Oleh :
KELAS 5G
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Penganggaran. Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak yang sangat membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Universitas Pendidikan Ganesha selaku Universitas yang menaungi segala kegiatan di
kampus
2. Fakultas Ekonomi serta Jurusan Akuntansi Program S1 sebagai fakultas dan jurusan dari
penulis menimba ilmu
3. Ibu Luh Gede Kusuma Dewi, S.E., M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Penganggaran
4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Ganesha
5. Beserta keluarga dan orang tua yang selalu mendukung dan memberikan doa yang terbaik
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis harapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu
satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain.
Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft planing). Dalam
perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan
dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang
diproyeksikan dimasa yang akan datang. Untuk jangka waktu tertentu, misalnya lima sampai
sepuluh tahun, manajemen puncak menetapkan kearah mana perusahaan akan dijalankan.
Manajemen puncak menyusun semacam blue print tentang kondisi yang akan dicapai
perusahaan dalam jangka panjang. Blue print ini berupa program jangka panjang yaitu pangsa
pasar, produk dan teknologi produksi, keuangan, kepegawaian, citra perusahaan, sistem
inforrnasi manajemen, budaya perusahaan dan lain sebagainya. Manajemen mengalokasikan
sumber daya yang ada untuk setiap program yang disusunnya. Untuk menjamin terlaksananya
program tersebut, manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja tahunan dan
taksiran nilai sumberdaya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja tahunan dan
taksiran nilai sumberdaya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja tersebut. Dalam
proses penyusunan anggaran tersebut, ditunjuk manajer yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan rencana kerja dan dialokasikan berbagai sumber daya yang diperlukan kepada
manajer yang bersangkutan. Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya
yang sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Dengan demikian penyusun
anggaran dimaksudkan untuk memberikan jaminan pencapaian blue print tentang program
jangka panjang, yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian,
keuangan, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dengan biaya
sesuai dengan yang dianggarkan sebelumnya.
Setelah diuraikan maksud adanya penyusunan penganggaran tersebut, adapun berbagai
macam penyusunan angggaran. Salah satunya ialah penyusunan anggaran kas. Pada
penyusunan anggaran kas laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan belum tentu
menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup. Untuk menjalankan
suatu operasi perusahaan, melakukan investasi, dan membayar utang, perusahaan harus
memiliki kas, dan bukannya laba bersih. Oleh karena itu, anggaran kas amat teramat penting
bagi seorang manajemen dalam mengelola kas dari perusahaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat disusun dalam makalah ini ialah :
1. Apa itu anggaran kas?
2. Apa saja tujuan adanya penyusunan anggaran kas?
3. Bagaimana kegunaan dari anggaran kas?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi anggaran kas?
5. Apa saja pendekatan dalam penyusunan anggaran kas?
6. Bagaiaman penyusunan anggaran kas?
1.3 Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui definisi dari anggaran kas
3. Untuk mengetahui apa saja tujuan adanya penyusunan anggaran kas
4. Untuk mengetahui kegunaan dari anggaran kas
5. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi anggaran kas
6. Untuk mengetahui pendekatan dalam penyusunan anggaran kas
7. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan anggaran kas
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari ditulis makalah ini ialah bagi pembaca sendiri
penulis mengharapkan didapatkannya informasi berguna yang berkaitan dengan segala hal
mengenai penyusunan penganggaran kas. Serta adanya kritik saran yang membangun untuk
memperbaiki lagi dari makalah penulis ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anggaran Ka
Anggaran kas disebut juga dengan anggaran perubahan kas dan ada juga yang
menyebut dengan anggaran sumber dan penggunaan kas, tetapi sebaiknya disebut dengan
anggaran sumber dan belanja kas atau anggaran masuk serta anggaran keluar kas daripada
anggaran sumber dan penggunaan kas. Dengan demikian, menggunakan kata penggunaan
tidaklah tepat, penggunaan artinya proses/cara menggunakan sesuatu (kas), padahal kas
tersebut sudah digunakan, sudah selesai diproses.
Definisi Kas
Kas merupakan asset yang paling likuid, semakin besar kas yang dimiliki perusahaan
maka semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin tinggi tingkat kemampuan membayar
kewajiban jangka pendek (utang lancar). Namun perusahaan yang mempunya tingkat
likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat putaran kas
tersebut rendah dan mencerminkan adanya kelebihan investasi dalam kas dan berarti pula
bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas tersebut. Jumlah kas relative kecil
akan mempertinggi putaran kas dan meningkatkan rentabilitas (kemampuan memperoleh
laba), tetapi dengan kas yang kurang dapat menggangu kemampuan membayar (tidak likuid)
sewaktu ada tagihan, yang pada akhirnya juga akan menggangu rentabilitas. Dengan
demikian kas mempunyai peranan penting dalam menentukan kelancaran kegiatan
perusahaan.
Kas adalah uang yang siap dan bebas digunakan. Kas meliputi uang kartal, uang giral,
dan simpanan giro di bank. Uang kartal adalah uang yang berlaku resmi di wilayah suatu
negara, misalnya uang rupiah yang diedarkan oleh Bank Indonesia berlaku resmi di wilayah
negara Indonesia. Uang giral adalah uang yang berasal dari simpanan giro, seperti cek yang
siap diuangkan dan bilyet giro yang siap dipindahbukukan.
Anggaran kas bukan hanya menunjukkan jumlah keseluruhan pembelanjaan yang
diperlukan, tetapi juga kapan kas tersebut diperlukan. Anggaran kas ini menunjukkan jumlah
kas yang diperlukan setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari merupakan alat manajer
keuangan yang paling penting. Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan
kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas
dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas
masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan (digunakan)
sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas dan saldo kas selama periode tertentu dari
suatu organisasi. Anggaran kas yang dibandingkan dengan laporan arus kas disebut laporan
realisasi anggaran kas.
Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan
mengendalikan arus kas, memperkirakan keperluan kas, dan secara efektif menggunakan kas
yang berlebih (surplus) maupun kas yang kurang (defisit). Pada saat surplus kas dapat
digunakan membayar utang dan dapat diinvestasikan untuk mendapatkan laba. Pada saat
defisit kas dapat segera dupayakan untuk menutupinya, misalnya dengan cara meminjam,
menambah modal pemilik dan sebagainya.
1. Kas Masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Terima tagihan dari pelanggan
Terima dari bunga piutang’
Terima dividen dari investasi saham
Anggaran kas pada Tabel 12-4 dapat dibuat ringkasannya sebagai berikut
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 7.200
Kas keluar untuk kegiatan investasi (25.500)
Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan 13.000
Kekurangan kas (Rp 4.500)
Kas Awal 12.700
Kas akhir Rp 8.200
Terima tagihan dari pelanggan sebesar Rp 27.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel
12-4 dapat dihitung sebagai berikut
Dapatan penjualan (dari anggaran laba rugi) Rp 28.500
Piutang usaha awal 1 Januari 2017 (Tabel 12-2) 8.000 +
Rp 36.500
Piutang Usaha akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) 9.500 -
Terima tagihan dari pelanggan Rp 27.000
Terima tagihan sebesar Rp 27.000 secara ringkas dapat dihitung sebagai berikut
Dapatan penjualan Rp 28.500
Piutang usaha naik (Tabel 12-2) 1.500 -
Terima tagihan dari penjualan Rp 27.500
Bayar bunga utang sebesar Rp 1.600 seperti tambpak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut
Beban bunga (anggaran laba rugi) Rp 1.600
Utang bunga naik 0–
Bayar Beban bunga Rp 1.600
Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp 13.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan
Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut
Harga pokok produk terjual (dari anggaran laba rugi) Rp 15.100
Sediaan awal 1 Januari 2017 (Tabel 12-2) 112.600 –
1.500
Sediaan akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) 112. 500 +
15.000
Utang usaha awal 1 Januari 2017 (Tabel 12-2) 5.700 +
20.700
Utang usaha akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) 9.500 –
Rp 11.200
Beban bayar dimuka akhir (Tabel 12-2) Rp 650
Beban terutang awal (Tabel 12-2) Rp 150
Beban usaha lainnya Rp 1.700
Beban bayar dimuka awal Rp 600
Beban terutang akhir Rp 100 +
Rp 700 –
Rp 1.000 +
Beban usaha lainnya yang dibayar Rp . 1.800 +
Bayar utang usaha kepada pemasok Rp 13.000
Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp. 13.000 secara ringkas dapat dihitung sebagai
berikut.
Bayar pajak sebesar Rp.1.500 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung
sebagai berikut:
Bayar beli aset tetap sebesar Rp. 30.600 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut:
Terima dari bunga piutang sebesar Rp. 1.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4
dapat dihitung sebagai berikut:
Bayar gaji dan upah sebesar Rp. 5.600 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut:
Bayar utang jangka panjang sebesar Rp. 9.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-
4 dapat dihitung sebagai berikut:
Bayar dividen sebesar Rp. 1.700 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat
dihitung sebagai berikut:
Terima hasil dari jual saham biasa sebesar Rp. 1.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan
Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 12-5, Anggaran Kas Bentuk Tunggal Pendekatan Akunting Keuangan (Metode Tak
Langsung)
PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017
1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp. 4.100
Penyusutan 1.800
Sediaan turun 100
Utang usaha naik 3.800
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 9.800
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 6.200
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari jual saham biasa Rp. 15.000
Terima dari utang jangka panjang 9.500
Rp. 24.500 +
Jumlah Kas masuk Rp. 40.500
2. Kas Keluar
Kas keluar dari kegiatan operasi
Laba menjual harta tetap Rp. 700
Piutang usaha naik 1.500
Piutang bunga naik 100
Beban dibayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50
Gaji dan upah terutang turun 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 2.600
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 31.700
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar dividen Rp. 1.700
Bayar utang jangka panjang 9.000
Rp. 10.700 +
Jumlah Kas masuk Rp. 45.000
3. Defisit (Rp. 4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp. 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp. 8.200
Tabel 12-6, Anggaran Kas Bentuk Campuran Pendekatan Akunting Keuangan (Metode
Tak Langsung)
PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017
1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba bersih Rp. 4.100
Penyusutan 1.800
Sediaan turun 100
Utang usaha naik 3.800
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 9.800
Kas keluar dari kegiatan operasi
Laba menjual harta tetap Rp. 700
Piutang usaha naik 1.500
Piutang bunga naik 100
Beban dibayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50
Gaji dan upah terutang turun 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 2.600
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp. 7.200
2. Kegiatan investasi
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 6.200
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 31.700 -
Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (Rp. 25.500)
3 Kegiatan Pendanaan
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari jual saham biasa Rp. 15.000
Terima dari utang jangka panjang 9.500
Rp. 24.500
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar dividen Rp. 1.700
Bayar utang jangka panjang 9.000
Rp. 10.700 -
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp. 13.800
3. Defisit (Rp. 4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp. 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp. 8.200
Anggaran kas tahun 2017 dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu (1) bentuk tunggal, dan (2)
campuran, seperti Tabel 12-5 dan Tabel 12-6.
Kas masuk dari kegiatan operasi sebesar Rp. 9.800 dan kas keluar dari kegiatan operasi
sebesar Rp. 2.600 dalam anggaran kas metode tal langsung sepeti Tabel 12-5 dan Tabel 12-6
bukan menggambarkan jumlah kas masuk dan jumlah kas keluar semestinya. Oleh karena itu,
jumlah kas masuk kegiatan operasi sebesar Rp. 28.900 dan jumlah kas keluar kegiatan
operasi Rp. 21.700 pada anggaran kas metode langsung jumlahnya tidak sama dengan metode
tidak langsung Tabel 12-5 dan Tabel 12-6. jumlah kas keluar dari kegiatan operasi
semestinya adalah seperti anggaran kas yang menggunakan metode langsung. Kas masuk dari
kegiatan operasi pada metode tak langsung lebih menggambarkan laba tunai daripada kas
masuk. Anggaran kas metode tak langsung disusun berdasarkan data yang terdapat pada
anggaran laba rugi dan neraca komparatif Tabel 12-2.
Anggaran kas pada Tabel 12-5 dapat dibuat ringkasnya sebagai berikut:
Anggaran kas pada Tabel 12-6 dapat dibuat ringkasnya sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya anggaran kas pendekatan akunting keuangan (metode tak langsung)
bentuk tunggal dan campuran yang semestinya terlihat pada Tabel 12-7 dan Tabel 12-8.
Tabel 12-7, Anggaran Kas Bentuk Tunggal Pendekatan Akunting Keuangan (Metode Tak
Langsung)
PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017
1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba operasi = laba bersih - laba jual harta tetap Rp. 3.400
Penyusutan 1.800 +
Laba tunai 5.200
Sediaan turun 100
Utang usaha naik 3.800 +
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp. 9.100
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 6.200
Kas masuk dari pendanaan
Terima dari jual saham biasa Rp. 15.000
Terima dari utang jangka panjang 9.500
Rp. 24.500 +
Jumlah Kas masuk Rp. 39.800
2. Kas Keluar
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Piutang usaha naik Rp. 1.500
Piutang bunga naik 100
Beban dibayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50
Gaji dan upah terutang turun 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 1.900
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 31.700
Tabel 12-6, Anggaran Kas Bentuk Campuran Pendekatan Akunting Keuangan (Metode
Tak Langsung)
PT Purnasari
Anggaran Kas
Tahun Berakhir 31 Desember 2017
1. Kas masuk
Kas masuk dari kegiatan operasi
Laba operasi = laba bersih - laba jual harta tetap Rp. 3.400
Penyusutan 1.800 +
Laba tunai 5.200
Sediaan turun 100
Utang usaha naik 3.800 +
Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Rp. 9.100
Kas keluar untuk kegiatan operasi
Piutang usaha naik Rp. 1.500
Piutang bunga naik 100
Beban dibayar di muka naik 50
Beban terutang turun 50
Gaji dan upah terutang turun 200 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 1.900
Kas masuk dari kegiatan investasi Rp. 7.200
2. Kegiatan Investasi
Kas masuk dari kegiatan investasi
Terima dari hasil jual harta tetap Rp. 6.200
Kas keluar dari kegiatan investasi
Bayar beli harta tetap Rp. 30.600
Bayar pinjaman diberikan 1.100 +
Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Rp. 31.700
(Rp. 25.000)
3. Kegiatan Pendanaan
Kas masuk dari pendanaan
Terima dari jual saham biasa Rp. 15.000
Terima dari utang jangka panjang 9.500
Rp. 24.500
Kas keluar dari kegiatan pendanaan
Bayar dividen Rp. 1.700
Bayar utang jangka panjang 9.000
Rp. 10.700 +
Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp. 13.800
3. Defisit (Rp. 4.500)
4. Kas awal 1 Januari 2017 Rp. 12.700 +
5. Kas akhir 31 Desember 2017 Rp. 8.200
Pada tabel 12-8 tampak bahwa laba operasi adalah laba bersih dikurangi laba menjual aset
tetap atau Rp. 3.400 = Rp.4.100 - Rp.700. Oleh karena itu, maka pada kas keluar untk
kegiatan operasi tidak tampak lagi laba menjual aset tetap sebesar Rp. 700.
PELATIHAN
Soal 12.1
Toko Purnasari selama bulan Januari 2019 mempunyai data transaksi sebagai berikut
a. Beli barang dagangan Rp. 10.000 tunai 40%, sisanya kredit sebulan
b. Jual barang dagangan Rp. 15.000 tunai 60%, sisanya kredit sebulan
c. Bayar sewa toko bulan ini Rp500 dan gaji Rp. 400
Soal 12.2
Pendekatan dalam menyusun anggaran kas dapat menggunakan pendekatan akunting
keuangan yang disebut juga dengan metode tak langsung. Metode tak langsung ini cocok
untuk anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu, ada juga menyebutkan dengan
pendekatan anggaran kas jangka panjang.
Data Perusahaan Kecap Sehat selama lima tahun berikut ini:
a. Laba bersih dianggarkan
3.2 SARAN