Anda di halaman 1dari 5

BAB II – LANDASAN TEORITIS

PSAK 19: ASEY TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSET)


1. Devenisi
Aset tak berwujud adalah suatu bentuk aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi, namun
tidak memiliki wujud fisik. Menurut beberapa ahli seperti Kieso, Obaidullah Jan, Steven
Bragg, Harold Averkamp, dan WebFinance, Inc, aset tak berwujud merupakan suatu
sumber daya jangka panjang yang tidak nampak secara fisik, namun memberikan
manfaat bagi individu, perusahaan, atau entitas.
Amortisasi adalah prosedur akuntansi yang secara bertahap mengurangi nilai biaya dari
suatu aktiva dengan umur manfaat terbatas, atau aktiva tidak berwujud lainnya, melalui
pembebanan berkala ke pendapatan. Artinya, amortisasi merupakan prosedur penyusutan
pada pengurangan nilai aset tak berwujud setiap periode akuntansi
2. Prosedur Untuk Menilai dan Mengamortisasi Aktiva Tak Berwujud
Amortisasi merupakan proses pengalokasian biaya aktiva tak berwujud selama masa
manfaatnya. Prosedur untuk menilai dan mengamortisasi aktiva tak berwujud adalah
sebagai berikut:
- Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli: Aktiva tak berwujud yang dibeli dari pihak lain
dicatat pada biaya, termasuk semua biaya akuisisi dan pengeluaran yang diperlukan
untuk membuat aktiva tak berwujud tersebut siap digunakan sebagaimana
dimaksudkan. Jika aktiva tak berwujud diperoleh dengan saham atau ditukarkan
dengan aktiva lain, maka biaya aktiva tak berwujud itu adalah nilai pasar wajar dari
pertimbangan yang diberikan atau nilai pasar wajar aktiva tak berwujud yang
diterima, mana yang memiliki bukti lebih jelas
- Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat Secara Internal: Aktiva tak berwujud yang
dihasilkan secara internal dapat dikapitalisasi dan diamortisasi selama estimasi masa
manfaatnya, apabila beberapa kriteria terpenuhi. Kesulitan dalam menentukan
apakah suatu asset tak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria
untuk diakui adalah menentukan apakah telah timbul dan saat timbulnya aset yang
dapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan serta
menentukan biaya perolehan aset tersebut secara andal.
- Amortisasi Aktiva Tak Berwujud: Aktiva tak berwujud dapat mempunyai umur
manfaat yang terbatas atau tidak terbatas. Aset tak berwujud dengan masa manfaat
terbatas harus diamortisasi, sedangkan aset tak berwujud dengan masa manfaat tidak
terbatas tidak diamortisasi tapi dilakukan uji penurunan nilai secara berkala. Dalam
menentukan masa manfaat dari suatu asset tak berwujud, perlu diperhatikan
beberapa faktor seperti harapan manfaat asset bagi entitas, tipe siklus hidup produk
bagi aset, jenis teknis, teknologi, komersial atau jenis lain dari keusangan, stabilitas
industry dimana aset beroperasi, perkiraan atas tindakan competitor atau competitor
potensial, tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
manfaat ekonomis masa depan dari asset, periode pengendalian asset dan hukum
atau batasan serupa dalam pemanfaatan asset, serta apakah masa manfaat asset
bergantung dengan masa manfaat asset entitas lainnya.
- Aktiva Tak Berwujud yang Mempunyai Umur Manfaat Terbatas: Aset tidak
berwujud yang mempunyai umur terbatas harus diamortisasi dengan memperhatikan
beberapa faktor, seperti diamortisasi dengan biaya sistematis untuk biaya selama
masa manfaat, aset kredit akun atau akumulasi amortisasi, masa manfaat harus
mencerminkan periode dimana asset akan memberikan kontribusi untuk arus kas,
dan IFRS mengharuskan perusahaan untuk melakukan pengujian penurunan nilai
atas aset tak berwujud yang memiliki umur manfaat.

3. Aktiva Tak Berwujud Yang Dapat Diidentifikasi Secara Khusus


Akuntansi untuk aktiva tak Berwujud bergantung pada apakah aktiva tak berwujud
itumempunyai umur manfaat terbatas atau tidak terbatas. Terdapat banyak jenis aktiva
tak berwujud yang sering kali dikelompokan menjadi enam kategori besar yaitu:
a. Aktiva tak Berwujud yang terkait dengan pemasaran Aktiva tak Berwujud yang
terkait dengan pemasaran terutama digunakan di dalam pemasaran atau promosi
produk atau jasa.contohnya adalah merk dagang atau nama dagang, susunan atau
dewan redaksi disurat kabar, nama domain internet dan perjanjian non persaingan.
Bentuk umum dari aktiva tak terwujud yang berhubungan dengan pemasaran adalah
merk dagang (trademark) atau nama dagang (tradename). Suatu merk dagang
(trademark) atau nama dagang (trade name) adalah suatu kata, frasa, atau symbol yang
membedakan atau mengidentifikasi suatu perusahaan atau produk tertentu. Nilai suatu
aktiva tak terwujud yang berhubungan dengan pemasaran dapat menjadi sangat
substansial.
b. Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pelanggan Aktiva tak berwujud yang
berkaitan dengan pelanggan dihasilkan dari interaksi dengan pihak luar. Contohnya
adalah daftar pelanggan , catatan pesanan atau catatan produksidanhubungan dengan
pelanggan yang terkait kontrak maupun yang tidak.
c. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan seni Aktiva tak berwujud yang terkait
dengan seni termasuk hak kepemilikan naskah drama ,karya sastra, karya music,
gambar-gambar,foto ,dan materi video dan audiovisual. Suatuhak cipta (copyrights)
merupakan hak yang diberikan pemerintah kepada para penulis , pelukis , pemusik,
pematung, dan seniman lain atas kreasi dan ekspresi mereka. Hak ciptadiberikan
selama umur penciptanya ditambah 70 tahun , dan memberikan kepada pemilikatau
pewarisnya, hak eksklusif untuk memproduksi ulang dan menjual suatu
pekerjaanartistik atau yang dipublikasikan.
d. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan kontrak Aktiva tak berwujud yang
berhubungan dengan kontrak merupakan nilai dari hak yangmuncul dari perjanjian
kontrak. Contoh dari waralaba (franchise) yaitu perjanjian lisensi, ijin bangunan, hak
siaran, dan kontrak jasa atau pasokan. Bentuk umum dari aktiva tak berwujud yang
berhubungan dengan kontrak yaitu waralaba (franchise).
e. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan teknologi Aktiva tak berwujud yang
berhubungan dengan teknologi berkaitan dengan inovasi ataukemajuan teknologi.
Contoh teknologi yang di patenkan dan rahasia dagang diberikanoleh U.S. Patent and
trademark Office.
f. Goodwill Meskipun perusahaan diijinkan untuk mengkapitalisasi biaya tertentu
gunamengembangkan aktiva yang dapat diidentifikasi secara khusus seperti paten dan
hakcipta , namun jumlah yang di kapitalisasi biasanya tidak signifikan. Jumlah aktiva
tak berwujud yang material dicatat ketika perusahaan membeli aktiva tak berwujud,
terutama dalam situasi yang melibatkan pembelian bisnis lain (sering kali disebut
sebagai penggabungan usaha).
4. Prosedur Mencatat Goodwill dan Biaya Litbang
Goodwill seringkali disebut sebagai aktiva yang paling tak berwujud dari aktiva tak
berwujud. Aktiva tak berwujud lain yang sulit untuk diidentifikasi atau diukur dicatat
sebagai goodwill:

 Pencatatan Goodwill Goodwill yang diciptakan secara Internal.


Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi dalam akun.
Pengukuran komponen goodwill terlalu kompleks dan menghubungkan setiap biaya
dengan manfaat masa depan sangat sulit. Manfaat masa depandari goodwill mungkin
tidak memiliki hubungan dengan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan
goodwill tersebut, Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli. Untuk
mencatat goodwill nilai pasar wajar dari aktiva berwujud bersih dan aktiva tak
berwujud yang dapat diidentifikasi dibandingkan dengan harga beli perusahaan yang
diperoleh. Perbedaannya dianggap sebagai goodwill.
 Penghapusan Goodwill.
Banyak orang yakin bahwa nilai goodwill pada akhirnya akan lenyap. Oleh karena
itu,mereka berpendapat bahwa perusahaan harus mencatatkan goodwill ke dalam
biaya selama periode yang terpengaruh olehnya. Amortisasi goodwill akan
membandingkan beban dengan pendapatan dengan lebih baik. Yang lain mancatat
bahwa perlakuan akuntansi untuk goodwill yang dibeli dan goodwill yang diciptakan
secara internal harus konsisten.
 Goodwill Negative-Badwill
Goodwill negative (sering disebut secara tidak tepat sebagai badwill atau pembelian
bersaing) muncul ketika nilai pasar wajar aktiva yang diperoleh lebih tinggi daripada
harga beli aktiva bersangkutan. Situasi ini timbul sebagai hasil dari ketidak
sempurnaan pasar. Dalam kasus ini, penjual akan lebih baik menjual aktiva tersebut
secara individual dari pada secara keseluruhan. Akan tetapi, situasi ini dapat terjadi
jika harga beli lebih rendah daripada nilai aktiva bersih yang dapat diidentifikasi.
Karena itu, timbul apa yang disebut sebagai kredit, kredit ini dikenal sebagai goodwill
negative atau kelebihan nilai wajar atas biaya aktiva yang diperoleh, badwill atau
pembelian bersaing.
 Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Masa Manfaat Terbatas
Peraturan umum yang berlaku untuk penurunan nilai property, pabrik, dan peralatan
juga berlaku untuk aktiva tak berwujud dengan umur terbatas. Dalam pengujian
kemampuan pemulihan (recoverability) ini, perusahaan dapat mengestimasi arus kas
masa depan yang diharapkan akan diperoleh dari penggunaan aktiva dan disposisi
akhir. Selanjutnya perusahaan mengunakan pengujian nilai wajar (fair value test).
Pengujian ini mengukur kerugian penurunan nilai dengan membandingkan nilai wajar
aktiva dengan nilai bukunya.
 Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Umur Tidak Terbatas Selaian
Goodwill
Aktiva tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas (selain goodwill) harus diuji
penurunan nilainya paling tidak setahun sekali, pengujian penurunan nilai untuk
aktivadengan umur tak terbatas selain goodwill ini adalah pengujian nilai wajar (fair
value test). Pengujian ini membandingkan nilai wajar aktiva tak berwujud lebih kecil
daripada jumlahtercatatnya, maka penurunan nilainya diakui.
 Penurunan nilai goodwill
Aturan penurunan nilai untuk goodwill adalah proses dua tahap. Pertama,
perusahaanharus membandingkan nilai wajar unit yang dilaporkan terhadap jumlah
tercatat, maka penurunan nilai goodwill tidak dipertimbangkan. Perusahaan tidak
perlu melakukan apa-apa lagi.

5. Penyajian Pos-Pos Tak Berwujud Dan Yang Berhubungan


Perusahaan harus melaporkan semua aktiva tak berwujudnya selain goodwill sebagai
poster pisah di dalam neraca. Goodwill harus dilaporkan terpisah, jika ada,karena
goodwill dan aktiva tak berwujud lainnya sangat berbeda dengan jenis aktiva yang lain,
pengungkapan ini akan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan,
khususnya neraca. Pada laporan laba-rugi, perusahaan harus menampilkan beban
amortisasi dan kerugian penurunan nilai untuk aktiva tak berwujud selain goodwill
sebagai bagian dari operasi berjalan. Kerugian penurunan nilai goodwill harus disajikan
dalam pos terpisah pada bagian operasi berjalan, kecuali jika penurunan goodwill
tersebut terkait dengan operasi yang sudah tidak lagi berjalan. Catatan pada laporan
keuangan harus meliputi informasi mengenai aktiva tak berwujud yang diakuisisi,
termasuk beban amortisasi keseluruhan untuk setiap tahun berikutnya selama 5 tahun.
Catatan tersebut harus mencakup informasi mengenai perubahan dalam jumlah yang
tercatat goodwill selama periode tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN

PSAK 19 Aset Tak Berwujud (Intangible Asset)


1. PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) sebelum Diakuisisi PT Garudafood Putra Putri Jaya
Tbk (GOOD)
Dalam laporan keuangan PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) tidak dikemukakan adanya
asset tidak berwujud (Intangible Asset).
Dalam laporan keuangan hanya menjelaskan tentang proses penilaian nilai wajar dan
pengujian penurunan nilai aset yang dilakukan oleh suatu perusahaan pada akhir setiap
periode pelaporan tahunan. Penilaian nilai wajar dilakukan dengan mengestimasi arus kas
masa depan neto dan didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto
sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko
spesifik aset. Jika harga pasar tidak tersedia, perusahaan akan menggunakan model
penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset.

2. PT Mulia Bogor Raya Tbk (KEJU) setelah Diakuisisi PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
(GOOD)
3.
4.

Anda mungkin juga menyukai