Anda di halaman 1dari 17

ACTIVITY BASED MANAGEMENT

MAKALAH

diajukan untuk menyelesaikan tugas guna memenuhi syarat


mengikuti mata kuliah Akuntansi Manajemen.

Oleh
KELOMPOK 4:
FUSHTATUL FIKRI
NPM 2201202010001

MARYADI USMAN
NPM 2201202010029

MUTIARA KINANTI
NPM 2201202010015

Dosen Pengampu
Dr. Ridwan, S.E, MM

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menuntaskan makalah ini untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi Manajemen dengan judul “Activity
Based Management”. Shalawat serta salam tidak pernah lupa kita panjatkan ke
pangkuan Nabi Muhammad SAW. yang telah memberi perubahan umat manusia
dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan saat ini.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih kami kepada Bapak Dr. Ridwan, S.E,
MM sebagai dosen pengampu pada mata kuliah ini yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan materi kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Selanjutnya, ucapan terima kasih kepada orang tua kami dan semua
pihak yang telah membantu dan memberi dukungan.
Dalam pembuatan makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, masukan dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan guna penyempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Activity Based Management........................................................6
2.2 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management........................................7
2.2.1 Tujuan Activity Based Management...................................................7
2.2.2 Manfaat Activity Based Management.................................................7
2.3 Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Management.......................8
2.3.1 Model Dimensi Activity Based Management.....................................8
2.3.2 Penerapan Activity Based Management.............................................9
2.4 Faktor-Faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM dalam Suatu
Organisasi.....................................................................................................10
2.5 Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi............11
BAB III PENUTUP................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan
relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas,
dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer value) dan laba
sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya
berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses.
Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya
dengan pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai
pada produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Analisis nilai proses, di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas, yaitu
mencoba untuk menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang diperlukan secara
lebih efisien, dan untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi
pelanggan.
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan
nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah
fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan
menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau
lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih
rendah dari pesaing. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang
pelanggan terima (realisasi untuk pelanggan) dengan apa yang pelanggan
serahkan (hal yang dikorbankan pelanggan). Apa yang diterima, disebut sebagai
produk total (total product). Produk total seluruh manfaat baik wujud (tangible)
maupun tidak berwujud (intangible) yang pelanggan terima dari produk yang
dibeli. Pengorbanan pelanggan meliputi biaya meliputi biaya pembelian produk,
waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari cara

4
menggunakan produk, dan biaya-biaya paska pembelian, yang didefinisikan
sebagai biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual kembali produk tersebut.
Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi untuk
pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen ?
2 Bagaimana tujuan dan manfaat activity based management ?
3 Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based manajemen ?
4 Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity
based management dalam suatu organisasi ?
5 Bagaimana langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan informasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami maksud dari activity based manajemen.
2. Untuk memahami tujuan dan manfaat activity based management.
3. Untuk memahami model dimensi dan penerapan activity based manajemen.
4. Untuk memahami faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan
activity based management dalam suatu organisasi.
5. Untuk memahami langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan
informasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Activity Based Management


Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh
sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai
aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai
hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006:11).
Sedangkan menurut Blocher (2007:239), Activity–Based Management
(ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau
jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Berdasarkan
definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu: manajemen
berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai
yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk
menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.
Sehingga Activity-Based Management (ABM) adalah pendekatan
manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk
melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi
customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut.
Activity Based Management (ABM) ini merupakan pendekatan yang
berfokus untuk dapat :

a. Meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dari setiap aktivitas yang
dilakukan
b. Menentukan aktivitas perusahaan yang merupakan aktivitas value added dan
non value added
c. Meningkatkan value added activity dan mengurangi bahkan menghilangkan
non value added activity.

6
2.2 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management
2.2.1 Tujuan Activity Based Management
ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya, dan oleh karena itu
untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada
ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima
oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba
dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.
ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama,
yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan
informasi biaya yang lebih akurat
b. Memperbaiki laba dengan memberikan nilai pelanggan
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak
bernilai tambah adalah operasi yang tidak perlu dan tidak penting perlu tapi tidak
efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah
hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan
tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan.

2.2.2 Manfaat Activity Based Management


Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen
dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi
biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber
daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus
manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan
kompetitif (Blocher, 2007:239).
Manfaat ABM menurut Garrison, Noreen dan Brewer (2013:356) adalah:
a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (non keuangan) organisasi
dan aktivitas-aktivitasnya.
b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe
produk dan jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
7
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas tidak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar
informasi keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

2.3 Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Management


2.3.1 Model Dimensi Activity Based Management
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas
atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–Based
Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses
(Hansen dan Mowen, 2006; 487).
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi
biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya
ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya.
Sebagaimana sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya
dibebankan pada produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi
Activity-Based Costing (ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua
yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi pertama.
ABC generasi pertama adalah sistem penentuan biaya produk yang terdiri
atas dua tahap yaitu melacak biaya pada berbagai aktivitas dan
membebankan biaya pada produk.
ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan
ketelitian biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem
pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan sebagai
sumber informasi utama Activity-Based Management (ABM). ABC

8
generasi kedua adalah metodologi untuk mengukur dan menyediakan
informasi mengenai biaya sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan
pembebanan biaya pada objek-objek biaya. Asumsi yang mendasari
adalah objek-objek biaya menciptakan perlunya aktivitas-aktivitas dan
aktivitas-aktivitas menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga
merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi dan
mengkomunikasikan informasi.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM
yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,
mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi
proses adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan
kemampuan untuk mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses
adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai
pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup analisis
penyebab biaya, analisis aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan
menggunakan informasi dari ABC. Dimensi proses menyediakan informasi
mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan
antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses adalah
serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan tertentu.

2.3.2 Penerapan Activity Based Management


Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah operasi yang tidak perlu dan
tidak penting, perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang
tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa
aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan
nilai yang dirasakan. Berikut lima langkah yang menyediakan strategi untuk
menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa,
yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang
mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.

9
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting
untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-
menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian
manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak
efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah
harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi
akktivitas tak bernilai tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen
dapat bekerja keras untuk mengembangkan proses dan menghilangkan
biaya tak bernilai tambah.

2.4 Faktor-Faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM dalam


Suatu Organisasi
Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system
manajemen biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bisa
diterima oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut umumnya
cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan dapat
merupakan ancaman untuk berbagai alasan. Faktor-faktor yang mendukung
keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan
termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya
organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang

10
tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung
keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.
2. Top management support and commitment
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan
ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan
dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan
penerapannya.
3. Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah
dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses
yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-
elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan
tujuan, dan tindakan lanjutan.
4. Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan
serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat
sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya
yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari
karyawan suatu organisasi.

2.5 Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi


Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan
informasi tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan
dilakukan. Analisa ini menekankan pada upaya untuk memaksimumkan sistem
penilaian kinerja secara keseluruhan dari pada performance individu.  Process
Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini:
1. Driver analysis
Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu
Aktivitas. Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan
output. Input aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang
dibutuhkan dalam melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output

11
aktivitas merupakan produk yang dihasilkan dari suatu aktivitas. Output
yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam satuan kuantitatif
tertentu yang disebut dengan Activity Output Measure.
Apabila permintaan akan suatu aktivitas berubah akan
menyebabkan perubahan jumlah biaya aktivitas, akan tetapi satuan ukuran
output aktivitas tidak selalu berhubungan langsung dengan penyebab
timbulnya biaya suatu aktivitas. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu
analisa yang disebut dengan analisa driver. Analisa Driver bertujuan untuk
menunjukan penyebab munculnya biaya aktivitas.
2. Activity analysis 
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja
yang telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta
rekomendasi bagi manajemen tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas
akan diuraikan di bawah ini. Analisa aktivitas merupakan inti dari process
value analysis. Analisa aktivitas merupakan suatu proses identifikasi,
penjabaran serta evaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu
organisasi. Analisa aktivitas diharapkan mampu menjawab 4 pertanyaan
berikut ini:
 Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
 Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap
aktivitas?
 Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang
dibutuhkan oleh setiap aktivitas?
 Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan
organisasi termasuk rekomendasi untuk tetap mempertahankan
nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi.
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas
adalah penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh karena
itu dalam analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis
aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
12
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat
mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula
dikatakan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang
diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan efisien. Biaya untuk
melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan biaya aktivitas
bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang seharusnya terjadi
dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas yang dapat
dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:
 Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi peraturan atau perundangan
yang berlaku.
 Discretionary activities, merupakan aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas
menyebabkan adanya perubahan sifat atau bentuk,
perubahan sifat atau bentuk tidak dapat dilakukan oleh
aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang memungkinkan
aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan
tetapi dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk
melaksanakan aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas tidak
bernilai tambah. Biaya inilah yang harus dieliminasi karena
menimbulkan adanya pemborosan, contohnya:
 Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses
produksi untuk setiap jenis produk
 Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang
dalam proses dan barang jadi dari satu departemen. ke
departemen lain
 Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan
baku, menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari
bagian atau departemen lain
13
 Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk
meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau
kualitas yang diharapkan.
 Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang
Dalam Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang
menunggu waktu pemakaian atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah
penurunan biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena
adanya continues improvement. Dalam lingkungan yang
kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang
diinginkan konsumen dalam waktu yang tepat serta harga yang
rendah. Hal ini mendorong perusahaan harus selalau melakukan
perbaikan yang terus menerus dalam melaksanakan aktivitasnya.
Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya malalui dengan 4 cara
berikut ini:
 Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak
bernilai tambah dengan mengidentifikasikan kemudian
mengeliminasi aktivitas tersebut.
 Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang
berbeda disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing.
Strategi berbeda membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih
aktivitas yang biayanya rendah untuk hasil yang sama.
 Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi
sumber ekonomi yang diperlukan suatu aktivitas.
Pendekatan ini terutama ditujukan untuk peningkatan
efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak bernilai tambah
dapat dihilangkan.
 Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan
memanfaatkan skala ekonomi, khususnya dengan
meningkatkan jumlah kuantitas cost driver tanpa
meningkatkan biaya aktivitasnya.
14
3. Activity Performace Measurement 
Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas
dengan menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukur
yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu aktivitas
dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu
menunjukan perbaikan yang secara terus menerus dilakukan perusahaan.
Penilaian dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu, kualitas serta efisiensi.
a. Waktu
1) Reliability: Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah
pengiriman
2) Responsiveness: cycle time (waktu untuk melaksanakan 1
aktivitas), velocity(jumlah output aktivitas yang dihasilkan dalam
satuan waktu tertentu)
3) Manufacturing cycle efficiency: waktu pemrosesan/(waktu
proses+ waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu tunggu )
b. Kualitas
Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi, %
kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah bahan yang
digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai
dengan Jumlah kesalahan atau jumlah total permintaan pembelian,
jumlah kesalahan setiap order pembelian.
c. Efisiensi
1) Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
2)  Efisiensi mesin: % kapasitas mesin yang terpakai
3) Persediaan: Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya
persediaan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh
sistem dan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai
aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai
hasilnya. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang
diterima oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk
mencapai laba dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat
yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan
wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau
meninggkatkan nilai bagi pelanggan.
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas
atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, activity based
management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses.
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya mengenai
sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk
memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Dimensi proses atau analisis nilai
proses adalah dimensi ABM yang memberikan informasi tentang aktivitas apa
yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan
dimensi proses adalah pengurangan biaya.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based
management dalam suatu organisasi adalah budaya organisasi, top management
support and commitment, Change process dan Continuing education. Pada
process value analysis dilakukan dengan 3 langkah yaitu driver analysis, activity
analysis, dan activity performace measurement.

16
DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Chen, Kung H.,dan Lin, Thomas W. (2010). Cost
Management: A Strategic Emphasis. McGraw-Hill. USA. (BCL)
Garrison, Noreen, E., dan Brewer, P. (2013). Akuntansi Manajerial.
Jakarta:Salemba Empat
Hansen, R., dan Mowen M. (2006). Management Accounting, Seventh Edition
Dwisetiati. (2012). Activity Based Management. Tersedia
https://dwisetiati.wordpress.com/ (Diakses 25 Oktober 2022)
Indri,Ramadhani. (2013). Activity Based Management. Tersedia
http://indriramadhaniekonomi.blogspot.co.id/ (Diakses 25
Oktober 2022)
Jimfeb, Jimfeb Article File 143/110. Tersedia www.jimfeb.ub.ac.id/ (Diakses 25
Oktober 2022)

17

Anda mungkin juga menyukai