valuta asing adalah:
a. Memberikan insentif fiskal dan moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi
barang ekspor.
b. Mewujudkan kestabilan upah dan harga.
c. Menurunkan nilai valuta.

Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan.

Kebijakan pengurangan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah


untuk mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan
mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan
pengurangan perbelanjaan ini dilakukan apabila :

1) Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan di samping itujuga inflasi
telah terwujud.
2) Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neracapembayaran.

Kebijakan mengurangi perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-


langkah berikut :

a. Menaikan pajak pendapatan.

b. Menaikan suku bunga dan menurunkan penawaran uang.

c. Mengurangi pengeluaran pemerintah.

Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta)

Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai matauangnya terhadap


valuta asing. Sebagai contoh misalkan pada mulanya 1 dolar US sama dengan Rp 7.500.
Apabila kurs itu diubah pemerintah menjadi US$1 = Rp 10.000 maka dikatakan bahwa
Indonesia telah mendavaluasi mata uangnya.
Efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah :

a. Ekspor akan bertambah.


b. Impor berkurang.
c. Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki
neracapembayaran.
d. Pendapatan nasional akan bertambah.
e. Inflasi.
f. Halangan perdagangan impor.

Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mensukseskan devaluasi adalah :

a. Ekspor negara itu elastis.


b. Permintaan impor negara itu adalah elastis.
c. Di dalam negeri tidak berlaku inflasi.
d. Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devaluasi pula.

C.LatihanSoal
1. Terangkan perbedaan antara depresiasi mata uang dan devaluasi mata uang,
Nyatakan dua syarat yang harus dipenuhi untuk mensukseskan devaluasi.
2. Terangkan efek depresiasi atau devaluasi kepada tingkat kegiatan ekonomi.
3. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi, sistem kurs pertukaran yang manakah sesuai
untuk digunakan sesuatu negara?
4. Terangkan peranan cadangan valuta asing dalam sistem kurs pertukaran tetap.
5. Misalkan suatu negara menghadapi masalah pengangguran dan defisit dalam neraca
perdagangan. Terangkan langkah-langkah yang perlu dilakukan pemerintah untuk
mengatasi masalah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukirno, Sadono., 2015. Makroekonomi: Teori Pengantar. Rajawali Press, Jakarta.


Edisi ke III cetakan ke 23.
2. Mankiw, N.Gregory., Quash., Euston., Wilson., Peter. 2014. Mikroekonomi.
Salemba Empat, Jakarta.
3. Mankiw, N.Gregory., 2007. Makroekonomi. Erlangga, Jakarta.
Priyono., Ismail, Zainuddin., 2012. Teori Ekonomi. Dharma Ilmu, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai