Anda di halaman 1dari 9

PAPER AUDTING BAB 18

Oleh :

KOMANG CANDRA RESTALINI ANANDYA 1617051125

NI KADEK SANCHI KRISNA DEWI 1617051005

KELAS 5G

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2018
BAB 18

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN : PENGUJIAN SUBSTANTIF


TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD

DESKRIPSI AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Aktiva tidak berwujud bukan merupakan klaim kepada pihak lain, juga bukan
merupakan hak eksistensinya secara fisik ada. Aktiva tidak berwujud merupakan
keistimewaan yang melekat pada produk, proses atau lokasi. Keistimewaan yang bersifat
eksklusif mungkin diperoleh dari pemerintah (misalnya paten) atau mungkin diciptakan
(misalkan goodwill), atau mungkin diperoleh dari pemiliknya (misalnya leasehold).

Aktiva tidak berwujud dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu

1. Aktiva tidak berwujud yang eksistensinya dibatasi oleh hukum, peraturan, perjanjian
atau karena sifat aktiva tidak berwujud itu sendiri contohnya ialah paten, leasehold,
hak cipta, lisensi dll

2. Aktiva tidak berwujud yang eksistensinya tidak terbatas, yang pada saat
pemerolehannya tidak menunjukkan adanya keterbatasan eksistensinya contohnya
merk dan nama dagang dll.

Kos aktiva tidak berwujud kelompok pertama harus diamortisasi dengan cara yang
sistematik selama umur ekonomisnya, sedangkan kos aktiva tidak berwujud kelompok yang
kedua dapat dicantumkan selamanya, kecuali jika telah ada bukti yang menunjukkan bahwa
aktiva tidak berwujud tersebut sudah tidak mempunyai manfaat lagi bagi pemiliknya di masa
yang akan dating

Untuk memperoleh gambaran objek yang akan dibahas pengujian substantifnya, berikut
ini diuraikan secara singkat pegertian masing-masing jenis aktiva tidak berwujud tersebut

Paten. Paten adalah hak istimewa yang bersifat eksklusif yag diberikan oleh pemerintah
kepada seseorang atau perusahaan untuk memproduksi dan menjual atau memanfaatkan
penemuan atau proses. Paten ini diberikan untuk jangka waktu tertentu. Setelah jangka waktu
tersebut habis, maka hak monopili tersebut juga berakhir. Paten ini trdaftar atas nama
pemiliknya di Direktorat Paten, dan pendaftaran ini merupakan bukti sebenarnya mengenai
hak pemilikan atas paten tersebut. Paten mungkin dimilki oleh perusahaan sebagai hasil
penemuannya, atau mungkin juga dari pembelian hak paten milik pihak lain.

Contoh kasus :

a) Perusahaan membeli hak paten sebesar Rp 100.000.000. Masa manfaat adalah 17


tahun dan telah dikeluarkan 7 tahun yang lalu sebelum tanggal pembelian. Masa
manfaat yang tersisa adalah 10 tahun (17 tahun – 7 tahun), maka :
Amortisasi per tahun = Rp 100.000.000 : 10 tahun
= Rp 10.000.000.
Ayat jurnal yang perlu dibuat pada akhir tahun :
Beban amortisasi Rp 10.000.000.
Paten Rp 100.000.000.
b) Pada awal tahun buku setelah perusahaan mengeluarkan uang sebesar Rp
3.400.000 untuk memperoleh hak paten. Pada saat memperoleh hak paten,
perusahaan tersebut menjurnal :
Paten Rp 3.400.000
Kas Rp 3.400.000
Perhitungan amortisasi tiap tahun:
Rp 3.400.000 : 17 = Rp 200.000
Tiap akhir tahun jurnal penyesuaian yang dibuat :
Beban amortisasi Rp 200.000
Paten Rp 200.000

Leasehold. Suatu lease merupakan hak untuk menggunakan kekayaan tetap untuk jangka
waktu yang tersebut dalam kontrak. Contoh lease adalah sebagai berikut: suatu perusahaan
membangun sebuah gedung sesuai dengan spesifikasi yang diterapkannya, kemudian menjual
gedung tersebut dan bersamaan dengan itu perusahaan tersebut menyewa kembali bangunan
tersebut untuk jangka waktu tertentu.

Hak Cipta. Hak cipta adalah hak istimewa yang bersifat eksklusif yang diberikan oleh
pemerintah untuk misalnya: mereproduksi dan menjual atau menggunakan pemanfaatan yang
lain tulisan, gambar, peta dll

Franchise. Franchise adalah suatu kontrak yang memberikan hak penggunaan tertentu
atau hak istimmewa kepada pihak tertentu untuk berusaha
Kontrak Lisensi dan Kontak Royalties. Kontrak lisensi dan kontrak royalties diadakan
di bawah hak paten dan hak cipta. Umumnya pembeli lisensi tidak mengkapitalisasi biaya
pengacara dan biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh lisensi. Jika lisensi diperoleh
dengan suatu kontrak yang harga pemerolehannya dibayarkan sekaligus pada saat kontak
ditandatangani, harga kontrak tersebut merupakan aktiva tidak berwujud dan harus
diamortisasi selama umur ekonomis kontrak lisensi tersebut

Merk dan Nama Dagang. Merk dagang adalah tanda, simbol, rancangan dan merk
produk yang diciptakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pembeli mengidentifikasi
produk tersebut. Nama dagang adalah nama suatu produk yang membedakan produk tersebut
dengan produk yang lain. Merek dan nama dagang harus didaftarkan ke Direktorat Paten, dan
pendaftar akan memperoleh hak monopoli dalam menggunakan nama dan merk dagang
tersebut untuk jangka waktu tertentu.

Goodwill. Goodwill timbul umumnya karena adanya penggabungan usaha satu


perusahaan dengan perusahaan lain dalam satu kesatuan yang baru. Tugas pertama auditor
dalam audit terhadap goodwill adalah menemukan bagaimana jumlah goodwill mula-mula
ditetapkan di dalam akun goodwill

Contoh Kasus :

a) Goodwill (di Amerika Serikat) dapat diamortisasi pada periode tidak lebih dari 40
tahun. Misalnya, goodwill senilai Rp 4.800.000, dibeli tanggal 5 Januari, bulan
pertama tahun fiskal. Diputuskan untuk diamortisasikan dalam jangka maksimal yang
diizinkan.
Amortisasi tiap tahun = Rp 4.800.000 : 40
= Rp 120.000
Jurnal penyesuaian
Beban Amortisasi Rp 120.000
Goodwill Rp 120.000

Biaya Organisasi. Biaya organisasi ini dikeluarkan sebelum perusahaan beroperasi


secara komersial. Contoh biaya ini adalah biaya penasihat hokum, biaya promosi, biaya
pendaftaran badan usaha, biaya untuk mendapatkan izin usaha, biaya akuntansi public
PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN AKTIVA
TIDAK BERWUJUD DI DALAM NERACA

Sebelum membahas pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud perlu


diketahui lebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tidak
berwujud di neraca berikut ini :

1 Aktiva tidak berwujud harus disajikan secara terpisah dalam neraca


2 Jika mungkin, aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur ekonomis yang terbatas
harus disajikan terpisah dari aktiva tidak berwujud yang mempunyai umur ekonomis
tidak terbatas.
3 Dasar penilaian aktiva tidak berwujud harus disebutkan dan metode amortisasinya
harus dijelaskan dalam laporan keuangan.
TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tidak berwujud adalah :

1 Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang


bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud. Sebelum auditor melakukan
pengujian mengenai kewajaran saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di
neraca dan mutasinya selama tahun yang diaudit, ia harus memperoleh keyakinan
mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi
saldo dan mutasi aktiva tidak berwujud tersebut. Untuk itu auditor melakukan
rekonsiliasi antara saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di dengan akun
aktiva tidak berwujud yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ke
jurnal pengeluaran kkas, dan jurnal umum
2 Membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca.
Seperti dalam audit terhadap aktiva pada umumnya, pengujian substantif ditujukan
untuk membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di neraca sesuai dengan aktiva
sesungguhnya ada pada tanggal tersebut. Untuk membuktikan asersi keberadaan
aktiva tidak berwujud dan ketersediaan transaksi yang bersangkutan dengan aktiva
tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
a) Pengujian analitik
b) Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak
berwujud
c) Inspeksi terhadap dokumen yang menunjukkan hak kepemilikan atas aktiva
tidak berwujud
d) Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak
3 Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan bahwa aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca mencakup semua aktiva tidak berwujud klien pada tanggal
neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud
dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut
ini:
a) Pengujian analitik
b) Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak
berwujud
c) Inspeksi terhadap aktiva tidak berwujud
d) Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak
4 Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di
neraca. Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca, auitor auditor melakukan berbagai pengujian substantif
berikut ini:
a) Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak
berwujud
b) Inspeksi terhadap aktiva tidak berwujud
c) Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud
di neraca.
PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Prosedur Audit Awal
Auditor melakukan lima prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi
informasi aktiva tidak berwujud di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1. Usut saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum di neraca ke saldo akun aktiva tidak
berwujud yang bersangkutan di buku besar
2. Hitung kembali saldo akun aktiva tidak berwujud di buku besar
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber penting dalam
akun aktiva tidak berwujud dan akuntansi amortisasinya
4. Usut saldo awal akun aktiva tidak berwujud ke kertas kerja tahun yang lalu
5. Usut posting penerbitan dan pengkreditan akun aktiva tidak berwujud ke dalam jurnal
yang bersangkutan
Prosedur Analitik
Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap aktiva
tidak berwujud:
Ratio Formula
1. Tingkat perputaran aktiva tidak Hasil penjualan bersih + Rerata saldo aktiva
berwujud tidak berwujud
2. Ratio laba bersih dengan aktiva tidak Hasil penjualan bersih + Rerata saldo aktiva
berwujud tidak berwujud
3. Ratio aktiva tidak berwujud dengan Aktiva tidak berwujud + Total aktiva
total aktiva

Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

Dalam pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa bukti pendukung pencatatan transaksi
pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Auditor juga meminta informasi dari
klien mengenai manfaat aktiva tidak berwujud di masa yang akan datang dalam
memverifikasi eksistensi aktiva tidak berwujud. Dalam pengujian atas akun rinci, auditor
melakukan: mempelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan
dokumen lain yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud, meminta informasi dari
klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva berwujud bagi klien di masa yang akan
datang, melakukan inspeksi dan pemeriksaan atas surat perjanjian, surat izin dari pemerintah,
dan dokumen yang menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud. Aktiva
tidak berwujud disajikan di neraca pada nilainya yang merupakan selisih cost dikurangi
dengan amortisasi aktiva tidak berwujud. Untuk memverifikasi penilaian aktiva tidak
berwujud, auditor melakukan verifikasi atas dokumen yang mendukung transaksi
pemerolehan dan transaksi amortisasi aktiva tidak berwujud.

1) Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan aktiva tidak berwujud


2) Periksa dokumen yang mendukung transaksi amortisasi aktiva tidak berwujud

Dasar yang seharusnya dipakai untuk menentukan kos aktiva tidak berwujud :

Jenis Aktiva tidak Berwujud Dasar Penentuan Kos


Paten Harga beli paten, biaya pengadilan untuk
mempertahankan tuntutan paten di pengadilan
(biaya pengembangan paten yang dilakukan
oleh perusahaan umumnya dibebankan
sebagai biaya pada tahun terjadinya)
Hak cipta Pengeluaran untuk pendaftaran hak cipta,
biaya penasihat hukum (seperti halnya dengan
paten, biaya riset untuk mendapatkan hak
cipta umumnya dibebankan sebagai biaya
tahun terjadinya)
Nama dan Merk Dagang Pengeluaran untuk penasihat hukum, biaya
pendaftaran, dan biaya lain yang langsung
berangkutan dengan perolehannya
Franchise Biaya franchise, termasuk di dalamnya biaya
penasihat hukum

Pengujian Terhadap Akun Rinci


1) Pelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain
yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud
2) Mintalah informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva berwujud
bagi klien di masa yang akan dating
3) Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap surat perjanjian, surat izin dari
pemerintah dan dokumen yang menunjukkan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak
berwujud.
4) Penyajian dari aktiva tidak berwujud di neraca
5) Periksa klasifikasi aktiva tidak berwujud berdasarkan manfaat ekonomisnya
6) Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan


1) Periksa klasifikasi aktiva tidak berwujud berdasarkan manfaat ekonomisnya
2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ilham. 2014. “Makalah Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Subtantif
Terhadap Aktiva Tidak Berwujud”. Tersedia di
https://www.slideshare.net/iamrabka/makalah-audit-terhadap-siklus-pengeluaran-
pengujian-subtantif-terhadap-aktiva-tidak-berwujud. Di akses pada tanggal 20
Oktober 2018.
Arens Arens, Alvin A, Eldar Randal, J. Beasley Mark S. Auditing dan Jasa Assurance : Pendekatan
Terintegrasi th ed. Terjemahan Bahasa. Penerbit Erlangga Chapter

Mulyadi. 2002. Auditing Buku-2 Edisi 6. Jakarta :Penerbit Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai