Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen
Lanjutan 1
Dosen Pembina : Andry Arifian R.,Dr.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,ACPA.
Kelas : B-2
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah ini
yang selesai tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi
salah satu syarat penilaian mata kuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan 1.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kami
mohon maaf atas segala kekurangan pada penulisan makalah ini. Kritik dan saran
sangat kami harapkan dari dosen dan teman – teman demi lebih baiknya makalah
ini. Sekian yang dapat kami sampaikan.. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang selalu memberikan petunjuk kepada kita dalam menciptakan
generasi yang maju dalam bidang ilmu Akuntansi.
Wassalamualaikum wr.wb.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii
BAB I ...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................................2
1.3. Tujuan ........................................................................................................................2
BAB II .........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................3
2.1. Pengertian Activity Based Management ..................................................................3
2.2. Tujuan dan Manfaat Activity Based Management ...............................................4
2.3. Dimensi Activity Based Management .....................................................................5
2.4. Identifikasi Aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah......................9
2.4.1 Aktivitas Bernilai Tambah (Value Added Activity) ............................................9
2.4.2 Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity) ......................10
2.5. Tahapan Pelaksanaan Activity Based Management ...........................................12
2.6. Komponen Activity Based Management ................................................................15
BAB III ......................................................................................................................................17
PEMBAHASAN .......................................................................................................................17
BAB IV ......................................................................................................................................25
KESIMPULAN.........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Proses terdiri dari aktivitas yang terkait untuk melakukan tujuan tertentu.
Memperbaiki proses berarti memperbaiki cara aktivitas dilakukan. Jadi,
manajemen aktivitas, bukan biaya, adalah kunci keberhasilan pengendalian bagi
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan perbaikan terus-menerus.
Kesadaran bahwa aktivitas sangat penting untuk peningkatan biaya dan kontrol
yang lebih efektif telah menyebabkan pandangan baru tentang proses bisnis yang
disebut manajemen berbasis aktivitas.
1
informasi tentang aktivitas apa yang dilakukan, mengapa aktivitas tersebut
dilakukan, dan seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan.
1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka
dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2. Tujuan dan Manfaat Activity Based Management
ABM dapat dipandang sebagai sistem informasi yang memiliki tujuan luas
untuk (Hansen & Mowen, 2007)
1. meningkatkan pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi biaya
yang akurat dan;
2. mengurangi biaya dengan mendorong dan mendukung upaya perbaikan
berkelanjutan.
Tujuan pertama adalah domain ABC, sedangkan tujuan kedua termasuk analisis
nilai proses. Tujuan kedua membutuhkan data yang lebih rinci daripada tujuan
ABC untuk meningkatkan akurasi penetapan biaya.
4
1. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan
aktivitas-aktivitasnya.
2. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe
produk dan jasa.
3. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
4. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah.
5. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas tidak bernilai tambah.
6. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar
informasi keuangan.
7. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
5
❖ Dimensi Biaya
6
❖ Dimensi Proses
Dimensi proses adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja
mengenai pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup
:
7
Berikut diilustrasikan melalui diagram di bawah ini (Hiton & Platt, 2017)
8
2.4. Identifikasi Aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah
Mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengklasifikasikan aktivitas
memerlukan perhatian lebih untuk ABM daripada ABC. Kamus aktivitas harus
menyertakan daftar rinci tugas yang mendefinisikan setiap aktivitas. Mengetahui
tugas-tugas yang menentukan suatu aktivitas dapat sangat membantu untuk
meningkatkan efisiensi aktivitas bernilai tambah. Aktivitas adalah unit dasar kerja
yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat juga digambarkan sebagai
suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para
manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan (Hansen & Mowen, 2007).
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas
tersebut. Aktivitas inilah penyebab timbulnya biaya. Adanya persaingan dalam
usaha yang cukup ketat membuat perusahaan harus tetap meningkatkan efisien
dan efektifitas dari semua aktivitas untuk menghasilkan produksi baik barang
maupun jasa. Hal ini membuat pihak manajemen mulai menggunakan berbagai
macam sistem manajemen untuk mengevaluasi kembali mengenai aktivitas-
aktivitas dengan mengklasifikasikan semua aktivitas tersebut ke dalam dua bagian
yaitu aktivitas yang dapat memberi nilai tambah (value added activity) dan
aktivitas yang tidak dapat memberi nilai tambah (non-value added activity).
Dalam proses produksi suatu perusahaan, tidak semua aktivitas bernilai
tambah bagi perusahaan. Kemungkinan dalam proses produksi ada beberapa
aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang memberikan nilai tambah bagi
perusahaan. Inilah yang kemudian menjadi sasaran dalam penerapan Activity
Based Management sehingga dengan ABM diharapkan aktivitas-aktivitas yang
tidak bernilai tambah tersebut dapat diminimalkan.
9
yang akan berpengaruh terhadap konsumen dalam jangka panjang. Menurut
(Blocher et al., 2007), aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang memberi
kontribusi terhadap nilai konsumen dan memberikan kepuasan kepada pelanggan
atau organisasi yang membutuhkan.
10
3. Menunggu, adalah suatu kegiatan saat bahan mentah atau bahan dalam
proses menggunakan waktu dan sumber daya dalam menunggu proses
selanjutnya.
4. Inspeksi, yaitu suatu kegiatan yang menggunakan waktu dan sumber daya
untuk menjamin agar produk sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
5. Penyimpanan, ialah suatu kegiatan yang menggunakan waktu dan sumber
daya sementara barang atau material masih disimpan sebagai persediaan.
Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya melalui dengan 4 cara berikut ini:
a. Activity elimination
Memfokuskan pada Aktivitas tidak bernilai tambah, dengan
mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
b. Activity selection
Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda disebabkan karena strategi
yang saling bersaing. Strategi berbeda membutuhkan aktivitas berbeda.
Dipilih aktivitas yang biayanya rendah untuk hasil yang sama.
c. Activity reduction
Pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi yang diperlukan suatu
aktivitas. Pendekatan ini terutama ditujukan untuk peningkatan efisiensi dan
peningkatan aktivitas tidak bernilai tambah dapat dihilangkan.
d. Activity sharing
11
Peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan skala ekonomi,
khususnya dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost driver tanpa
meningkatkan biaya aktivitasnya.
➢ Activity Analysis
Pengendalian dimulai dari pemahaman kegiatan yang dikerjakan
➢ Market Targeting
Activity Based Management menuntut pihak manajemen senior untuk
selalu menetapkan apa yang dibutuhkan pelanggan dan menyiapkan target
operasional untuk mencapai kebutuhan tersebut.
➢ Business Process Improvement
Manajer harus menyelaraskan bermacam – macam proses yang ada dalam
perusahaan.
➢ Activity Improvement
Pemfokusan perhatian terhadap perbaikan jasa,proses bisnis dan aktivitas.
➢ Process Control
Pengendalian terhadap proses merupakan tindakan untuk meyakinkan
bahwa proses (aktivitas) yang dilaksanakan untuk menghasilkan output
beroperasi secara efektif dan konsisten.
12
Berikut gambaran dalam pengimplementasian activity based management
(Hansen Mowen)
13
Tujuan pertama adalah domain ABC, sedangkan tujuan kedua termasuk analisis
nilai proses. Tujuan kedua membutuhkan data yang lebih rinci daripada tujuan
ABC untuk meningkatkan akurasi penetapan biaya. Jika sebuah perusahaan
bermaksud untuk menggunakan ABC dan analisis nilai proses (PVA), maka
pendekatan implementasinya harus dipikirkan dengan hati-hati.
Model dalam Tampilan 5-2 menunjukkan bahwa tujuan keseluruhan ABM adalah
untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, tujuan yang dicapai dengan
mengidentifikasi dan memilih peluang untuk perbaikan dan menggunakan
informasi yang lebih akurat untuk membuat keputusan yang lebih baik.
14
2.6. Komponen Activity Based Management
Activity-Based Management (ABM) merupakan payung bagi perubahan
budaya yang diperlukan untuk persaingan global. Komponen-komponen yang
mendukung keberhasilan ABM meliputi :
15
8. Benchmarking Proses mengidentifikasikan faktor keberhasilan kritis
(critical success factor) yang dicapai perusahaan lain atau unit lain di
perusahaan dengan tujuan mengimplementasikannya sebagai perbaikan
dalam proses perusahaan untuk mencapai kinerja yang baik.
10. Customer Value Analysis Suatu analisa yang dilakukan untuk menentukan
apakah suatu aktivitas memiliki nilai (value) bagi pelanggan atau tidak
dengan cara melihat apa yang diperoleh pelanggan dibandingkan dengan
pengorbanan untuk memperoleh suatu produk atau jasa.
16
BAB III
PEMBAHASAN
17
penyimpanan waktu. Jika pengurangan dapat dilakukan dalam aktivitas yang
memakan waktu ini, tanpa mengurangi kualitas atau fungsionalitas produk,
manajemen memiliki peluang nyata untuk mengurangi biaya tambahan.
Salah satu pendekatan yang banyak digunakan untuk pengurangan biaya selama
proses produksi adalah kaizen biaya. Kata dalam bahasa Jepang ini mengacu pada
pengurangan biaya yang terus-menerus dan bertahap, daripada perbaikan radikal
melalui inovasi besar atau investasi dalam teknologi. Ide sederhana. Peningkatan
adalah tujuan dan tanggung jawab setiap pekerja, dari CEO hingga pekerja kasar,
dalam setiap aktivitas, setiap hari, setiap saat.
18
pelanggan X lebih bertanggung jawab atas aktivitas tersebut dan biaya daripada
pelanggan Y. Sistem manajemen biaya yang efektif harus memungkinkan manajer
untuk mendapatkan rincian biaya tersebut.
Untuk mengilustrasikan analisis profitabilitas pelanggan, mari kita fokus lagi pada
Patio Grill Company.
19
Patio Grill Company menyatakan minatnya untuk menilai profitabilitas dari
berbagai hubungan pelanggan perusahaan. Dia menemukan dukungan untuk
ide dari direktur manajemen biaya, yang telah membaca tentang
profitabilitas pelanggan analisis di beberapa jurnal profesionalnya. Manajer
pemasaran perusahaan juga menyatakan minatnya pada analisis
profitabilitas pelanggan, karena dia khawatir tentang profitabilitas beberapa
pelanggan Patio Grill Company pada khususnya. "Kita punya sebuah
beberapa pelanggan yang tampaknya menginginkan bulan dan bintang
dalam hal layanan pelanggan, ”
Dia komplain. “Saya tahu pelanggan selalu benar, tetapi Anda benar-benar
harus bertanya-tanya
jika kita menghasilkan uang dari beberapa pelanggan ini, bagaimana dengan
semua desain ekstra?
dan kemasan yang mereka minta. Dan beberapa pelanggan kami yang lain
tampaknya membutuhkan banyak sekali perhatian ekstra dalam panggilan
penjualan, pemrosesan pesanan, dan penagihan. Jika kita memiliki ide yang
lebih baik dari masing-masing profitabilitas pelanggan, ini akan membantu
staf pemasaran dan penjualan kami untuk memfokuskan upaya mereka.”
sebagai tingkat unit, tingkat batch, tingkat lini produk, tingkat pelanggan, dan
fasilitas atau operasi umum. biaya tingkat.
20
Dalam penggunaan penetapan biaya berbasis aktivitas ini, tim manajemen biaya
adalah: berfokus pada biaya yang berhubungan dengan pelanggan. Setelah analisis
ekstensif dan beberapa wawancara dengan personel di seluruh Patio Grill
Company, tim manajemen biaya datang dengan analisis ABC dalam Tampilan 5-
12
Kelima pelanggan ini dipilih karena tiga di antaranya adalah pelanggan utama
21
(yaitu, pelanggan 106, 112, dan 113), dan dua dari mereka (107 dan 119) dicurigai
oleh manajer pemasaran untuk menjadi yang terbaik sedikit menguntungkan.
Ternyata, kecurigaan tentang pelanggan 107 dan 119 cukup beralasan. Kedua
pelanggan itu ditemukan tidak menguntungkan; kenyataannya, pelanggan 119
telah menyebabkan kerugian hampir $120.000 selama tahun tersebut.
Analisis profitabilitas pelanggan yang lengkap untuk semua pelanggan Patio Grill
Company muncul di spreadsheet pada Tampilan 5–14.
Poin penting yang dapat diabaikan di sini adalah bahwa analisis penetapan biaya
berdasarkan aktivitas dapat digunakan secara sangat spesifik, cara yang
ditargetkan untuk mengatasi masalah manajemen tertentu. Dalam hal ini, fokus
ABC adalah profitabilitas pelanggan analisis. Ini adalah inti dari manajemen
22
berbasis aktivitas, menggunakan hasil analisis ABC untuk mengelola perusahaan
lebih efektif.
Tiga pelanggan yang tidak menguntungkan (107, 134, dan 119) mengakibatkan
kerugian lebih dari $240.000 dalam pendapatan operasional untuk Patio Grill
Company dalam satu tahun! Perhatikan bahwa lebih dari 25 persen laba
perusahaan dihasilkan oleh tiga pelanggan teratasnya. Hampir setengah dari
perusahaan laba berasal dari enam pelanggan teratasnya, dan sepenuhnya tiga
perempat dari labanya dihasilkan oleh setengah pelanggannya. Profil profitabilitas
pelanggan semacam ini cukup khas untuk produsen. Bagian terbesar dari
keuntungan sebagian besar perusahaan berasal dari segelintir dari mereka
pelanggan. Wawasan seperti itu penting bagi manajemen karena menentukan di
mana harus mengabdikan sumber daya perusahaan dalam melayani pelanggan.
Keterbatasan ABM
Terlepas dari manfaatnya yang jelas bagi hubungan pelanggan dan profitabilitas,
ada beberapa kelemahan manajemen berbasis aktivitas.
Ini termasuk:
23
nilai intrinsik, yang jauh lebih sulit untuk diukur meskipun tidak kalah
pentingnya. Misalnya, manajer distribusi mungkin perlu sering bepergian untuk
mengamankan kontrak pemasok. ABM mungkin menganggap perjalanan tersebut
tidak perlu karena biayanya yang tinggi, tetapi pada kenyataannya, perjalanan
tersebut memfasilitasi hubungan pemasok yang kuat yang akan menguntungkan
bisnis dalam jangka panjang.
Interferensi strategis – untuk alasan yang sama seperti yang disebutkan di atas,
manajemen berbasis aktivitas dapat bertentangan dengan strategi jangka pendek
jika manfaat aktivitas hanya dapat diwujudkan dalam jangka panjang.
Implementasi ABM Dapat Gagal, ABM dapat gagal sebagai suatu sistem karena
berbagai alasan. Salah satu alasan utama adalah kurangnya dukungan dari
manajemen tingkat yang lebih tinggi. Dukungan ini tidak hanya harus diperoleh
sebelum melakukan proyek implementasi, tetapi juga harus dipertahankan.
Kehilangan dukungan dapat terjadi jika pelaksanaannya terlalu lama atau hasil
yang diharapkan tidak terwujud. Hasil mungkin tidak terjadi seperti yang
diharapkan karena manajer operasi dan penjualan tidak memiliki keahlian untuk
menggunakan informasi aktivitas baru. Dengan demikian, upaya yang signifikan
untuk melatih dan mendidik perlu dilakukan. Keuntungan dari data baru perlu
dijabarkan dengan hati-hati, dan manajer harus diajari bagaimana data ini dapat
digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
24
BAB IV
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, E. J., Chen, K. H., Cokins, G., & Lin, T. W. (2007). Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba
Empat.
Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2007). Managerial Accounting (8th ed.). USA.
Hiton, R. W., & Platt, D. E. (2017). Managerial Accounting Creating Value in a Dynamic Business
Environment (8th ed.).
Mulyadi. (2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Supriyono. (1999). Akuntansi Manajemen I, Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses
Perencanaan. Yokyakarta: BPFE.
26