Anda di halaman 1dari 14

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Nida Zulfa Wahyuni Atik Rindarsih Kuncanawati Adi Setyo Wibowo Asri Istifadah Bunyamin Rosyidi

C1C007107 C1C007108 C1C007109 C1C007110 C1C007111 C1C007113

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI 2010

A. DESKRIPSI AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Aktiva tidak berwujud bukan merupakan klaim kepada pihaak lain, juga bukan merupakan hak yang eksitensinya secara fisik ada. Aktiva tidak berwujud merupakan keistimewaan yang melekat pada produk, proses atau lokasi. Keisitimewaaan yang besifat eksklusif mungkin diperoleh dari pemerintah (missal paten), atau mungkin diciptakan (misal Goodwill) atau mungkin diperoleh dari pemilliknya (leasehold). Aktiva tidak berwujud dapat digoolongkan menjadi dua kelompok : 1. Aktiva tidak berwujud yang eksistensinya dibatasi oleh hukum, peraturan, perjanjian atau karena sifat aktiva tidak berwujud itu sendiri. Contohnya paten, leasehold, hak cipta, fixed term franchise, license, goodwill, biaya organisasi. 2. Aktiva tidak berwujud yang eksistensinya tidak terbatas, yang pada saat pemerolehannya tidak menunjukan adanya keterbatasan eksistensinya. Contohnya : merek dan nama dagang, proses atau rumus rahasia, perpetual franchise, goodwill. Kos aktiva tidak berwujud kelompok pertama harus diamortisasi dengan cara yang sistematik selama umur ekonomisnya, sedangkan kos aktiva tidak berwujud kelompok yang kedua dapat dicantumkan selamanya di, kecuali jika ada bukti yang menunjukan bahwa aktiva tidak berwujud tersebut sudah tidak mempunyai manfaat lagi bagi pemiliknya di masa yang akan datang. Untuk memperoleh gambaran objek yang akan dibahas pengujian

substansifnya, berikut ini diuraikan secara singkat masing-masing jenis aktiva tidak berwujud: Paten adalah hak istimewa yang bersifat eksklusif yang diberikan pemerintah kepada seseorang atau perusahaan untuk memproduksi dan menjual atau memanfaatkan penemuan atau proses. Paten ini diberikan untuk jangka waktu tertentu. Paten ini terdaftar atas nama pemiliknya di direktorat paten, dan pendaftraran ini merupakan bukti sebenarnya mengenai hak pemilikan atas paten tersebut. paten mungkin dimiliki oleh perusahaan hasil penemuannya, atau mungkin

juga dari pembelian hak paten milik pihak lain. Dalam hal yang terakhir ini, perusahaan harus membayar royalties kepada pemilik paten berdasar jumlah produk yang diproduksi atau yang dijual. Lease. Suatu lease merupakan hak untuk menggunakan kekayaan tetap untuk jangka waktu yang tersebut dalam kontrak. Contoh lease adalah: suatu perusahaan membangun sebuah gedung sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkannya, kemudian menjual gedung tersebut (umumnya kepada perusahaan asuransi atau lembaga keuangan yang lain) dan bersaamaan dengan itu perusahaan tersebut menyewa kembali bangunan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Transaksi demikian disebut sale-and-lease-back. Hak cipta hak cipta adalah hak istemewa yang bersifat eksklusif yang diberikan oleh pemerintah untiuk misalnya : mereproduksi dan menjual atau menggunakan pemanfaatan yang lain tulisan,gambar, komposisi music, peta, karya seni, dan lain-lain. Franchise. Franchise adalah suatu kontrak yang memberikan hak penggunaan tertentu atau hak istemewa kepada pihak tetentu untuk berusaha. Kontrak lisensi dan Royalties. Kontrak lisensi dan kontrak royalties diadakan di bawah hak paten dan hak cipta. Umumnya pembeli lisensi tidak mengkapitalisasi biaya pengacara dan biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh lisensi. Jika lisensi diperoleh dengan suatu yang harga pemerolehannya dibayarkan sekaligus pada saat kontrak ditandatangani, harga kontrak tersebut merupakan aktiva tidak berwujud dan harus diamortisasi selama umur ekonomis kontrak lisensi tersebut. Merek dan nama dagang. Merek dagang adalah tanda, symbol, rancangan, dan merk produk (brand name) yang diciptakan sedemikian sehingga memudahkan pembeli mengidentifikasi produk tersebut. nama dagang adalah nama suatu produk yang membedakan produk tersebut dengan produk yang lain. Merek dan nama dagang harus didaftarkan ke direktorat paten, dan pendaftar akan memperoleh hak monopoli dalam menggunakan nama dan merek dagang tersebut untuk jangka waktu

tertentu. Merek dan nama dagang harus dicatat sebesar kosnya dan harus diamortisassi seluruhnya jika sudah tidak bermanfaat lagi. Kos merek terdiri dari biaya untuk membuat desain, atau harga belinya. Kos nama dagang umumnya relative kecil, dan umumnya diperlakukan sebagai biaya promosi penjualan.

B. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD DI DALAM NERACA

1. Aktiva tidak berwujud harus disajikan secara terpisah dalam neraca 2. Jika mungkin, aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur ekonomis yang terbatas harus disajikan terpisah dari aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur ekonomis tidak terbatas 3. Dasar penilaian aktiva tidak berwujud harus disebutkan, dan metode amortisasinya harus dijelaskan dalam laporan keuangan

C.

TUJUAN

PENGUJIAN

SUBSTANTIF

TERHADAP

AKTIVA

TIDAK

BERWUJUD

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud. 2. Membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan dalam neraca. 3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang dicantumkan dalam neraca. 4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud. Sebelum melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca dan

mutasinya selama tahun yang diaudit, auditor memperoleh keykinan mengenai ketlitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi saldo dan mutasi aktiva tidak berwujud tersebut. untuk itu, auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan dengan akun tiva tidak berwujud yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum. Membuktikan asersi keberadaan aktiva tidak berwujud dan asersi keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud

diantumkan di neraca Untuk tujuan ini, auditor melakukan berbagai prosedur audit guna membuktikan : keberadaan aktiva yang bersangkutan dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, kelengkapan, hak kepemilikan atas aktiva tersebut, kewajaran penilaian aktiva tersebut pada tanggal neraca, dan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tersebut di dalam laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud, pengujian diarahkan untuk mencapai salah satu tujuannya yaitu membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi penambahan, pengurangan, penghentian pemakaian aktiva tidak berwujud dalam tahun yang diaudit. Untuk membuktikan asersi keberadaan aktiva tidak berwujud dan asersi keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini: 1. Pengujian analitik 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud 3. Inspeksi terhadap dokumen yang menunjukkan hak kepemilikan atas aktiva tidak berwujud 4. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak

Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang dicantumkan dalam neraca. Untuk tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut: 1. Pengujian analitik 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud 3. Inspeksi terhadap aktiva tidak berwujud 4. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang

dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini: 1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud 2. Inspeksi terhadap aktiva tidak berwujud 3. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca. Dalam hal ini, auditor berkepentingan untuk memverivikasi kewajaran amortisasi aktiva tidak berwujud klien yang mempunyai umur ekonomis terbatas. Untuk membuktikan kewajaran penentuan jumlah akun akumulasi amortisasi aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini: 1. Prosedur audit awal 2. Pengujian analitik 3. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud 4. Inspeksi terhadap aktiva tidak berwujud 5. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak 6. Review terhadap pembentukan akumulasi amortisasi

Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca. Pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur aktiva tidak berwujud telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Satu-satunya pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca adalah dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca yang diaudit dengan prinsip akuntansi berterima umum.

D. PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Prosedur Audit Awal Sebelum membuktikan apakah saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan aktiva tidak berwujud yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Oleh karena itu, auditor melakukan lima prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi aktiva tidak berwujud di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan: 1. Usut saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum di neraca ke saldo akun aktiva tidak berwujud yang bersangkutan di buku besar 2. Hitung kembali saldo akun aktiva tidak berwujud di buku besar 3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun aktiva tidak berwujud dan akumulasi amortisasinya 4. Usut saldo awal akun aktiva tidak berwujud ke kertas kerja tahun yang lalu 5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tidak berwujud ke dalam jurnal yang bersangkutan

Tgl Prosedur Awal kertas kerja Proseder Audit Awal 1. lakukan prosedur audit awal atas salso akun aktiva tidak berwujud yang akan diuji lebih lanjut a. Usut saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum di neraca saldo akun aktiva tidak brewujud yang bersangkutan di buku besar. b. c. Hitunglah kembali akun aktiva tidak berwujud di buku besar. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun Aktiva Tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasinya. d. e. Usut saldo awal akun Aktiva tidak Berwujud ke kertas kerja tahun yang lalu. Usut posting pendebitan dan Pengkreditan akun Aktiva tidak Berwujud ke dalam jurnal yang bersangkutan. Prosedur Analitik 2. a. Lakukan prosedur analitik Hitung ratio berikut ini:

Pelaksa naan

Pelak sana

1) Tingkat perputaran akittiva tidak berwujud 2) Ratio laba bersih dengan aktiva tidak berwujud 3) Ratio aktiva tidak berwujud dengan total aktiva b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain. Pengujian terhadap Transaksi Rinci 3. 4. Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan aktiva tidak berwujud Periksa dokumen yang mendukung transaksi amortisasi aktiva tidak berwwujud Pengujian terhadap Akun Rinci 5. pelajari nutulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud. 6. Mintalah informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva berwujud bagi klien dimasa yang akan datang. 7. lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap surat perjanjian, surat izun, dari pemerintah dan dokumen yang menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan 8. a. b. Bandingkan penyajian aktiva tidak berwujud dengan PABU Periksa klasifikasi aktiva tidak berwjud berdasarkan manfaat ekonomisnya. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud.

Usut saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum di neraca ke saldo akun aktiva tidak berwujud yang bersangkutan di dlam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum di neraca didukun dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka salso aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar: paten, Leasehold, hak cipta, franchise, Lisensi, goodwill, biaya organisasi, merek dan nama dagang. Hitung kembali saldo akun aktiva tidak berwujud di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun aktiva tidak berwujud, auditor menghitung kembali saldo akun aktiva tidak berwujud. Sementara dan aktiva tidak berwujud Jangka Panjang dengan cara menembah saldo awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginya dengan jumlah pengkreditan tiap-tiap akun tersebut. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun Aktiva Tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasinya. Ketidakberesan dalam transaksi pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun Aktiva tidak Berwujud, Akumulasi Amortisasi, dan akun Biaya Amortisasi Aktiva tidak Berwujud. Usut saldo awal akun Aktiva tidakBerwujud dan Akumulasi Amortisasi ke kertas kerja tahun yang lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun Aktiva tidak Berwujud dan Akumulasi Amortiasasi yang bersangkutan, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal akun tersebut. Untuk mencapau tujuan ii, auditor melakukan pengusutan saldo

awal akun Aktiva tidak Berwujud dan Akumulasi Amortiasasi yang bersanmgkutan ke kertas kerja tahun lalu. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tidak berwujud ke dalam jurnal yang bersangkutan. Pendebitan di dalam akun Aktiva tidak Berwujud diusut ke register ukti kas keluar dan pengkreditan ke akun-akun tersebut diusut ke jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan penguranan Aktiva tidak Berwujud berasal dari jurnal yang bersangkutan.

Prosedur Analitik Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap aktiva tidak berwujud:

Ratio 1. Tingkat perputaran aktiva tidak berwujud 2. Ratio laba bersih dengan aktiva tidak berwujud 3. Ratio aktiva tidak berwujud dengan total aktiva

Formula Hasil penjualan bersih Rerata saldo aktiva tidak berwujud Hasil penjualan bersih Rerata saldo aktiva tidak berwujud Aktiva tidak berwujud Total aktiva

Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci. Misalnya, penurunan tingkat perputaran aktiva tidak berwujud tahun yang diaudit dibandingkan dengan ratio yang sama tahun sebelumnya mungkin sebagai akibat dari kapitalisasi biaya riset dan pengembangan yang terjadi dalam tahun yang diaudit.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan aktiva tidak berwujud Aktiva tidak berwujud diperoleh dengan cara membeli dari pihak lain atau menemukan dan mengembangkan sendiri aktiva tidak berwujud tersebut. Untuk memperoleh keyakinan mengenai eksistensi aktiva tidak berwujud, auditor melakukan analisis pendebitan akun-akun aktiva tidak berwujud dan kemudian mengusutnya ke dalam bukti-bukti yang mendukung pemerolehan aktiva tidak berwujud tersebut. Untuk memverifikasi penilaian terhadap aktiva tidak berwujud adalah memeriksa pendebitan akun aktiva tidak berwujud dan mengusutnya ke dalam dokumen yang mendukung pendebitan ke dalam akun tersebut. Yang perlu diketahui oleh auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan aktiva tidak berwujud adalah dasar yang seharusnya dipakai untuk menentukan kos aktiva tidak berwujud berikut ini:

Jenis Aktiva tidak Berwujud 1. Paten

Dasar Penentuan Kos Harga beli paten, biaya pengadilan untuk

mempertahankan tuntutan paten di pengadilan (biasanya pengembangan paten yang dilakukan oleh perusahaan umumnya dibebankan sebagai biaya

pada tahun terjadinya). 2. Hak cipta Pengeluaran untuk pendaftaran hak cipta, biaya penasihat hukum (seperti halnya dengan paten, biaya riset untuk mendapatkan hak cipta umumnya dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya) 3. Nama dan merk dagang Pengeluaran pendaftaran, untuk dan penasihat biaya lain hukum, yang biaya

langsung

bersangkutan dengan pemerolehannya.

4. Franchise

Biaya franchise, termasuk di dalamnya biaya penasihat hukum.

Periksa dokumen yang mendukung transaksi amortisasi aktiva tidak berwujud. Berbeda dengan aktiva tidak berwujud yang depresiasinya dicatat di dalam akun penilai (akumulasi depresiasi), aktiva tidak berwujud yang memiliki umur ekonomis terbatas diamortisasi secara sistematik secara langsung dengan mengurangkan amortisasi langsung ke kos aktiva tidak berwujud yang bersngkutan. Menurut prinsip akuntansi berterima umum, aktiva tidak berwujud diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (kecuali jika klien dapat membuktikan bahwa metode amortisasi yang sistematik lain lebih cocok diterapkan pada aktiva tidak berwujudnya). Dalam memverifikasi penilaian terhadap aktiva tidak berwujud, auditor memeriksa pengkreditan akun aktiva tidak berwujud dan memeriksa bukti memorial untuk menentukan konsistensi penggunaan metode amortisasi aktiva tidak berwujud, dan menilai kewajaran penaksiran manfaat ekonomis aktiva tidak berwujud tersebut.

Pengujian terhadan Akun Rinci Pelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud. Eksistensi aktiva tidak berwujud diusut ke saat pemerolehannya. Untuk memperoleh hak sewa, hak cipta, lisensi, franchise deperlukan otorisasi dari manajemen puncak. Oleh karena itu, auditor perlu mempelajari notulen rapat direksi untuk memperoleh informasi mengenai keputusan yang diambil oleh manajemen puncak dalam pemerolehan jenis aktiva tidak berwujud tersebut. Di samping itu, pemerolehan jenis aktiva tidak berwujud tersebut dapat diusut ke dalam surat perjanjian (misalnya franchise dan leasehold) dan surat izin dari pemerintah (misalnya lisensi, hak cipta, paten). Dokumen-dokumen tersebut merupakan bukti adanya aktiva tidak berwujud yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya. Oleh karena itu, auditor perlu

mempelajari dokumen tersebut untuk memperoleh keyakinan mengenai eksistensi aktiva tidak berwujud tersebut. Mintalah informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva tidak berwujud bagi klien di masa yang akan datang. Dalam menentukan manfaat ekonomis aktiva tidak berwujud di masa yang akan datang, auditor harus memperhatikan tiga penyebab hilangnya manfaat ekonomis aktiva tidak berwujud: (1) berlakunya aturan perundangan (misalnya berakhirnya hak paten), (2) berakhirnya atau peubahan kontrak (misalnya berakhirnya lisensi, franchise), (3) perubahan keadaan perusahaan klien (misalnya penjualan bagian dari bisnis klien, perubahan permintaan pasar atas produk, perubahan persaingan di pasar). Seringkali auditor perlu mengirum konfirmasi ke penasihat hukum klien, pemberi royalty, lisensi, franchise, hak cipta, atau paten untuk memperoleh informasi mengenai eksistensi dan manfaat aktiva tidak berwujud tersebut. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen yang menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud. Dokumen resmi yang menunjukkan hak pemilikan atas aktiva tidak berwujud adalah surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dokumen pendaftaran paten, dokumen pendaftaran nama dan merk dagang. Auditor melakukan inspeksi terhadap dokumen-dokumen tersebut untuk memverifikasi hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang disajikan di neraca. Penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca. Verifikasi penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca dilakukan dengan cara membandingkan penyajian aktiva tidak berwujud dengan prinsip akuntansi berterima umum. Periksa klasifikasi aktiva tidak berwujud berdasarkan manfaat

ekonomisnya. Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tidak berwujud di neraca, jika mungkin aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur ekonomis yang terbatas harus disajikan terpisah dari yang mempunyai umur ekonomis tidak terbatas. Auditor memeriksa mengenai penyajian

aktiva tidak berwujud di neraca menurut terbatas atau tidaknya manfaat ekonomis aktiva tersebut. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud. Auditor memeriksa penjelasan yang dicantumkan oleh klien di neraca mengenai dasar penilaian aktiva tidak berwujud dan metode amortisasi yang digunakan oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai