Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
Disusun Oleh :
Opi Lianti
SEMESTER 7
EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL MA’ARIF CIAMIS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Jl.Umar Sholeh Desa Imbanagara Raya Kec. Ciamis Kab. Ciamis,
Jawa Barat. Telpn. (0265)772589
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan
relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem
dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai
aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer
value) dan laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas
menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC)
dan analisis nilai proses. Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan
keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya
berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada produk atau pelanggan yang
menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Analisis nilai proses di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas,
yaitu mencoba untuk menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang
diperlukan secara lebih efisien, dan untuk menghapus aktivitas yang tidak
memberikan nilai bagi pelanggan. Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki
tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas.
Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat
menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai bagi
pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari
pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih rendah dari
pesaing.
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima
(realisasi untuk pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang
dikorbankan pelanggan). Apa yang diterima, disebut sebagai produk total
(total product). Produk total seluruh manfaat baik wujud (tangible) maupun
1
2
tidak berwujud (intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli.
Pengorbanan pelanggan meliputi biaya meliputi biaya pembelian produk,
waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari cara
menggunakan produk, dan biaya-biaya paska pembelian, yang didefinisikan
sebagai biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual kembali produk
tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi
untuk pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen ?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat activity based management ?
3. Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based manajemen ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan
activity based management dalam suatu organisasi ?
5. Bagaimana langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan
informasi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari activity based
manajemen.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan tujuan dan manfaat activity based
management.
3. Untuk memahami dan mendeskripsikan model dan penerapan dimensi
activity based manajemen.
4. Untuk memahami dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung
keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu
organisasi.
5. Untuk memahami dan mendeskripsikan langkah-langkah value analysis
dalam menghasilkan informasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value
yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value
tersebut. Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity–Based
Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki
nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan
perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu
manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk
meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan
pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.
4
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar
informasi keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
5
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM
yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,
mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi
proses adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan
kemampuan untuk mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses
adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai
pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup
analisis penyebab biaya, analisis aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja
dengan menggunakan informasi dari ABC. Dimensi proses menyediakan
informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan
hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses
adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan
tertentu.
6
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu ?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
3. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk
memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.
4. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-
menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian
manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak
efisien.
5. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah
harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas
tak bernilai tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja
keras untuk mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak bernilai
tambah.
7
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan
ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan
peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan
penerapannya.
3. Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah
dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses
yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-
elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan
tujuan, dan tindakan lanjutan.
4. Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan
serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat
sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya
yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari
karyawan suatu organisasi.
8
aktivitas. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisa yang disebut dengan
analisa driver. Analisa Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab
munculnya biaya aktivitas.
2. Activity analysis
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang
telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi
manajemen tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di
bawah ini. Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis.
Analisa aktivitas merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta
evaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi. Analisa
aktivitas diharapkan mampu menjawab 4 pertanyaan berikut ini:
a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap
aktivitas?
c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas?
d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan
organisasi termasuk rekomendasi untuk tetap mempertahankan nilai
tambah setiap aktivitas bagi organisasi.
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas
adalah penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh karena
itu dalam analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis
aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat
mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula
dikatakan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang
diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan efisien. Biaya untuk
melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan biaya aktivitas
bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang seharusnya terjadi
dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas yang dapat dikategorikan
sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:
9
1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan
untuk memenuhi peraturan atau perundangan yang berlaku.
2) Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas menyebabkan adanya
perubahan sifat atau bentuk, perubahan sifat atau bentuk tidak dapat
dilakukan oleh aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang
memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi
dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas
ini disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah
yang harus dieliminasi karena menimbulkan adanya pemborosan,
contohnya:
1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi untuk
setiap jenis produk
2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam
proses dan barang jadi dari satu departemen. ke departemen lain
3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku,
menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian atau
departemen lain
4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk
meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau kualitas
yang diharapkan.
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam
Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang menunggu
waktu pemakaian atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah
penurunan biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena
adanya continues improvement. Dalam lingkungan yang kompetitif,
perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang diinginkan konsumen
dalam waktu yang tepat serta harga yang rendah. Hal ini mendorong
perusahaan harus selalau melakukan perbaikan yang terus menerus dalam
melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya
malalui dengan 4 cara berikut ini:
10
a. Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah
dengan mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
b. Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda
disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing. Strategi berbeda
membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya rendah
untuk hasil yang sama.
c. Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi
yang diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama ditujukan
untuk peningkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak bernilai
tambah dapat dihilangkan.
d. Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan
skala ekonomi, khususnya dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost
driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.
3. Activity Performace Measurement
Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas
dengan menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukur
yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu aktivitas
dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu
menunjukan perbaikan yang secara terus menerus dilakukan perusahaan.
Penilaian dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu, kualitas serta efisiensi.
a. Waktu
1) Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah
pengiriman
2) Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity(jumlah output aktivitas yang dihasilkan dalam
satuan waktu tertentu)
3) Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu proses+
waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu tunggu )
b. Kualitas
Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi, %
kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah bahan yang
digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai
dengan Jumlah kesalahan atau jumlah total permintaan pembelian,
jumlah kesalahan setiap order pembelian.
11
c. Efisiensi
1) Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
2) Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
3) Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya
persediaan.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan
yang kokoh. Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak biaya, analisis
aktivitas, dan pengukuran kinerja. Dimensi ini lah yang menghubungkan analisis
12
DAFTAR PUSTAKA
13