1. Devenisi Aset tak berwujud adalah suatu bentuk aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi, namun tidak memiliki wujud fisik. Menurut beberapa ahli seperti Kieso, Obaidullah Jan, Steven Bragg, Harold Averkamp, dan WebFinance, Inc, aset tak berwujud merupakan suatu sumber daya jangka panjang yang tidak nampak secara fisik, namun memberikan manfaat bagi individu, perusahaan, atau entitas. Amortisasi adalah prosedur akuntansi yang secara bertahap mengurangi nilai biaya dari suatu aktiva dengan umur manfaat terbatas, atau aktiva tidak berwujud lainnya, melalui pembebanan berkala ke pendapatan. Artinya, amortisasi merupakan prosedur penyusutan pada pengurangan nilai aset tak berwujud setiap periode akuntansi 2. Prosedur Untuk Menilai dan Mengamortisasi Aktiva Tak Berwujud Amortisasi merupakan proses pengalokasian biaya aktiva tak berwujud selama masa manfaatnya. Prosedur untuk menilai dan mengamortisasi aktiva tak berwujud adalah sebagai berikut: - Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli: Aktiva tak berwujud yang dibeli dari pihak lain dicatat pada biaya, termasuk semua biaya akuisisi dan pengeluaran yang diperlukan untuk membuat aktiva tak berwujud tersebut siap digunakan sebagaimana dimaksudkan. Jika aktiva tak berwujud diperoleh dengan saham atau ditukarkan dengan aktiva lain, maka biaya aktiva tak berwujud itu adalah nilai pasar wajar dari pertimbangan yang diberikan atau nilai pasar wajar aktiva tak berwujud yang diterima, mana yang memiliki bukti lebih jelas - Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat Secara Internal: Aktiva tak berwujud yang dihasilkan secara internal dapat dikapitalisasi dan diamortisasi selama estimasi masa manfaatnya, apabila beberapa kriteria terpenuhi. Kesulitan dalam menentukan apakah suatu asset tak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui adalah menentukan apakah telah timbul dan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan serta menentukan biaya perolehan aset tersebut secara andal. - Amortisasi Aktiva Tak Berwujud: Aktiva tak berwujud dapat mempunyai umur manfaat yang terbatas atau tidak terbatas. Aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas harus diamortisasi, sedangkan aset tak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi tapi dilakukan uji penurunan nilai secara berkala. Dalam menentukan masa manfaat dari suatu asset tak berwujud, perlu diperhatikan beberapa faktor seperti harapan manfaat asset bagi entitas, tipe siklus hidup produk bagi aset, jenis teknis, teknologi, komersial atau jenis lain dari keusangan, stabilitas industry dimana aset beroperasi, perkiraan atas tindakan competitor atau competitor potensial, tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan manfaat ekonomis masa depan dari asset, periode pengendalian asset dan hukum atau batasan serupa dalam pemanfaatan asset, serta apakah masa manfaat asset bergantung dengan masa manfaat asset entitas lainnya. - Aktiva Tak Berwujud yang Mempunyai Umur Manfaat Terbatas: Aset tidak berwujud yang mempunyai umur terbatas harus diamortisasi dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti diamortisasi dengan biaya sistematis untuk biaya selama masa manfaat, aset kredit akun atau akumulasi amortisasi, masa manfaat harus mencerminkan periode dimana asset akan memberikan kontribusi untuk arus kas, dan IFRS mengharuskan perusahaan untuk melakukan pengujian penurunan nilai atas aset tak berwujud yang memiliki umur manfaat.
3. Aktiva Tak Berwujud Yang Dapat Diidentifikasi Secara Khusus
Akuntansi untuk aktiva tak Berwujud bergantung pada apakah aktiva tak berwujud itumempunyai umur manfaat terbatas atau tidak terbatas. Terdapat banyak jenis aktiva tak berwujud yang sering kali dikelompokan menjadi enam kategori besar yaitu: a. Aktiva tak Berwujud yang terkait dengan pemasaran Aktiva tak Berwujud yang terkait dengan pemasaran terutama digunakan di dalam pemasaran atau promosi produk atau jasa.contohnya adalah merk dagang atau nama dagang, susunan atau dewan redaksi disurat kabar, nama domain internet dan perjanjian non persaingan. Bentuk umum dari aktiva tak terwujud yang berhubungan dengan pemasaran adalah merk dagang (trademark) atau nama dagang (tradename). Suatu merk dagang (trademark) atau nama dagang (trade name) adalah suatu kata, frasa, atau symbol yang membedakan atau mengidentifikasi suatu perusahaan atau produk tertentu. Nilai suatu aktiva tak terwujud yang berhubungan dengan pemasaran dapat menjadi sangat substansial. b. Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pelanggan Aktiva tak berwujud yang berkaitan dengan pelanggan dihasilkan dari interaksi dengan pihak luar. Contohnya adalah daftar pelanggan , catatan pesanan atau catatan produksidanhubungan dengan pelanggan yang terkait kontrak maupun yang tidak. c. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan seni Aktiva tak berwujud yang terkait dengan seni termasuk hak kepemilikan naskah drama ,karya sastra, karya music, gambar-gambar,foto ,dan materi video dan audiovisual. Suatuhak cipta (copyrights) merupakan hak yang diberikan pemerintah kepada para penulis , pelukis , pemusik, pematung, dan seniman lain atas kreasi dan ekspresi mereka. Hak ciptadiberikan selama umur penciptanya ditambah 70 tahun , dan memberikan kepada pemilikatau pewarisnya, hak eksklusif untuk memproduksi ulang dan menjual suatu pekerjaanartistik atau yang dipublikasikan. d. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan kontrak Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan kontrak merupakan nilai dari hak yangmuncul dari perjanjian kontrak. Contoh dari waralaba (franchise) yaitu perjanjian lisensi, ijin bangunan, hak siaran, dan kontrak jasa atau pasokan. Bentuk umum dari aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan kontrak yaitu waralaba (franchise). e. Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan teknologi Aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan teknologi berkaitan dengan inovasi ataukemajuan teknologi. Contoh teknologi yang di patenkan dan rahasia dagang diberikanoleh U.S. Patent and trademark Office. f. Goodwill Meskipun perusahaan diijinkan untuk mengkapitalisasi biaya tertentu gunamengembangkan aktiva yang dapat diidentifikasi secara khusus seperti paten dan hakcipta , namun jumlah yang di kapitalisasi biasanya tidak signifikan. Jumlah aktiva tak berwujud yang material dicatat ketika perusahaan membeli aktiva tak berwujud, terutama dalam situasi yang melibatkan pembelian bisnis lain (sering kali disebut sebagai penggabungan usaha). 4. Prosedur Mencatat Goodwill dan Biaya Litbang Goodwill seringkali disebut sebagai aktiva yang paling tak berwujud dari aktiva tak berwujud. Aktiva tak berwujud lain yang sulit untuk diidentifikasi atau diukur dicatat sebagai goodwill:
Pencatatan Goodwill Goodwill yang diciptakan secara Internal.
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi dalam akun. Pengukuran komponen goodwill terlalu kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan sangat sulit. Manfaat masa depandari goodwill mungkin tidak memiliki hubungan dengan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan goodwill tersebut, Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli. Untuk mencatat goodwill nilai pasar wajar dari aktiva berwujud bersih dan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi dibandingkan dengan harga beli perusahaan yang diperoleh. Perbedaannya dianggap sebagai goodwill. Penghapusan Goodwill. Banyak orang yakin bahwa nilai goodwill pada akhirnya akan lenyap. Oleh karena itu,mereka berpendapat bahwa perusahaan harus mencatatkan goodwill ke dalam biaya selama periode yang terpengaruh olehnya. Amortisasi goodwill akan membandingkan beban dengan pendapatan dengan lebih baik. Yang lain mancatat bahwa perlakuan akuntansi untuk goodwill yang dibeli dan goodwill yang diciptakan secara internal harus konsisten. Goodwill Negative-Badwill Goodwill negative (sering disebut secara tidak tepat sebagai badwill atau pembelian bersaing) muncul ketika nilai pasar wajar aktiva yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli aktiva bersangkutan. Situasi ini timbul sebagai hasil dari ketidak sempurnaan pasar. Dalam kasus ini, penjual akan lebih baik menjual aktiva tersebut secara individual dari pada secara keseluruhan. Akan tetapi, situasi ini dapat terjadi jika harga beli lebih rendah daripada nilai aktiva bersih yang dapat diidentifikasi. Karena itu, timbul apa yang disebut sebagai kredit, kredit ini dikenal sebagai goodwill negative atau kelebihan nilai wajar atas biaya aktiva yang diperoleh, badwill atau pembelian bersaing. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Masa Manfaat Terbatas Peraturan umum yang berlaku untuk penurunan nilai property, pabrik, dan peralatan juga berlaku untuk aktiva tak berwujud dengan umur terbatas. Dalam pengujian kemampuan pemulihan (recoverability) ini, perusahaan dapat mengestimasi arus kas masa depan yang diharapkan akan diperoleh dari penggunaan aktiva dan disposisi akhir. Selanjutnya perusahaan mengunakan pengujian nilai wajar (fair value test). Pengujian ini mengukur kerugian penurunan nilai dengan membandingkan nilai wajar aktiva dengan nilai bukunya. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Umur Tidak Terbatas Selaian Goodwill Aktiva tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas (selain goodwill) harus diuji penurunan nilainya paling tidak setahun sekali, pengujian penurunan nilai untuk aktivadengan umur tak terbatas selain goodwill ini adalah pengujian nilai wajar (fair value test). Pengujian ini membandingkan nilai wajar aktiva tak berwujud lebih kecil daripada jumlahtercatatnya, maka penurunan nilainya diakui. Penurunan nilai goodwill Aturan penurunan nilai untuk goodwill adalah proses dua tahap. Pertama, perusahaanharus membandingkan nilai wajar unit yang dilaporkan terhadap jumlah tercatat, maka penurunan nilai goodwill tidak dipertimbangkan. Perusahaan tidak perlu melakukan apa-apa lagi.
5. Penyajian Pos-Pos Tak Berwujud Dan Yang Berhubungan
Perusahaan harus melaporkan semua aktiva tak berwujudnya selain goodwill sebagai poster pisah di dalam neraca. Goodwill harus dilaporkan terpisah, jika ada,karena goodwill dan aktiva tak berwujud lainnya sangat berbeda dengan jenis aktiva yang lain, pengungkapan ini akan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca. Pada laporan laba-rugi, perusahaan harus menampilkan beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai untuk aktiva tak berwujud selain goodwill sebagai bagian dari operasi berjalan. Kerugian penurunan nilai goodwill harus disajikan dalam pos terpisah pada bagian operasi berjalan, kecuali jika penurunan goodwill tersebut terkait dengan operasi yang sudah tidak lagi berjalan. Catatan pada laporan keuangan harus meliputi informasi mengenai aktiva tak berwujud yang diakuisisi, termasuk beban amortisasi keseluruhan untuk setiap tahun berikutnya selama 5 tahun. Catatan tersebut harus mencakup informasi mengenai perubahan dalam jumlah yang tercatat goodwill selama periode tersebut. BAB III PEMBAHASAN
PSAK 19 Aset Tak Berwujud (Intangible Asset)
1. PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) sebelum Diakuisisi PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) Dalam laporan keuangan PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) tidak dikemukakan adanya asset tidak berwujud (Intangible Asset). Dalam laporan keuangan hanya menjelaskan tentang proses penilaian nilai wajar dan pengujian penurunan nilai aset yang dilakukan oleh suatu perusahaan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan. Penilaian nilai wajar dilakukan dengan mengestimasi arus kas masa depan neto dan didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Jika harga pasar tidak tersedia, perusahaan akan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset.
2. PT Mulia Bogor Raya Tbk (KEJU) setelah Diakuisisi PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) 3. 4.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya