Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENGANGGARAN

Oleh :

NI KADEK SANCHI KRISNA DEWI 1617051005


KOMANG CANDRA RESTALINI ANANDYA 1617051125

KELAS 5G

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Penganggaran. Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak yang sangat membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Universitas Pendidikan Ganesha selaku Universitas yang menaungi segala kegiatan di
kampus
2. Fakultas Ekonomi serta Jurusan Akuntansi Program S1 sebagai fakultas dan jurusan dari
penulis menimba ilmu
3. Ibu Luh Gede Kusuma Dewi, S.E., M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Penganggaran
4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Ganesha
5. Beserta keluarga dan orang tua yang selalu mendukung dan memberikan doa yang terbaik
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis harapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Singaraja, 2 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu
satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain.
Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft planing). Dalam
perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan
dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang
diproyeksikan dimasa yang akan datang. Untuk jangka waktu tertentu, misalnya lima sampai
sepuluh tahun, manajemen puncak menetapkan kearah mana perusahaan akan dijalankan.
Manajemen puncak menyusun semacam blue print tentang kondisi yang akan dicapai
perusahaan dalam jangka panjang. Blue print ini berupa program jangka panjang yaitu pangsa
pasar, produk dan teknologi produksi, keuangan, kepegawaian, citra perusahaan, sistem
inforrnasi manajemen, budaya perusahaan dan lain sebagainya. Manajemen mengalokasikan
sumber daya yang ada untuk setiap program yang disusunnya. Untuk menjamin terlaksananya
program tersebut, manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja tahunan dan
taksiran nilai sumberdaya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja tahunan dan
taksiran nilai sumberdaya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja tersebut. Dalam
proses penyusunan anggaran tersebut, ditunjuk manajer yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan rencana kerja dan dialokasikan berbagai sumber daya yang diperlukan kepada
manajer yang bersangkutan. Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya
yang sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Dengan demikian penyusun
anggaran dimaksudkan untuk memberikan jaminan pencapaian blue print tentang program
jangka panjang, yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian,
keuangan, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dengan biaya
sesuai dengan yang dianggarkan sebelumnya.
Setelah diuraikan maksud adanya penyusunan penganggaran tersebut, adapun berbagai
macam penyusunan angggaran. Salah satunya ialah penyusunan anggaran kas. Pada
penyusunan anggaran kas laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan belum tentu
menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup. Untuk menjalankan
suatu operasi perusahaan, melakukan investasi, dan membayar utang, perusahaan harus
memiliki kas, dan bukannya laba bersih. Oleh karena itu, anggaran kas amat teramat penting
bagi seorang manajemen dalam mengelola kas dari perusahaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat disusun dalam makalah ini ialah :
1. Apa itu anggaran kas?
2. Apa saja tujuan adanya penyusunan anggaran kas?
3. Bagaimana kegunaan dari anggaran kas?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi anggaran kas?
5. Apa saja pendekatan dalam penyusunan anggaran kas?
6. Bagaiaman penyusunan anggaran kas?
1.3 Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui definisi dari anggaran kas
3. Untuk mengetahui apa saja tujuan adanya penyusunan anggaran kas
4. Untuk mengetahui kegunaan dari anggaran kas
5. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi anggaran kas
6. Untuk mengetahui pendekatan dalam penyusunan anggaran kas
7. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan anggaran kas
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari ditulis makalah ini ialah bagi pembaca sendiri
penulis mengharapkan didapatkannya informasi berguna yang berkaitan dengan segala hal
mengenai penyusunan penganggaran kas. Serta adanya kritik saran yang membangun untuk
memperbaiki lagi dari makalah penulis ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anggaran Ka
Anggaran kas disebut juga dengan anggaran perubahan kas dan ada juga yang
menyebut dengan anggaran sumber dan penggunaan kas, tetapi sebaiknya disebut dengan
anggaran sumber dan belanja kas atau anggaran masuk serta anggaran keluar kas daripada
anggaran sumber dan penggunaan kas. Dengan demikian, menggunakan kata penggunaan
tidaklah tepat, penggunaan artinya proses/cara menggunakan sesuatu (kas), padahal kas
tersebut sudah digunakan, sudah selesai diproses.
Definisi Kas
Kas merupakan asset yang paling likuid, semakin besar kas yang dimiliki perusahaan
maka semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin tinggi tingkat kemampuan membayar
kewajiban jangka pendek (utang lancar). Namun perusahaan yang mempunya tingkat
likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat putaran kas
tersebut rendah dan mencerminkan adanya kelebihan investasi dalam kas dan berarti pula
bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas tersebut. Jumlah kas relative kecil
akan mempertinggi putaran kas dan meningkatkan rentabilitas (kemampuan memperoleh
laba), tetapi dengan kas yang kurang dapat menggangu kemampuan membayar (tidak likuid)
sewaktu ada tagihan, yang pada akhirnya juga akan menggangu rentabilitas. Dengan
demikian kas mempunyai peranan penting dalam menentukan kelancaran kegiatan
perusahaan.
Kas adalah uang yang siap dan bebas digunakan. Kas meliputi uang kartal, uang giral,
dan simpanan giro di bank. Uang kartal adalah uang yang berlaku resmi di wilayah suatu
negara, misalnya uang rupiah yang diedarkan oleh Bank Indonesia berlaku resmi di wilayah
negara Indonesia. Uang giral adalah uang yang berasal dari simpanan giro, seperti cek yang
siap diuangkan dan bilyet giro yang siap dipindahbukukan.
Anggaran kas bukan hanya menunjukkan jumlah keseluruhan pembelanjaan yang
diperlukan, tetapi juga kapan kas tersebut diperlukan. Anggaran kas ini menunjukkan jumlah
kas yang diperlukan setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari merupakan alat manajer
keuangan yang paling penting. Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan
kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas
dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas
masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan (digunakan)
sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas dan saldo kas selama periode tertentu dari
suatu organisasi. Anggaran kas yang dibandingkan dengan laporan arus kas disebut laporan
realisasi anggaran kas.
Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan
mengendalikan arus kas, memperkirakan keperluan kas, dan secara efektif menggunakan kas
yang berlebih (surplus) maupun kas yang kurang (defisit). Pada saat surplus kas dapat
digunakan membayar utang dan dapat diinvestasikan untuk mendapatkan laba. Pada saat
defisit kas dapat segera dupayakan untuk menutupinya, misalnya dengan cara meminjam,
menambah modal pemilik dan sebagainya.

2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas


Tujuan utama penyusunan anggaran kas adalah merencanakan posisi likuiditas
sebagai dasar untuk menentukan pinjaman di masa datang dan investasi yang akan dilakukan,
Aadapun tujuannya ialah sebagai berikut :
a. Menentukan saldo (posisi) kas akhir setiap periode sebagai hasil dari operasi
yang dijalankan. Saldo kas akhir diperoleh dari saldo kas awal ditambah kas
masuk dikurang kas keluar pada periode yang sama.
b. Mengetahui kelebihan (surplus) atau kekurangan (defisit) kas pada waktunya.
c. Menyelaraskan kas dengan asset lancar, asset tak lancar, utang, modal,
dapatan, dan beban
d. Mengetahui sumber kas masuk yang diperoleh selama satu periode dan
digunakan untuk apa sumber kas masuk tersebut, hal ini tampak pada arus kas
keluar.
e. Mengetahui kapan utang dibayar kembali
f. Menilai realisasi kas masuk dan kas keluar agar dapat diketahui selisih
realisasi dengan anggaran, selisih menguntungkan atau selisih merugikan
g. Memperkirakan sumber kas masa akan datang dari arus kas masuk dan ke
mana kas tersebut digunakan dari arus kas keluar
h. Menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
Biasanya laba bersih bergerak bersama.Tingginya tingkat laba menyebabkan
peningkatan kas

2.3 Kegunaan Anggaran Kas


Anggaran kas berguna bagi manajemen sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai keperluan perusahaan untuk menggunakan
arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, manajemen perlu
melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta kepastian
memperolehnya, dan secara rinci kegunaan anggaran kas antara lain sebagai berikut :
a. Menggunakannya sebagai dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas
secara terus menerus
b. Menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan pinjaman jangka
pendek atau pinjaman jangka panjang; atau dengan tambahan modal sendiri
untuk menutupi defisit kas.
c. Menggunakannya sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. Dengan anggaran
kas dapat diketahui kemampuan perusahaan mengangsur/membayar kredit.
d. Menggunakannya dalam menentukan kemampuan perusahaan membayar
dividen kepada pemegang saham
e. Menggunakannya dalam meningkatkan kemampuan membayar kewajiban
jangka pendek
f. Menggunakannya dalam memperkuat posisi dalam penawaran.
Beberapa analis menggunakan analisis anggaran kas untuk mengidentifikasi tanda bahaya
mengenai situasi keuangan perusahaan. Informasi terpenting yang disediakan anggaran kas
adalah ikhtisar kas keluar. Bagaimana perusahaan membelanjakan kasnya saat ini dan
menentukan sumber kas masa akan datang. Perusahaan dapat saja membelanjakan kasnya
untuk membeli asset yang dapat menghasilkan pada masa akan datang, tetapi jika perusahaan
tidak menggunakannya dengan bijak, kas sedikit demi sedikit akan habis.

2.4 Faktor yang Memengaruhi Anggaran Kas


Anggaran kas masuk dan anggaran kas keluar besar kecilnya dipengaruhi oleh faktor
kegiatan perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Kegiatan Operasi
Kegiatan operasi adalah kegiatan perusahaan yang bersifat rutin dan terus-menerus
dilakukan. Kegiatan operasi utama dari perusahaan adalah membeli dan menjual produk/jasa.
Semakin banyak kegiatan membeli produk/jasa semakin besar jumlah kas keluar yang
diperlukan, sebaliknya semakin sedikit kegiatan membeli produk/jasa semakin kecil jumlah
kas yang diperlukan. Pada sisi lain, semakin banyak menjual produk/jasa semakin besar kas
masuk yang diterima, sebaliknya semakin sedikit kegiatan menjual produk/jasa semakin kecil
kas masuk yang diterima
Kegiatan Investasi
Kegiatan investasi adalah kegiatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan asset tak
lancar yang digunakan perusahaan. Kegiatan investasi seperti menjual dan membeli surat
berharga jangka panjang. Menjual dan membeli asset tetap (bangunan, tanah, kendaraan, dan
lain-lain).
Kegiatan Pendanaan
Semakin banyak membeli surat berharga dan asset tetap maka semakin besar kas keluar
yang diperlukan, begitu sebaliknya semakin sedikit membeli surat berharga dan asset tetap
maka semakin kecil kas keluar yang diperlukan. Pada sisi lain, semakin banyak menjual surat
berharga dan asset tetap semakin besar kas masuk yang diterima, sebaliknya semakin sedikit
menjual surat berharga dan asset tetap semakin kecil kas masuk yang diterima
Kegiatan pendanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan utang dan modal sendiri.
Kegiatan pendanaan seperti; menerima uang dalam bentuk utang yang berasal dari kreditor
dan membayar pokok utang kepada kreditor, menerima uang dari pemodal atas saham yang
dijual (setoran modal), dan membayar kepada pemodal atas saham bendahara yang dibeli
Semakin banyak modal yang disetor (saham dijual) dan semakin banyak utang yang
diterima semakin besar kas masuk, sebaliknya semakin sedikit modal yang disetor (saham
dijual) dan semakin sedikit utang yang diterima semakin kecil kas masuk. Pada sisi lain,
semakin banyak saham bendahara yang dibeli (prive dibatyar) dan semakin banyak pokok
utang dibayar semakin besar kas keluar, sebaliknya semakin sedikit saham bendahara yang
dibeli (prive dibatyar) dan semakin seidikit pokok utang dibayar semakin kecil kas keluar

2.5 Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran Kas


Dalam menyusun anggaran kas ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu (1)
pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2) pendekatan akunting keuangan,
Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang
mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran
biaya/beban, dan anggaran tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk
anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan. Oleh karena itu,
metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka pendek. Disebut anggaran
kas jangka pendek, karena biasanya anggaran dengan metode ini dibuat paling lama
periodenya setahun. Selama setahun tersebut periode anggaran dibagi dalam tiap triwulan,
bulan, minggu, atau hari.
Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar, karena dalam menyusun anggaran kas
terlebih dahulu ditaksir sumber kas masuk, kemudian ditaksir belanja kas keluar. Setelah itu,
ditentukan apakah terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas. Dikatakan metode langsung
karena metode ini langsung secara rinci mengidentifikasi dari transaksi sumber kas atau arus
kas masuk dan belanja kas atau arus kas keluar.
Pendekatan Akunting Keuangan
Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi
dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan rekening bukan kas,
seperti: beban/biaya terutang, beban/biaya bayar dimuka, depresiasi/penyusutan/
penghapusan/ amortisasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit
rinciannya tentang arus kas masuk dan arus kas keluar. Metode ini lebih cocok untuk
anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu, metode ini disebut juga dengan pendekatan
anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan akunting keuangan, karena cara
penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting
keuangan. Oleh karena penyusunan anggaran kas didasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca
maka disebut metode tak langsung.

2.6 Penyusunan Anggaran Kas


Anggaran kas dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu: (1) bentuk tunggal, dan (2) bentuk
campuran.
Anggaran kas bentuk tunggal disusun dengan cara mengelompokkan satu kelompok kas
masuk dan satu kelompok lagi kas keluar.
Anggaran kas bentuk campuran disusun dengan cara tiap kegiatan kas masuk
dikurangkan dengan kas keluarnya sehingga dapat diketahui kas masuk bersih atau kas keluar
bersih dari masing-masing kegiatan perusahaan.
Langkah Penyusunan Anggaran Kas
Cara yang baik untuk menilai suatu perusahaan adalah dengan mendasarkan pada tiga
jenis kegiatan perusahaan yang utama. Seteleh perusahaan berdiri dan berjalan, kegiatan
operasi merupakan kegiatan penting (utama), diikuti oleh kegiatan investasi, dan kegiatan
pendanaan. Kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan terdapat dalam
penyusunan anggaran kas masuk dan anggaran kas keluar.
Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Langkah dalam penyusunan anggaran kas bergantung pada pendekatan penyusunan
anggaran kas yang digunakan. Dengan demikian, langkah penyusunan anggaran kas juga ada
dua pendekatan
Langkah Pertama, penyusunan anggaran kas menggunakan pendekatan kas masuk dan
kas keluar dimulai dari menyusun anggaran kas masuk. Kas masuk dari kegiatan operasi
bersumber dari pembeli rutin (pelanggan) berupa hasil menjual produk atau jasa tunai dan
hasil tagihan dari menjual produk atau jasa secara kredit. Anggaran kas masuk bersumber
dari bunga, jasa giro atas pinjaman yang diberikan, dan dividen atas investasi saham yang
diterima, serta hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan juga merupakan arus kas
masuk dari kegiatan operasi.
Kas masuk dari hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, dapatan bunga, jasa
giro, dividen, logikanya dapat diklasifikasikan sebagai kas masuk dari kegiatan investasi
dan/atau kegiatan pendanaan, tetapi standar atau prinsip akunting yang lazim dalam hal arus
kas mengehendaki diklasifikasikan sebagai arus kas yang berasal dari kegiatan operasi. Hal
ini disebabkan karena hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, dapatan bunga, dan
dividen meningkatkan laba bersih, dan beban bunga menurunkan dapatan. Adapun laba
bersih dari dasar akrual yang diubah menjadi dasar kas merupakan arus kas dari kegiatan
operasi. Oleh karena itu, hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, dapatan bunga,
dan dapatan dividen dan beban bunga dilaporkan sebagai arus kas dalam kegiatan operasi.
Kas masuk dari kegiatan operasi: (1) dari pelanggan adalah dapatan jualan ditambah
piutang usaha awal dikurang piutang usaha akhir atau dapatan jualan ditambah piutang usaha
yang turun atau dapatan jualan dikurang piutang usaha yang naik, (2) dari bunga piutang
adalah dapatan bunga ditambah piutang bunga yang turun atau dapatan bunga dikurang
piutang bunga yang naik, (3) dari dividen atas investasi saham dalam dapatan dividen
ditambah piutang dividen yang turun atau dapatan dividen dikurangi piutang dividen yang
naik.
Kas masuk dari kegiatan investasi, seperti kas diterima dari hasil menjual asset tak lancar,
seperti asset tetap dan seperti asset tak terwujud, surat berharga jangka panjang. Kas yang
diterima dari angsuran pokok pinjaman yang diberikan, dan hasil menjual segment (pangsa)
perusahaan juga termasuk arus kas masuk dari kegiatan investasi kas. Kas masuk dari
kegiatan pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari pemodal (investor) dan
kreditor, seperti saham disetor (modal disetor), jual saham bendahara, pinjam uang dengan
mengeluarkan surat wesel atau promes, obligasi dan hipotek (utang jangka panjang).
Langkah kedua adalah menyusun anggaran kas keluar. Kas keluar untuk kegiatan
operasi, seperti membayar kepada pemasok untuk produk atau jasa yang dibeli secara rutin,
membayar surat berharga yang dibeli untuk diperdagangkan, bayar gaji atau upah (bonus)
dan sejenisnya kepada pegawai, bayar bunga utang, bayar pajak, bayar berlangganan listrik-
air-telepon, dan beban rutin lainnya.
Kas keluar dari kegiatan operasi : (1) untuk bayar kepada pemasok adalah harga pokok
produk terjual ditambah sediaan yang naik (dikurang sediaan yang turun) ditambah utang
usaha yang turun (dikurang utang usaha yang naik), (2) untuk bayar beban usaha (diluar gaji
dan upah) adalah beban usaha ditambah beban bayar dimuka yang naik dikurang (beban
bayar dimuka yang turun) dikurang beban terutang yang naik (ditambah beban terutang yang
turun), (3) untuk bayar beban gaji dan upah adalah beban gaji dan upah yang ditambah utang
gaji dan upah yang turun (dikurang utang gaji dan upah yang naik), (4) untuk bayar beban
bunga adalah beban bunga ditambah utang bunga yang turun (dikurang utang bunga yang
naik), (5) untuk bayar pajak adalah beban pajak ditambah utang pajak yang turun (dikurang
utang pajak yang naik)
Kas keluar untuk kegiatan investasi, contohnya antara lain membayar pinjaman diberikan,
membeli asset tak lancar, dan lain-lain
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan, seperti : beli saham bendahara dari pemodal, bayar
pokok utang jangka panjang pada kreditor, dan bayar dividen. Bayar dividen diklasifikasikan
sebagai arus kas kegiatan pendanaan karena merupakan biaya sumber daya keuangan.
Langkah Ketiga adalah mengurangkan arus kas masuk dengan arus kas keluar. Bila arus
kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar, berarti terjadi kelebihan (surplus) kas,
sebaliknya bila arus kas masuk lebih kecil daripada arus kas keluar, berarti terjadi kekurangan
(defisit) kas. Bila kekurangan kas tersebut lebih besar daripada saldo kas awal dan/atau di
bawah saldo minimal maka kekurangan kas tersebut harus segera ditutupi, misalnya dengan
menambah pinjaman (utang)
Langkah Keempat dalam penyusunan anggaran kas, yaitu menghitung saldo kas akhir
dengan cara saldo kas awal ditambahkan dengan kelebihan kas atau saldo kas awal dikurangi
dengan kekurangan kas, ditambah dengan tambahan pinjaman, dikurangi dengan angsuran
(pembayaran) pinjaman dan bunga.

Pendekatan Akunting Keuangan


Penyusunan anggaran kas menggunakan pendekatan akunting keuangan atau metode tak
langsung dapat dilakukan dengan cara menganalisis perubahan yang terjadi dalam anggaran
neraca dan anggaran laba rugi yang diperbandingkan antara dua periode serta informasi lain
yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi
harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak memengaruhi
kas. Transaksi yang tidak memengaruhi kas dibagi menjadi tiga antara lain :
a. Beban penyusutan (depresiasi, penghapusan, amortisasi dan deplesi)
b. Dividen dalam bentuk saham atau bonus dalam bentuk saham
c. Aset yang dinilai kembali
Laba bersih yang diperoleh dari ikhtisar laba rugi yang dihasilkan akunting keuangan
yang biasanya menggunakan dasar akrual diubah menjadi dasar kas.
Kas masuk dimulai dari laba bersih ditambah beban depresiasi, ditambah beban
amortisasi ditambah beban deplesi ditambah beban penghapusan piutang, ditambah rugi
menjual asset tak lancar, ditambah piutang dan sediaan (asset lancar diluar kas) yang turun,
ditambah utang jangka pendek yang naik
Kas keluar dimulai rugi bersih ditambah laba dari jual asset tak lancar, ditambah asset
lancar diluar kas (piutang dan sediaan) yang naik, ditambah utang jangka pendek yang turun.
Pada dasarnya dalam metode ini arus kas dimulai dari laba bersih, penyesuaian terhadap
laba bersih dibuat untuk transaksi yang tidak memengaruhi kas. Laba bersih dari dasar akrual
diubah menjadi dasar kas sehingga diperoleh arus kas dari kegiatan operasi. Arus kas dari
kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan seperti hasil menjual asset tetap, menambah asset
tak lancar, melunasi utang, membayar dividen, dihitung sama seperti pendekatan kas masuk
dan kas keluar (metode langsung).

ILUSTRASI PENYUSUNAN ANGGARAN KAS


Sebagai ilustrasi dalam contoh penyusunan anggaran kas berikut ini disajikan
ringkasan transaksi dari PT Purnasari selama tahun 2017 yang dianggarkan.
Kegiatan Operasi:
1. Terima tagihan dari pelanggan Rp. 27.000
2. Terima dari bunga piutang Rp. 1.000
3. Terima dividen dari investasi saham Rp. 900
4. Bayar utang kepada pemasok Rp. 13.000
5. Bayar gaji dan upah Rp. 5.600
6. Bayar bunga utang Rp. 1.600
7. Bayar pajak Rp. 1.500
Kegiatan Investasi :
8. Bayar beli asset tetap Rp. 30.600
9. Bayar pinjaman diberikan untuk perusahaan lain Rp. 1.100
10. Terima dari hasil jual asset tetap Rp. 6.200
Kegiatan Pendanaan
11. Terima dari hasil jual saham biasa Rp. 15.000
12. Terima dari hasil jual saham obligasi (utang jangka panjang) Rp. 9.500
13. Bayar dividen Rp. 1.700
14. Bayar utang jangka panjang Rp. 9.000
Adapun data dari anggaran laba rugi tahun 2017 berupa dapatan dan beban sebagai berikut
ini:
Dapatan:
Dapatan jualan Rp. 28.500
Dapatan bunga Rp 1.100
Dapatan dividen Rp. 900
Laba jual asset tetap Rp 700
Rp. 31.200
Beban:
Harga pokok produk terjual Rp. 15.100
Beban gaji dan upah Rp. 5.400
Beban penyusutan Rp. 1.800
Beban usaha lainnya Rp. 1.700
Beban pajak Rp. 1.500
Beban bunga Rp. 1.600
Rp. 27.100
Laba bersih Rp. 4.100
Tabel 12-2
PT. Purnasari
Anggaran Neraca Komprehensif
31 Desember 2016 dan 2017 (Dalam Rp)

Keterangan 2016 2017 Naik (Turun)


Kas (4.500)
Piutang Usaha 12.700 8.200 1.500
Piutang Bunga 8.000 9.500 100
Sediaan 150 250 (100)
Beban bayar di muka 12.600 12.500 50
Aset Lancar 600 650 (2.950)
Aset tak Lancar 34.050 31.100 24.400
ASET 21.900 46.300 21.450
55.950 77.400
Utang Usaha 3.800
Utang Gaji dan upah 5.700 9.500 (200)
Beban terutang 700 500 (50)
Utang Jangka pendek 150 100 3.550
Utang jangka panjang 6.550 10.100 500
Utang 7.700 8.200 4.050
Saham Biasa 14.250 18.300 15.000
Laba ditahan 41.700 56.700 2.400
Modal Sendiri 1.000 12.400 17.400
UTANG dan MODAL 42.700 69.100 21.450
56.950 87.400
Berdasarkan data kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan, anggaran laba rugi tahun 2017,
dan tabel 12-2 dapat disusun anggaran kas dalam dua pendekatan, pendekatan kas masuk dan
kas keluar, (2) pendekatan akunting keuangan. Tiap pendekatan dapat dibuat dua macam
anggaran kas yaitu (1) bentuk tunggal dan (2) bentuk campuran.

Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar


Berdasarkan data ringkasan transaksi dari PT Purnasari selama tahun 2017 dapat disusun
anggaran kas pendekatan kas masuk dan kas keluar (metode langsung) dalam bentuk tunggal
seperti Tabel 12-3 dan anggaran kas dalam bentuk campuran seperti Tabel 12-4.
Anggaran kas pada Tabel 12-3 dapat dibuat ringkasannya sebagai berikut :
Kas Masuk Rp 59.600
Kas Keluar 64.100
Kekurangan Kas Rp 4.000
Kas Awal 12.700
Kas Akhir Rp 8.200
Tabel 12-3
PT. Purnasari
Anggaran Kas
Tahun berakhir 31 Desember 2017

1. Kas Masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Terima tagihan dari pelanggan
Terima dari bunga piutang’
Terima dividen dari investasi saham

Kas masuk dari investasi


Terima dari hasil jual harta tetap
Kas Masuk dari kegiatan pendanaan
Terima dari hasil jual saham biasa
Terima dari utang jangka panjang

Jumlah Kas Masuk


2. Kas Keluar
Kas keluar dari kegiatan operasi
Bayar utang usaha kepada pemasok
Bayar gaji dan upah
Bayar bunga uang
Bayar pajak

Kas keluar dari investasi


Bayar beli harta tetap
Bayar pinjaman diberikan

Kas keluar dari kegiatan pendanaan


Bayar dividen
Bayar utang jangka panjang
Rp 10.700 +
Jumlah Kas Keluar Rp 64.100
3. Defisit (kekurangan) kas 1-2 (Rp 4.5000
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp 8.200

Anggaran kas pada Tabel 12-4 dapat dibuat ringkasannya sebagai berikut
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 7.200
Kas keluar untuk kegiatan investasi (25.500)
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan 13.000
Kekurangan kas (Rp 4.500)
Kas Awal 12.700
Kas akhir Rp 8.200
Terima tagihan dari pelanggan sebesar Rp 27.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel
12-4 dapat dihitung sebagai berikut
Dapatan penjualan (dari anggaran laba rugi) Rp 28.500
Piutang usaha awal 1 Januari 2017 (Tabel 12-2) 8.000 +
Rp 36.500
Piutang Usaha akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) 9.500 -
Terima tagihan dari pelanggan Rp 27.000

Terima tagihan sebesar Rp 27.000 secara ringkas dapat dihitung sebagai berikut
Dapatan penjualan Rp 28.500
Piutang usaha naik (Tabel 12-2) 1.500 -
Terima tagihan dari penjualan Rp 27.500

Bayar bunga utang sebesar Rp 1.600 seperti tambpak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut
Beban bunga (anggaran laba rugi) Rp 1.600
Utang bunga naik 0–
Bayar Beban bunga Rp 1.600

Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp 13.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan
Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut
Harga pokok produk terjual (dari anggaran laba rugi) Rp 15.100
Sediaan awal 1 Januari 2017 (Tabel 12-2) 112.600 –
1.500
Sediaan akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) 112. 500 +
15.000
Utang usaha awal 1 Januari 2017 (Tabel 12-2) 5.700 +
20.700
Utang usaha akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) 9.500 –
Rp 11.200
Beban bayar dimuka akhir (Tabel 12-2) Rp 650
Beban terutang awal (Tabel 12-2) Rp 150
Beban usaha lainnya Rp 1.700
Beban bayar dimuka awal Rp 600
Beban terutang akhir Rp 100 +
Rp 700 –
Rp 1.000 +
Beban usaha lainnya yang dibayar Rp . 1.800 +
Bayar utang usaha kepada pemasok Rp 13.000

Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp. 13.000 secara ringkas dapat dihitung sebagai
berikut.

Harga pokok produk terjual Rp. 15.100


Sediaan turun 100 -
Rp. 15.000
Utang usaha naik 3.800 -
Rp. 11.200
Beban usaha lainnya Rp. 1.700
Beban bayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50 +
Beban usaha lainnya yang dibayar Rp. 1.800 +
Beban utang usaha kepada pemasok Rp. 13.000

Bayar pajak sebesar Rp.1.500 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung
sebagai berikut:

Beban pajak (anggaran laba rugi) Rp. 1.500


Utang pajak turun 0-
Bayar beban pajak Rp. 1.500

Bayar beli aset tetap sebesar Rp. 30.600 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut:

Aset tetap bersih akhir Rp. 46.300


Beban penyusutan (anggaran laba rugi) 1.800
Nilai buku aset tetap yang dijual 5.500
Bayar pinjaman diberikan (1.100)
Aset tetap bersih awal (21.900)
Bayar beli aset tetap Rp. 30.600

Nilai buku aset tetap syang dijual dihitung sebagai berikut:

Terima hasil jual aset tetap Rp. 6.200


Laba jual aset tetap (anggaran laba rugi) 700 -
Terima dari bunga piutang Rp. 5.500

Terima dari bunga piutang sebesar Rp. 1.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4
dapat dihitung sebagai berikut:

Dapatan bunga (anggaran laba rugi) Rp. 1.100


Piutang Bunga 100 -
Terima dari bunga piutang Rp. 1.000 Terima dividen dari
investasi saham sebesar Rp. 900 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut:

Dapatan dividen (anggaran laba rugi) Rp. 900


Piutang dividen 0-
Terima dividen dari investasi saham Rp. 900

Bayar gaji dan upah sebesar Rp. 5.600 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut:

Beban gaji dan upah (anggaran laba rugi) Rp. 5.400


Utang gaji dan upah awal 700 +
6.100
Utang gaji dan upah akhir 500 -
Bayar gaji dan upah Rp. 30.600

Bayar utang jangka panjang sebesar Rp. 9.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-
4 dapat dihitung sebagai berikut:

Utang jangka panjang awal Rp. 7.700


Tambahan utang jangka panjang 9.500 +
17.200
Utang jangka panjang akhir 8.200 -
Bayar utang jangka panjang Rp. 9.000

Bayar dividen sebesar Rp. 1.700 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut:

Laba ditahan awal Rp. 1.000


Laba bersih (anggaran laba rugi) 4.100 +
5.100
Laba ditahan akhir 12.400 -
Terima hasil dari jual saham biasa Rp. 1.700

Terima hasil dari jual saham biasa sebesar Rp. 1.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan
Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut:

Modal saham biasa akhir Rp. 56.700


Modal saham biasa awal 41.700 -
Terima hasil dari jual saham biasa Rp. 15.000

Pendekatan Akunting Keuangan


Berdasarkan data anggaran laba rugi tahun 2017 dari PT Purnasari dan data anggaran neraca
komparatif tahun 2016 dan tahun 2017 (Tabel 12-2) serta data lainnya dapat disusun
anggaran kas tahun 2017 dengan pendekatan akunting keuangan (metode tak langsung).

Tabel 12-5, Anggaran Kas Bentuk Tunggal Pendekatan Akunting Keuangan (Metode Tak
Langsung)

PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017

1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp. 4.100
Penyusutan 1.800
Sediaan turun 100
Utang usaha naik 3.800
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 9.800
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 6.200
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari jual saham biasa Rp. 15.000
Terima dari utang jangka panjang 9.500
Rp. 24.500 +
Jumlah Kas masuk Rp. 40.500

2. Kas Keluar
Kas keluar dari kegiatan operasi
Laba menjual harta tetap Rp. 700
Piutang usaha naik 1.500
Piutang bunga naik 100
Beban dibayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50
Gaji dan upah terutang turun 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 2.600
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 31.700
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar dividen Rp. 1.700
Bayar utang jangka panjang 9.000
Rp. 10.700 +
Jumlah Kas masuk Rp. 45.000
3. Defisit (Rp. 4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp. 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp. 8.200

Tabel 12-6, Anggaran Kas Bentuk Campuran Pendekatan Akunting Keuangan (Metode
Tak Langsung)
PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017

1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp. 4.100
Penyusutan 1.800
Sediaan turun 100
Utang usaha naik 3.800
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 9.800
Kas keluar dari kegiatan operasi
Laba menjual harta tetap Rp. 700
Piutang usaha naik 1.500
Piutang bunga naik 100
Beban dibayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50
Gaji dan upah terutang turun 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 2.600
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp. 7.200

2. Kegiatan investasi
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 6.200
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 31.700 -
Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (Rp. 25.500)

3 Kegiatan Pendanaan
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari jual saham biasa Rp. 15.000
Terima dari utang jangka panjang 9.500
Rp. 24.500
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar dividen Rp. 1.700
Bayar utang jangka panjang 9.000
Rp. 10.700 -
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp. 13.800
3. Defisit (Rp. 4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp. 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp. 8.200

Anggaran kas tahun 2017 dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu (1) bentuk tunggal, dan (2)
campuran, seperti Tabel 12-5 dan Tabel 12-6.
Kas masuk dari kegiatan operasi sebesar Rp. 9.800 dan kas keluar dari kegiatan operasi
sebesar Rp. 2.600 dalam anggaran kas metode tal langsung sepeti Tabel 12-5 dan Tabel 12-6
bukan menggambarkan jumlah kas masuk dan jumlah kas keluar semestinya. Oleh karena itu,
jumlah kas masuk kegiatan operasi sebesar Rp. 28.900 dan jumlah kas keluar kegiatan
operasi Rp. 21.700 pada anggaran kas metode langsung jumlahnya tidak sama dengan metode
tidak langsung Tabel 12-5 dan Tabel 12-6. jumlah kas keluar dari kegiatan operasi
semestinya adalah seperti anggaran kas yang menggunakan metode langsung. Kas masuk dari
kegiatan operasi pada metode tak langsung lebih menggambarkan laba tunai daripada kas
masuk. Anggaran kas metode tak langsung disusun berdasarkan data yang terdapat pada
anggaran laba rugi dan neraca komparatif Tabel 12-2.

Anggaran kas pada Tabel 12-5 dapat dibuat ringkasnya sebagai berikut:

Kas masuk Rp. 40.500


Kas keluar 45.000 -
Kekurangan kas (Rp. 4.500)
Kas awal 12.700 -
Kas akhir Rp. 8.200

Anggaran kas pada Tabel 12-6 dapat dibuat ringkasnya sebagai berikut:

Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp. 7.200


Kas keluar bersih untuk kegiatan operasi 25.500 -
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi 13.800
Kekurangan kas (Rp. 4.900)
Kas awal 12.700 -
Kas akhir Rp. 8.200

Untuk lebih jelasnya anggaran kas pendekatan akunting keuangan (metode tak langsung)
bentuk tunggal dan campuran yang semestinya terlihat pada Tabel 12-7 dan Tabel 12-8.
Tabel 12-7, Anggaran Kas Bentuk Tunggal Pendekatan Akunting Keuangan (Metode Tak
Langsung)

PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017

1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba operasi = laba bersih - laba jual harta tetap Rp. 3.400
Penyusutan 1.800 +
Laba tunai 5.200
Sediaan turun 100
Utang usaha naik 3.800 +
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp. 9.100
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 6.200
Kas masuk dari pendanaan
Terima dari jual saham biasa Rp. 15.000
Terima dari utang jangka panjang 9.500
Rp. 24.500 +
Jumlah Kas masuk Rp. 39.800

2. Kas Keluar
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Piutang usaha naik Rp. 1.500
Piutang bunga naik 100
Beban dibayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50
Gaji dan upah terutang turun 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 1.900
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 31.700

Kas keluar dari kegiatan pendanaan


Bayar dividen Rp. 1.700
Bayar utang jangka panjang 9.000
Rp. 10.700 +
Jumlah Kas masuk Rp. 44.300
3. Defisit (kekurangan) kas (Rp. 4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp. 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp. 8.200

Tabel 12-6, Anggaran Kas Bentuk Campuran Pendekatan Akunting Keuangan (Metode
Tak Langsung)

PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017

1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba operasi = laba bersih - laba jual harta tetap Rp. 3.400
Penyusutan 1.800 +
Laba tunai 5.200
Sediaan turun 100
Utang usaha naik 3.800 +
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp. 9.100
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Piutang usaha naik Rp. 1.500
Piutang bunga naik 100
Beban dibayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50
Gaji dan upah terutang turun 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 1.900
Kas masuk dari kegiatan investasi Rp. 7.200

2. Kegiatan Investasi
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 6.200
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 31.700
(Rp. 25.000)
3. Kegiatan Pendanaan
Kas masuk dari pendanaan
Terima dari jual saham biasa Rp. 15.000
Terima dari utang jangka panjang 9.500
Rp. 24.500
Kas keluar dari kegiatan pendanaan
Bayar dividen Rp. 1.700
Bayar utang jangka panjang 9.000
Rp. 10.700 +
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp. 13.800
3. Defisit (Rp. 4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp. 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp. 8.200

Pada tabel 12-8 tampak bahwa laba operasi adalah laba bersih dikurangi laba menjual aset
tetap atau Rp. 3.400 = Rp.4.100 - Rp.700. Oleh karena itu, maka pada kas keluar untk
kegiatan operasi tidak tampak lagi laba menjual aset tetap sebesar Rp. 700.
PELATIHAN

Soal 12.1
Toko Purnasari selama bulan Januari 2019 mempunyai data transaksi sebagai berikut
a. Beli barang dagangan Rp. 10.000 tunai 40%, sisanya kredit sebulan

b. Jual barang dagangan Rp. 15.000 tunai 60%, sisanya kredit sebulan

c. Bayar sewa toko bulan ini Rp500 dan gaji Rp. 400

d. Sisa barang dagangan akhir Januari 2019 sebesar Rp. 2000

Berdasarkan data tersebut buatlah


1. Anggaran kas metode langsung

2. Anggaran laba rugi

3. Anggaran neraca dan

4. Anggaran kas metode tak langsung

Soal 12.2
Pendekatan dalam menyusun anggaran kas dapat menggunakan pendekatan akunting
keuangan yang disebut juga dengan metode tak langsung. Metode tak langsung ini cocok
untuk anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu, ada juga menyebutkan dengan
pendekatan anggaran kas jangka panjang.
Data Perusahaan Kecap Sehat selama lima tahun berikut ini:
a. Laba bersih dianggarkan

Tahun 2015 sebesar Rp. 1.081.283


Tahun 2016 sebesar Rp. 2.385.872
Tahun 2017 sebesar Rp. 2.285.064
Tahun 2018 sebesar Rp. 1.454.850
Tahun 2019 sebesar Rp. 19.800

b. Depresiasi pabrik masing-masing tiap tahun Rp. 2.208.000


Depresiasi alat pemasaran masing-masing tiap tahun Rp. 10.000
Depresiasi alat-alat kantor masing-masing tiap tahun Rp. 20.000
Penghapusan piutang tiap-tiap tahun sebagai berikut:
Tahun 2015 sebesar Rp. 0
Tahun 2016 sebesar Rp. 596.300
Tahun 2017 sebesar Rp. 480.000
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas dan memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas
dan arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan (digunakan) sehingga tampak kelebihan
atau kekurangan kas dan saldo kas selama periode tertentu dari suatu organisasi. Anggaran
kas yang dibandingkan dengan laporan arus kas disebut laporan realisasi anggaran kas.
Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan
mengendalikan arus kas, memperkirakan keperluan kas, dan secara efektif menggunakan kas
yang berlebih (surplus) maupun kas yang kurang (defisit). Tujuan utama penyusunan
anggaran kas adalah merencanakan posisi likuiditas sebagai dasar untuk menentukan
pinjaman di masa datang dan investasi yang akan dilakukan. Anggaran kas berguna bagi
manajemen sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan menilai keperluan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, manajemen perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta kepastian memperolehnya. Anggaran kas
masuk dan anggaran kas keluar besar kecilnya dipengaruhi oleh faktor kegiatan perusahaan,
yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Dalam menyusun
anggaran kas ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu (1) pendekatan kas masuk dan
kas keluar, (2) pendekatan akunting keuangan. Anggaran kas dapat disusun dalam dua
bentuk, yaitu: (1) bentuk tunggal, dan (2) bentuk campuran.Anggaran kas bentuk tunggal
disusun dengan cara mengelompokkan satu kelompok kas masuk dan satu kelompok lagi kas
keluar. Anggaran kas bentuk campuran disusun dengan cara tiap kegiatan kas masuk
dikurangkan dengan kas keluarnya sehingga dapat diketahui kas masuk bersih atau kas keluar
bersih dari masing-masing kegiatan perusahaan.

3.2 SARAN

Anda mungkin juga menyukai