Disusun Oleh :
Arrifa Nadhila Virgie (201071024)
Debih Janita (201071025)
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Metode
Activity Based Costing pada tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Bintang B. Sibarani, SE, MM
pada mata kuliah Akuntansi Manajemen. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Bintang B.
Sibarani, SE, MM selaku dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB I......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
I.1 Latar Belakang...........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
I.3 Tujuan Masalah..........................................................................................3
BAB II........................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN.........................................................................................................4
II.1 Pengertian Metode Activity Based Costing.............................................4
II.2 Konsep-Konsep Dasar Activity Based Costing.......................................4
II. 3 Syarat Penerapan Sistem Activity Based Costing..................................5
II. 4 Konsep total biaya, cara mengukur biaya dan cara membebankan
biaya sebagai dasar penting perhitungan harga pokok per unit......................5
II. 5 Mendefinisikan Pengukuran Biaya Overhead Sesungguhnya dan Biaya
Overhead Dibebankan Dimuka dan Menjelaskan Biaya Overhead Dibebankan
Lebih Sering digunakan.......................................................................................8
II.6 Mengetahui Pembebanan Biaya Overhead Secara Tradisional dan
Mengapa Dapat Menghasilkan Distorsi Biaya....................................................9
II. 7 Bagaimana Metode ABC Digunakan Dalam Pembebanan Biaya
Overhead dan Dapat Menghasilkan Biaya Produk Yang Lebih Akurat..........14
II.8 Mengetahui Perbedaan Pembebanan Biaya Overhead Tradisional
dengan Kontemporer.........................................................................................17
BAB III..................................................................................................................... 25
PENUTUP................................................................................................................ 25
Kesimpulan........................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berhubungan dengan
masalah
akuntansi atau
keuangan merupakan
tugas dan tanggung
jawab dari akuntan
manajemen, dan sistem
informasi yang
berhubungan dengan
akuntansi tersebut
disebut Akuntansi
Manajemen.
(Machfoedz, Mas’ud,
Akuntansi Manajemen,
2
2002).
Activity Based Costing (ABC) merupakan bagian dari manajemen, dimana
ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam
berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. ABC merupakan salah satu
sistem biaya manajemen, dimana ABC membebani biaya ke produk berdasar
sumber daya yang dikonsumsi.
3
Dengan cara ini, manajemen dapat belajar mengendalikan terjadinya
aktivitas, dan belajar mengendalikan biaya-biaya yang akan timbul.
Pengertian ABC banyak didefinisikan oleh para ahli ekonom yakni: Menurut
Blocher, et.al (2000: 120), activity-based costing (ABC) adalah pendekatan
penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa
berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.
Oleh karena itu, bagi organisasi yang berorientasi pada profit atau yang
bertujuan mencari laba, penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan
laba. Organisasi seperti itu akan berusaha menekan jumlah biaya yang
dikeluarkan. Begitu pula dengan organisasi yang berorientasi nonprofit juga
tetap berusaha akan meningkatkan penjualan dengan tujuan menjaga
kelangsungan operasional organisasi dan memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen.
4
3 Jelaskan Syarat Penerapan Sistem Activity Based Costing!
4 Bagaimana konsep total biaya, cara mengukur biaya dan cara
membebankan biaya sebagai dasar penting perhitungan harga pokok
per unit?
5 Bagaimana pengukuran biaya overhead sesungguhnya dan biaya
overhead dibebankan dimuka dan menjelaskan mengapa biaya
overhead dibebankan lebih sering digunakan?
6 Bagaimana mengetahui pembebanan biaya overhead secara
tradisional dan mengapa dapat menghasilkan distorsi biaya?
7 Bagaimana metode ABC digunakan dalam pembebanan biaya
overhead dan dapat menghasilkan biaya produk yang lebih akurat?
8 Bagaimana Mengetahui perbedaan pembebanan biaya overhead
secara tradisional dengan kontemporer?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver)
yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam
organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam
sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. Sistem
ABC mengasumsikan bahwa aktivitasaktivitas lah, yang mengkonsumsi
sumber daya dan bukannya produk (Hansen & Mowen)
II. 4 Konsep total biaya, cara mengukur biaya dan cara membebankan
biaya sebagai dasar penting perhitungan harga pokok per unit
Biaya total atau total cost
7
mana maksud dari periode tertentu tersebut adalah serangkaian proses dari
mulai membeli bahan baku, mengolahnya, hingga mendistribusikan barang
jadinya kepada konsumen.
8
= Biaya utama x Volume produksi (Biaya Overhead x Volume Produksi)
Jumlah unit yang diproduksi.
Apabila bisnis yang Anda jalankan menawarkan lebih dari satu produk, maka
pilihlah terlebih dulu product line yang akan diperhitungkan biaya totalnya.
Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan bisnis.
9
Nilai atau jumlah dari biaya total sangat bergantung pada banyaknya barang
atau unit yang diproduksi dalam kurun waktu tertentu. Oleh sebab itu, Anda
perlu menghitung jumlah unit yang akan diproduksi. Namun, pastikan bahwa
periode waktu yang digunakan untuk menghitung jumlah barang yang
diproduksi, bersamaan dengan waktu yang digunakan untuk mengukur biaya
tetap dan biaya variablel.
II. 5 Mendefinisikan Pengukuran Biaya Overhead Sesungguhnya dan
Biaya Overhead Dibebankan Dimuka dan Menjelaskan Biaya Overhead
Dibebankan Lebih Sering digunakan
Menurut Dewi dan Kristanto (2013, 9) mengemukakan bahwa Biaya
overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai biaya bahan baku
tidak langsung penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya
pabrik lainnya yang yang tidak dapat secaara nyata didefinisikan dengan
atau dibebankan langsung ke pesanan, produk atau objek biaya lainnya yang
spesifik.
Menurut Mulyadi (2014, 2), bagi perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk
atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Penentuan tarif biaya overhead
pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:
a.) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
b.) Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.
c.) Menghitung tarif biaya overhead pabrik
Jadi, Overhead sesungguhnya adalah biaya overhead yang benar-benar
digunakan dalam proses produksi, dan ditampung dalam akun buku besar
overhead sesungguhnya.
Overhead dibebankan adalah biaya overhead produksi yang telah
ditentukan dari awal untuk dibebankan dalam akun Barang Dalam Proses.
Proses penentuan awal biasanya dibebankan menggunakan tarif tertentu
yang dapat berupa tarif fungsional (tradisional), atau dapat juga tarif
berdasarkan aktivitas (ABC).
Ketika akhir tahun buku, dilakukan penutupan buku overhead dibebankan ke
akun overhead sesungguhnya, dan ada kemungkinan terjadi selisih antara
overhead sesungguhnya dengan overhead dibebankan, dimana akan ditutup
ke akun Laba Rugi.
Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar
tarif yang ditentukan dimuka adalah sebagai berikut :
1. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang
sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya
10
harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu
ke bulan yang lain. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
11
terjadi dibebankan kepada produk, maka harga pokok produksi persatuan mungkin akan
berfluktuasi karena sebagai berikut ini:
a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.
b. Perubahan tingkat efisiensi produksi.
c. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadic, menyebar tidak
merata selama jangka waktu setahun.
d. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu
tertentu.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi
per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead
pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan, atau akhir tahun.
II.6 Mengetahui Pembebanan Biaya Overhead Secara Tradisional dan Mengapa Dapat
Menghasilkan Distorsi Biaya
Hansen dan Mowen terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006:159) menjelaskan bahwa
perhitungan biaya berdasarkan tradisional, membebankan bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung dengan menggunakan penelusuran langsung. Biayan Overhead dibebankan
melalui proses dua tahap sebagai berikut:
a) Biaya overhead dikumpulkan dalam kelompok, baik pada tingkat pabrik atau tingkat
departemen.
b) Setelah kelompok didefinisikan, biaya kelompok overhead dibebankan ke produk
dengan menggunakan penggerak tingkat unit, yang paling umum yaitu dengan
menggunakan tenaga kerja langsung atau jam mesin.
Hansen dan Mowen terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006:147-150) menjelaskan bahwa
dalam sistem biaya konvensional, tarif keseluruhan pabrik dan tarif departemen yang
umumnya digunakan oleh perusahaan dalam beberapa situasi, tarif tersebut tidak berfungsi
baik dan dapat menimbulkan distorsi biaya produk yang besar. Akibatnya distorsi biaya
produksi dapat merugikan perusahaan, terutama bagi perusahaan yang dikarakteristikan oleh
adanya peningkatan atau ketatnya tekanan persaingan serta tekanan atas teknologi canggih.
12
Dengan demikian sistem biaya konvensional tidak dapat secara tepat membebankan biaya
overhead ke masing-masing produk.
Menurut Supriyono (2002) pembebanan biaya overhead pabrik dengan sistem Tradisional
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Jika hanya memproduksi satu produk saja, maka biaya overhead akan dibebankan kepada
produk itu saja dan pembebanannya tidak akan menjadi masalah. Contoh perhitungannya
sebagai berikut
Tabel 2. Perhitungan biaya satuan (produk tunggal) Sumber: Supriyono (2002: 221)
Dalam sebuah perusahaan yang memproduksi produk lebih dari satu, maka biaya
overhead pabrik akan dibebankan kepada semua produk tersebut. Untuk sistem
Tradisional pembebanan biaya overhead dianggap berhubungan dengan jumlah unit
yang diproduksi, yang diukur dari jam tenaga kerja langsung, jam mesin dan harga
bahan. Namun, dengan pembebanan overhead yang seperti itu akan menimbulkan
masalah identifikasi overhead kepada masing-masing produk. Dan masalah ini dapat
diselesaikan dengan mencari cost driver. Cost driver adalah faktor- faktor yang dapat
13
menjelaskan penyebab terjadinya konsumsi biaya overhead pabrik. Berikut ini adalah
tabel penentuan Harga Pokok Produksi produk ganda
14
Tabel 3. Data penentuan Harga Pokok Produksi
Kertas pembungkus
Putih Biru Total
Produksi pertahun 20.000 100.000 120.000
Biaya utama 100.000 500.000 600.000
Jam kerja langsung 20.000 100.000 120.000
Jam mesin 10.000 50.000 60.000
Produksi berjalan 20 30 50
Jam inspeksi 800 1.200 2.000
Data departemen
Dep. 1 Dep. 2 Dep. 3
Jam kerja langsung:
Putih 4.000 16.000 20.000
Biru 76.000 24.000 100.000
Total 80.000 40.000 120.000
Jam mesin:
Pembungkus putih 4.000 6.000 10.000
Pembungkus biru 16.000 34.000 50.000
Total 20.000 40.000 60.000
Biaya overhead:
Biaya penyetelan 88.000. 88.000 176.000
000
Biaya inspeksi 74.000 74.000 148.000
Biaya listrik 28.000 140.000 168.000
Kesejahteraan 104.000 52.000 156.000
Jumlah 294.000 354.000 648.000
Pembebanan biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan tarif tunggal atau tarif
= Rp.648.000.000 : 60.000
= Rp.10,80 JM
15
Tabel 4. Perhitungan Biaya Per Unit: Tarif Tunggal Satu Pabrik
Pembebanan pada tahap pertama biaya overhead pabrik selama satu periode
diakumulasikan menjadi satu berdasarkan jam mesin, unit produk dan jam tenaga kerja.
Kemudian tahap kedua pembebanan biaya overhead pabrik yang sudah di bebankan
16
b) Tarif Departemen
Penentuan overhead berdasarkan tarif departemen lebih akurat jika dibandingkan
sifat dari departemen tersebut. Berikut ini contoh perhitungan berdasarkan tarif
= Rp.354.000,00 : 40.000 JM
= Rp.8,85 per JM
17
Dep.2:
Sumber:
= Rp.8,85 x 6.000 = 53.100 20.000 2,655
Jumlah 167.800 8,390 Supriyono
(2002:
Kertas Pembungkus Warna
Biru 226)
Elemen biaya Biaya Total Jumlah Biaya per Unit
Biaya utama 500.000 100.000 5,000
Biaya
overhead
Dep.1: 279.300 100.000 2,793
= Rp. 3,675 x
76.000= 300.900 100.000 3,009
Dep.1: 1.080.200 10,802
= Rp. 8,85 x 34.000=
Jumlah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pembebanan overhead pabrik menggunakan tarif
departemen lebih baik jika dibandingkan dengan tarif tunggal. Dan tarif departemen
membebankan biaya overhead berdasarkan unit untuk setiap departemen.
Cost pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang bersama
dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan untuk
mempermudah manajemen dalam membebankan biaya-biaya yang timbul.
Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi positif antara cost driver
dengan biaya aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-
transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang
dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk
membebankan biaya-biaya tersebut.
Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan
hubungan sebab-akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan.
18
Cost pool berguna untuk menentukan cost pool rate yang merupakan tarif biaya
overhead pabrik per unit cost driver yang dihitung untuk setiap kelompok aktivitas.
Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok
aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut.
Driver aktivitas mengukur berapa banyak aktivitas yang digunakan oleh objek
biaya. Modifikasi ini menyebabkan prosedur dua tahap dalam sistem ABC
melaporkan biaya aktivitas yang berbeda secara lebih akurat dibandingkan dengan
sistem tradisional, karena sistem tersebut mengidentifikasikan secara jelas biaya
dari aktivitas yang berbeda-beda yang ada di perusahaan.
20
Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya
(activities cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi
aktivitas.
Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya
dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang
tidak menambah nilai terhadap produk.
Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang
modem dengan menggunakan banyak pemicu biaya (multiple Cost Drivers),
banyak dari pemicu biaya tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-
based) dari pada berbasis volume produk.
Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari
biaya produk variabel jangka panjang (long run variabel product cost) yang
relevan terhadap pengambilan keputusan yang strategik.
Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan,
area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk. Sistem ABC ini akan
menghilangkan aktivitas-aktivitas dan waktu yang tidak memiliki nilai tambah pada
proses pembuatan suatu produk. Waktu yang tidak bernilai tambah tersebut
adalah waktu pindah, waktu inspeksi, dan waktu tunggu.
21
tingkat penggerak biaya. Keragaman produk (product diversity) terjadi jika produk
itu memerlukan suatu kegiatan dan masukan dalam proporsi yang berbeda.
Sistem Activity-Based Costing dan sistem Tradisional sama-sama
mempunyai dua tahapan alokasi. Perbedaan antara dua metode tersebut ada
pada tahap pertama.
22
Departemenisasi biaya overhead pabrik adalah pernbagian pabrik ke dalam
bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) ke biaya
overhead pabrik yang akan dibebanakan.
Untuk tujuan pernbebanan biaya overhead pabrik kepada produk, tarif biaya
overhead pabrik akan dihitung untuk setiap departernen produksi, sehingga produk
atau pesanan akan dibebani dengan biaya overhead sesuai dengan departernen
produksi pabrik yang dilaluinya, dan selisih biaya overhead pabrik akan dianalisa
untuk setiap departernen produksi.
Langkah-langkah penentuan dan penggunaan departernenisasi tarif biaya
overhead pabrik secara garis besar sarna dengan langkah-langkah pada satu tarif
untuk seluruh pabrik. Perbedaannya terletak pada tahap-tahap yang diadakan
untuk memenuhi setiap langkah tersebut.
Tahap-tahap penentuannya adalah sebagai berikut:
1. Penentuan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi, tahap-
tahapnya meliputi :
a) Menyusun anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang
dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
b) Mengadakan penelitian pabrik (.factory survey) pada awal periode yang
akan digunakan untuk distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik, serta
perhitungan tarif biaya overhead pabrik.
c) Distribusi setiap elemen biaya overhead pabrik yang dianggarkan kepada
setiap departemen di dalam pabrik, baik departemen produksi maupun
departemen pembantu.
d) Mengalokasikan biaya overhead pabrik yang dianggarkan dari departemen
pembantu tertentu ke departemen produksi dan departemen pembantu
lainnya.
e) Perhitungan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
23
besamya dasar kapasitas penentuan tarif yang sesungguhnya dinikmati pada
departemen produksi yang bersangkutan.
1. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, tahap-tahapnya
meliputi:
a) Mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya.
b) Melakukan penelitian pabrik akhir periode untuk kepentingan distribusi
biaya tidak langsung departemen dan alokasi biaya
departemendepartemen pembantu yang sesungguhnya.
c) Mendistribusikan elemen biaya overhead pabrik langsung dan biaya
overhead pabrik tidak langsung kepada setiap departemen, baik
departemen produksi maupun departemen pembantu
d) Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya dari setiap
departemen pembantu ke departemen produksi dan departemen pembantu
lainnya.
1.Cost Driver
2.Rasio Konsumsi
merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan
dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk dapat disebut suatu kelompok biaya
24
yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan dan
mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
Prosedur pembebanan biaya overhead dengan sisitem ABC melalui dua tahap
kegiatan:
1. Tahap Pertama
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit
bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh, menyediakan
tenaga untuk menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut cenderung
dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
25
Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya
dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau
dijual. Sebagai contoh merancang produk atau mengiklankan produk.
II Tahap Kedua
PT. Sentosa Jaya Tbk adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual produk
dalam 2 jenis berbeda yaitu Jenis AB dan BC. Data Keuangan yang terhimpun
untuk kedua jeniS produk tersebut adalah sebagai berikut :
Produk
Keterangan
AB BC
Volume Produksi ( Unit ) 5.000 20.000
Harga Jual ( Rp ) 6.000 3.000
Biaya Utama ( Rp ) 3.000 1.500
Jam Kerja Langsung 2.500 5.000
Diminta :
1. Hitunglah biaya per unit produk AB dan BC dengan sistem konvesional
(Tradisional)
2. Hitunglah biaya per unit produk AB dan BC dengan sistem ABC ?
Jawab :
1.Sistem Konvesional
Total Jam Kerja Langsung ( JKL )= 2.500 + 5.000 = 7.500
Tarif overhead / JKL = Rp2.250.000 / 7.500 = Rp300 / JKL
27
B.Produk BC
Aktivitas Tarif Jumlah BO Total BO / Unit
Rekayasa Rp10 9.000 90.000 Rp10
Setup Rp500 600 300.000 Rp500
Perputaran Rp10 100.000 1.000.000 Rp10
Mesin
Pengemasan Rp4 20.000 80.000 Rp4
1.470.000 Rp524
28
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode Activity-Based Costing (ABC) dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
yang memiliki keragaman aktivitas sebagai pilihan metode perhitungan biaya yang
lebih baik dari pada metode tradisional. Metode ABC memiliki beberapa
keunggulan yakni dapat mengidentifikasi efisiensi pada level
produksi/departemen/aktivitas, perhitungan yang lebih akurat untuk membantu
pengambilan keputusan dan dapat membantu pengendalian biaya seperti overhead.
Adapun keunggulan dari sistem biaya Activity based Costing (ABC) dalam
penentuan biaya produksi adalah : Biaya produk yang lebih realistic, sistem biaya ABC
mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activities cause cost) bukanlah
produk, dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas dan sistem biaya ABC
memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan membantu dalam
mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap
produk.
29
DAFTAR PUSTAKA
https://akuntansiterapan.com/2014/02/17/activity-based-costing/
https://media.neliti.com/media/publications/74691-ID-penerapan-analisis-activity-based-costin.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/640/3/BAB%20II.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4910/3/T1_162009011_BAB%20II.pdf
https://www.scribd.com/doc/312386571/Contoh-Soal-Dan-Jawaban-Menghitung-Biaya-Menggunakan-
Metode-ABC
30