DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Nur Rosyda D.A 22001081184
2. Ahmad Yogy 22001081066
3. Ike Ratna Listi 22001081044
4. Risa Aldinatur Rofiah 22001081046
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran umum konseptual manajemen bersadarkan akivitas
2.1.1 Pengertian Manajemen Berbasis Aktivitas (Activity-Based
Management)
2.1.2 Manajemen Berdasarkan Aktivitas Dan Hubungannya Dengan
Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (Abc)
2.2 Analisis nilai proses
2.3 Pengukuran kinerja aktivitas
2.4 Perhitungan cost pelanggan dan pemasok berdasarkan aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
Yaitu serangkaian kegiatan yang membentuk suatu proses untuk pembuatan produk dan
penyerahan jasa. Di dalam manajemen tradisional, proses pembuatan produk dan
penyerahan jasa dipecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, karena diyakini bahwa
jika pengerjaan bagian-bagian yang lebih kecil dilaksanakan secara berkualitas dan
efisien, proses pembuatan produk dan penyerahan jasa secara keseluruhan akan
berkualitas dan efisien. Oleh karena itu, manajemen berbasis aktivitas berusaha
memadukan kembali proses pembuatan produk dan penyerahan jasa yang telah
difragmentasi dalam manajemen tradisional tersebut, dengan memfokuskan ke
pengelolaan secara terpadu dan berbasis system terhadap aktivitas pembuatan produk dan
penyerahan jasa.
B. Bertujuan untuk meningkatkan customer value dan laba
ABC adalah sumber utama informasi manajemen berdasarkan aktivitas, sehingga model
manajemen didasarkan pada dua dimensi:
1. Dimensi biaya : memberikan informasi kepada sumber daya, aktivitas dan objek
biaya yang menjadi perhatian seperti produk,pelanggan,pemasok,dan saluran
distribusi dengan tujuan memperbaiki akurasi pembebanan biaya yang berguna untuk
perhitungan harga pokok produksi, manajemen biaya strategis, dan analisis taktis.
2. Dimensi proses ; memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilakukan,
mengapa harus dilakukan dan seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan, tujuannya
adalah untuk mengurangi biaya sehingga mampu untuk melakukan dan mengukur
perbaikan berkelanjutan.
ABM melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai sumber informasi utama dengan
tujuan memperbaiki pengambilan keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat
dan mengurangi biaya dengan mendorong serta mendukung berbagai usaha perbaikan
berkelanjutan.
Hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM membutuhkan informasi dari ABC
untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan perbaikan yang berkesinambungan
ABM untuk standar pemasaran.
Biaya pemasaran adalah biaya yang timbul karena terjadinya pertukaran dantara
perusahaan dengan konsumen. Yang termasuk biaya pemasaran antara lain : Biaya
promosi, Biaya distribusi fisik, Biaya riset pasar, Biaya pengembangan produk.
Sistem ABC tidak hanya memperbaiki pengalokasian sumber daya salam suatu
perusahaan tetapi dengan mudah dapat diimplementasikan tterhadap aktivitas pemasaran.
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menerapkan sistem ABC terhadap
aktivitas pemasaran sbb:
Analisis nilai proses adalah hal yang fundamental bagi akuntansi pertanggungjawaban,
yang berfokus pada akuntabilitas berbagai aktivitas sebagai ganti pada biaya dan analisis
ini menekankan pada maksimalisasi kinerja keseluruhan system sebagai ganti kinerja
individual. Analisis nilai proses membantu mengubah berbagai konsep akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dari tingkat konseptual menjadi operasional.
Proses bisnis (atau value chain) adalah suatu mesin yang menghasikan nilai dalam wujud
produk atau jasa bagi konsumen yang ingin membeli. Peningkatan proses efektif harus
memulai dengan pemahaman yang benar terhadap konsumen dan bagaimana atau
mendefinisikan nilai, agar dapat menciptakan suatu sistem yang lebih efisien dari
“garbage in, garbage out“.
Proses bisnis merupakan koleksi aktivitas yang menciptakan nilai bagi pelanggan.
Dengan mengabaikan industri atau sektor, organisasi manapun berusaha memberikan
nilai lebih secara efisien dibanding dengan saingannya yang mempunyai keunggulan
kompetitif berbeda. Peningkatan proses dimulai dengan pemahaman terhadap pelanggan
dan bagaimana untuk mendefinisikan nilai.
Berdasarkan buku Akuntansi Manajemen (Hansen dan Mowen), analisis nilai proses
(process value analysis) mendefinisikan pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
bukan pada biaya, dan menekankan maksimisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan
kinerja individu. Analisis nilai proses memusatkan pada:
a. Analisis penggerak
b. Analisis aktivitas
Fokus utama dari analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas
menekankan pada bagaimana mengidentifkasi dan menentukan nilai. Analisis aktivitas
akan menghasilkan empat hal : aktivitas apa yang telah dilakukan, berapa banyak orang
yang melakukan aktivitas, waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk aktivitas,
menentukan nilai aktivitas bagi organisasi termasuk rekomendasi untuk memilih dan
mempertahankan aktivitas bernilai tambah.
Menaksir seberapa baik aktivitas dan proses dilakukan adalah landasan bagi usaha
manajemen untuk memperbaiki profitabilitas. Adapun ukuran kinerja ini berpusat pada
tiga dimensi utama : Efisiensi, Kualitas dan Waktu
Mengetahui seberapa baik kita saat ini dalam melakukan aktivitas seharusnya membuka
potensi untuk melakukannya dengan baik. Karena banyak ukuran nonkeuangan yang akan
dibahas pada perspektif proses balanced scorecard (akuntansi pertanggungjawaban
berdasar strategi) juga berlaku pada tingkat aktivitas , maka bagian ini akan menekankan
pada ukuran keuangan kinerja aktivitas . Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas
meliputi :
Pelaporan ini adalah cara untuk meningkatkan efisiensi aktivitas. Suatu sistem akuntansi
perusahaan seharusnya membedakan antara biaya bernilai tambah dan tak bernilai tambah
karena memperbaiki kinerja aktivitas membutuhkan penghapusan tak bernilai tambah dan
mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah. Mengetahui jumlah biaya yang dihemat
merupakan hal yang penting bagi tujuan strategis . Sebagai contoh , jika suatu aktivitas
dihapus, maka biaya yang dihemat seharusnya dapat ditelusuri pada produk individual.
Penghematan ini dapat menghasilkan penurunan harga bagi pelanggan dan membuat
perusahaan lebih kompetitif.
Pelaporan ini menyatakan bahwa pengurangan biaya berjalan sesuai yang diharapkan.
Hampir setengah biaya tak bernilai dihapuskan. Sebagai catatan perhatian, perbandingan
biaya aktual dua periode akan menyatakan pengurangan yang sama. Namun, pelaporan
biaya tak bernilai tambah tidak hanya menyatakan pengurangan namun juga dimana hal
tersebut muncul. Hal ini memberikan informasi pada para manajer tentang berapa banyak
potensi penurunan harga yang masih mungkin dilakukan. Dari pelaporan ini setidaknya
para manajer tidak menjadi puas , namun seharusnya secara berkelanjutan mencari
tingkat efisiensi yang lebih tinggi.
Penghitungan biaya kaizen mengacu pada pengurangan biaya produk dan proses yang
ada. Dalam istilah operasional, hal ini diartikan ke dalam pengurangan biaya tak bernilai
tambah. Pengelolaan proses pengurangan biaya ini dipenuhi melalui pengulangan
penggunaan dua subsiklus utama : 1). Siklus perbaikan berkelanjutan atau kaizaen dan 2).
Siklus pemeliharaan. Siklus kaizen didefinisikan dengan urutan rencana->lakukan-
>periksa->bertindak (plan-do-check-act). Standar kaizen mencerminkan perbaikan yang
direncanakan untuk periode berikut.
d. Benchmarking
Langkah ini menggunakan praktik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja
aktivitas. Tujuan benchmarking adalah untuk menjadi yang terbaik dalam melakukan
aktivitas dan proses. Jadi, benchmarking seharusnya juga melibatkan pertbandingan
dengan para pesaing atau industri lain.
Tahap perencanaan produk dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya
aktivitas. Dalam kenyataanya, paling sedikit 90 persen atau lebih biaya yang
berhubungan dengan suatu produk termasuk dalam tahap pengembangan dari daur hidup
produk. Daur hidup produk secara sederhana adalah waktu keberadaan produk, dari
pengkonsepan hingga tidak terpakai. Biaya daur hidup adalah semua biaya yang
berhubungan dengan produk keseluruhan daur hidupnya.
Karena kepuasan total pelanggan telah menjadi isu vital dalam persiapan bisnis baru ,
biaya hidup keseluruhan telah menjadi fokus utama dari manajemen biaya daur hidup.
Biaya hidup keseluruhan adalah biaya daur hidup suatu produk plus biaya pasca
pembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional, dukungan, pemeliharaan dan
pembuangan. Penghitungan biaya hidup keseluruhan menekankan pada manajemen
kesleuruhan rantai nilai . Rantai nilai adalah kumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk
merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan melayani suatu produk.
Jadi , manajemen biaya daur hidup memfokuskan pada aktivitas pengelolaan rantai nilai
sehingga terbentuk keunggulan bersaing jangka panjang. Untuk mencapai tujuan ini, para
manajer harus menyeimbangkan biaya hidup keseluruhan produk, metode pengiriman,
inovasi dan berbagai atribut produk termasuk kinerja, keistimewaan yang ditawarkan,
keandalan, kecocokan, ketahanannya, keindahannya dan kualitas yang dimilikinya.
Dari sudut pandang keseluruhan hidup, biaya produk memiliki empat elemen utama :
1) Biaya yang tidak muncul lagi ( perencanaan, perancangan, dan pengujian),
Manajemen biaya siklus hidup menekankan pada penurunan biaya, bukan pada
pengendalian biaya. Jadi, penghitungan biaya target menjadi suatu alat khusus yang
berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. Biaya target adalah perbedaan antara
harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan. Jika biaya target kurang dari apa yang
saat ini dapat tercapai, maka manajemen harus menemukan penurunan biaya yang
menggerakkan biaya aktual ke biaya target. Menemukan penurunan biaya ini adalah
tantangan utama dari penghitungan biaya target.
Meskipun manajemen biaya daur hidup penting bagi semua perusahaan manufaktur, hal
ini lebih penting lagi bagi perusahaan yang memiliki produk dengan daur hidup pendek.
Produk harus menutup biaya daur hidup dan memberikan laba yang dapat diterima .
Secara kontras , perusaaan yang memiliki produk dengan daur hidup pendek biasanya
tidak memiliki waktu untuk bertindak dalam cara ini, sehingga pendekatan mereka harus
proaktif. Jadi, untuk daur hidup pendek, perencanaan daur hidup yang baik merupakan
hal yang penting dan harga harus dibuat secara tepat untuk menutup semua biaya daur
hidup dan memberikan hasil baik. Penghitungan biaya berdasar aktivitas dapat digunakan
untuk mendorong perencanaan daur hidup yang baik. Dengan pemilihan penggerak biaya
secara hati- hati , para perekayasa desain dapat dimotivasi untuk memilih desain dengan
biaya minimum.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan