Anda di halaman 1dari 28

BIAYA

RELEVA
N UNTUK
PENGAM
BILAN
KEPUTU
SAN
DISUSUN OLEH : KEL 11

FARIZA MUSFA SAFINA 01031381823115


MANISA AGUSTINA 01031381823134
GRETASYA SACHIO RHISHA 01031381823178
RISKA PITALOKA 01031381823184
NABILLA ROHANI 01031381823188

MATA KULIAH :
AKUNTANSI MANAJEMEN (A)

DOSEN PENGAMPU :
ERMADIANI, SE, MM, AK

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Biaya Relevan untuk pengambilan
keputusan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Akuntansi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Akuntansi Manajemen dan Lingkungan Bisnis bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ermadiani, SE, MM, AK selaku dosen mata
kuliah Akuntansi Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambahpengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari,
makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Maret 2020

Kelompok 11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan


kemampuan manajemen dalam melihat suatu kemungkinan dan kesempatan di masa
yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas
manajemen adalah untuk merencanakan masa depan perusahaannya, agar sedapat
mungkin semua kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang telah
disadari dan telah direncanakan cara menghadapinya sejak sekarang.

Dalam mengelola perusahaan sehari-hari, seringkali manajemen dihadapkan


pada berbagai masalah. Salah satu masalah yang dihadapi adalah mengenai masalah
pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil akan berhubungan dengan berbagai
alternatif yang akan dilaksanakan untuk waktu yang akan datang, baik sebelum
maupun sesudah terjadi. Keputusan yang diambil dapat berhubungan dengan 2
macam alternatif atau lebih.

Pembuat keputusan memerlukan berbagai macam informasi yang dapat


membantunya untuk membuat keputusan. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam
organisasi atau dari luar organisasi. Hanya informasi differensial yang harus
dikumpulkan dalam rangka pemilihan alternatif yang ada. Informasi tersebut dapat
meningkatkan pemahaman atau menurunkan resiko ketidakpastian atas alternatif yang
mungkin dipilih.

Informasi akuntansi bukan satu-satunya jenis informasi differensial yang


digunakan dalam pembuatan keputusan. Dengan kata lain, informasi akuntansi hanya
merupakan salah satu informasi differensial yang harus dipertimbangkan. Jika
manajer memilih salah satu alternatif diantara berbagai alternatif yang ada maka
sebenarnya dia menghadapi resiko, karena alternatif yang dipilih tersebut mungkin
bukan alternatif terbaik atau bahkan alternatif tersebut tidak dapat memecahkan
masalah yang ada.

Untuk mempermudah dan menunjang kelancaran dalam melaksanakan tugas


sebagai manajer atau pimpinan perusahaan maka manajer memerlukan informasi
biaya yang akan disajikan sebagai dasar dan alat dalam mengevaluasi suatu
keputusan, sebagai manajer harus bisa memisahkan dan membedakan mana biaya
yang lebih berguna yang harus dipakai. Dengan demikian informasi akuntansi harus
mampu menyediakan data yang bisa membantu manajemen dalam membedakan
antara biaya yang relevan dan biaya yang tidak relevan.

Menurut Garrison (1985: 3) biaya relevan adalah “Biaya masa yang akan
datang yang berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan”. Biaya relevan
mempunyai dua karakteristik dasar yaitu :
a. Merupakan biaya yang akan datang yang diharapkan.
b. Merupakan biaya yang berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan.
Konsep biaya relevan dapat digunakan dalam berbagai analisis dalam
pengambilan keputusan, antara lain:
a. Menerima atau menolak pesanan khusus
b. Menjual atau memproses lanjut suatu produk
c. Membeli atau membuat sendiri
d. Menghentikan atau melanjutkan produksi pada produk tertentu.

Dalam kegiatan proses produksi seringkali perusahaan mengalami “idle


capacity”. Pengertian “idle capacity“ menurut Gudono (1993:124) yaitu “Suatu
kapasitas produk yang tidak terpakai atau kapasitas produk yang menganggur”. Hal
ini disebabkan karena permintaan tidak cukup tinggi untuk diantisipasi oleh
perusahaan dengan memproduksi lebih besar, terkadang kapasitas yang tidak terpakai
digunakan oleh manajemen untuk memenuhi order khusus (special order) dengan
harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar yang reguler. Dalam
perhitungan menerima atau menolak pesanan khusus, diasumsikan bahwa harga serta
jumlah penjualan normal tidak terpengaruh oleh pesanan tersebut.
Ditinjau dari analisis biaya differensial, pengambilan keputusan dalam
menerima atau menolak pesanan khusus didasarkan pada kebijakan manajer saja.
Informasi yang berupa data-data biaya sangat membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Selain itu
manajemen juga harus mempertimbangkan dan memperhitungkan besarnya laba
kontribusi yang akan diberikan. kepada masing-masing alternatif sehingga akan
diperoleh perhitungan yang teliti.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Akuntansi Manajemen?


2. Apa yang dimaksud Penggolongan Biaya dan bagaimana cara
pembagiannya ?
3. Bagaimana Konsep Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan?
4. Apa Langkah-langkah Analisis Biaya Relevan?
5. BagaimanaPenerapan Biaya Relevan untuk Pengambilan Keputusan?
6. Bagaimana Keputusan Menghentikan Atau Mempertahankan Segmen?

1. 3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Akuntansi Manajemen


2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Penggolongan Biaya dan
bagaimana cara pembagiannya
3. Untuk mengetahui Bagaimana Konsep Biaya Relevan Dalam
Pengambilan Keputusan
4. Untuk mengetahui Apa Langkah-langkah Analisis Biaya Relevan
5. Untuk mengetahui BagaimanaPenerapan Biaya Relevan untuk
Pengambilan Keputusan
6. Untuk mengetahui Bagaimana Keputusan Menghentikan Atau
Mempertahankan Segmen.
BAB II
BIAYA RELEVAN
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen


Menurut Hansen dan Mowen (2009) sistem informasi akuntansi pada suatu

organisasi memiliki dua subsistem utama yaitu sistem akuntansi manajemen dan

sistem akuntansi keuangan. Kedua subsistem akuntansi tersebut berbeda

tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk

mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Sistem akuntansi keuangan

berhubungan terutama dengan penyediaan output laporan keuangan pihak

eksternal. Tujuan akuntansi eksternal adalah menyusun laporan keuangan

keuangan bagi pihak eksternal seperti investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan

pihak eksternal lainnya sesuai dengan aturan dan ketentuan tertentu. Sistem

akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal, seperti

manajer, eksekutif, dan pekerja. Akuntansi manajemen mengidentifikasi dan

melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pihak internal dalam merencanakan,

mengendalikan, dan membuat keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat

membantu para manajer mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah,

dan mengevaluasi kinerja. Informasi ini dibutuhkan dan dipergunakan dalam

semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan

keputusan.

Menurut Mulyadi (2001) akuntansi manajemen dapat dipandang dari 2

sudut, yaitu:
1. Akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi, yang merupakan

suatu sistem peugelolaan informasi yang digunakan untuk menghasilkan

informasi keuaugan bagi kepentingan pemakai intern organisasi.

2. Akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi, yang merupakan

tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran,

yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan

pengelolaan perusahaan.

Menurut Hansen dan Mowen (2009) sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga

tujuan umum yaitu :

1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga

pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan.

Pengendalian, .pengevaluasian. dan perbaikan berkelanjutan.

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Pada dasarnya, para manajer memerlukan informasi keuangan sebagat dasar untuk

mengambil keputusan mengenai bagian yang dipimpinnya dalam melaksanakan

fungsi manajemen Dalam hal fungsi manajernen, Garrison (2000)

mengidentifikasikan bahwa terdapat empat fungsi utama dalam manajemen

sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam perencanaan. manajer merancang beberapa langkah yang akan

diambil dalam upaya menggerakkan organisasi kearah sasarannva.


2. Pengorganisasian dan Pengarahan

Dalam pengorganisasian. manajer memutuskan bagaimana cara terbaik

mengkombinasikan sumber daya manusia dengan sumber daya ekonomi

lain yang menjadi milik perusahaan agar dapat menjalankan rencana yang

sudah diterapkan. Dalam pengarahan, manajer memimpin aktifitas sehari-

hari dan mempertahankan organisasi agar berfungsi secara lancar.

3. Pengendalian

Dalam Pengendalian, manajer mengambil langkah-langkah yang

diperlukan untuk memastikan bahwa setiap bagian organisasi berfungsi

dengan efektifitas yang maksimal.

4. Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, manajer berusaha membuat pilihan yang

masuk akal diantara alternatif yang ada. Pada hakekatnva pengambilan

keputusan merupakan prasayarat dasar yang harus dipenuhi lebih dahulu

untuk setiap kegiatan manajemen, tugas sistem informasi manajemen

adalah memudahkan pengambilan keputusan yang diperlukan untuk

perencanaan. pengorganisasian dan pengendalian pekerjaan.

Dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut di atas manajer membutuhkan

informasi yang akurat. Informasi yang ada di perusahaan terdiri dari bermacam-

macam bentuknya baik kuantitatif maupun kualitatif, sehingga ditemui kesulitan

untuk memilih informasi mana yang berguna bagi manajemen dalam menjalankan

fungsinya. Informasi akuntansi adalah menyediakan informasi yang bersifat

keuangan. Akuntansi membantu kebutuhan informasi untuk perencanaan.


Memusatkan perhatian pada penyimpangan rencana. mengarahkan operasi sehari-

hari dan mencapai peuyelesaian terbaik sehubungan dengan masalah operasi yang

dihadapi organisasi. Informasi akuntansi merupakan faktor yang sangat penting

dalam membantu manajemen menyediakan data.

Perusahaan membuat laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum untuk kepentingan pihak eksternal dalam setiap

periode. Laporan keuangan tersebut dapat memberikan informasi kepada pihak

pihak eksternal menegnai bagaimana kinerja perusahaan selama satu periode.

Namun, bagi pihak internal perushaaan, informasi yang diperoleh dari laporan

keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara

umum itu tidaklah cukup. Informasi yang dibutuhkan untuk tujuan internal sering

kali berbeda dari informasi yang diperlukan pelaporan ekternal. Untuk membuat

keputusan strategis, seorang manajer membutuhkan lebih dari sekedar ikhtisar

informasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi perusahaan. Untuk memenuhi

kebutuhan manajer dan pihak internal lain di dalam perusahaan, dapat dibuat suatu

bentuk laporan yang berbeda dengan laporan yang diperuntukan bagi pihak

ekternal.

Pelaporan segmen yang disusun dengan dasar perhitungan biaya variabel

merupakan salah satu bentuk laporan yang tidak mengikuti ketentuan dan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Perhitungan biaya varabel sebagai metode

perhitungan biaya produk memang tidak diperkenankan untuk digunakan dalam

pelaporan eksternal yang diisyaratkan untuk keperluan pelaporan kepada pihak

ekternal ialah perhitungan biaya absorpsi. Meskipun begitu, untuk kepentingan


internal perhitungan biaya variabel dapat dipergunakan karena mampu

memberikan informasi biaya yang penting bagi seorang manajer untuk proses

pengambilan keputusan dan pengendalian.

2.2 Penggolongan Biaya

Menurut Hansen dan Mowen (2009) Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen

kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa, yang diharapkan

memberikan manfaat pada saat ini atau masa datang bagi organisasi. Biaya

dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang

berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya

telah dihabiskan dalam proses pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan

expired. Biaya yang telah expired tersebut disebut dengan beban.

Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, berdasarkan perilaku

biaya, berdasarkan akuntansi pertanggung jawaban, berdasarkan sifat penelusuran

terhadap objek biaya

2.2.1 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi

Menurut Hansen dan Mowen (2009) Biaya dikelompokkan ke dalam dua

kategori fungsional utama: produksi dan nonproduksi. Pada perusahaan

manufaktur yang memproduksi barang-barang berwujud biasanya menggunakan

biaya produksi sedangkan pada perusahaan jasa yang hanya memberikan

pelayanan kepada konsumen biasanya menggunakan biaya non produksi dan

keduanya sering disebut sebagai biaya manufaktur dan biaya non manufaktur.
Selanjutnya biaya produksi yang diklasifikasikan menurut fungsinya

diuraikan sebagai berikut.

1. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan

barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi merupakan biaya yang timbul

darn kegiatan produksi untuk mengolah dan mengubah bahan baku

menjadi barang jadi yang siap dijual. Biaya produksi dapat dikiasifikasikan

lebih lanjut menjadi:

a. Biaya Bahan Baku

Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah

menjadi produk selesai dan pemakainnya dapat diidentifikasikan

secara langsung atau merupakan bagian integral dari produk

tertentu. Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam

bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya

dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya manfaatnva pada

produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang

diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak

manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu.

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung.


2. Biaya Non produksi

Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi

perancangan, pengembangan, adminnistrasi umum, pemasaran, distribusi,

dan layanan pelanggan. Terdapat dua kategori biaya non produksi yang

lazim yatu biaya penjualan dan biaya administrasi. Biaya pemasaran,

distribusi, dan layanan pelanggan di ditempatkan dalam situ kategori

umum yaitu biaya penjualan. Sedangkan biaya perancangan,

pengembangan dan administrasi umum ditempatkan dalam kategon biaya

admánistrasi.

Biaya penjualan merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk

memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa serta melayani

pelanggan. Contoh biaya penjualan meliputi gaji dan komisi tenaga

penjual, biaya iklan, dan biaya pengiriman barang. Biaya administrasi

merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian,

pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat

dibebankan ke pemasaran ataupun produksi. Contoh biaya administrasi

adalah biaya perancangan dan pengembangan produk baru, gaji eksekutif

perusahaan, gaji pegawai bagian keuangan, dan biaya legal (hukum).

2.2.2 Klasifikasi Biaya Sesuai Dengan Perilaku Biaya

Perilaku biaya menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan

perubahan output. Beberapa biaya berubah sejalan dengan perubahan output,

namun biaya-biaya lain bersifat tetap dan tidak akan berubah ketika output

berubah. Berdasarkan perilakunya,. biaya dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu


biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (voriable cost), dan biaya campuran (mixed

cost).

1. Biaya tetap

Selanjutnya, Hansen dan Mowen (2009) menjelaskan bahwa

“Biaya tetap adalah suatu biaya yang jumlahnya tetap sama ketika output

berubah”. Secara total biaya tetap tidak berubah, akan tetapi biaya tetap

per unit produk akan menjadi lebih kecil apabila jumlah aktivitas yang

dilakukan dan jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak.

Adakalanya biaya tetap akan tetap konstan/tidak berubah hanya sepanjang

rentang yang relevan, artinya dalam satu tingkat kapasitas tertentu biaya

ini bersifat tetap, namun apabila ada peningkatan kapasitas, total biaya

tetap ini juga akan meningkat. Contoh biaya tetap adalah biaya

penyusutan, biaya sewa gedung dan biaya sewa mesin.

2. Biaya Variabel

Menurut Hansen dan Mowen (2009) “Biaya vanabel adalah biaya

yang jumlah total bervariasi secara proporsional terhadap perubahan

output”. Jadi total biaya variabel akan berubah secara proporsional

terhadap perubahan aktivitas tetapi biaya variabel per unit akan tetap

konstan. Contoh biaya variabel ini adalah biaya bahan baku langsung dan

biaya tenaga kerja langsung.

3. Biaya Campuran

Menurut Hansen dan Mowen (2009) “Biaya campuran adalah biaya

yang memiliki komponen tetap dan variabel”. Carter dan Usry


(2006) mendefinisikan biaya campuran atau semi varlabel sebagai

biaya yang memperlihatkan baik karakteristik dari biaya tetap maupun

biaya variabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah secara tidak

proporsional karena di dalamnya mengandung unsur biaya tetap dan juga

biaya variabel. Untuk merencanakan, menganalisis, mengendalikan atau

mengevaluasi biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan

biaya variabel harus dipisahkan. Biaya-blaya yang seluruhnya tetap atau

seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang diantisipasi harus

diidentifikasi, dan komponen tetap dan variabel dan biaya semivariabel

harus diestimasikan.

2.2.3 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Akuntansi

Pertanggungjawaban

Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai

berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Berdasarkan

pertangg ungjawaban seorang manajer segmen, biaya dapat dikategorikan menjadi

biaya terkendali (controllable cost) dan biaya tidak terkendali (uncontrollable

cost).

1. Biaya Terkendali (Controllable cost)

Menurut Hilton (2005) ”If a manager can control or heavily

influence the level of a cost, then that cost is classified as a controllable

cost of that manager”. Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung

dapat dikendalikan dan dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu dalam

jangka waktu tertentu Misalnya biaya iklan dan komisi untuk jasa
pemasaran yang menjadi tanggung jawab manajer marketing merupakan

biaya yang dapat dikendalikan bagi manajer marketing.

2. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable cost)

Menurut Hilton (2005) “Cost that a manager cannot influence

significantly are classified as uncontrollable costs of that manager”. Biaya

tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang

manajer tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki dan dalam jangka

waktu tertentu. Contoh biaya yang tidak dapat dikendalikan adalah gaji

manajer puncak dan biaya tingkat korporasi seperti biaya penelitian dan

pelatihan.

2.2.4 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Sifat Penelusuran Terhadap

Obyeknya

Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek

biaya. Objek biaya dapat berupa apa pun, seperti produk, pelanggan, departemen

proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur biayanya dan dibebani biaya.

Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Untuk dapat

mengevaluasi kinerja dari masing-masing segmen dengan baik, perlu diketahui

biaya-biaya mana yang dapat ditelusuri secara langsung ke suatu segmen.

Berdasarkan penelusuran ke objek biaya, biaya dikelompokan menjadi dua

kategori yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect

cost).

1. Biaya Langsung (Direct Cost)


Menurut Hilton (2005) “A cost that can be traced to a particular

department is called a direct cost of a department” Biaya langsung adalah

biaya yang terjadi pada suatu segmen dan terjadinya karena adanya

segmen tersebut. Biaya ini merupakan biaya yang dapat ditelusuri dengan

jelas dan nyata ke bagian segmen tertentu yang akan dianalisa.

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Menurut Hilton (2005) “A cost that is t directly traceable to a

particular department is called an indirect cost of the department”. Biaya

tidak Langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berkaitan dengan

segmen Contoh biaya tidak langsung adalah gaji dan eksekutif perusahaan.

2.2.5 Klasifikasi Biaya Sesuai Dengan Tujuan Pengambilan

Keputusan

Untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen, data biaya

dikelompokkan ke dalam:

1. Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya masa depan yang berbeda pada

berbagai macam alternatif. Biaya relevan berpengaruh dalam pengambilan

keputusan, sehingga harus dipertimbangkan dalam pengambilan

keputusan.

2. Biaya Tidak Relevan

Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi

pengambilan keputusan.
2.3 Konsep Biaya Relevan Dalam Pengambilan Keputusan

Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus

mempertimbangkan semua faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan, salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah

faktor biaya yang disebut dengan biaya relevan. Menurut Mulyadi (1992) biaya

relevan adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau

terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai

macam alternatif. Oleh karena itu, biaya tersebut adalah relevan dengan analisis

yang dilakukan dalam pengambilan keputusan tersebut.

Biaya relevan menurut Supriyono (1992) meliputi semua biaya yang akan

terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan, karena itu biaya tersebut harus

dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan tertentu tersebut. Selain itu,

biaya relevan menurut Hansen & Mowen (2009) merupakan biaya masa depan

yang berbeda pada setiap alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa

depan sehingga hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan

keputusan. Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus

merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan

alternatif lainnya. Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu

alternatif maka biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya

demikian disebut biaya tidak relevan. Kemampuan untuk mengidentifikasi biaya

relevan dan tak relevan merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan

yang penting.

Biaya relevan untuk pengambilan keputusan didasarkan kepada konsep

“different analysis for different purposes”, yang berarti bahwa untuk tujuan yang
berbeda diperlukan analisa yang berbeda pula. Oleh karena itu, terdapat beberapa

konsep biaya relevan untuk berbagai pengambilan keputusan, yaitu:

1. Biaya Diferensial (Differntial Cost) adalah biaya yang berbeda pada

berbagai alternatif pengambilan keputusan yang mungkin untuk dipilih.

Dalam pengambilan keputusan, biaya diferensial dibandingkan dengan

penghasilan diferensial untuk menentukan besarnya laba diferensial.

2. Biaya Treceabel (Treceable Cost) adalah yang dapat diakui jejaknya pada

produk, pesanan, pusat biaya, departemen, atau divisi tertentu di dalam

suatu perusahaan.

3. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) adalah penghasilan atau

penghematan biaya yang dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif

tertentu, sehingga penghasilan atau penghematan biaya tersebut perlu

diperhitungkan sebagai biaya pada alternatif tertentu.

4. Biaya Incremental (Incremental Cost) adalah biaya-biaya yang

ditambahkan atau biaya-biaya yang tidak akan dikorbankan apabila suatu

alternatif (proyek) tertentu tidak dipilih untuk dilaksanakan.

2.4 Analisis Biaya Relevan

Proses pengambilan keputusan memerlukan data yang dapat diukur,

dianalisa dengan tepat dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Dalam

pengambilan keputusan tidak ada aturan umum yang membedakan biaya ke dalam

biaya relevanatau tidak relevan, maka dari itu untuk mengetahui mana yang

merupakan biaya relevan diperlukan analisis biaya yang meliputi langkah-langkah

sebagai berikut:
1. Menghimpun seluruh biaya yangg berkaitan dengan masing-masing

alternatif yang dipertimbangkan.

2. Mengeliminasi sunk cost

3. Mengeliminasi biaya yang tidak berbeda diantara alternatif yang

dipertimbangkan.

4. Mengambil kesimpulan berdasarkan data biaya lain yang tersisa,

yang merupakan biaya yang berbeda. Biaya tersebut merupakan

biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan.

2.4.1 Identifikasi Biaya

Biaya yang terjadi adalah biaya produksi dan biaya non produksi.

Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik sedangkan biaya non produksi yaitu biaya

penjualan.

a. Biaya Produksi
Biaya produksi pada CV. Podo Kumpul adalah sebagai berikut:
1) Biaya bahan baku
2) Biaya tenaga kerja langsung
3) Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik pada CV. Podo Kumpul adalah sebagai
berikut:

 Biaya tenaga kerja tidak langsung


 Biaya listrik
 Biaya depresiasi bangunan
 Biaya depresiasi mesin
 Pajak Bumi dan Bangunan
 Biaya kemasan plastik
 Biaya bahan bakar
 Biaya pemeliharaan mesin
 Tunjangan Hari Raya

b. Biaya Non Produksi


Biaya non produksi pada CV. Podo Kumpul adalah biaya penjualan. Biaya
penjualan terdiri dari:
1) Biaya gaji pegawai bagian penjualan
2) Biaya gaji sopir
3) Biaya gaji kernet
4) Biaya solar
5) Biaya depresiasi kendaraan
6) Pajak kendaraan
7) Biaya pemeliharaan kendaraan
8) Tunjangan Hari Raya karyawan non produksi

2.4.2 Penjualan dan Biaya Tahun 2012


Berikut ini disajikan penjualan makaroni dan potato dan biaya-biaya
yang terjadi pada CV Podo Kumpul tahun 2012:

a. Penjualan
Harga jual makaroni pada tahun 2012 adalah Rp 28.000,00 per ball dan harga
jual potato tahun 2012 Rp 24.200,00 per ball. Pada tahun 2012, makaroni
terjual 146.219 ball dan potato sebanyak 86.404 ball. Berikut penjualan
makaroni dan potato tahun 2012:

Tabel 1
Penjualan Makaroni dan Potato Tahun 2012

Produk Estimasi Penjualan Estimasi Harga Jual Anggaran Penjualan


(Ball) (Rp) (Rp)

Makaroni 146.219 28.000 4.094.132.000

Potato 86.404 24.200 2.090.976.800

Sumber: CV. Podo Kumpul, 2013

b. Biaya

Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik dan biaya non produksi. Berikut ini
biaya produksi pada tahun 2012
Tabel 2
Biaya Tahun 2012

Elemen Biaya Total Biaya


(Rp)

Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja langsung 306.000.000

Biaya overhead pabri

Biaya tenaga kerja tidak langsung 13.200.000

Biaya listrik 6.985.100

Biaya depresiasi bangunan 12.500.000

Biaya depresiasi mesin 38.650.000

Pajak Bumi dan Bangunan 450.600

Biaya kemasan plastic

Tunjangan Hari Raya 18.850.000

Biaya pemeliharaan mesin 3.450.000

Biaya bahan bakar 21.000.000

Biaya Penjualan

Biaya Gaji Pegawai Penjualan 19.200.000

Biaya Gaji Sopir 18.000.000

Biaya Gaji Kernet 10.800.000

Biaya Solar 66.341.200

Biaya Depresiasi Kendaraan 107.500.000

Pajak Kendaraan 14.870.000

Biaya Pemeliharaan Kendaraan 7.205.000

THR karyawan non produksi 3.000.000

Sumber: CV. Podo Kumpul, 2013


3. Perhitungan Laba Rugi Tahun 2013

Berdasarkan penjualan dan biaya-biaya yang terjadi pada tahun


2012, berikut ini perhitungan laba rugi tahun 2012:
Tabel 3

Perhitungan Laba Rugi Tahun 2012

Keterangan Makaroni Potato Total


(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan 4.094.132.000 2.090.976.800 6.185.108.800
Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku 3.216.818.000 1.814.484.000 5.031.302.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 192.341.316 113.658.684 306.000.000
Biaya Listrik 4.390.599 2.594.501 6.985.100
Biaya Kemasan Plastik 131.597.100 77.763.600 209.360.700
Biaya Bahan Bakar 13.768.810 8.136.290 21.905.100
Total Biaya Variabel 3.558.915.825 2.016.637.075 5.575.552.900
Kontribusi Margin 535.216.175 74.339.725 609.555.900
Biaya Tetap Langsung
Biaya depresiasi mesin 24.294.091 14.355.909 38.650.000
Biaya Pemeliharaan mesin 2.168.554 1.281.446 3.450.000
Biaya Gaji Mandor (BTKTL) 8.297.076 4.902.924 13.200.000
THR 11.848.477 7.001.523 18.850.000
Total Biaya Tetap Langsung 46.608.198 27.541.802 74.150.000
Segmen Margin 488.607.977 46.797.923 535.405.900
Biaya Tetap Bersama
Biaya depresiasi bangunan 12.500.000
Pajak Bumi dan Bangunan 450.600
Biaya pegawai administrasi 19.200.000
Biaya gaji sopir 18.000.000
Biaya gaji kernet 10.800.000
Biaya depresiasi kendaraan 107.500.000
Biaya pemeliharaan kendaraan 7.205.000
Pajak kendaraan 14.870.000
THP karyawan non produksi 3.000.000
Biaya Solar 66.341.200

Total Biaya Tetap Bersama 259.866.800

Laba Bersih 275.539.100

Sumber: CV. Podo Kumpul, 2013

Berdasarkan perhitungan laba rugi berdasarkan variabel costing


menunjukkan bahwa segmen margin makaroni sebesar Rp 488.607.977,00 dan
segmen margin potato sebesar Rp 46.797.923,00. Hasil perhitungan laba rugi
berdasarkan variabel costing menunjukkan segmen margin makanan ringan
potato positif, berdasarkan hal tersebut maka perusahaan sebaiknya
mempertahankan makanan ringan potato.

2.5 Keputusan Menghentikan atau Mempertahankan Segmen

Lingkungan eksternal mungkin mengakibatkan munculnya masalah-


masalah yang dihadapi perusahaan. Masalah-masalh itu meliputi:
a. Menurunnya volume penjualan
b. Menurunnya penjualan suatu produk sebagai bagian presentase dari
total penjualan
c. Menurunnya pangsa pasar
d. Kenaikkan berbagai biaya tanpa diimbangi oleh kenaikan penjualan
Apabila suatuperusahaan mengalami masalah seperti di atas mungkin
manajemen perusahaan memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan
suatu segmen yang mempunyai keuntungan negatif. Pengambilan keputusan
didasarkan pada segmented reporting yang disusun berdasarkan variable
costing. Suatu segmen dianggap tidak menguntungkan lagi apabila
memberikan keuntungan segmen margin yang negatif.
Jika manajemen perusahaan memutuskan untuk menutup suatu
segmen, maka yang harus dipertimbangkan adalah laba diferensial yaitu
selisih antara pendapatan dan biaya diferensial. Laba diferensial disini adalah
pendapatan dan biaya yang berbeda apabila perusahaan menutup salah satu
segmen dengan tetap melanjutkan suatu segmen meskipun memberikan
keuntungan yang negatif. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah
biaya yang dapat dihindari apabila salah satu segmen ditutup atau
diberhentikan. Biaya yang dapat dihindari adalah biaya yang tidak akan
terjadi apabila salah satu keputusan diambil. Misalnya biaya gaji manajer,
biaya advertensi untuk suatu segmen, biaya asuransi untuk suatu segmen.
Biaya-biaya tersebut relevan untuk dipertimbangkan. Biaya yang tidak dapat
dihindari tidak relevan untuk pengambilan keputusan, karena biaya tersebut
tetap terjadi meskipun suatu segmen ditiadakan. Misalnya biaya depresiasi,
bunga, pajak bumi dan bangunan.

2.6 Penerapan Biaya Relevan untuk Pengambilan Keputusan

Penerapan analisa biaya relevan dapat bermanfaat bagi manajemen dalam

pengambilan keputusan. Berikut adalah jenis-jenis keputusan dalam analisis biaya

relevan menurut Mulyadi (1997):

1. Make or Buy decisions

Keputusan atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen

terutama dalam perusahaan yang produknya terdiri dari bebrbagai

komponen dan yang memproduksi berbagai jenis produk. Tidak selamanya

komponen yang membentuk suatu produk harus diproduksi sendiri oleh

perusahaan, jika memang pemasok luar dapat memasok komponen

tersebut dengan harga yang lebih murah daripada biaya untuk

memproduksi sendiri komponen tersebut.

2. Keep or drop decisions

Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam

keluarga produk atau product line atau yang memiliki berbagai departmen
penghasil laba, ada kalanya manajemen puncak menghadapi salah satu

keluarga produknya salah satu departemennya mengalami kerugian usaha

yang diperkirakan ajkan berlangsung terus. Dalam menghadapi kondisi ini

manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap

melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen yang

mengalami kerugian tersebut.

3. Special order decisions

Pada umumnya perusahaan membangun pabriknya dengan

kapasitas yang mampu memenuhi permintaan pasar tertinggi beberapa

tahuin yang akan datang. Jika perusahaan membangun pabriknya dengan

kapasitas yang hanya mampu memenuhi permintaan pasar sekarang, hal

ini akan berakibat dilakukannya ekspansi pabrik secara terus-menerus.

Dengan demikian, umumnya perusahaan memiliki kapasitas yang

menganggur, yang sering sekali mendorong manajemen puncak untuk

mempertimbangakan penetapan harga jual dibawah harga jual normal.

Tentu saja penetapan harga jual yang demikian hanya diterapkan pada

pesanan khusus yang tidak berdampak terhadap penjualan yang reguler.

4. Decisions to sell process further

Adakalanya manajemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual

produk tertentu pada kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut

menjadi produk lain yang lebih tinggi harga jualnya.

Dalam pengambilan keputusan semacam ini, informasi akuntansi

diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial

dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.


2.7 Keputusan Menghentikan Atau Mempertahankan Segmen

Lingkungan eksternal mungkin mengakibatkan munculnya masalah-

masalah yang dihadapi perusahaan. Masalah-masalh itu meliputi:

1. Menurunnya volume penjualan

2. Menurunnya penjualan suatu produk sebagai bagian presentase dari

total penjualan

3. Menurunnya pangsa pasar

4. Kenaikkan berbagai biaya tanpa diimbangi oleh kenaikan penjualan

Apabila suatu perusahaan mengalami masalh seperti di atas mungkin

manajemen perusahaan memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan suatu

segmen yang mempunyai keuntungan negatif. Pengambilan keputusan didasarkan

pada segmented reporting yang disusun berdasarkan variable costing. Suatu

segmen dianggap tidak menguntungkan lagi apabila memberikan keuntungan

segmen margin yang negatif.

Jika manajemen perusahaan memutuskan untuk menutup suatu segmen,

maka yang harus dipertimbangkan adalah laba diferensial yaitu selisih antara

pendapatan dan biaya diferensial. Laba diferensial disini adalah pendapatan dan

biaya yang berbeda apabila perusahaan menutup salah satu segmen dengan tetap

melanjutkan suatu segmen meskipun memberikan keuntungan yang negatif. Faktor

lain yang harus dipertimbangkan adalah biaya yang dapat dihindari apabila salah

satu segmen ditutup atau diberhentikan. Biaya yang dapat dihindari adalah biaya

yang tidak akan terjadi apabila salah satu keputusan diambil. Misalnya biaya gaji

manajer, biaya advertensi untuk suatu segmen, biaya asuransi untuk suatu segmen.
Biaya-biaya tersebut relevan untuk dipertimbangkan. Biaya yang tidak dapat

dihindari tidak relevan untuk pengambilan keputusan, karena biaya tersebut tetap

terjadi meskipun suatu segmen ditiadakan. Misalnya biaya depresiasi, bunga, dll.

Anda mungkin juga menyukai