Anda di halaman 1dari 13

“SISTEM PEMBAYARAN DIBEBERAPA NEGARA ASEAN”

BAB I

POKOK BAHASAN

Sistem Pembayaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menunjang
perkembangan perekonomian dan stabilitas sistem keuangan disetiap negara didunia. Sejalan
dengan tren globalisasi dan penyatuan berbagai kepentingan ekonomi dan sosial berbagai
negara di dunia, negara-negara asean pun tidak ketinggalan untuk membentuk Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015. Terkait dengan hal tersebut, perlu dilakukan
peningkatan kesiapan sitem pembayaran dan setelmen nasional untuk mengantisispasi adanya
peningkatan jumlah transaksi. Pembayaran dan saja perpindahan dan antar negara.

1. Sistem Pembayaran DiMalaysia


Sistem pembayaran diMalasia yang terdiri dari sistem pembayaran ritel dan
sistem pembayaran Nominal besar, dapat dikategorikan dalam empat grup, yaitu the real-
Time Electronic Transfer Of Funds and Securities (Sistem Pemindahan Dana dan Sekuritas
secara Elektronik (RENTAS)), the National image-based CheckSettlement System,the
Automated teller Machine (ATM), dan other retail payment Networks, serta kliring( the
clearinghouse) beroperasi dibawah kontrol/kendali dari the Malaysia Securities Exchange
Barhad dan The Malaysia Derivatives Exchange Berhad.
 Sistem Pembayaran Ritel

Sistem pembayaran ritel di Malaysia di fasilitasi oleh Malaysian Electronic Payment


System ( MEPS) yang menyediakan berbagai fasilitas bagi pesertanya. MEPS merupakan
infrastruktur sistem pembayaran yang memiliki peranan penting dalam industri sistem
pembayaran retel dan perkembangan kertu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) di Malaysia,
Termasuk Penggunaan Chip pada kartu ATM pada semua bank untuk menggatikan
penggunaan magnetic stripe. Jasa yang diberikan oleh MEPS yang pertama Jaringan ATM
Nasional, yang kedua Jaringan ATM Regional yang merupakan kerja sama dengan
indonesia(Artajasa dan Rintis),Singapura (NETS), Thailad (ITMX), dan Cina (CUP). Kerja
sama itu memungkinkan nasabah bank peserta MEPS untuk melakukan transaksi penarikan
tunai dinegara-negara tersebut atau diseluruh mesin ATM peserta MEPS, yang Ketiga e-
Debityang keempat Interbank ATM Fund Transfer (IBFT) yang keenam Interbank GIRO

1
(IB) merupakan Fasilitas Transfer dan antar bank melalui sarana elektonik sehingga
mengurangi penggunaan dikumen terlulis seperti cek, yang ke tujuh Financial Processing
Exhange (IPX) yang merupakan fasilitas berbasis internet.

Dalam melengkapi jasa sistem pembayaran ritel yang dikelola oleh MEPS, di
terbitkan uang electronik (e-money) Tounch’n Go Card. Tounch’n Go Card merupakan alat
pembayaran elektronik seperti e-toll yang memberikan alternatif bagi masyarakat dalam
melakukan pembayaran jalan tol dan sarana transportasi public. Dalam perkembangannya,
muncul pula Tounch’n go zing Card yaitu melekat pada kertu kredit sehingga memiliki
fungsi ganda sebagai kartu kredit dan e-toll.

Selain sistem pembayaran yang elektronis, malaysia juga mengenal penggunaan media
tertulis seperti cek sebagai sarana transaksi. Untuk menyediakan Infrastruktur untuk
pertukaran cek antarbank,bank negara malaysia telah menyediakan cheque Trncation and
cheque Conversion system (CTCS) yang di implementasikan sejak tanggal 1 juli 2009.
melalui CTCS memungkinkan bank peserta melakukan pertukaran data penarikan cek tanpa
melaakukan fisik cek. Dengan CTCS, pelaksanaan satelmen atas cek dilakukan pada hari
yang sama (same day settement) dan nasabah sudah dapat memperoleh dan dari cek yang
diikliringkan pada maksimal 2(dua) hari kerja.

Tolakan kliring dapat dilakukan melalui sarana Image Return Document (IRD) atau
Cheque Return Advice untuk alasan tolakan tertentu yang disampaikan kepada bank penarik.
Sarana IDR berfungsi sebagai pemberitahuan bahwa cek tidak dapat dicairkan dan dapat
digunakan sebagai pengganti lembar cek asli apabila diperlukan untuk Kliring menggunakan
CTCS. Sistem Pembayaran Nasional Besar

Real-Time Transfer of Fund and secyrities (RENTAS) merupakan infrastruktur sistem


pembayaran nominal besar dimalaysia yang dimiliki yang diselenggarkan ileh BNM.
Keanggotaan RENTAS meliputi bank dan lembaga keuangan non bank. Fungsi-fungsi pada
RENTAS meliputi: (i) Interbank funds transfer system (IFTS). IFTS dipergunakan untuk
melakukan transfer dana antar anggota dalam nominal besar, penarikan tunai oleh bank atas
rekeningnya di Bank Negara Malaysia (bank sentral), transfer dana dalam rangka pemenuhan
giro wajib minimum (GWM) transaksi atas rekening vestro, pembayaran surat berharga, dan
pembayaran di antara lembaga-lembaga pemerintah (ii)Scriples securities trading system
(SSTS). SSTS dilakukan dalam pencatatan dalam setelmen surat-surat berharga secara
delivery versus payment (DVP). Surat-surat berharga yang dicatatkan pada RENTAS adalah

2
surat-surat berharga Pemerintah Malaysia, surat-surat berharga BNM, obligasi cagamas, dan
obligasi swasta.(iii)Setelmen surat-surat berharga dan setelmen dana dilakukan secara
simultan. Penyelesaian akhir dana dilakukan melalui rekening yang ditata usahakan pada
Central Host System (CHS) BNM. (iv)RENTAS telah melakukan kerjasama dengan
hongkong US Dollar Clearing House Automated Transfer System (USD CHATS) untuk
transaksi dalam denominasi dollar amerika untuk mendukung Payment versus Payment
(PVP) ataupun Delivery versus Payment (DVP).

2. Sistem Pembayaran Di Singapura

A. Sistem Pembayaran Ritel

1) Cek
Penggunaan cek di singapura pada umunya digunakan oleh perseorangan dan pelaku
bisnis untuk aktivitas transaksi ritel. Singapura menyelenggarakan dua jenis sistem kliring
untuk cek, yaitu singapore dollar cheque clearing sistem (SGDCCS) atau sistim kliring
dalam mata uang singapore dollar (SGD) dan Us Dollar Amerika (USD). Kedua sistim
kliring tersebut duselenggarahkan oleh Automaded Clearing House (ACH), berbeda dengan
SGDCCS, seluruh proses penyelenggara USDCCS membutuhkan waktu tiga hari kerja,
karena fisik cek USD yang dikirimkan oleh pengirim masih harus melalui proses sortasi oleh
BSC.
2) Credit Transfer dan Direct Debits
Kegiatan transfer dana selain dilakukan oleh Direct Credit Transfer dan Direct
Debits Transfer juga dilakukan oleh Interbank Giro (IBG). IBG merupakan suatu sistem yang
memproses transaksi Low Value Bulk secara paperless dan otomatis melalui mekanisme
straight Throgh Process (STP). Seperti halnya penyelenggaraan kliring cek, penyelenggaraan
IBG dilakukan oleh BCS sebagai automated clearing house. Jenis transaksi yang di proses
melalui IBG sebagian besar berupa pembayaran tagihan-tagihan rutin atau billing (Direct
Debits) dan pembayaran gaji atau Payroll (Credit Transfer). Setelmen transaksi direct credit
yang di proses melalui IBG sebagian besar merupakan transaksi bank yang dilakukan melalui
internet banking dan ATM.
3) Instrumen Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu
a) Kartu Kredit
Khusus penerbitan kartu kredit, bank sentral singapore yang dikenal sebagai
Monetary Authory Of Singapore (MAS) bertindak sebagai regulator dan hanya

3
menerbitkan pedoman dan ketentuan terkait mitigasi risiko antara lain
mengatur mengenai kriteria calon pemegang kartu kredit dan kegiatan
pemasarannya. Disisi lain singa[pura belum mewajibkan penerbitan dan
acquirer kartu kredit untuk melakukan migrasi ke EMV chip karena rendahnya
frekuensi penyalahgunaan kartu kredit.
b) Kartu ATM/Debit
Jenis kartu yang beredar adalah PIN-based signature-based. Penggunaan PIN-
based card dapat dilakukan melalui jaringan ATM atau EFTPOS
terminal/EDC. Sementara itu pengguna signature-based biasanya
menggunakan jaringan Visa Electron dan Debit Mastercard.

Penyelenggara jaringan ATM adalah NETS, yang dimiliki konsorsium


perbankan. NETS hanya bertindak sebagai switching, sedangkan
penyelenggara setelmenya adalah DBS Bank. Demikian pula penyelenggaraan
kartu kredit yang menggunakan EFTPOS juga dioperasikan oleh NETS.

Untuk signature-based seperti Visa Electron eddan Mastercard Debit,


pemrosesan kliring dan setelmenya dilakukan oleh principalnya masing-
masing. Khusus untuk transaksi mastercard debit, penerusan transaksi
dilakukan oleh NETS apabila transaksinya dilakukan melalui terminal NETS.
c) Uang Elektronik (e-money)
Jenis uang elektrinik (e-money) yang beredar terdiri atas dua jenis, yaitu Card
Based Product dan Network/software-based Product. Card Based Product
saat ini dapat digunakan untuk multi-purpose atau single-purpose. Multi-
purpose yang digunakan adalah NETS Cash Card dan Ez-link Card.

Pengaturan mengenai uang elektronik (e-money) ditetapkan oleh MAS. Saat


ini penerbitan hanya dapat dilakukan dengan izin dari MAS. Bank yang
menjadi penerbit multi-purpose uang elektronik (e-money) harus merupakan
bank yang beroperasi di singapura. Sebagai penerbit, bank memiliki bank
tanggung jawab atas keamanan, integritas keakuratan data transaksi atas
penerbit, dan pengelolaan uang elektronik (e-money).

B. Sistem Pembayaran Nominal Besar

4
Sistem pembayaran nominal besar dilakukan melalui dua sistem utama, yaitu interbank
payment and sattlement system dan securities settlement system. Keduan sistem tersebut di
uraikan sebagai berikut :
1) Interbank Payment and Settlement System

Aktivitas transaksi bernilai sebesar dilakukan melalui MAS electronic payment


system (MEPS+), dalam MEPS+ dikenal dua sistem yaitu MEPS+ IFT untuk transaksi antar
bank dan MEPS+ SGS untuk transaksi Scripless Singapore Goverment Securities (SGS).
MEPS+ merupakan pengembangan hybrid system dari MEPS yang di implementasikan sejak
desember 2006.

Pengembangan hybrid sistem pada MEPS+ memungkinkan efisiensi dalam pengelolaan


likuiditas peserta,. Hybrid System dikembangkan dengan mengimplementasikan gridlock
resolution kekurangan dana untuk transaksi peserta tertentu.

Hybrid System juga di dukung oleh fasilitas real-time inquiry atas saldo rekening RTGS
serta status intruksi transaksi outgoing incoming. Selain itu, untuk mengelola likuiditas
peserta di implementasikan pula limit setting dalam dua jenis yaitu bilateral limit dan system
limit. Bilateral limit adalah batasan transaksi yang dapat dikirimkan antardua peserta,
sementara system limit adalah batas nilai seluruh transaksi yang dapat dikirimkan dari satu
peserta ke pserta lain. Batasan dalam limit setting sepenuhnya ditetapkan oleh MAS.

2) Securities Settlement System

Securities Clearing and Settlement System (SCSS) merupakan komponen utama


infrastruktur securities settlement system di singapura. SCSS untuk SGS untuk di operasikan
oleh MAS dan merupakan bagian dari MEPS+. Untuk transaksi saham, surat berharga
korporasi, dan turunanya dilakukan melalui central depository (CDP). CDP memiliki tiga
komponen khusus yaitu (a) instoitutional Delivery Affirmation (IDAS) yang digunakan untuk
custodian dan setelment transaksi saham, (b) Debt Security Clearing and Settlement System
(DCSS), electronic book-entry system yang digunakan untuk transaksi dan setelment
Singapore Dollar Statuary bond dan surat utang korporasi; dan (c) Clearing Operation and
Risk Evaluation System (CORE) untuk seluruh transaksi kontrak derivatif.

3. Sistem Pembayaran Di Thailand

A. Sistem Pembayaran Ritel

5
1) Cheque Clearing System

Di thailand sistem kliring untuk cek terdiri dari tiga sistem yaitu :

a. Electronic Cheque System


Electronic Cheque System merupakan salah satu hasil pengembangan Bank Of
Thailand (BOT) di bidang sistem pembayaran ritel. ECS merupakan sistim kliring
elektronik yang memproses transaksi pembayaran menggunakan cek. ECS mulai
beroperasi sejak tahun 1996 da di operasikan oleh BOT. ECS di kembangkan dan
di gunakan di wilayah bangkok dan kota-kota besar lainnya.

Peserta ECS haruslah bank, baik yang di dirikan atas dasar undang-undang (UU)
perbankan maupun UU tertentu, dan BOT. ECS menjangkau seluruh cabang bank
peserta di bangkok, Nonthaburi, Pathumthani, serta Semutprakan dan beberapa
cabang di Semusakom., serta Ayutthaya dan Narkornpathom. Meskipun demikian,
BOT berencana untuk memperluas jangkauan operasional ECS di provinsi lain.

Instrumen pembayaran yang dapat di proses melalui ECS terdiri atas cek, draft,
bill of change, dan promissory notes dalam mata uang Baht. Seluruh alat
pembayaran itu harus di terbitka oleh peserta ECH atau pembayarannya di jamin
oleh ECH.
b. Intra-Provincial Cheque Clearing System
Untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi kliring menurunkan biaya dari
risiko terklait dengan pembayaran cek, dan untuk memfasilitasi pengolahan uang
tunai bagi bank peserta dalam suatu provinsi yang sama, BOT mengembangkan
intercity clearing. Cek antar kota dalam satu provinsi yang selama ini di proses
selama tiga sampai tujuh hari di upayakan dapat di proses dalam satu haru kliring.
Peserta intercity clearing adalah BOT, bank komersial, dan bank khusus.
c. Bill For Collection (B/C)
B/C adalah prosedur kliring untuk cek,draft,bill of exchange, dan promissory note
dalam hal cabang penagih dan pembayar berada pada wilayah kliring yang
berbeda.
2) Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
APMK yang populer di thailand adalah kartu ATM, kartu Debit dan kartu
Kredit. Namun demikian perkembangan yang menarik pada instrumen kartu debit

6
dan kartu kredit adalah proses otorisasi yang semula yang dilakukan melalui EDC
merchant yang terhubung dengan saluran telepon (lease-line), saat ini sudah dapat
dilakukan melalui koneksi internet. Pada saat ini sudah di perkenalkan M-POS
(mobile phone of sale) yang di kembangkan oleh perusahaan smart phone dan
perusahaan penyedia jasa sistem pembayaran. Dalam hal ini smart phone konsumen
akan terhubung dengan smart phone merchant untuk memverifikasi dan memproses
transaksi yang menggunakan kartu debit maupun kartun kredit.
B. Sistem Pembayaran Nominal Besar
1) Interbank Payment and Settlement System
Sistem yang memproses penyelesaian transaksi antarbank di thailand di kenal dengan
nama Bank Of Thailand Automated High Value Transfer Network (BAHTNET). Sistem ini di
desain untuk memitigasi risiko sistem pembayaran agar efisien, aman ,andal dan tepat waktu
melalui sistem Gross Settlement. BAHTNET yang mulai di implementasikan sejak tahun 1995
sebagai infrastruktur keuangan yang mengakomodasi transfer dana antarbank dan pihak
ketiga antara BOT dan lembaga lain yang memiliki rekening di BOT.
2) Securities Settlement System
The securities and exchange comission (SEC) dibentuk atas Securities and exchange
act pada tahun 1992. Atas dasar UU dibentuk custodian efek yang dikenal dengan nama
Thailand Securities Depository (TSD). Lembaga tersebut menjadi bagian dari bursa efek
thailand (Stock ExchangeOf Thailand/SET) yang menyediahkan layanan kliring dan
setelment untuk transaksi pasar modal seperti saham, obligasi dan reksadana. Transaksi
obligasi korporasi yag terdaftar di SET di selesaikan dalam waktu T+2 melalui sistem
BAHTNET dan tiga bank pembayar. Untuk surat berharga yang di perdagangkan di Market
For Alternative Investment (MAI), TSD mengirumkan dan melakukan setelmen dengan dasar
waktu T+3.
Berbeda dengan obligasi korporasi, kliring dan setelmenobligasi pemerintah di
lakukan oleh BOT. Sampai denga tahun 2001 transaksi obligasi pemerintah di selesaikan
menggunakan sarana cek. Penyelesaian akhir dari pembayaran cek tidak diperoleh sampai
keesokan harinya setelah di peroleh konfirmasi mengenai penyelesaian penyampaian surat
bergharga ke Counterparty sehingga penjual surat bergarga lebih dulu di hadapkan risiko
setelmen. Setelmen melalui BAHTNET dimulai sejak tahun 2000.
Sebagian besar surat berharga di kelola atas dasar Scripless. Untuk saham dan obligasi
korporasi yag di perdagangkan di SET dan MAI, TSD akan melakukan perhitungan secara

7
multilateral netting dan penyelesaian akhir dilakukan melalui BAHTNET dan bank
pembayar.
4. Vietnam

Perkembangan system pembayaran di Vietnam seperti negara lainnya di ASEAN, sebagai


berikut:

a. System Pembayaran Ritel


System pembayaran ritel di Vietnam ditujukan untuk transaksi yang nilainya
kurang dari VND 500 juta. Hanya ada satu system kliring di Vietnam yang
dinamakan CITAD.
1) Automated Teller Machines (ATM)
Untuk menarik nasabah, bank komersial di Vietnam bersaing dalam
menyediakan mesin ATM yang dapat diakses secara nasional. Fungsi ATM
masih terbatas pada informasi saldo, setoran kas, dan penarikan tabungan seta
untuk melakukan transfer
2) Kartu Kredit
Penggunaan kartu kredit di Vietnam baru berkembang. Pada tahun 1998 hanya
vietcom bank saja yang telah menerbitkan kartu kredit, tetapi saat ini seluruh
bank komersialpemerintah telah memilih akses ke penerbit kartu kredit
internasional.
b. System Pembayaran Nominal Besar
Transaksi pembayaran nominal besar adalah transaksi di atas VND 500 juta
(ekuivalen USD33, 000).
1) Interbank Payment and Settlement Sistem
IBPS Vietnam diatur dalam Central Banking Law, yang diberi kewenangan
untuk mengembangkan interbank public payment system dan melakukan
pengawasan, termasuk pengaman system tersebut. Tugas PPC adalah
melaksanakan pembayaran dan kliring
2) Securities Settlement System
(1) Securities Market Reforms
Pada tahun 1996 Vietnam membentuk The State Securities Commision
(SSC) untuk mengembangkan SSB pasar Vietnam. SSc memiliki
kewenangan dan tanggung jawab dalam perencanaan, pengawasan,
administrasi, dan pengelolaan settlement transaksi SSB.

8
(2) Stock Exchanges Market
Perdagangan saham di SCT (pasar efek) masih terbatas karena hanya
memiliki 10 perusahaan sekuritas. Securities trading system yang
digunakan di SCT dikembangkan oleh Thailand, tetapi karena tidak dapat
memenuhi kebutuhan SCT, tahun 2005 SCT dengan ADB dan vendor
domestic mengembangkan system baru.
(3) Bond Market
Pasar obligasi Vietnam kurang berkembang. Ada 2 macam pasar obligasi,
yaitu; government bonds dan corporate debentures.
5. Filipina
a. System Pembayaran Ritel
1) Direct Debits dan Credit Transfer
Digunakan untuk setelmen pembayaran nilai besar untuk transaksi dengan
volume kecil seperti transaksi PHP/USD, Inter-bank Call Loan (IBCL), dan
transaksi surat berharga pemerintah.
2) Instrument pembayaran menggunaka kartu
a) Kartu kredit
Penerbit utama kartu kredit adalah bank yang menerbitkan kartu kredit
internasional yang bisa digunakan di dalam atau di luar negeri, seperti Visa
dan Master Card, JBC, dan diners Clube, Unikard, dan Bankcard.
b) Kartu debit
Kartu debit diterbitkan oleh semua bank komersial dan beberapa thrift
bank. Kartu debit tersebut bisa digunakan di mesin ATM. Jaringan ATM
yang ada saat ini adalah BancNet, Megalink, dan ExpressNet.
c) Electronic Bills Payment (EBP)
EBP digunakan untuk pembayaran berbagai jenis tagihan seperti rekening
listrik, telepon dan air.
d) Philippine Domestic-Dollar Transfer System (PDDTS)
System yang bisa digunakan untuk transfer USD antarbank di dalam
negeri ataupun dengan pihak secara on-line dan real-time gross settlement.
Untuk setelmen mata uang USD dilakukan melalui PDDTS, sementara
untuk mata uang peso dilakukan melalui Phil PASS.
e) Electronic Peso Clearing and Settlement System (EPCS)

9
EPCS merupakan system transfer dana antarrekening bank yang
mendukung pembayaran yang bersifat bulk atau besar, berulang, dan non-
time sensitive, serta transaksi secara kolektif.
f) Money Remittance
Gcash mengubah mobile phone menjadi virtual wallet memungkinkan
pelanggan mengakses metode cashless dan cardless dalam melakukan
pengiriman uang hanya dengan melalui text message dan dapat digunakan
baik untuk pengiriman uang di dalam negeri maupun dari dan ke luar
negeri.
3) Electronic-Money/Mobile Phone Payment
Salah satu aspek revolusi teknologi yang berdampak langsung dan berdambak
jangka panjang terhadap pengelolaan kebijakan moneter dan pengaturan di
sektor keuangan adalah meningkatnya produk uang elektronok (e-money).
Yang termasuk pengertian uang elektronik di Philipina adalah e-banking dan
mobile banking, contohnya adalah SMART Money dan Globe’s G- Cash
4) Produk berbasis kartu: Stored Value Cards/E-Cash
Kartu ini bersifat single purpose yang digunakan di sektor transportasi dan
telekomunikasi, seperti peembayaran tol (e-pass), Light Rail Transit Authority
(LRT), Metro Rail Transit Authority (MRT), telepon, telepon genggam, dan
internet.
Access device
Terdapat dua jenis access device, yaitu Globe G-Cash dan Smart Padala.
Globe G-Cash merupakan telepon genggam yang menjadi dompet elektronik.
Sedangkan smart padala dikenal sebagai sebagai cash remittance internasional
pertama di dunia yang terhubung ke telepon genggam.
b. System Pembayaran Nominal Besar
1) Interbank payment and settlement system (PhiliPaSS)
PhiliPaSS merupakan system RTGS yang memproses transaksi antarbank
dengan nilai besar yang dioperasikan BSP sejak desember 2002. Transaksi
yang diselesaikan melalui RTGS bersifat final dan tidak dapat dibatalkan
sehingga dapat meminimalkan risiko setelmen, risiko kredit, dan resiko
likuiditas. PhiliPaSS tidak mensyaratkan batasan nilai maupun jenis transaksi
yang diterima.
Aspek penting dalam PhiliPaSS:

10
a) Validasi: semua perintah pembayaran divalidasi mengenai: transaction
reverences number, message type, value date, Bank Indentiier Code (BIC)
b) Audit Trail: untuk kepentingan peserta dan PSP, system akan menyimpan
sejumlah informasi penting sebagai antisipasi bilaterjadi perselisihan.
c) Transactions Satus Verivications: Peserta dapat memverivikasi status
pembayaran apakah dalam kondisi: pending, werehouse (untuk future date
transactions), ditolak, atau telah disetel.
d) System Inquiries and Reports: Peserta dapat mengirimkan pesan melalui
SWIFT/PPS-FES tentang perintah pembatalan, laporan secara detil untuk
unsettled payment informasi perubahan rekening secara detil, proses debit
dan kreditnya secara status untuk unsettled payment.
e) Payment Quering Prioritization: perintah debit yang tidak dapat
dilaksanakan penyelesaian akhirnya (setelmen) karena ketidakcukupan
saldo dan peserta akan berada dalam posisi antrean.
f) Gridlock Resolution: system akan melakukan gridlock resolution selama
30 menit sekali bila ada dua atau lebih perintah pembayaran yang belum
dapat dilakukan penyelesaian akhirnya atau setelmennya.
g) Intraday Liquidity Facility (ILF): Peserta yang akan menggunakan fasilitas
ini harus memberikan dokumen yang diperlukan dan mendapat persetujuan
dari Financial Accounting Department dan Treasury Department di BSP
yang berkoordinasi debfgab Bereau of Treasury (BTr)

11
BAB II

KESEIMPULAN

Sistem Pembayaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
menunjang perkembangan perekonomian dan stabilitas sistem keuangan disetiap negara
didunia. Sejalan dengan tren globalisasi dan penyatuan berbagai kepentingan ekonomi dan
sosial berbagai negara di dunia, negara-negara asean pun tidak ketinggalan untuk membentuk
Terkait dengan hal tersebut, perlu dilakukan peningkatan kesiapan sitem pembayaran dan
setelmen nasional untuk mengantisispasi adanya peningkatan jumlah transaksi. Pembayaran
dan saja perpindahan dan antar negara. Sistem pembayaran diMalasia yang terdiri dari sistem
pembayaran ritel dan sistem pembayaran Nominal besar, Sistem pembayaran ritel di
Malaysia di fasilitasi oleh Malaysian Electronic Payment System ( MEPS). Sistem
pembayaran ritel di Singapura dapat dilakukan melalui cek, credit transfer, dan direct debit.
Dan sistem pembayaran nominal besar dilakukan melalui dua sistem utama, yaitu interbank
payment and settlement system dan securities settlement system. System pembayaran ritel di
Thailand terdiri atas cheque clearing system dan electronic cheque system. Sistem
pembayaran nominal besar terdiri dari Interbank Payment and Settlement System dan
Securities Settlement System. System pembayaran ritel di Filipina Direct debits dan credit
transfer,Instrument pembayaran menggunaka kartu, Electronic-Money/Mobile Phone
Payment, dan Produk berbasis kartu: Stored Value Cards/E-Cash. Dan System Pembayaran
Nominal Besar meliputi Interbank payment and settlement system (PhiliPaSS)

12
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

ASEAN Secretariat,Econimic Comunity Blue Print,ASEAN,2008

Bank Of Thailand.(2012).Payment System Report 2012.

Committee on Payment and Sattlement system (CPSS).(2012). Principles for


Financial Market Infrastructure,Bank for Internasional Settlements.

Pusat Penelitian dan studi Kebanksentralan.(2011). Kajian Arsitektur PSS MEA


Masyarakat Ekonomi ASEAN, Penelitian Perbankan Pusat Penelitian dan Studi
Kebanksentralan, Bank Indonesia.

Racocha, Pavel. (2004). The Payments Systems and the Financial Stability,Keynota
Presentation, Payment Systems in central and Eastren Europa Conference,8-9 July.

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran. (2011). Blueprint Sistem Pembayaran


Nasional: Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Bank
Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai