Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ACTIVITY BASED MANAJEMEN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampu : Nunung Uswatun Habibah, S.E., M.E.Sy.

Disusun Oleh :

Opi Lianti

Tesa Adrian Masnudi

SEMESTER 7
EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL MA’ARIF CIAMIS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Jl.Umar Sholeh Desa Imbanagara Raya Kec. Ciamis Kab. Ciamis,
Jawa Barat. Telpn. (0265)772589
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan


semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “ACTIVITY BASED
MANAJEMENEN” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen.

Makalah ini berisi pemahaman mengenai pengantar dari ilmu komunikasi


bisnis koven dan syariah dimana pengantar ilmu ini merupakan kajian awal dari
komunikasi bisnis syariah, oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat, atas segala dukungan yang diberikan
untuk menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal menurut kami, sebagai manusia


biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan
masih jauh dari kata sempurna. Karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak.

Ciamis, 17 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Definisi Activity Based Management.............................................................
B. Tujuan dan Manfaat Activity Based Management.........................................
C. Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajemen..........................
D. Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam
Suatu Organisasi.............................................................................................
E. Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi...............
BAB III PENUTUP................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13

ii
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan
relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem
dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai
aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer
value) dan laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas
menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC)
dan analisis nilai proses. Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan
keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya
berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada produk atau pelanggan yang
menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Analisis nilai proses di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas,
yaitu mencoba untuk menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang
diperlukan secara lebih efisien, dan untuk menghapus aktivitas yang tidak
memberikan nilai bagi pelanggan. Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki
tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas.
Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat
menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai bagi
pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari
pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih rendah dari
pesaing.
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima
(realisasi untuk pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang
dikorbankan pelanggan). Apa yang diterima, disebut sebagai produk total
(total product). Produk total seluruh manfaat baik wujud (tangible) maupun

1
2

tidak berwujud (intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli.
Pengorbanan pelanggan meliputi biaya meliputi biaya pembelian produk,
waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari cara
menggunakan produk, dan biaya-biaya paska pembelian, yang didefinisikan
sebagai biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual kembali produk
tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi
untuk pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen ?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat activity based management ?
3. Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based manajemen ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan
activity based management dalam suatu organisasi ?
5. Bagaimana langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan
informasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari activity based
manajemen.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan tujuan dan manfaat activity based
management.
3. Untuk memahami dan mendeskripsikan model dan penerapan dimensi
activity based manajemen.
4. Untuk memahami dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung
keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu
organisasi.
5. Untuk memahami dan mendeskripsikan langkah-langkah value analysis
dalam menghasilkan informasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Activity Based Management


Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan
hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih
besar daripada pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya.
Manajemen berdasarkan  aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan
tujuan organisasi melalui proses perbaikan terus menerus. Perbaikan itu
meliputi bidang alat kerja, metode kerja, tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat
harga, kualitas produk, dan kualitas pelanggan.
Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan
sumber-sumber  daya yang dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas
adalah pengorbanan input  untuk  memperoleh output dan keuntungan.
Manajemen harus berusaha meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah
dan mengurangi aktivitas yang tidak bernilai tambah secara sistematis.
Aktivitas bernilai tambah seperti riset pasar, merancang dan
mengembangkan produk, membuat dan menjual produk, serta pelayanan
purna jual produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah seperti
pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan
barang setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu, dan penyimpanan.
Aktivitas ini harus dikurangi kalau mungkin dihapuskan.
Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di
seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen
pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan
dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006; 11). Menurut
Mulyadi (2007; 731), Activity-Based Management (ABM) adalah
pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas

3
dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value
yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value
tersebut. Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity–Based
Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki
nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan
perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu
manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk
meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan
pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.

B. Tujuan dan Manfaat Activity Based Management


ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya oleh karena itu
untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan
pada ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang
diterima oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk
mencapai laba dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat
yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat
menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya,
atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya
yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus
manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan
kompetitif (Blocher, 2007; 239).
1. Manfaat ABM menurut Supriyono (1999;356) adalah :
a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan)
organisasi dan aktivitas-aktivitasnya.
b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe
produk dan jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas tidak bernilai tambah.

4
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar
informasi keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

C. Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajemen


1. Model Dimensi Activity Based Management
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas
atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–
Based Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi
proses (Hansen dan Mowen, 2006; 487).
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi
biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi
biaya ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya.
Sebagaimana sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian
biaya dibebankan pada produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau
dimensi Activity-Based Costing (ABC), didasarkan pada ABC generasi
kedua yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi
pertama. ABC generasi pertama adalah sistem penentuan biaya produk
yang terdiri atas dua tahap yaitu melacak biaya pada berbagai aktivitas
dan membebankan biaya pada produk.
ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan
ketelitian biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem
pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan
sebagai sumber informasi utama Activity-Based Management (ABM).
ABC generasi kedua adalah metodologi untuk mengukur dan
menyediakan informasi mengenai biaya sumber-sumber, aktivitas-
aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek-objek biaya. Asumsi yang
mendasari adalah objek-objek biaya menciptakan perlunya aktivitas-
aktivitas dan aktivitas-aktivitas menciptakan perlunya sumber-sumber.
ABC juga merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi
dan mengkomunikasikan informasi.

5
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM
yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,
mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi
proses adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan
kemampuan untuk mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses
adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai
pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup
analisis penyebab biaya, analisis aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja
dengan menggunakan informasi dari ABC. Dimensi proses menyediakan
informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan
hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses
adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan
tertentu.

2. Penerapan Activity Based Manajemen


Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn
ABC. ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan
utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan
informasi biaya yang lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya
program-program pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang
tidak bernilai tambah adalah operasi yang tidak perlu dan tidak penting,
perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang tidak
bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa
aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya
guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah yang
menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada
perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas,
yang mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.

6
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu ?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
3. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk
memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.
4. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-
menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian
manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak
efisien.
5. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah
harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas
tak bernilai tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja
keras untuk mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak bernilai
tambah.

D. Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam


Suatu Organisasi
Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system
manajemen biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis
bisa diterima oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut
umumnya cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan
dapat merupakan ancaman untuk berbagai alasan. Faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan
termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya
organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang
tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung
keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.
2. Top management support and commitment

7
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan
ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan
peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan
penerapannya.
3. Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah
dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses
yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-
elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan
tujuan, dan tindakan lanjutan.
4. Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan
serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat
sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya
yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari
karyawan suatu organisasi.

E. Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi


Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan
informasi tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan
dilakukan. Analisa ini menekankan pada upaya untuk memaksimumkan sistem
penilaian kinerja secara keseluruhan dari pada performance individu.  Process
Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini:
1. Driver analysis
Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu
Aktivitas. Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan
output. Input aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang
dibutuhkan dalam melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas
merupakan produk yang dihasilkan dari suatu aktivitas. Output yang
dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam satuan kuantitatif
tertentu yang disebut dengan Activity Output Measure.
Apabila permintaan akan suatu aktivitas berubah akan menyebabkan
perubahan jumlah biaya aktivitas, akan tetapi satuan ukuran output aktivitas
tidak selalu berhubungan langsung dengan penyebab timbulnya biaya suatu

8
aktivitas. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisa yang disebut dengan
analisa driver. Analisa Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab
munculnya biaya aktivitas.

2. Activity analysis 
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang
telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi
manajemen tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di
bawah ini. Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis.
Analisa aktivitas merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta
evaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi. Analisa
aktivitas diharapkan mampu menjawab 4 pertanyaan berikut ini:
a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap
aktivitas?
c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas?
d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan
organisasi termasuk rekomendasi untuk tetap mempertahankan nilai
tambah setiap aktivitas bagi organisasi.
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas
adalah penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh karena
itu dalam analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis
aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat
mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula
dikatakan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang
diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan efisien. Biaya untuk
melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan biaya aktivitas
bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang seharusnya terjadi
dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas yang dapat dikategorikan
sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:

9
1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan
untuk memenuhi peraturan atau perundangan yang berlaku.
2) Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas menyebabkan adanya
perubahan sifat atau bentuk, perubahan sifat atau bentuk tidak dapat
dilakukan oleh aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang
memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi
dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas
ini disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah
yang harus dieliminasi karena menimbulkan adanya pemborosan,
contohnya:
1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi untuk
setiap jenis produk
2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam
proses dan barang jadi dari satu departemen. ke departemen lain
3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku,
menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian atau
departemen lain
4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk
meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau kualitas
yang diharapkan.
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam
Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang menunggu
waktu pemakaian atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah
penurunan biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena
adanya continues improvement. Dalam lingkungan yang kompetitif,
perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang diinginkan konsumen
dalam waktu yang tepat serta harga yang rendah. Hal ini mendorong
perusahaan harus selalau melakukan perbaikan yang terus menerus dalam
melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya
malalui dengan 4 cara berikut ini:

10
a. Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah
dengan mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
b. Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda
disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing. Strategi berbeda
membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya rendah
untuk hasil yang sama.
c. Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi
yang diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama ditujukan
untuk peningkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak bernilai
tambah dapat dihilangkan.
d. Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan
skala ekonomi, khususnya dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost
driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.
3. Activity Performace Measurement 
Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas
dengan menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukur
yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu aktivitas
dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu
menunjukan perbaikan yang secara terus menerus dilakukan perusahaan.
Penilaian dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu, kualitas serta efisiensi.
a. Waktu
1) Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah
pengiriman
2) Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity(jumlah output aktivitas yang dihasilkan dalam
satuan waktu tertentu)
3) Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu proses+
waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu tunggu )
b. Kualitas
Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi, %
kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah bahan yang
digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai
dengan Jumlah kesalahan atau jumlah total permintaan pembelian,
jumlah kesalahan setiap order pembelian.

11
c. Efisiensi
1) Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
2)  Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
3) Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya
persediaan.

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan

berfokus memperbaiki nilai bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas

yang kokoh. Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak biaya, analisis

aktivitas, dan pengukuran kinerja. Dimensi ini lah yang menghubungkan analisis

volume proses dengan konsep perbaikan lanjutan. Kinerja aktivitas dievaluasi

dengan menggunakan tiga dimensi: efesiensi, kualitas dan waktu. Penulusuran

biaya yang digerakkan pelanggan kepada pelanggan dapat menyediakan

informasi penting untuk manajer. Keakuratan biaya pelanggan memungkinkan

para manajer untuk membuat keputusan penentuan harga, keputusan bauran

pelanggan, dan keputusan yang berhubungan dengan pelanggan secara lebih

baik, sehingga dapat memperbaiki profitabilitas. Sama halnya, penulusuran

biaya yang digerakkan pemasok kepada pemasok akan memungkiinkan manajer

untuk memilih pemasok yang benar-benar berbiaya rendah sehingga

menghasilkan keunggulan bersaing yang lebih tinggi dan meningkatkan

profitabilitas untuk memperoleh laba.

12
DAFTAR PUSTAKA

D2bnuhatama (2012), Activity Based Management. Tersedia


http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/ (Diakses 17 Oktober 2022)
Dwisetiati.(2012), Activity Based Management. Tersedia
https://dwisetiati.wordpress.com/ (Diakses 17 Oktober 2022)
Indri,Ramadhani.(2013), Activity Based Management. Tersedia
http://indriramadhaniekonomi.blogspot.co.id/ (Diakses 17 Oktober 2022)
Jimfeb, Jimfeb Article File 143/110. Tersedia www.jimfeb.ub.ac.id/ (Diakses
17 Oktober 2022)
Larasati, Anissa Yuniar. (2013), Makalah ABM. Tersedia
https://www.academia.edu/ (Diakses 17 Oktober 2022)

13

Anda mungkin juga menyukai