Dalam kerjanya komputasi modern menghitung dan mencari solusi dari masalah yang
ada, dan perhitungan yang dilakukan itu meliputi:
1. Akurasi (big, Floating point)
2. Kecepatan (dalam satuan Hz)
3. Problem Volume Besar (Down Sizzing atau pararel)
4. Modeling (NN & GA)
5. Kompleksitas (Menggunakan Teori big O)
1. Mobile computing
Mobile computing atau komputasi bergerak memiliki beberapa penjelasan, salah satunya
komputasi bergerak merupakan kemajuan teknologi komputer sehingga dapat berkomunikasi
menggunakan jaringan tanpa menggunakan kabel dan mudah dibawa atau berpindah tempat,
tetapi berbeda dengan komputasi nirkabel. Contoh dari perangkat komputasi bergerak seperti
GPS, juga tipe dari komputasi bergerak seperti smart phone, dan lain sebagainya.
2. Grid computing
Komputasi grid menggunakan komputer yang terpisah oleh geografis, didistibusikan dan
terhubung oleh jaringan untuk menyelasaikan masalah komputasi skala besar.
3. Cloud computing
Komputasi cloud merupakan gaya komputasi yang terukur dinamis dan sumber daya
virtual yang sering menyediakan layanan melalui internet. Komputasi cloud menggambarkan
pelengkap baru, konsumsi dan layanan IT berbasis model dalam internet, dan biasanya
melibatkan ketentuan dari keterukuran dinamis dan sumber daya virtual yang sering
menyediakan layanan melalui internet.
Komputasi paralel adalah salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan dengan
memanfaatkan beberapa komputer independen secara bersamaan. Ini umumnya diperlukan saat
kapasitas yang diperlukan sangat besar, baik karena harus mengolah data dalam jumlah besar (di
industri keuangan, bioinformatika, dll) ataupun karena tuntutan proses komputasi yang banyak.
Di dalam komputasi parallel ada yang dinamakan dengan pemrograman parallel. Pemrograman
paralel adalah teknik pemrograman komputer yang memungkinkan eksekusi perintah atau
operasi secara bersamaan (komputasi paralel), baik dalam komputer dengan satu(prosesor
tunggal) ataupun banyak (prosesor ganda dengan mesin paralel) CPU. Bila komputer yang
digunakan secara bersamaan tersebut dilakukan oleh komputer-komputer terpisah yang
terhubung dalam suatu jaringan komputer lebih sering istilah yang digunakanadalah sistem
terdistribusi (distributed computing).
Perlu diingat adalah komputasi paralel berbeda dengan multitasking. Pengertian multitasking
adalah komputer dengan processor tunggal mengeksekusi beberapa tugas secara bersamaan.
Walaupun beberapa orang yang bergelut di bidang sistem operasi beranggapan bahwa komputer
tunggal tidak bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, melainkan proses penjadwalan yang
berlakukan pada sistem operasi membuat komputer seperti mengerjakan tugas secara bersamaan.
Sedangkan komputasi paralel sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa komputasi paralel
menggunakan beberapa processor atau komputer.Selain itu komputasi paralel tidak
menggunakan arsitektur Von Neumann.
Tujuan utama penggunaan komputasi paralel adalah untuk mempersingkat waktu eksekusi
program yang menggunakan komputasi serial. Beberapa alasan lain yang menjadikan suatu
program menggunakan komputasi paralel antara lain :
1. Untuk permasalahan yang besar, terkadang sumber daya komputasi yang ada sekarang
belum cukup mampu untuk mendukung penyelesaian terhadap permasalahan tersebut
2. Adanya sumber daya non-lokal yang dapat digunakan melalui jaringan atau internet
3. Penghematan biaya pengadaan perangkat keras, dengan menggunakan beberapa mesin
yang murah sebagai alternatif penggunaan satu mesin yang bagus tapi mahal, walaupun
menggunakan n buah prosesor
4. Adanya keterbatasan kapasitas memori pada mesin untuk komputasi serial.
Penggunaan komputasi paralel sebagai solusi untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan
untuk eksekusi program mempunyai beberapa hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara
lain adalah :
Taksonomi Flynn membagi arsitektur komputer paralel dengan menggunakan sudut pandang
instruksi dan data, sehingga terdapat empat jenis arsitektur komputer paralel :
1. SISD (Single Instruction, Single Data) : arsitektur ini adalah arsitektur yang mewakili
komputer serial, di mana hanya ada satu prosesor dan satu aliran masukan data (memori)
sehingga hanya ada satu task yang dapat dieksekusi pada suatu waktu. Arsitektur von
Neumann termasuk dalam jenis ini
2. SIMD (Single Instruction, Multiple Data) : pada arsitektur ini, eksekusi sebuah instruksi
akan dilakukan secara bersamaan oleh beberapa prosesor, di mana suatu prosesor dapat
menggunakan data yang berbeda dengan prosesor lain. Karakteristik lain dari arsitektur
ini adalah alur eksekusi instruksi yang deterministik (state dari instruksi dan data pada
suatu waktu dapat dengan mudah diketahui). Arsitektur ini cocok untuk program yang
dapat dibagi menjadi task-task yang mempunyai derajat keteraturan yang tinggi, misalnya
sistem pengolah grafik
3. MISD (Multiple Instruction, Single Data) : pada arsitektur ini, berbagai instruksi akan
dieksekusi secara bersamaan oleh beberapa prosesor dengan menggunakan data yang
sama. Arsitektur ini kurang populer karena hanya sedikit permasalahan yang
membutuhkan solusi dengan menggunakan karakteristik arsitektur ini. Contoh
permasalahan yang mungkin membutuhkan arsitektur ini antara lain adalah multiple
frequency filter dan program pemecah sandi yang menggunakan beberapa algoritma
kriptografi sekaligus
4. MIMD (Multiple Instruction, Multiple Data) : pada arsitektur ini, berbagai instruksi dapat
dieksekusi oleh beberapa prosesor di mana masing-masing prosesor dapat menggunakan
data yang berbeda. Eksekusi instruksi pada arsitektur ini dapat dilakukan secara sinkron
(pada suatu rentang waktu, jumlah instruksi yang dieksekusi oleh semua prosesor adalah
sama) maupun asinkron, deterministik maupun non-deterministik. Selain itu, arsitektur
ini dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan karakteristik dari ketiga asitektur
sebelumnya.
Arsitektur Memori pada Komputasi Paralel
Pada umumnya, ada dua buah arsitektur memori pada komputer paralel, yaitu shared
memory dan distributed memory
Berdasarkan frekuensi akses, ada dua jenis shared memory :Uniform Memory Access
(UMA) : setiap prosesor memiliki hak pengaksesan yang seragam dengan prosesor lain
Non Uniform Memory Access (NUMA) : tidak semua prosesor memiliki hak yang sama
dalam mengakses memori
Pengertian clustering atau analisa cluster adalah proses membagi (atau mempartisi) satu
set objek data (atau observasi) menjadi beberapa subset. Masing-masing subset adalah satu
cluster, sedemikian sehingga objek-objek di dalam suatu cluster adalah mirip satu sama lain,
namun tidak mirip dengan objek-objek di dalam cluster lainnya. Set (atau kumpulan) cluster
yang dihasilkan dari analisa cluster bisa disebut sebagai clustering. Di dalam konteks ini,
berbagai metode clustering yang berbeda bisa menghasilkan clustering yang berbeda pada
dataset yang sama. Proses membagi (atau mempartisi) tidak dilakukan oleh manusia, tetapi oleh
algoritma clustering. Jadi, clustering sangat bermanfaat karena dapat membawa ke penemuan
berbagai kelompok yang belum diketahui sebelumnya di dalam data.
Analisa cluster (atau clustering) sudah digunakan secara luas di berbagai macam penerapan
seperti business intelligence, pengenalan pola gambar (image pattern recognition), pencarian
web, biologi, dan keamanan.
Komputasi paralel itu bersifat homogen yang artinya seluruh resource yang digunakan
serupa. sedangkan komputasi grid bersifat heterogen yaitu berasal dari bermcam-macam
resource yang berbeda ataupun homogen.
komputasi paralel hanya terdiri dari satu cluster, sedangkan komputasi grid dapat terdiri
dari beberapa cluster.
Dalam komputasi paralel, pembagian job execution harus sama besar antar resource,
sedangkan untuk komputasi grid tidak harus sama.
Ada tiga hal yang di sharing dalam sebuah sistem grid, diantarnya adalah : Resource, Network,
dan Proses. Kegunaan dari sistem grid itu sendiri adalah untuk melakukan high troughput
computing dibidang penelitian, ataupun komputasi lainnya yang memerlukan banyak resource.
✓ Lebih cepat dan lebih besar : komputasi simulasi dan penyelesaian masalah dapat berjalan
lebih cepat dan serta mencakup domain yang lebih luas.
✓ Perkalian dari sumber daya : Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketike idle.
✓ software dan aplikasi : Pool dari aplikasi dan pustaka standar, akses terhadap model dan
perangkat berbeda, dan metodologi penelitiannya lebih baik.
✓ Data : Akses terhadap sumber data global dan hasil penelitiannya lebih baik.
Negara Indonesia memulai riset tentang grid pada tahun 2006 dengan diusulkannya sebuah
infrastruktur GRID tingkat nasional RI-GRID, yaitu infrastruktur komputasi grid di tingkat
negara republik indonesia dimana tujuannya untuk memanfaatkan sumber daya komputasi yang
berada di institusi-institusi penelitian baik saat ini maupun di masa akan datang yang dapat
digunakan para peneliti di negara ini untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga
teknologi.
Middleware adalah lapisan atau layer perangkat lunak (software) yang letaknya diantara sistem
operasi dan aplikasi. Elemen-elemen dasar dari middleware adalah :
Kemanan / security
Pengelolaan sumber daya (Resource Management)
Pengelolahan Data (Data Management)
Layanan Informasi (Information Service)
Solusi untuk middleware yang tersedia adalah
Nah sekian dulu artikel tentang Grid Computing ini.. artikel ini dibuat hanya untuk tugas mata
kuliah pengantar komputasi modern (softskill). Jika ada kesamaan tulisan mohon dimaafkan.
Dalam buku The Grid: Blue Print for a new computing infrastructure dijelaskan bahwa
yang dimaksud dengan komputasi grid adalah infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak
yang dapat menyediakan akses yang bisa diandalkan, konsisten, tahan lama dan tidak mahal
terhadap kemampuan komputasi mutakhir yang tersedia.
Seandainya kelak dikemudian hari teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi paradigma
komputasi grid ini sudah mapan, peluang akan semakin terbuka bagi kerjasama lintas organisasi,
lintas benua dan lintas bangsa. Akan terbuka peluang bagi peneliti di Indonesia yang ingin
melakukan komputasi yang sangat rumit, dengan menggunakan supercomputer tercepat di dunia,
tanpa harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang teknologi informasi.
Ide awal komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari
penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau terdistribusi. Sistem
terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan sistem terpusat. Kemudian berkembang
lagi menjadi parallel computing yang merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan
memanfaatkan beberapa komputer secara bersamaan.
Setidaknya ada dua sisi yang mendorong semakin berkembangnya grid computing saat ini.
Kebutuhan akan sumber daya komputasi yang besar di berbagai bidang serta adanya sumber
daya komputasi yang tersebar. Grid computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah
dari mana saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan
lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source. Dengan adanya lingkungan komputasi
grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang
menggunakan pustaka paralel.
Dalam tulisan What is the Grid? A Three Point Checklist oleh Ian Foster (bapak dari Komputasi
Grid) ada check-list yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu sistem
melakukan komputasi grid yaitu :
1. Sistem tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada
dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada dalam
satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan
komputasi grid.
2. Sistem tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut
pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari kesepakatan-
kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan
komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah
dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap sumber
daya.Misalnya TCP/IP
3. Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial
quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari komputasi
grid tersebut.
Tiga hal yang disharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource, Network dan Proses.
Kegunaan / layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high throughput computing
dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang memerlukan banyak resource komputer.
Indonesia sudah menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid). Sistem
komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan sampai saat
ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta yang tersebar di
seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan seperti Badan Meteorologi dan Geofisika.
Grid computing merupakan sistem komputer dengan sumber daya yang dikelola dan
dikendalikan secara lokal. Dimana sumber daya ini berbeda dalam hal kebijakan dan mekanisme
yaitu mencakup sumber daya komputasi yang dikelola oleh sistem batch berbeda, sistem storage
berbeda pada node berbeda. Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada
sumber daya berbeda pada Grid. Grid computing memiliki sifat alami dinamis artinya Sumber
daya dan pengguna dapat sering berubah.
Grid computing dibangun dengan cara menggabungkan seluruh sistem komputasi grid yang ada
di institusi-institusi penelitian menjadi sebuah kesatuan. Pengaturan hardware dan software pada
masing-masing sistem di tingkat institusi kemungkinan berbeda, namun dengan menjalankan
teknologi Grid computing dengan menggabungkan simpul-simpul penghubung dari masing-
masing sistem, maka akan terbentuk sebah kesatuan sumber daya komputasi grid. Dengan ini
berarti pengguna pada suatu institusi dapat memanfaatkan sumber daya komputasi yang berada
di luar institusinya. Salah satu syarat dari pembentukan grid computing adalah adanya suatu
backbone jaringan berkapasitas besar untuk menghubungkan simpul-simpul penghubung
(memiliki lebar pita mulai dari 2 Mbps sampai dengan 155 Mbps).
Karakteristik Sistem
Ian Foster dalam jurnalnya tentang “What is grid?” menjelaskan ada 3 karakteristik atau ciri
utama dari suatu sistem grid, yaitu :
Tiga hal yang di-sharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource, Network dan Proses.
Kegunaan atau layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high through put
computing dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang memerlukan banyak
resource komputer.
Komponen ini dibuat untuk mengatur seluruh sumberdaya komputasi yang tersedia dalam
sebuah sistem komputasi grid. Pengaturan ini termasuk eksekusi program pada seluruh komputer
yang tergabung dalam sistem komputasi grid, mulai dari inisiasi, monitoring, sampai dengan
penjadwalan dan koordinasi antar proses yang terjadi dalam sistem tersebut. Juga dapat
berkoordinasi dengan sistem-sistem pengaturan sumber daya yang telah ada sebelumnya.
Dengan mekanisme ini program-program yang telah dibuat sebelumnya tidak perlu dibangun
ulang atau bila dimodifikasi, modifikasinya minimum.
Komponen ini dibuat agar pengguna dapat mengakses data yang berukuran besar dari semua
simpul komputasi yang telah tergabung dalam sebuah sistem komputasi secara efisien. Hal ini
tentu saja berpengaruh karena kinerja komputasi tidak hanya bergantung pada kecepatan
komputer yang tergabung dalam mengeksekusi program, tapi juga seberapa cepat data yang
dibutuhkan dapat diakses. Data yang diakses juga tidak selalu ada pada komputer yang
mengeksekusi.
Komponen ini dibuat untuk memonitoring proses komputasi yang sedang dijalankan agar dapat
mendeteksi masalah yang timbul dengan segera. Sedangkan fungsi disovery dibuat agar
pengguna mampu mengetahui keberadaan sumber daya komputasi beserta karakteristiknya.
Komponen ini dibuat untuk mengamankan sistem komputasi grid secara keseluruhan. Komponen
ini membedakan teknologi GT4 dengan teknologi-teknologi sebelumnya. Dengan menerapkan
mekanisme keamanan yang tergabung dengan komponen-komponen komputasi grid lainnya,
sistem ini dapat diakses secara luas tanpa sedikitpun mengurangi tingkat keamanannya. Sistem
keamanan ini dibangun dengan segala komponen yang telah diuji, mencakup proteksi data,
autentikasi, delegasi dan autorisasi.
1. Perkalian dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika idle.
2. Lebih cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian masalah dapat
berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang lebih luas.
3. Software dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, akses terhadap model dan
perangkat berbeda, metodologi penelitian yang lebih baik.
4. Data: Akses terhadap sumber data global dan hasil penelitian lebih baik.
5. Ukuran dan kompleksitas dari masalah mengharuskan orang-orang dalam beberapa
organisasi berkolaborasi dan berbagi sumber daya komputasi, data dan instrumen
sehingga terwujud bentuk organisasi baru yaitu virtual organization. Organisasi virtual
sebagai hasil kolaborasi memberikan beberapa keuntungan lebih lanjut, di antarnya :
6. Sumber daya dan orang-orang yang tersebar ;
7. Dihubungkan oleh jaringan, melintasi domain-domain admin;
8. Berbagi sumber daya, tujuan bersama;
9. Dinamis;
10. Fault-tolerant, dan
11. Tidak ada batas-batas geografis.
Kekurangan Grid Computing
Kekurangan pada grid computing yang lebih saya tekankan disini adalah mengenai hambatan
yang dialami oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan teknologi grid computing.
Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
Dengan adanya beberapa manfaat dan hambatan mengenai tersedianya grid computing di
Indonesia, maka harus ada solusi yang berfungsi untuk mewujudkan manfaat dan menghilangkan
hambatan yang muncul tersebut. Solusi itu antara lain adalah sebagai berikut :
Sebuah.
Analogi Jaringan Tenaga Listrik
• Grid pada akhirnya bertujuan untuk mengubah jaringan global komputer menjadi satu sumber
daya komputasi yang luas.
• Terkait dengan banyak bidang dalam ilmu komputer
• Sedang dikembangkan oleh ratusan peneliti dan insinyur perangkat lunak di seluruh dunia.
• Masih “bekerja dalam proses”
• Berpotensi revolusioner.
Arsitektur Grid
• Lapisan fabric: Menyediakan sumber daya untuk akses berbagi yang dimediasi oleh protokol
Grid.
• Lapisan konektivitas: Menentukan komunikasi inti dan protokol otentikasi yang diperlukan
untuk fungsi jaringan khusus-kisi.
• Lapisan sumber daya: Menentukan protokol, API, dan SDK untuk negosiasi yang aman,
inisiasi, kontrol pemantauan, akuntansi dan pembayaran operasi berbagi pada sumber daya
individual.
• Lapisan Kolektif: Berisi protokol dan layanan yang menangkap interaksi di antara kumpulan
sumber daya.
• Lapisan Aplikasi: Ini adalah aplikasi pengguna yang beroperasi dalam lingkungan VO.
Siapa yang butuh Grid Computing?
• Area lain:
- Pemerintah
- Bisnis
- Pendidikan
- Desain industry
referensi :
http://mamedmenulis.wordpress.com/2010/04/30/mobile-computing-grid-computing-dan-cloud-
computing/
http://my.opera.com/aviciena/blog/grid-computing-komputasi-grid
http://kucingkampung27.wordpress.com/grid-computing/
http://madluke.wordpress.com/2011/04/15/grid-computing/