Anda di halaman 1dari 20

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KELOMPOK II
Disusun Oleh :

ANDI FEBRIYANTI (0016 04 28 2019)


IRA NUGRIAH (0017 04 28 2019)
RAHMA OCTAVIA (0014 04 28 2019)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan
rahmatnya sehingga kita masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini. Dan tak lupa pula kita kirimkan shalawat dan taslim kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang telah menggulung tikar-tikar kebathilan dan
menebarkan permadani-permadani Islam di muka bumi ini.

Kami juga berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Akuntansi


Manajemen Lanjutan karena berkat beliaulah, tugas kami dapat kami laksanakan
dengan baik. Mudah mudahan makalah ini dapat digunakan sebaik baiknya. Dan
dapat bermanfaat bagi kita semua ke depannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih…

Makassar, 31 Maret 2020

KELOMPOK II

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I.PENDAHULUAN.....................................................................................iii

A. Latar Belakang..............................................................................................1

BAB II.PERMASALAHAN-PERMASALAHAN...............................................2

A. Rumusan masalah.........................................................................................2

BAB III.PEMBAHASAN......................................................................................3

A. Konsep Biaya................................................................................................3

B. Jenis Biaya....................................................................................................3

C. Objek Biaya ..................................................................................................5

D. Keakuratan Pembebanan...............................................................................6

E. Ketelusuaran..................................................................................................6

F. Metode Penelusuran......................................................................................7

G. Membebankan Biaya Tidak Langsung.........................................................7

H. Pokok Produk dan Jasa.................................................................................8

I. Biaya Yang Berbeda Untuk Tujuan Yang Berbeda.....................................9

J. Harga Pokok Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal..........................10

K. Jenis-Jenis Sistem Akuntansi Manajemen..................................................12

BAB IV.PENUTUP..............................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan akuntansi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan


ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh semua pihak yang
berkepentingan. Bahkan organisasi pemerintah pun, sekarang ini sedang
berupaya untuk menerapkan konsep-konsep akuntansi pada pola
manajemennya untuk tujuan pertanggungjawaban kegiatan. Itulah sebabnya,
akuntansi semakin banyak dipelajari di berbagai lapisan masyarakat mulai
dari siswa sekolah di pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar informasi yang


diperlukan para manajer modern adalah informasi akuntansi. Oleh karena
itu, para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan
menggunakan data akuntansi. Perkembangan perekonomian yang semakin
pesat inilah yang menuntut para pelaku ekonomi untuk lebih memahami
data akuntansi yang dapat memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan
oleh masyarakat dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Memahami arti biaya dan terminologi yang berkaitan dengan biaya


sangatlah penting dalam mempelajari Akuntansi Manajemen.Pembebanan
biaya atas produk,jasa,pelanggan dan obyek lain yang merupakan salah satu
tujuan dari sistem Informasi manajemen.Oleh karena itu ketepatan
pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu yang
kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik

1
BAB
PERMASALAHAN

A. Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan

nnndirumuskan sebagai berikut :

a) Pengertian konsep biaya ?

b) Apa-apa saja jenis biaya?

c) Apa saja yang termasuk objek biaya?

d) Bagaimana hubungan antara keakuratan pembebanan terhadap konsep biaya?

e) Apa yang di maksud Ketertelusuran?

f) Apa saja Metode Penelusuran?

g) Bagaimana membebankan biaya tidak langsung?

h) Bagaimana maksud pokok produk dan jasa ?

i) Bagaimana maksud dari biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda ?

j) Bagaimana Harga Pokok produk dan jasa?

k) Apa saja jenis-jensi akuntansi manajemen?

2
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Biaya

Akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman arti biaya dan


terminologi yang berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya pada produk, jasa
pelanggan dan objek lain yang siap menjadi perhatian manajemen adalah salah
satu tujuan dasar dari sistem informasi akuntansi manajemen. Peningkatan
keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih berkualitas
tinggi dan dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Dalam arti umum biaya adalah sumber daya yang dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu (Hongren). Atau kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. ( Hansen &
Mowen). Demikian juga upah tenaga kerja yang dibayarkan dan
overhead pabrik yang digunakan untuk memproduksi produk jadi
merupakan biaya produk jadi tersebut. Sebelum terjual, produk jadi
tersebut merupakan aktiva yang disajikan di neraca sebesar biayanya. Jika
produk jadi tersebut terjual, maka biaya yang melekat padanya akan disajikan
sebagai beban (expense) di laporan rugi laba

B. Jenis Biaya

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau
di masa depan bagi organisasi. Biaya dikatakan sebagai setara kas karena
sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.

Biaya berkaitan dengan seluruh jenis organisasi: manufaktur atau jasa.


Umumnya jenis biaya yang ditimbulkan dan jenis biaya yang diklasifikasikan
tergantung pada jenis organisasi yang bersangkutan.

3
 Pengelompokan berdasarkan Fungsi Organisasi

1. Biaya Produksi

a. Biaya Bahan Baku

b. Biaya Tenaga Kerja

c. Biaya Overhead

2. Biaya Non produksi

a. Biaya Administrasi
b. Biaya Penjualan

 Pengelompokan berdasarkan Perioda Penandingan

1. Biaya Produk

2. Biaya Periodik

 Pengelompokan berdasarkan Ketelusuran ke Objek Biaya

1. Biaya Langsung

2. Biaya Tidak Langsung

 Pengelompokan berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan

1. Biaya Tetap

2. Biaya Variabel

3. Biaya Campuran

 Pengelompokan berdasarkan Kemampuan Manajer untuk Mengendalikan

1. Biaya Terkendali

2. Biaya Tak Terkendali

 Pengelompokan berdasarkan Pengambilan Keputusan

1. Biaya Relevan

2. Biaya Tidak Relevan

4
 Pengelompokan berdasarkan Dampak Keputusan terhadap Biaya Keluar

1. Sunk Cost

2. Out Pocket Cost

C. Objek Biaya
Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan
biaya pada entitas yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat
berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan
lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya.Sebagai
contoh, jika Blue Ribbon Baking ingin menentukan biaya penambahan kue
kopi mini, maka objek biayanya adalah lini kue tart kopi mini. Jika sebuah
rumah sakit ingin menetapkan biaya unitoperasi, maka unit biayanya adalah
unit operasi, jika sebuah pabrik mainan ingin menetapkan biaya
pengembangan mainan baru, maka obyek biayanya adalah proyek
pengembangan mainan baru.

Beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang


penting .Aktivitas adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah
organisasi dan dapat juga dideskripsikan sebagai kumpulan tindakan dalam
suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Aktivitas tidak hanya
bertindak sebagai objek biaya tetapi juga berperan utama dalam pembebanan
biaya untuk obyek biaya lainnya contoh aktivitas meliputi memasang
peralatan untuk produksi, memindahkan bahan dan batang, membeli
komponen, mengirim tagihan kepada pelanggan, membayar tagihan,
memelihara peralatan, memenuhi pesanan, mendesain produk dan memeriksa
produk. Perhatikan bahwa aktivitas dideskripsikan dengan kata kerja tindakan
(misalnya,membayar dan mendesain) digabung dengan objek (misalnya,
tagihan dan produksi yang menerima tindakan . perhatikan juga bahwa kata
kerja tindakan dan objek menunjukkan tujuan yang sangat spesifik. Tim
eksekutif Blue Ribbon Baking merasa aktivitas pengepakan untuk kue tart

5
kopi mini akan berbeda- dan jumlah biayanya berbeda-daripada aktivitas
pengepakan untuk kue biasa yang dimasukkan ke kotak tersendiri.

D. Keakuratan Pembebanan

Pembebanan biaya secara akurat pada objek biaya sangatlah penting.


Keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang
“sebenarnya” Keakuratan adalah suatu konsep yang relatif dan harus
dilakukan secara wajar dan logis terhadap penggunaan metode pembebanan
biya. Tujuannya adalah mengukur dan membebankan biaya dari sumber daya
yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin. Intuisi dan anggapan umum
diekspresikan sebagai berikut : “Lebih baik menjadi kurang lebih benar
daripada menjadi sangat tidak akurat.”

Pembebanan biaya yang terdistrosi dapat menghasilkan keputusan yang


salah dan evaluasi yang buruk.sebagai contoh ,jika seorang manajer pabrik
sedang mencoba memutuskan akan melanjutkan produksi listrik secara
internal atau membelinya dari perusahaan fasilitas umum lokal, maka
penilaian secara akurat mengenai besarnya biaya memproduksi listrik adalah
hal mendasar untuk analisis. Biaya poduksi listrik yang dinyatakan terlalu
tinggi dapat mendorong manajer untuk menutup Departemen Listrik internal
dan membeli listrik dari luar, padahal pembebanan biaya yang lebih akurat
mungkin menyarankan hal sebaliknya. Hal yang mudah untuk melihat bahwa
pembebanan biaya yang buruk dapat menciptakan pemborosan. Sebagaimana
yang ditunjukkan pada contoh pizza, menetapkan hubungan sebab-akibat
antara biaya yang dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat
pembebanan biaya secara wajar dan akurat.

E. Ketertelusuran
Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk membantu
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan
objek biaya secara langsung dan tidak langsung. Biaya tidak langsung
(indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah dan

6
akurat sebagai objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang
dapat ditelurusi dengan mudah dan akurat sebagai objek biaya “Ditelusuri
dengan mudah” berarti biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara
ekonomi, sedangkan “ditelusuri dengan akurat” berarti biaya dapat
dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Jadi ,
ketertelusuran adalah kemampuan membebankan biaya pada objek biaya
dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab-akibat.
Semakin besar biaya yang dapat di telusuri pada objeknya, semakin akurat
pembebanan biayanya. Ketertelusuran adalah unsur utama dalam
pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
F. Metode Penelusuran
Penelusuran (tracing) berarti pembebanan actual biaya pada objek biaya
dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya pada objek biaya dapat
terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut ini:
1. Penelusuran Langsung (direct tracing) adalah suatu proses
pengindentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara
khusus dan fisik dengan suatu objek.
2. Penelusuran Penggerak (driver tracing) adalah merupakan proses
pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang secara khusus dan
secara fisik berhubungan dengan suatu objek biaya.
G. Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan
pada objek-objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung
maupun penggerak. Hal ini berarti tidak ada hubungan sebab-akibat antara
biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara
ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung pada objek disebuk alokasi.

Metode Pembebanan Biaya

Biaya Sumber Daya

Penelusuran Penelusuran Alokasi


Langsung Penggerak
7

Observasi Hubungan Hubungan yang


Fisik Sebab Akibat Diasumsikan
Objek Biaya

Gambar Metode Pembebanan Biaya

Dari ketiga metode tersebut, penelusuran langsung merupakan metode


yang paling akurat; metode ini bergantung pada hubungan kausal yang dapat
diamati secara fisik. Penelusuran penggerak berlangsung pada faktor-faktor
kausal , yaitu penggerak (driver), untuk membebankan biaya ke objek biaya.
Keakuratan penelusuran penggerak tergantung pada kualitas hubungan kausal
yang digambarkan oleh penggerak. Pengidentifikasian penggerak dan
penilaian kualitas hubungan kausal jauh lebih besar biayanya dibanding
penelusuran langsung atau alokasi. Alokasi merupakan metode yang paling
mudah dilakukan dan biayanya paling rendah. Namun alokasi adalah metode
yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling rendah dan
penggunaannya juga harus diusahakan seminimal mungkin.

H. Pokok Produk dan Jasa

Output yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa produk berwujud


maupun jasa. Produk berwujud (tangible product) adalah barang yang
dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja
dan input modal lainnya. Contoh: mobil, televisi, komputer, pakaian, dll.
Adapun jasa adalah tugas/aktivitas yang dilakukan bagi pelanggan atau
aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan dengan menggunakan

8
produk/fasilitas organisasi. Contoh: perlindungan asuransi, perawatan
kesehatan, akuntansi dan auditing, dll.

Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk


pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh pelanggan dengan
menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan
menggunakan bahan, tenaga kerja dan masukan modal.

Perbedaan antara jasa dengan produk berwujud terlihat dalam keempat


dimensi berikut ini:

1. Tidak berwujud (intangibility): jasa tidak dapat dilihat, dirasakan


atau didengar sebelum jasa digunakan.

2. Tidak tahan lama (perishability): jasa tidak bisa disimpan, harus


dikonsumsi pada saat diselenggarakan.

3. Tidak terpisah (inseparability): adanya kontak langsung antara


produsen dan konsumen jasa pada saat penyelenggaraan jasa.

4. Tidak selalu sama (heterogeneity): adanya peluang variasi


yang lebih besar dalam penyelenggaraan jasa daripada produksi
produk).

I. Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda

Harga pokok produk (product cost) adalah pembebanan biaya yang


mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Arti “harga pokok produk”
bergantung pada tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai. Hal ini
mengilustrasikan prinsip tujuan manajemen biaya yang fundamental, yaitu
“biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”. Jika tujuan manajemen
adalah melakukan analisis laba strategis, maka semua aktivitas yang ada
dalam rantai nilai (merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan,
mendistribusikan dan melayani produk) dibebankan ke produk. Namun jika
tujuan manajerial adalah jangka pendek/analisa laba taktis, seperti pada
keputusan menerima/menolak pesanan khusus, maka hanya aktivitas yang

9
terdapat dalam rantai nilai yang relevan (perancangan & pengembangan tidak
lagi relevan) yang digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke produk
(biaya produk operasi). Demikian pula halnya jika tujuan manajerial adalah
untuk penyusunan laporan keuangan eksternal, maka hanya biaya produksi
yang digunakan dalam perhitungan biaya produk (biaya produk tradisional).

J. Harga Pokok Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal

Untuk tujuan kalkulasi biaya untuk pelaporan keuangan eksternal,


biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya nonproduksi.
Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan
fungsi perancangan dan pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan
pelanggan dan administrasi umum. Biaya pemasaran, distribusi dan layanan
pelanggan biasanya dikelompokkan sebagai biaya penjualan, sedangkan
biaya perancangan & pengembangan, biaya akuntansi, dan biaya administrasi
umum dikelompokkan sebagai biaya administrasi. Biaya produksi
dikelompokkan lebih lanjut menjadi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead.

1. Biaya Bahan Langsung, yaitu bahan yang secara langsung dapat


ditelusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: besi pada mobil,
kayu pada furnitur, kain pada pakaian,gandum pada roti, dll

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung, yaitu tenaga kerja yang dapat secara
langsung ditelusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: gaji
buruh di pabrik, tenaga dokter dan perawat pada operasi, upah sopir pada
perusahaan angkutan.

3. Biaya Overhead, yaitu seluruh biaya produksi lain, selain biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Contoh: depresiasi bangunan
dan peralatan, pemeliharaan peralatan, supervisi, pajak, dll.

4. Biaya utama (prime cost) adalah biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya konversi (conversion cost) meliputi biaya

10
tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya konversi dapat
dianggap sebagai biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk
akhir.

Laporan Keuangan Eksternal

Dalam menyusun laporan keuangan eksternal, biaya-biaya harus


dikelompokkan berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan rugi laba, biaya
produksi dan biaya nonproduksi harus dipisahkan. Biaya produksi dianggap
sebagai biaya produk sedangkan biaya nonproduksi dianggap sebagai biaya
periodik. Biaya produksi yang melekat pada produk yang sudah terjual
dilaporkan dalam laporan rugi laba, sedangkan biaya produksi yang melekat
pada produk yang belum terjual dilaporkan dalam neraca. Beban penjualan
dan administrasi yang dianggap sebagai biaya periodik dikurangi pada setiap
periodenya dan dilaporkan di laporan rugi laba.

1. Laporan Laba Rugi: Perusahaan Manufaktur

Laporan laba rugi ini pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi


fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi
(full costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan pada produk.

2. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produkdi (cost of goods manufactured) mencerminkan total


biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang
hanya dibebeankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya
manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.
Perincian dari pembebanan biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung
yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi.

3. Laporan Laba Rugi

Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari
biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Sebagaimana ditunjukkan
pada laporan laba rugi perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal
atau akhir barang jadi. Berbeda dari perusahaan manufaktur, perusahaan

11
jasa tidak memiliki persediaan barang jadi karena tidak mungkun
menyimpan jasa. Jadi jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur,
biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok prduksi

K. Jenis – Jenis Sistem Akuntansi Manajemen


Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai
sistem berdasarkan fungsi dan akktivitas. Pendekatan berdasarkan fungsi dan
aktivitas dapat ditemukan dalam praktek nyata. Sistem akuntansi manajemen
berdasarkan fungsi (functional based management –FBM) dan berdasarkan
aktivitas (activity based managemen - ABM). Sistem manajemen biaya
berdasarkan aktivitas digunakan khususnya antar organisasi yang memiliki
beragam produk dan pelanggan, produk yang lebi rumit, siklus waktu produk
yang lebih pendek, peningkatan persyaratan kualitas dan tekanan persaingan
yang ketat. Contoh sistem berdasarkan aktivitas ditemukan dalam industri
medis seperti rumah sakit dan laboratorium medis, industri keuangan seperti
bank dan bursa saham, industri transportasi seperti penerbangan dan kereta
api dan dalam semua jenis manufaktur seperti perusahaan elektronik dan
mobil.

Sistem Akuntansi FBM Versus ABM

Model umum untuk sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan


aktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi vertikal menunjukkan bagaimana
biaya dibebankan pada objek biaya seperti produk dan pelanggan sedangkan
dimensi horizontal menunjukkan bagaimana sistem mencoba memperbaiki
efisiensi operasional dan mengendalikan biaya.

1. Tinjauan Biaya FBM


Dalam sistem akuntansi FBM, biaya biaya sumber daya dibebankan pada
unit-unit yang berfungsi kemudian pada produk. Dalam pembebanan
biaya, penelusuran langsung dan penelusuran penggerak digunakan,
namun penelusuran penggerak dalam sistem FBM hanya menggunakan
penggerak produksi. Karena sistem FBM hanya menggunakan penggerak
yang berhubungan dengan fungsi produk untuk membebani biaya,

12
pendekatan biaya ini dianggap sebagai perhitungan biaya berdasarkan
produksi atau fungsi. Sebagai contoh penggerak produksi seperti unit
yang diproduksi atau jam kerja tenaga kerja langsung mungkin tidak
memiliki hubungan apapun dengan biaya pembelian bahan baku. Pada
kenyataannya, jumlah pesanan pembelian bisa menjadi ukuran yang tepat
dari konsumsi tiap produk. Namun biaya pembelian dalam sistem FBC
dibebankan dengan menggunakan suatu ukuran seperti unit yang di
produksi atau jam kerja tenaga kerja langsung.
2. Tinjauan Biaya ABM
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity based costing –
ABC), biaya ditelusuri hingga aktivitas kemudian produk. Sebagaimana
perhitungan biaya berdasarkan fungsi, penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak digunakan. Pembebanan biaya berdasarkan
aktivitas menekankan pada penelusuran alokasi, penggunaan penggerak
unit dan nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, kualitas
keseluruhan dan informasi biaya yang relevan. Sebagai contoh
pertimbangan pembebanan biaya dari aktivitas menggerakkan bahan
mentah dan barang setengah jadi dari satu titik ke titik lain dalam suatu
pabrik. Pada kenyataannya jumlah unit yang diproduksi bisa jadi tidak
berpengaruh pada pengukuran permintaan produk untuk penanganan
bahan.
3. Tinjauan Efisiensi Operasional FBM
Penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan
lain dari akuntansi manajemen. Pendekatan manajemen berdasarkan
fungsi untuk pengendalian membebankan biaya pada unit organisasi
kemudian menuntut tanggung jawab manajer untuk mengendalikan biaya
yang dibebankan. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual
dengan standar atau hasil yang dianggarkan, penekanannya adalah
ukuran keuangan dari kinerja.
Jadi, pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri biaya individu yang
bertanggung jawab atas biaya yang terjadi. Pendekatan ini menganggap

13
bahwa memaksimalkan kinerja organisasi secara keseluruhan tercapai
dengan memaksimalkan kinerja sub unit organisasi individual.
4. Tinjauan Efesiensi Operasional ABM
Secara signifikan, subsistem pengendalian berdasarkan aktivitas
berbeda dengan sistem berdasarkan fungsi. Penekanan berdasarkan
fungsi adalah pada pengelolaan biaya. Akan tetapi, muncul persetujuan
bahwa aktivitas manajemen bukan biaya adalah kunci sukses
pengendalian. Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada
pengelolaan aktivitas dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima
pelanggan dan laba yang diterima dengan menyediakan nilai ini. Hal ini
meliputi analisis penggerak, analisis aktivitas, dan evaluasi kerja, serta
penggunaan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas sebagai sumber
informasi utama. Tinjauan proses berkaitan dengan identifikasi faktor-
faktor penyebab biaya suatu aktivitas (menjelaskan penyebab munculnya
biaya), pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan (mengidentifikasi
aktivitas), serta evaluasi kinerja pekerjaan dan hasil yang dicapai
(seberapa baik aktivitas dikerjakan). Jadi, pengendalian berdasarkan
aktivitas membutuhkan informasi terperinci mengenai aktivitas.
Pendekatan baru ini berfokus pada akuntabilitas dari aktivitas
daripada biaya, dan menekankan maksimalisasi kinerja sistem secara luas
daripada kinerja individu. Intinya, bentuk pengendalian ini mengakui
bahwa memaksimalkan efisiensi dari subunit individual tidak selalu
menagarah pada efisiensi maksimum untuk sistem secara keseluruhan.

14
Pembeda Berbasis Fungsional Berbasis Aktivitas

1. Penggerak Berbasis unit Berbasis unit dan non unit

2. Sifat Alokasi Penelusuran

3. Pembebanan biaya Sempit dan kaku Luas dan Fleksibel


produk

4. Fokus Mengelola biaya Mengelola aktivitas

5. Sifat informasi Jarang, menyebar Detil/rinci


aktivitas

6. Kinerja Maksimalisasi kinerja Maksimalisasi kinerja


individu sistematik

Menggunakan ukuran Menggunakan ukuran


7. Penilaian kinerja kinerja keuangan kinerja
keuangan dan non
keuangan

15
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba.Oleh karena itu,
informasi yang bermutu tinggi dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan
keputusan dihasilkan melalui keakuratan pembebanan biaya. Pembebanan
biaya dilakukan dengan membebankan biaya sebesar yang dikonsumsi objek
biaya.
Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri melalui tiga
cara yaitu melalui penelusuran langsung dan penelusuran penggerak untuk
pembebanan biaya atau alokasi untuk membebankan biaya tidak langsung.
Penelusuran langsung dilakukan melalui pengamatan fisik. Sementara,
penelusuran penggerak bergantung pada faktor-faktor sebab akibat, yaitu
penggerak, untuk membebankan biaya pada objek biaya.
Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis utama, yaitu
biaya produksi yang berkaitan dengan pembuatan produk/jasa dan biaya
nonproduksi. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Sementara, biaya non produksi umumnya
terdiri atas biaya penjualan dan administrasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk
menghasilkan berbagai macam produk baik produk berwujud dan tidak
berwujud (jasa).
Demi akuntabilitas, seluruh biaya tersebut harus dilaporkan dan disajikan
dalam laporan keuangan eksternal. Seluruh biaya tersebut disajikan pada
laporan laba rugi baik pada perusahaan manufaktur, dagang, atau bahkan
perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur harus menghitung harga pokok
produksi. Adapun perusahaan dagang dan jasa tidak menggunakan harga pokok
produksi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Charles T. Horngren, Akuntansi Biaya Edisi 12 Jilid 1, Erlangga 2010

R. Hansen,Don&M.Mowen,Maryanne.2009.AkuntansiManajerial. (edisi 8).

Jakarta : Salemba Empat.

http://dinapramudianti.blogspot.com/2015/01/konsep-dasar-akuntansi-manajemen

(diakses tgl 01 April 2020)

17

Anda mungkin juga menyukai