Anda di halaman 1dari 21

BAB XVIII

AKUNTANSI ASET TIDAK BERWUJUD

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi mahasiswa mampu:


1. Mampu memahami pengertian dan karakteristik aset
tidak berwujud
2. Mampu memahami terkait dengan jenis aset tidak
berwujud
3. mampu memahami terkait dengan akuntansi aset tidak
berwujud

B. MATERI

1. Aset tidak berwujud

Dalam menjalankan kegiatan operasional


perusahaannya, adakalanya suatu entitas memiliki asset
tidak berwujud berupa hak, hak istimewa serta
keuntungan kompetitif yang muncul dari kepemilikan
suatu asset jangka panjan dan tidak memiliki wujud fisik.
Kepemilikan asset tidak berwujud dapat dibuktikan
dengan adanya kontrak, perjanjian maupun dokumen
lainnya. Dalam penyajiannya di laporan keuangan, asset
tidak berwujud digolongkan kedalam asset non lancar.

Akuntansi Keuangan 1 386


Aset tidak berwujud sebagai aset non-moneter
berdasarkan yang dapat diidentifikasi
IFRS tanpa substansi fisik

Aset tidak berwujud menjadi penting bagi


perusahaan karena aset tidak berwujud memberikan
manfaat secara financial seperti status sosial akibat
dengan adanya merek dagang hubungan dengan
pelanggan dan sebagainya. Alasan di balik munculnya
pentingnya aset tidak berwujud tidak hanya keuangan
tetapi juga pajak dan akuntansi. Pemerintah juga
menuntut bagian yang memadai dari aset tidak berwujud
dalam proses akuntansi meskipun itu lebih merupakan
proses pengelolaan aset yang ketat. Persaingan untuk
sumber daya pasti akan mendorong perusahaan ke arah
peningkatan manajemen aset intelektual (tak berwujud)
mereka dan peningkatan sistem dan proses organisasi
secara keseluruhan untuk mengkomunikasikan inisiatif ini
kepada pemangku kepentingan dan juga pemegang
saham.

Baru-baru ini, banyak perusahaan terkenal telah


mengumumkan keuntungan yang tinggi akibat
pengelolaan aset tidak berwujud. Pengukuran dan

Akuntansi Keuangan 1 387


pengelolaan aset tidak berwujud adalah masalah utama
bagi perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung
pada hubungan pelanggan, hubungan pemasok, kinerja
karyawan, loyalitas merek, dll. Semua ini adalah contoh
aset tidak berwujud dalam hal praktik akuntansi. Semua
aset tidak berwujud ini adalah indikator kinerja utama dari
profitabilitas perusahaan dan keberlanjutan kinerja di
masa depan. Aset tidak berwujud memberikan potensi
sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Suatu asset diklasifikasikan kedalam Aset tetap


tidak berwujud jika memenuhi kriteria berikut ini :

a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh


manfaat ekonomis masa depan dari Aset tersebut, dan

b. Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara


andal.

Secara umum, akuntansi untuk Aset tak berwujud adalah


sejalan dengan akutansi untuk Aset tetap.

Akuntansi Keuangan 1 388


a. Sama dengan Aset tetap, pencatatan Aset tidak
berwujud dilakukan berdasarkan harga dasar dan
harga perolehan ini dihapus secara rasuonal dan
sistematis selama masa manfaat Aset tak berwujud
tersebut.
b. Jika pada suatu saat dihentikan, maka nilai buku Aset
tak berwujud dihapuskan dari pembukuan dan dicatat
pula laba atau rugi penghentian (jika ada).

Aset tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu


:

a. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti Aset


berwujud seperti property, pabrik, dan peralatan.

Aset tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan


keistimewaan atau privilege yang diberikan pada
perusahaan yang menggunakannya.

b. Bukan merupakan instrument keuangan

Aset seperti deposito bank, piutang usaha, dan


investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham
tidak memiliki substansi fisik, tetapi tidak
diklasifikasikan sebagai Aset tak berwujud. Aset ini
merupakan instrument keuangan dan menghasilkan
nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen
kas di masa depan.

c. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi

Aset tak berwujud menyediakan jasa selama periode


bertahun tahun. Investasi dalam Aset ini biasanya

Akuntansi Keuangan 1 389


dibebankan pada periode masa mendatang melalui
beban amortisasi periodik.

d. Klasifikasi Aset Tak Berwujud yaitu cara akuisisi


(manner of acquisition)

Cara akuisisi (manner of acquisition). Aset tak


berwujud dapat diperoleh dengan cara membelinya
dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten
dari orang lain. Cara lain untuk memperoleh Aset tak
berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri
melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek
dagang.

e. Dapat diidentifikasi (identifiability)

Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa aset tak


berwujud dapat diidentifikasi secara terpisah dari
perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek
dagang , dan wiralaba. Aset tak berwujud lainya tidak
dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari
nilai Aset yang berhubungan denganya. Contohnya
adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas
beberapa factor seperti loyalitas konsumen atas
kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.

f. Dapat dipertukarkan (exchangeability)

Dapat dipertukarkan (exchangeability). Beberapa Aset


tak berwujud dapat diidentifikasi dapat dijual maupun
dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.
Contohnya termasuk paten, merek dagang dan

Akuntansi Keuangan 1 390


wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya, yang dapat
depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu
juga . Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada
pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini
secara terpisah (terlepas dari perusahaanya).
Goodwill adalah contoh Aset tak berwujud yang tidak
dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan.
Goodwill hanya hanya akan memepunyai nilai jika
dikombinasikan atau dihubungkan denan Aset lainya
dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan
mengakuisisi Aset lainya secara simultan.

g. Periode manfaat yang diharapkan (period of expected


benefit).

Periode manfaat yang diharapkan (period of expected


benefit). Beberapa Aset tak berwujud, seperti biaya
organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat
kepada perusahaan dalam jangka waktu yang tidak
terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki umur hokum
selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang
dicantumkan dalam kontrak lease.

Berbeda dengan Aset tetap, amortisasi Aset tak


berwujud hanya mengenal satu metoda, yaitu metoda
garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akutansi Aset tak
berwujud pada berbagai perusahaan relatif mudah
diperbandingkan.

Akuntansi Keuangan 1 391


Tabel perbandingan aset tetap dan aset tidak berwujud

Akuntansi untuk Aset tak berwujud mempunyai


masalah yang sama dengan akuntansi Aset jangka
panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya,
akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi
bisnis normal (amortisasi), dan akuntansi untuk jumlah
jika nilainya turun secara substansial serta terus-
menerus.

2. Jenis-Jenis Asset tidak berwujud

Akuntansi Asset tidak berwujud bergantung pada


apakah tidak berwujud memiliki keterbatasan atau tidak.
Ada berbagai jenis barang tidak berjuwud yang

Akuntansi Keuangan 1 392


diklasifikasikan ke dalam 6 kategori utama sebagaimana
berikut:

a. Asset tidak berwujud terkait dengan pemasaran :


Merek dagang atau nama dagang (Trade Mark and
Brand Name), nama domain internet, dan perjanjian
nonkompetisi.
Merek Dagang dan Nama Merek Merek dagang
adalah simbol visual, gambar atau merek, dalam
bentuk kata, atau kelompok huruf, atau kombinasi dari
semuanya, atau label yang diadopsi dan digunakan
oleh organisasi. Merek dagang diterapkan pada
barang dan barang dagangan dengan maksud agar
pembeli dapat mengidentifikasi produk atau jasanya
dan membedakannya dari produk dan jasa pihak lain.
Perlakuan akuntansi merek dagang dan nama merek
adalah, mendebit merek dagang atau nama merek
sebesar biaya perolehan dan mengamortisasinya
selama umur yang wajar. Merek dagang adalah aset
tidak berwujud yang berhubungan dengan pasar

b. Asset tidak berwujud terkait pelanggan : daftar


pelanggan, pesanan, backlogs produksi, dan
hubungan pelanggan kontrak dan non kontrak.

c. Asset tidak berwujud terkait dengan artistik : hak


kepemilikan terkait dengan permainan, karya sastra,
karya musik, gambar, foto, dan materi video

Akuntansi Keuangan 1 393


audiovisual. Hak eksklusif ini dilindungi oleh adanya
hak cipta.
Hak cipta/ Copyright diberikan oleh badan hukum
kepada pemegang hak cipta, yang memiliki hak
eksklusif untuk menerbitkan, memproduksi dan
menjual karya seni, musik, atau sastra. Pemegang hak
cipta dapat menjual haknya kepada penerbit atau
pihak lain yang berkepentingan dengan materi hak
cipta. Jika hak cipta dibeli dari pihak lain, dicatat pada
biaya perolehan, dalam perlakuan akuntansi. Tetapi
jika hak cipta dikembangkan oleh perusahaan itu
sendiri, biaya seperti biaya hukum dan biaya terkait
lainnya untuk mengamankannya dicatat oleh unit
bisnis. Asset tak berwujud terkait dengan kontrak :
merupakan hak yang tibul dari peraturan kontraktual,
seperti perjanjian waralaba, lisensi, konstruksi izin,
hak siar, dan kontrak layanan atau pasokan.

d. Asset tak berwujud terkait dengan teknologi :


berkaitan dengan inovasi atau kemajuan teknologi,
contohnya adalah teknologi yang dipatenkan.
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh badan
hukum kepada penemu produk atau proses dengan
maksud untuk melindungi hak penemu dari gangguan
orang lain. Hak paten dapat diperoleh oleh organisasi
bisnis dengan dua cara, yaitu melalui pembelian dari
pemegang paten, atau dengan mengembangkan
produk atau proses baru. Jika hak paten diperoleh

Akuntansi Keuangan 1 394


melalui pembelian, dicatat sebesar biaya perolehan.
Jika paten dikembangkan oleh organisasi bisnis itu
sendiri, maka ia dapat mempertimbangkan biaya
seperti biaya hukum dan biaya terkait lainnya untuk
mengamankannya. Biaya penelitian dan
pengembangan (R&D) produk atau proses tidak
diperhitungkan sebagai bagian dari biaya paten. Oleh
karena itu, biaya tersebut harus diperlakukan secara
terpisah. Paten adalah aset tidak berwujud berbasis
teknologi.

e. Goodwill
Asset tidak berwujud goodwill ini akan muncul ketika
suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dan
membayar premi diatas nilai pasar wajar perusahaan.
Goodwill muncul karena berbagai alasan seperti
kualitas tenaga kerja yang tinggi, fasilitas infrastruktur
yang baik, keunggulan lokasi dan keunggulan nama
merek yang mapan, loyalitas pelanggan, hubungan
karyawan yang baik, dan manajemen yang baik.
Goodwill dapat dibeli atau diperkirakan. Goodwill yang
dibeli timbul ketika suatu perusahaan mengakuisisi
bisnis lain dan membayar harga yang melebihi nilai
pasar. Goodwill menunjukkan kemampuan untuk
mendapatkan penghasilan di masa depan.
Perusahaan dapat memperkirakan kapasitas
perolehan laba tambahannya di masa depan dan
dapat mengkapitalisasinya. Perlakuan akuntansi

Akuntansi Keuangan 1 395


untuk goodwill adalah, mendebitnya sebesar biaya
perolehan dan mengamortisasinya selama umur yang
wajar. Goodwill adalah aset tidak berwujud yang
berhubungan dengan pasar

f. Waralaba
Waralaba adalah sistem ritel untuk mendistribusikan
barang atau jasa melalui outlet tertentu; pada
dasarnya waralaba adalah lisensi merek dagang, yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk
memasarkan produk atau jasa tertentu di bawah nama
merek atau merek dagang menurut syarat dan
ketentuan perjanjian lisensi yang telah ditentukan.
Perlakuan akuntansi untuk waralaba atau lisensi
adalah, mendebitnya sebesar biaya perolehan dan
mengamortisasinya selama umur yang wajar.
Waralaba adalah aset tidak berwujud berbasis kontrak

3. Akuntansi Aset tidak berwujud

Mencatat Biaya Pembelian Aset Tak Berwujud

Sesuai dengan prinsip biaya, Aset tak berwujud harus


dicatat pada saat diakuisisi dengan biaya ekuivalen kas
saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan
hukum, dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan
dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya pasar
saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari
Aset yang diterima, mana yang lebih dapat ditentukan.

Akuntansi Keuangan 1 396


Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aset tak berwujud

Akuntansi untuk Aset tak berwujud melibatkan


prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang diaplikasikan
untuk Aset tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik
dan peralatan yaitu :

a)Pada disposisi,
menerapkan prinsip
pendapatan.
Keuntungan atau
a)Selama periode
a)Pada akuisisi kerugian yang
penggunaan,
menerapkan prinsip diakui atas
menerapkan prinsip
biaya. pelepasan sama
penandingan.
dengan selisih
antara
pertimbangan yang
diterima.

4. Pengakuan dan pengukuran

Pengakuan awal aset tidak berwujud Setelah


ditentukan bahwa suatu item memenuhi definisi aset
tidak berwujud, entitas harus menentukan apakah item
tersebut memenuhi kriteria pengakuan. Aset tidak
berwujud hanya dapat diakui jika kemungkinan besar
manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan
(misalnya pendapatan dari penjualan produk atau jasa)
yang diatribusikan ke aset akan mengalir ke entitas dan
biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Aset tidakberwujud Pengakuan Awal

Dibeli Pengakuan awal dicatat sebesar Harga


perolehan

Akuntansi Keuangan 1 397


Dibuat sendiri aset tidak berwujud yang dihasilkan
secara internal tidak dapat dikapitalisasi.

Alasan mengapa aset tidak berwujud


yang dihasilkan secara internal seringkali
tidak dapat dikapitalisasi adalah karena
sulitnya menentukan manfaat sebenarnya
dari aset tersebut atau bahkan untuk
menetapkan biaya spesifik yang dapat
diatribusikan pada item seperti nama
merek

Biaya penelitian dan Secara realistis ada satu aset tak


pengembangan berwujud yang dihasilkan secara internal
yang dapat dikapitalisasi. Ini adalah biaya
pengembangan, di mana entitas
mengeluarkan biaya untuk
mengembangkan lini produk atau metode
produksi baru. Ini dapat dikapitalisasi dari
titik di mana enam kriteria pengembangan
terpenuhi.

5. Penilaian Aset Tidak Berwujud Tersebut

Penilaian
aset

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


biaya pasar pendapatan
Pendekatan Biaya/ Cost Approach

Akuntansi Keuangan 1 398


Penilaian aset tidak berwujud dimungkinkan berdasarkan
'biaya untuk membuat' atau berapa biaya untuk
menciptakan kembali jenis aset yang serupa, dengan
daya tarik konsumen atau utilitas komersial yang setara.

- Untuk aset tidak berwujud seperti merek, biaya


tersebut umumnya mencakup penamaan, penelitian
dan desain produk, desain kemasan, biaya iklan dan
promosi.
- Dalam hal layanan IT, biaya dapat mencakup
pengembangan dan implementasinya.

Metode ini tidak memberikan manfaat ekonomi bagi


pemilik aset melalui penggunaannya. Mungkin ada
sedikit atau tidak adanya korelasi antara biaya
pengembangan dan dampak pada kinerja keuangan
(yaitu, pendapatan dan laba). Setelah dibuat, nilai aset
tidak berwujud bagi pemiliknya mungkin jauh lebih tinggi
daripada biaya untuk membuatnya.

Pendekatan Pasar/Market Approach

Pendekatan pasar juga dikenal sebagai


pendekatan 'perbandingan penjualan', di mana nilai wajar
aset tidak berwujud ditentukan dengan membuat
perbandingan dengan penjualan aktual aset serupa.
Namun, aset tidak berwujud seperti merek tidak dapat
dijual secara terpisah dari aset bisnis lainnya. Oleh
karena itu, tidak mudah untuk menemukan contoh harga
yang dibayarkan dalam penjualan langsung untuk aset
yang sebanding. Banyak aset tak berwujud yang

Akuntansi Keuangan 1 399


berharga bersifat unik dan kecuali ada transaksi dalam
aset tertentu yang sedang dipertimbangkan,
perbandingan harga apa pun mungkin tidak membantu
untuk penilaian aset takberwujud.

Nilai Pasar adalah estimasi sejumlah uang yang


dapat diperoleh atau dibayar untuk penukaran suatu aset
atau liabilitas pada tanggal penilaian, antara pembeli
yang berminat membeli dengan penjual yang berminat
menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang
pemasarannya dilakukan secara layak, di mana kedua
pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman
yang dimilikinya, kehati-hatian.

Sesuai dengan POJK No. 35/POJK.04/2020, Nilai


Pasar adalah estimasi sejumlah uang yang dapat
diperoleh dari hasil penukaran suatu aset atau liabilitas
pada Tanggal Penilaian, antara pembeli yang berminat
membeli dengan penjual yang berminat menjual, dalam
suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya
dilakukan secara layak, di mana kedua Pihak masing–
masing bertindak atas dasar pemahaman yang
dimilikinya, kehatihatian, dan tanpa paksaan

Mencatat Biaya Aset Tak Berwujud yang Dibuat


secara Internal

Kadang kala perusahaan membuat sendiri Aset tak


berwujud, seperti paten. Hanya biaya yang secara
spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan Aset tak

Akuntansi Keuangan 1 400


berwujud tersebut hanya akan diidentifikasi. Jadi,
walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya
penelitian yang sangat besar untuk membentuk hal yang
dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan
paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai Aset. Karena
kendala ini, biaya yang dikapitalisasi untuk Aset tak
berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak
mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang
dikapitalisasi untuk Aset tak berwujud yang dibeli melalui
transaksi yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya

Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam


mengestimasi umur Aset tak berwujud :

a. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang


dapat membatasi umur manfaat maksimum.

b. Ketentuan untuk pembaruan (renewal) atau


perpanjangan (extension) yang dpat mengubah batas
umur masa manfaat Aset tersebut.

c. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor


ekonomis lainya yang dapat mengurangi umur
manfaat.

d. Perkiraan umur pelayanan (service life) dari seorang


atau kelompok pegawai.

e. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan


pihak lainya yang dapat membatasi keunggulan
kompetitif yang sudah ada.

Akuntansi Keuangan 1 401


f. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat
yang tidak dapat diproyeksikan dengan layak.

g. Apakah Aset tak berwujud itu terdiri dari berbagai


factor individual dengan umur manfaat efektif yang
bervariasi.

Menurut sifatnya itu, maka Aset tak berwujud jarang


mempunyai nilai residu. Biaya Aset tak berwujud yang
tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditentukan
atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi
berdasarkan estimasi umur manfaatnya.

a. Penurunan Nilai Aset Tak Berwujud

Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus


kas masuk yang diharapkan dari penggunaan Aset tak
berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai
buku yang belum diamortisasikan, maka Aset tak
berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian
penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan
antara nilai buku dan nilai wajar. Nilai buku Aset yang
telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur
manfaat Aset tersebut, tetapi periode amortisasi tidak
lebih dari 40 tahun

b. Pelepasan Aset Tak Berwujud

Ketika sebuah Aset tak berwujud dijual,


dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang belum
diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan

Akuntansi Keuangan 1 402


atau kerugian pelepasan diakui dan dicatat.
Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan
perbedaan antara hasil bersih dari pelepasan dan
biaya yang belum diamortisasi.

Akuntansi Keuangan 1 403


Akuntansi Keuangan 1 404
C. LATIHAN

1. Sebutkan kriteria-kriteria dalam pengklasifikasian asset


tetap tidak berwujud!
2. Jelaskan jenis-jenis asset tetap tidak berwujud yang
dimiliki suatu entitas!
3. Bagaimana prosedur pelepasan asset tetap tidak
berwujud!

Akuntansi Keuangan 1 405


D. REFERENSI

Baridwan, Z. (2018). Akuntansi Intermediate. Yogyakarta:


BPFE.
Carl S. Warren, dkk. (2014). Accounting Indonesia
Adaptation. Jakarta : Salemba Empat.
Diana, Anastasia, dkk. (2017)Akuntansi Keuangan Menengah
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Terbaru.
Yogyakarta: CV Andi Offset
Giri, Efraim Ferdinan. (2012). Akuntansi keuangan menengah
1 Perspektif IFRS (Cetakan pertama). Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Kartikahadi, Hans., dkk (2016). Akuntansi Keuangan
Berdasarkan SAK Berbasis IFRS (Edisi kedua buku
1), Jakarta:Ikatan Akuntan Indonesia.
Kieso, Weygandt Warfield. (2017) Akuntansi Keungan
Menengah Intermediate Accounting, Jakarta:
Salemba Empat.
Martani, Dwi., dkk., (2012). Akuntansi Keuangan Menengah
Berbasis PSAK (Buku 1), Jakarta: Salemba Empat.
Suhayati, E., & Anggadini, S. D. (2017). Akuntansi keuangan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Akuntansi Keuangan 1 406

Anda mungkin juga menyukai