KELOMPOK II
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan
rahmatnya sehingga kita masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini. Dan tak lupa pula kita kirimkan shalawat dan taslim kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang telah menggulung tikar-tikar kebathilan dan
menebarkan permadani-permadani Islam di muka bumi ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih…
KELOMPOK II
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I.PENDAHULUAN.....................................................................................iii
A. Latar Belakang..............................................................................................1
BAB II.PERMASALAHAN-PERMASALAHAN...............................................2
A. Rumusan masalah.........................................................................................2
BAB III.PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Konsep Biaya................................................................................................3
B. Jenis Biaya....................................................................................................3
D. Keakuratan Pembebanan...............................................................................6
E. Ketelusuaran..................................................................................................6
F. Metode Penelusuran......................................................................................7
BAB IV.PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB
PERMASALAHAN
i) Bagaimana maksud dari biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda ?
2
BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Biaya
Dalam arti umum biaya adalah sumber daya yang dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu (Hongren). Atau kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. ( Hansen &
Mowen). Demikian juga upah tenaga kerja yang dibayarkan dan
overhead pabrik yang digunakan untuk memproduksi produk jadi
merupakan biaya produk jadi tersebut. Sebelum terjual, produk jadi
tersebut merupakan aktiva yang disajikan di neraca sebesar biayanya. Jika
produk jadi tersebut terjual, maka biaya yang melekat padanya akan disajikan
sebagai beban (expense) di laporan rugi laba
B. Jenis Biaya
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau
di masa depan bagi organisasi. Biaya dikatakan sebagai setara kas karena
sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
3
Pengelompokan berdasarkan Fungsi Organisasi
1. Biaya Produksi
c. Biaya Overhead
a. Biaya Administrasi
b. Biaya Penjualan
1. Biaya Produk
2. Biaya Periodik
1. Biaya Langsung
1. Biaya Tetap
2. Biaya Variabel
3. Biaya Campuran
1. Biaya Terkendali
1. Biaya Relevan
4
Pengelompokan berdasarkan Dampak Keputusan terhadap Biaya Keluar
1. Sunk Cost
C. Objek Biaya
Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan
biaya pada entitas yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat
berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan
lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya.Sebagai
contoh, jika Blue Ribbon Baking ingin menentukan biaya penambahan kue
kopi mini, maka objek biayanya adalah lini kue tart kopi mini. Jika sebuah
rumah sakit ingin menetapkan biaya unitoperasi, maka unit biayanya adalah
unit operasi, jika sebuah pabrik mainan ingin menetapkan biaya
pengembangan mainan baru, maka obyek biayanya adalah proyek
pengembangan mainan baru.
5
kopi mini akan berbeda- dan jumlah biayanya berbeda-daripada aktivitas
pengepakan untuk kue biasa yang dimasukkan ke kotak tersendiri.
D. Keakuratan Pembebanan
E. Ketertelusuran
Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk membantu
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan
objek biaya secara langsung dan tidak langsung. Biaya tidak langsung
(indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah dan
6
akurat sebagai objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang
dapat ditelurusi dengan mudah dan akurat sebagai objek biaya “Ditelusuri
dengan mudah” berarti biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara
ekonomi, sedangkan “ditelusuri dengan akurat” berarti biaya dapat
dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Jadi ,
ketertelusuran adalah kemampuan membebankan biaya pada objek biaya
dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab-akibat.
Semakin besar biaya yang dapat di telusuri pada objeknya, semakin akurat
pembebanan biayanya. Ketertelusuran adalah unsur utama dalam
pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
F. Metode Penelusuran
Penelusuran (tracing) berarti pembebanan actual biaya pada objek biaya
dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya pada objek biaya dapat
terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut ini:
1. Penelusuran Langsung (direct tracing) adalah suatu proses
pengindentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara
khusus dan fisik dengan suatu objek.
2. Penelusuran Penggerak (driver tracing) adalah merupakan proses
pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang secara khusus dan
secara fisik berhubungan dengan suatu objek biaya.
G. Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan
pada objek-objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung
maupun penggerak. Hal ini berarti tidak ada hubungan sebab-akibat antara
biaya dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara
ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung pada objek disebuk alokasi.
8
produk/fasilitas organisasi. Contoh: perlindungan asuransi, perawatan
kesehatan, akuntansi dan auditing, dll.
9
terdapat dalam rantai nilai yang relevan (perancangan & pengembangan tidak
lagi relevan) yang digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke produk
(biaya produk operasi). Demikian pula halnya jika tujuan manajerial adalah
untuk penyusunan laporan keuangan eksternal, maka hanya biaya produksi
yang digunakan dalam perhitungan biaya produk (biaya produk tradisional).
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung, yaitu tenaga kerja yang dapat secara
langsung ditelusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: gaji
buruh di pabrik, tenaga dokter dan perawat pada operasi, upah sopir pada
perusahaan angkutan.
3. Biaya Overhead, yaitu seluruh biaya produksi lain, selain biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Contoh: depresiasi bangunan
dan peralatan, pemeliharaan peralatan, supervisi, pajak, dll.
4. Biaya utama (prime cost) adalah biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya konversi (conversion cost) meliputi biaya
10
tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya konversi dapat
dianggap sebagai biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk
akhir.
Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari
biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Sebagaimana ditunjukkan
pada laporan laba rugi perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal
atau akhir barang jadi. Berbeda dari perusahaan manufaktur, perusahaan
11
jasa tidak memiliki persediaan barang jadi karena tidak mungkun
menyimpan jasa. Jadi jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur,
biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok prduksi
12
pendekatan biaya ini dianggap sebagai perhitungan biaya berdasarkan
produksi atau fungsi. Sebagai contoh penggerak produksi seperti unit
yang diproduksi atau jam kerja tenaga kerja langsung mungkin tidak
memiliki hubungan apapun dengan biaya pembelian bahan baku. Pada
kenyataannya, jumlah pesanan pembelian bisa menjadi ukuran yang tepat
dari konsumsi tiap produk. Namun biaya pembelian dalam sistem FBC
dibebankan dengan menggunakan suatu ukuran seperti unit yang di
produksi atau jam kerja tenaga kerja langsung.
2. Tinjauan Biaya ABM
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity based costing –
ABC), biaya ditelusuri hingga aktivitas kemudian produk. Sebagaimana
perhitungan biaya berdasarkan fungsi, penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak digunakan. Pembebanan biaya berdasarkan
aktivitas menekankan pada penelusuran alokasi, penggunaan penggerak
unit dan nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, kualitas
keseluruhan dan informasi biaya yang relevan. Sebagai contoh
pertimbangan pembebanan biaya dari aktivitas menggerakkan bahan
mentah dan barang setengah jadi dari satu titik ke titik lain dalam suatu
pabrik. Pada kenyataannya jumlah unit yang diproduksi bisa jadi tidak
berpengaruh pada pengukuran permintaan produk untuk penanganan
bahan.
3. Tinjauan Efisiensi Operasional FBM
Penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan
lain dari akuntansi manajemen. Pendekatan manajemen berdasarkan
fungsi untuk pengendalian membebankan biaya pada unit organisasi
kemudian menuntut tanggung jawab manajer untuk mengendalikan biaya
yang dibebankan. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual
dengan standar atau hasil yang dianggarkan, penekanannya adalah
ukuran keuangan dari kinerja.
Jadi, pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri biaya individu yang
bertanggung jawab atas biaya yang terjadi. Pendekatan ini menganggap
13
bahwa memaksimalkan kinerja organisasi secara keseluruhan tercapai
dengan memaksimalkan kinerja sub unit organisasi individual.
4. Tinjauan Efesiensi Operasional ABM
Secara signifikan, subsistem pengendalian berdasarkan aktivitas
berbeda dengan sistem berdasarkan fungsi. Penekanan berdasarkan
fungsi adalah pada pengelolaan biaya. Akan tetapi, muncul persetujuan
bahwa aktivitas manajemen bukan biaya adalah kunci sukses
pengendalian. Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada
pengelolaan aktivitas dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima
pelanggan dan laba yang diterima dengan menyediakan nilai ini. Hal ini
meliputi analisis penggerak, analisis aktivitas, dan evaluasi kerja, serta
penggunaan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas sebagai sumber
informasi utama. Tinjauan proses berkaitan dengan identifikasi faktor-
faktor penyebab biaya suatu aktivitas (menjelaskan penyebab munculnya
biaya), pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan (mengidentifikasi
aktivitas), serta evaluasi kinerja pekerjaan dan hasil yang dicapai
(seberapa baik aktivitas dikerjakan). Jadi, pengendalian berdasarkan
aktivitas membutuhkan informasi terperinci mengenai aktivitas.
Pendekatan baru ini berfokus pada akuntabilitas dari aktivitas
daripada biaya, dan menekankan maksimalisasi kinerja sistem secara luas
daripada kinerja individu. Intinya, bentuk pengendalian ini mengakui
bahwa memaksimalkan efisiensi dari subunit individual tidak selalu
menagarah pada efisiensi maksimum untuk sistem secara keseluruhan.
14
Pembeda Berbasis Fungsional Berbasis Aktivitas
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba.Oleh karena itu,
informasi yang bermutu tinggi dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan
keputusan dihasilkan melalui keakuratan pembebanan biaya. Pembebanan
biaya dilakukan dengan membebankan biaya sebesar yang dikonsumsi objek
biaya.
Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri melalui tiga
cara yaitu melalui penelusuran langsung dan penelusuran penggerak untuk
pembebanan biaya atau alokasi untuk membebankan biaya tidak langsung.
Penelusuran langsung dilakukan melalui pengamatan fisik. Sementara,
penelusuran penggerak bergantung pada faktor-faktor sebab akibat, yaitu
penggerak, untuk membebankan biaya pada objek biaya.
Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis utama, yaitu
biaya produksi yang berkaitan dengan pembuatan produk/jasa dan biaya
nonproduksi. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Sementara, biaya non produksi umumnya
terdiri atas biaya penjualan dan administrasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk
menghasilkan berbagai macam produk baik produk berwujud dan tidak
berwujud (jasa).
Demi akuntabilitas, seluruh biaya tersebut harus dilaporkan dan disajikan
dalam laporan keuangan eksternal. Seluruh biaya tersebut disajikan pada
laporan laba rugi baik pada perusahaan manufaktur, dagang, atau bahkan
perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur harus menghitung harga pokok
produksi. Adapun perusahaan dagang dan jasa tidak menggunakan harga pokok
produksi.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://dinapramudianti.blogspot.com/2015/01/konsep-dasar-akuntansi-manajemen
17