DALAM PEREKONOMIAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Kebanksentralan EKI319
Dosen Pengempu : Prof. Dr. I Wayan Sudirman, S.E.,S.U.
Disusun Oleh
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan Paper
Kebanksentralan yang berjudul “Konsep Dasar Sistem Pembayaran Dan Perannya Dalam
Perekonomian ” ini tepat pada waktunya. Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih
atas berbagai pihak yang telah mendukung kami didalam pengerjaan paper ini, baik itu dari
dosen yang telah membimbing kami dalam penyusunan paper ini, serta teman-teman
mahasiswa yang telah banyak membantu kami dalam pengerjaan paper ini.
Kami mohon maaf apabila ada kekurangan di dalam penyusunan atau isi dari paper
ini, semua kritik dan saran yang bersifat membangun di dalam menyempurnakan paper ini
sangat kami harapkan. Atas kerjasama dan perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Om Santih,Santih,Santih O
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
2.1 Definisi dan Konsep Sistem Pembayaran.......................................................2
2.2 Evolusi Uang Sebagai Alat Pembayaran........................................................3
2.3 Instrumen Dalam Sistem Pembayaran............................................................8
2.4 Komponen yang terkait dengan sistim pembayaran.......................................8
2.5 Peran sistim pembayaran dalam perekonomian..............................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem pembayaran adalah bagian yang sangat penting dari perekonomian dan
infrastruktur keuangan. Sistem pembayaran yang dapat berfungsi secara aman dan
efisien adalah komponen yang sangat esensial untuk berfungsinya perekonomian
secara optimal, dan menjadi bagian fundamental bagi infrastruktur keuangan suatu
negara.
Sistem pembayaran adalah tulang punggung perekonomian dan menjadi
infrastruktur utama untuk perdagangan. Sistem pembayaran memfasilitasi
penyelesaian perdagangan untuk menggunakan berbagai inovasi pembayaran di luar
barter dengan menyediakan berbagai media untuk mempertukarkan nilai. Pasar
keuangan dan perekonomian bergantung kepada sistem pembayaran untuk
memfasilitasi perdagangan dan pertukaran di antara institusi dan konsumen dalam
pasar produk barang dan jasa. Sistem pembayaran juga melayani transmisi arus dana
baik domestik maupun internasional ke dalam investasi produktif melalui pasar
finansial (Hancock and Humphrey, 1998).
Di sisi yang lain, sistem pembayaran dapat memberikan tekanan dan risiko
tertentu bagi pesertanya, dan dapat juga menjadi saluran untuk berpindahnya krisis
keuangan dari satu sistem ekonomi atau keuangan di suatu negara kepada negara
lainnya. Oleh karena itu, keberadaan sistem pembayaran yang aman, andal dan
efisien (sound and robust payment system) bersifat sangat penting dalam infrastruktur
keuangan suatu negara dan menjadi tanggung jawab bersama antara peserta dan
otoritas sistem pembayaran untuk menjamin tercapainya stabilitas, keamanan, dan
perlindungan konsumen dalam penyelenggaraan aktivitas perbankan, moneter dan
sistem pembayaran (Humprey, 1995).
2
Berbicara mengenai sistem pembayaran, saat ini tidak terdapat satu definisi
umum mengenai sistem pembayaran. Namun demikian, meskipun berbeda-beda,
umumnya berbagai definisi sistem pembayaran memiliki kemiripan antara satu sama
lainnya. Beberapa definisi tentang sistem pembayaran antara lain adalah sebagai
berikut: Bank for International Settlements (2003) mendefinisikan sistem pembayaran
sebagai "..sekumpulan instrumen, prosedur perbankan, dan pada umumnya, sistem
transfer antar bank yang memastikan terjadinya sirkulasi uang". Adapun Guitian
(1998) mendefinisikan sistem pembayaran sebagai "... sebuah kumpulan dari
instrumen-instrumen dan alat yang secara umum diterima dalam melakukan
pembayaran; lembaga dan kerangka organisasi yang mengatur sistem pembayaran
tersebut (termasuk mencakup kebjjaksanaan peraturan); dan prosedur pengoperasian
serta jaringan komunikasi yang digunakan untuk menginisiasi dan mengirimkan
informasi pembayaran dari pembayar kepada pihak yang menerima pembayaran
dalam rangka penyelesaian pembayaran" Sedangkan The EU's Payment Services
Directive (PsD) mendefinisikan sistem pembayaran sebagai "sarana transfer dana
dengan mekanisme yang formal dan distandarisir serta menggunakan peraturan
umum untuk memproses, mengkliringkan dan/atau melakukan setelmen suatu
transaks pembayaran'. Di Indonesia, definisi sistem pembayaran dapat ditemukan
pada Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 6 Tahun 2009, yaitu "Sistem yang
mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk
melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi".
3
atau media yang digunakan dalam pertukaran. Lebih umum lagi uang adalah apa pun
bentuknya yang diterima secara umum sebagai instrumen pertukaran. Batasan
mengenai uang yang lebih konkret dijelaskan dalam booklet bank sentral Amerika
(Federal Reservel) yang mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang dapat
diterima secara umum sebagai media pertukaran, standar nilai atau sarana untuk
menabung atau penyimpan daya
Sebagaimana telah diuraikan di muka, pada awalnya manusia mengenal dan
menggunakan uang komoditas (commodity money), dimana uang dapat berbentuk
seperti garam, kerang, batu, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai media untuk
melakukan pembayaran, Bentuk uang komoditas tersebut ditentukan oleh penguasa
daerah setempat dan kesepakatan masyarakat di wilayah tersebut. Bentuk alat
pembayaran yang merupakan uang komoditas yang digunakan dalam barter
umumnya tidak dapat bertahan lama karena memiliki beberapa kelemahan, seperti
bahannya mudah rusak, sulit diperoleh, sulit dibawa, bentuknya yang tidak menarik
sehingga sering kali menurunkan nilai uangnya. Barter bersifat tidak efisien,
merepotkan, dan sering kali gagal untuk memuaskan para pihak dalam barter karena
adanya kesulitan untuk mengukur dan membandingkan nilai yang sebenarnya dari
suatu barang (karena tidak adanya pedoman yang dapat dijadikan standar) dan
mencapai kesepakatan yang bertimbal balik di antara para pihak yang bertransaksi
(double coincidence of wants).
Kelemahan atau kekurangan dari media alat pembayaran seperti itu
mendorong munculnya uang logam dari emas dan perak. Uang dari emas dan perak
ini juga tidak berlangsung lama karena bahan baku uang yang lama kelamaan
menjadi langka dan nilai intrinsik uang ini lebih tinggi dari nilai nominal uang,
Namun, dibandingkan dengan bentuk uang lainnya, bentuk uang ini memiliki
beberapa kelebihan, antara lain; (a mudah dibawa dan bernilai intrinsik tinggi karena
bahan baku uang berupa emas/perak relatif berukuran kecil dan ringan; (b) dapat
dibagi dan dalam kedudukannya sebagai uang, bentuknya bisa disesuaikan; (o)
mempunyai keseragaman dan kualitas yang mendekati standar, sehingga tidak perlu
4
pengecekan yang rumit; (d) mempunyai nilainya yang relatif stabil yang diperlukan
sebagai media pertukaran yang dapat disimpan.
Sejalan dengan sejarah kelahiran bank sentral di dunia, uang mengalami
perkembangan lebih lanjut. The Bank of England, yang didirikan pada akhir abad ke-
16, mendapat mandat dari Parlemen Inggris untuk menerbitkan uang kertas yang
berlaku umum.
Sekitar tahun 1944 muncul Bretton Woods Agreement yang memunculkan
sistem fixed exchanged rate, dimana US dollar dikaitkan dengan nilai emas." Sistem
ini berakhir pada tanggal 15 Agustus 1971 dengan adanya keputusan dari Presiden
AS Nixon dikenal dengan Nixon Shock untuk mengganti jarminan uang yang
diedarkan yang semula berupa emas menjadi jaminan dari bank sentral. Perubahan itu
terjadi akibat resesi yang melanda dunia sekitar tahun 1940-an dan keterbatasan
cadangan emas yang dimiliki setiap negara yang menjamin pencetakan uang dengan
cadangan emas, Sejak saat itu uang tunai dikenal dengan sebutan fiat money yang
menunjukkan adanya jaminan dari pemerintah (bank sentral) atas uang yang beredar
di masyarakat. Dengan adanya jaminan dan pengaturan yang mewajibkan kepada
siapapun untuk menerima uang sebagai instrumen pembayaran yang sah, uang
dikenal sebagai legal tender atau dikenal sebagai alat pembayaran yang sah.
Pembayaran tunai memiliki arti sebagai alat pembayaran yang menggunakan
uang tunai, yaitu uang kertas dan uang logam (uang kartal) sebagai media pertukaran
barangjasa antardua pihak yang bertransaksi. Dalam pengertian uang tunai dikenal
adanya denominasi atau pecahan nominal uang yang dikeluarkan oleh pemerintah
atau bank sentral suatu negara berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kebijakan
pemerintah atau bank sentral.
Namun demikian, walaupun dalam perkembangannya uang tunai telah
berkembang menjadi bentuk yang lebih canggih berlandaskan pada perkembangan
kebudayaan dan teknolog-informas, dalam praktiknya uang tunai tetap relatifdiminati
dan digunakan secara luas oleh masyarakat di berbagai negara. Adapun beberapa
alasan tetap maraknya penggunaan uang tunai antara lain disebabkan berbagai alasan
sebagai berikut: la] Kenyamanan. Uang tunai mudah dibawa, relatif murah
5
penggunaannya, mudah diakses sehingga dapat diproses dengan cepat untuk
bertransaksi tanpa menggunakan teknologi tertentu, misalnya jika menggunakan kartu
debit sebagai al at pembayaran maka pengguna harus menggunakan nomor PIN
(Personal Identification Number) dari pemilik kartu; (b)Privasi terjaga. Dalam
bertransaksi pembayaran dengan kas tidak perlu memperlihatkan data pribadi; (c)
Instrumen Pembayaran yang sah. Uang tunai pada umumnya merupakan instrumen
pembayaran yang sah di negara yang bersangkutan, sehingga wajib diterima; (d)
Penyelesaian akhir atau setelmen bersifat seketika (real time) sehingga dapat segera
digunakan kembali; dan (e) Alat likuid. Uang tunai siap untuk digunakan sebagai alat
pembayaran, sehingga menjadi aset yang paling likuid untuk digunakan (Bank of
Canada, 2006). Beberapa keuntungan penggunaan uang tunai yang lain adalah uang
dapat dibagi menjadi pecahan yang lebih kecil dan tidak memiliki permasalahan atau
risiko kesulitan penagihan (collection) sebagaimana lazim terdapat pada instrumen
pembayaran nontunai seperti cek dan bilyet giro.
Penggunaan uang kartal oleh masyarakat secara umum lebih banyak
digunakan untuk keperluan bertransaksi dengan nilai nominal kecil (retail, seperti
belanja, uang jajan anak sekolah, pembayaran transportasi, dan lain-lain. Namun
demikian, penggunaan uang kartal di samping memiliki kemudahan, seperti mudah
dibawa dan mudah dipindahkan, juga memiliki kendala dalam hal efisiensi dan biaya
pengelolaan yang relatif mahal. Uang kartal memerlukan biaya pencetakan dan
penyimpanan yang mahal, di samping karena bahan uang yang memang khusus dan
mahal, bank sentral maupun bank komersial juga harus memiliki tempat
penyimpanan uang khazanah) yang tahan air, aman, dan berbagai persyaratan Iain
untuk menjamin uang yang disimpan tidak menjadi rusak. Biaya lain yang timbul
adalah terkait dengan biaya distribusi uang (remise).
Di samping itu, uang tunai meskipun relatif masih sangat diminati oleh
masyarakat, pada dasarnya memiliki beberapa risiko maupun kelemahan yaitu sifat
fisiknya yang tidak mudah dibawa (bulky), membutuhkan biaya yang relatif tinggi
untuk memindahkan, menyimpan, dan menghitungnya, memiliki risiko keamanan
dari kehilangan, pencurian dan/atau perampokan, serta risiko adanya uang palsu. Oleh
6
karena itu, bank-bank sentral di dunia saat ini mendorong penggunaan instrumen
pembayaran nontunai, selain karena relatif lebih aman−juga dapat meningkarkan
efektivitas dan efisiensi sistem pembayaran karena transaksinya bersifat lebih murah,
cepat dan mudah sehingga lebih dapat meningkatkan produktivitas perekonomian
negara.
7
(Sumber : Bank Indonesia)
8
2.4 Komponen yang terkait dengan sistim pembayaran
Meskipun di dalam teori sistem pembayaran terlthat sebagai sistem yang
sederhana untuk mengirimkan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya, namun
demikian sistem pembayaran sesungguhnya merupakan suatu prosedur yang
kompleks untuk menjamin terkirimnya dana secara cepat, aman dan efisen. Agar
transter dana dapat terselenggara secara murah dengan risiko yang bersifat moderat
dan dapat memfasilitasi transaksi perekonomian dengan baik, diperlukan berbagai
komponen yang saling berkaitan satu sama lain untuk memastikan terselenggaranya
sistem pembayaran yang aman, andal, dan efisien.
9
4) Kerangka kebijakan sistem pembayaran yang jelas, baik terkait kebijakan
umum maupun operasional, yang mendasari pengembangan sistem
pembayaran.
10
Peranan sistem pembayaran dalam suatu negara disebut dengan sistem
pembayaran nasional di definisikan sebagai berikut (Katrina Lamb dalam
Summer,1994): “ sistem bayaran nasional adalah satu konfigurasi dari berbagai
institusi yang didukung oleh infrastruktur dari perkembangan teknologi dan berfungsi
untuk memfasilitasi transfer komersial dan transfer keuangan antar pembeli ( buyers)
dan penjual (sellers).
11
memastikan agar masalah tersebut dapat di antisipasi Dan diselesaikan sedini
mungkin.
b. Saluran penting pengendalian ekonomi, Khususnya melalui kebijakan
moneter. Dengan lancarnya sistem pembayaran, kebijakan moneter dapat
lebih cepat memengaruhi likuiditas perekonomian sehingga proses transmisi
kebijakan moneter dari sistem perbankan ke sektor riil dapat berjalan lancar.
c. Instrumen untuk mendorong efisiensi ekonomi. Dengan lancarnya sistem
pembayaran, penyelesaian berbagai transaksi ekonomi dapat Terlaksana lebih
cepat dan aman sehingga akan mempercepat perputaran uang (velicity of
money), mempermudah perencanaan keuangan, dan meningkatkan
produktivitas perekonomian.
Dari uraian tersebut jelas pentingnya peran sistem pembayaran dalam
perekonomian, sehingga sistem pembayaran perlu diatur dan diawasi dengan baik
agar dapat berjalan dengan aman dan lancar. sistem pembayaran yang aman dan
lancar merupakan salah satu prasyarat bagi pencapaian stabilitas moneter dan
keuangan yang merupakan tujuan utama bank sentral. Oleh karena itu, bank sentral di
terlibat dalam sistem pembayaran sebagai pembuat kebijakan, peraturan,
penyelenggara, serta pengawas dalam rangka mengontrol risiko yang di akibatkan
oleh transaksi harian, seperti risiko likuiditas, resiko kredit, dan risiko sistemik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada konsep yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang
disepakati untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam
suatu transaksi. Sistem pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa
dalam suatu perekonomian.
12
Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian adalah menjaga stabilitas
keuangan dan perbankan, sebagai sarana transmisi kebijakan moneter serta
sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara.
DAFTAR PUSTAKA
13