Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN BIAYA

“PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS DAN ANALISIS


PROFITABILITAS PELANGGAN”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Manajemen Biaya
Program Studi Akuntansi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Dosen Pengampu : Ade Trisyanto, SE, M.Ak

FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Kholila Mutia Safitri 17416262201151


2. Mega Tahta Pertiwi 17416262201115
3. Tiara Bunga Anggraeni 17416262201197

Kelas AK17D

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktu. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui tentang
“Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas Dan Analisis Profitabilitas Pelanggan”
yang berkaitan dengan Manajemen Biaya. Makalah ini disajikan berdasarkan
beberapa pengamatan dan dari berbagai sumber. Makalah ini juga disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Biaya yang diampu oleh
Bapak Ade Trisyanto, SE, M.Ak.

Penulis menyususn makalah ini dengan penuh berbagai rintangan, oleh


karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang pertama Kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas Pertolongan-Nya kepada penulis selama merampungkan makalah
ini. Penulis juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah etika profesi
akuntansi yang telah memberi kesempatan penulis untuk menyelesaikan makalah
ini.

Tentunya makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu


penulis memohon saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Teima kasih.

Karawang, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah Ini Dibuat.................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 sistem perhitungan biaya ,peran strategis perhitungan biaya............................2
2.2 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dalam Perhitungan Biaya Normal.........8
2.3 Penerapan perhitungan manajemen biaya berdasarkan aktivitas di dunia
nyata............................................................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................17
DAFTAR ISI...................................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengimplementasikan semangat observasi Benjamin Franklin-dalam hal
manajemen biya- yag bear-benar tidak memedulikan seberapa akurat Anda
menghitung biaya. Mengapa? Meiliki biaya yang akurat penting untuk berbagai
alasan: suatu perusahaan dapat menemukan bahwa perusahaan itu memiliki waktu
yang sulit untuk menentukan di mana posisi produknya paling menguntungkan.
Jika tidak, perusahaan itu mendapati penjualan meningkat tetapi laba meņurun
serta tidak dapat memahami mengapa hal itu dapat terjadi. Kemungkinan
perusahaan terus kehilangan tawaran kompetitif bagi produk dan jasa serta tidak
memahami mengapa hal itu dapat terjadi. Dalam banyak kasus, informasi biaya
yang akurat merupakan jawaban atas pertanyaan ini. Informasi biaya yang akurat
menyediakan keunggulan kompetitif. Informasi biaya tersebut membantu
perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan dan melaksanakan strateginya
dengan menyediakan informasi akurat mengenai biaya dari produk dan jasánya,
biaya untuk melayani pelanggannya, biaya untuk berhubungan dengan
pemasoknya, dan biaya untuk mendukung proses bisnis dalam perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. sistem perhitungan biaya ,peran strategis perhitungan biaya

2. pemebebanan biaya overhead dalam perhitungan biaya normal

3. Penerapan manajemen biaya

1.3 Tujuan Makalah Ini Dibuat

1. Untuk mengetahui sistem perhitungan biaya ,peran strategis perhitungan biaya

2. Untuk mengetahui pemebebanan biaya overhead dalam perhitungan biaya


normal

3. Untuk mengetahui Penerapan manajemen biaya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 sistem perhitungan biaya ,peran strategis perhitungan biaya

Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan dengan sistem pelaporan


tenaga kerja dan bahan baku dalam waktu  nyata untuk memberikan kemampuan
menghitung bahan baku dan tenaga kerja secara akurat pada titik tertentu dalam
proses produksi, penting untuk mengelola proses pesanan serta meningkatkan
pelayanan pelanggan.

A.    Sistem Perhitungan Biaya

Perhitungan biaya (costing) merupakan proses pengumpulan,


pengelompokan, dan pembebanan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik pada produk, jasa atau proyek.

Dalam mengembangkan sistem perhitungan biaya tertentu agar sesuai


dengan perusahaan tertentu, akuntan manajemen harus membuat tiga pilihan,
salah satu dari masing-masing ketiga pilihan mengikuti karakteristik metode
perhitungan biaya sebagai berikut :

1.      Metode akumulasi biaya (cost accumulation method) perhitungan biaa


berdasarkan pesanan (job costing), perhitungan biaya berdasarkan proses (process
cossting), atau perhitungan biaya berdasarkan gabungan (joint costing).
2.      Metode pengukuran biaya (cost measurement method), perhitungan biaya
actual, nomal, atau standar (actual, normal, or standard costing system).
3.      Metode pembebanan overhead (overhead assignment method) berdasarkan
volume (volume based costing) atau berdasarkan aktivitas (activity based costing).

2
Jenis biaya yang digunakan untuk

A.    Peran Strategis Perhitungan Biaya

Perusahaan memerlukan informasi biaya produk yang akurat, terlepas dari strategi
kompetitif mereka. Untuk dapat memperoleh informasi biaya yang tepat waktu
dan akurat ini, perusahaan perlu memilih sistem biaya yang sesuai dengan strategi
kompetitifnya. Jenis perusahaan komoditas atau dengan strategi kepemimpinan
biaya dapat dengan baik menggunakan sistem biaya yang mengombinasikan
elemen-elemen perhitungan biaya berddasarkan proses, perhitungan biaya
berdasarkan aktifitas, dan perhitungan biaya standar.

B.     Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan: Arus Biaya

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job costing) merupakan sistem


perhitungan biaya yang mengakumulasikan biaya dan membebankannya pada
pesanan pelanggan, proyek, atau kontrak tertentu. Dokumen pendukung dasar
(biasanya berbentuk formulir elektronik) dalam sistem perhitungan biaya

3
berdasarkan pesanan adalah kartu biaya pesanan (job cost sheet). Kartu ini
mencatat dan meringkas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik untuk pekerjaan tertentu.

Pada biaya bahan baku langsung dan biaya bahan baku tidak langsung
terdapat formulir permintaan bahan baku. Formulir permintaan bahan baku
(materials requisition) adalah dokumen sumber atau pencatatan data secara online
yang digunakan departemen produksi untuk meminta bahan baku produksi.
Formulir permintaan bahan baku mengindikasikan pesanan khusus yang
dibebankan sesuai bahan baku yang digunakan.

Pada biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung
terjadi perbedaan yaitu biaya tenaga kerja langsung dicatat pada kartu biaya
pesanan berdasarkan kartu jam kerja yang disiapkan setiap hari untuk setiapp
karyawan. Kartu jam kerja (time ticket) biasanya merupakan bagian dari sistem
peranti lunak perhitungan biaya, menunjukkan lama pekerjaan yang dilakukan
seorang karyawan pada setiap pesanan, tarif gaji, da total biayatenaga kerja yang
dapat dibebankan pada setiap pesanan.

Biaya overhead pabrik merupakan pembebanan biaya verhead pabrik


(overhead application) yaiu proses pengalokasian biaya overhead pada pesanan.
Alokasi dibutuhkan karena biaya overhead tidak dapat ditelusuri pada masing-
masing pesanan. Pendekatan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik adalah
perhitungan biaya aktual dan perhitungan biaya normal.

1.      Perhitungan biaya aktual


Sistem perhitungan biaya aktual (actual costing) menggunakan biaya aktual yang
terjadi untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta membebankan
biaya overhead pabrik aktual ke berbagai pesanan.
2.      Perhitungan biaya normal
Dalam praktiknya, sebagian bersar perusahaan mengadopsi system perhitungan
biaya normal (normal costing) yang menggunakan biaya aktual untuk bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung serta membebankan biaya overhead pabrik

4
engan menambahkan pada pesanan sejumlah biaya overhead untuk setiapunit
produk dalam pesanan.
Peran strategis dari Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing--ABC) merupakan


metode untuk menentukan biaya yang akurat. Sementara ABC merupakan inovasi
yang relatif baru dalam akuntansi biaya, ABC dapat digunakan secara cepat oleh
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan dalam organisasi
pemerintahan dan nirlaba. Di sini ada suatu contoh cepat tentang bagaimana ABC
bekerja, dan mengapa ABC itu menjadi penting. Misalnya Anda dan dua teman
(Joe dan Al) sedang keluar membeli pizza untuk makan malam. Masing-masing
dari Anda memesan satu pizza ukuran individu, dan Al menyarankan agar Anda
memesan seluruh makanan pembuka di meja. Anda dan Joe merencanakan akan
memesan satu atau dua makanan pembuka, sehingga Anda katakan beres. Makan
malam besar, tetapi pada akhirnya Al masih lapar, sehingga dia memesan piring
lain dari makanan pembuka dan seperti sebelumnya, memakan seluruhnya. Ketika
tiba waktu untuk membayar Al menyarankan Anda bertiga untuk membagi
ongkos makan secara merata. Apakah ini adil? Al seharusnya membayar dua
piring makanan pembuka. Pizza untuk seorang merupakan biaya langsung bagi
masing-masing dari Anda sehingga bagian yang sama tentunya adil, sementara
makanan pembuka yang semula ditujukan untuk dibagi secara merata, ternyata
dikonsumsi sebagian besar oleh Al.

Ada contoh serupa dalam manufaktur. Misalnya Anda, Joe, dan Al juga
merupakan manajer produk pada pabrik yang memproduksi mebel. Ada tiga lini
produk. Al bertugas pada produksi sofa, Joe bertugas pada meja dan kursi makan,
serta Anda bertugas pada mebel kamar tidur. Biaya bahan baku langsung dan
biaya tenaga kerja langsung ditelusuri langsung ke setiap lini produk. Hal itu
merupakan tanggung jawab Anda untuk mengelola biaya langsung ini. Selain itu,
ada biaya produksi tidak langsung (overhead) yang tidak dapat ditelusuri ke setiap
produk, mencakup aktivitas-aktivitas sebagai berikut: perolehan bahan baku Baku,
penyimpanan dan penanganan bahan baku, inspeksi produk, supervisi produk,
penjadwalan pekerjaan, pemeliharaan perlatan, dan pemotongan kain. Bagaimana

5
jika perusahaan memutuskan untuk membebankan kepada "bagian yang adil" dari
total biaya tidak langsung pada manajer produk menggunakan rasio jumlah unit
yang diproduksi dalam bidang manajer kepada total unit yang diproduksi oleh
seluruh manajer? Pendekata dideskripsikan pada Bab 4 dan seperti biasanya
mengacu pada perhitungan biaya berdasarkan volume. Perlu diingat apakah
proporsi yang digunakan didasarkan pada jumlah unit produk, jumlah jam tenaga
kerja langsung, atau jumlah jam mesin. masing-masing berdasarkan volume.

Tetapi apabila, seperti biasanya, pemanfaatan aktivitas-aktivitas ini tidak


dibebankan secara proporsional kepada jumlah unit yang diproduksi, beberapa
manajer akan dibebankan terlalu tinggi dan manajer lain dibebankan terlalu
rendah menurut pendekatan berdasarkan volume. Contohnya, jika Al bersikeras
untuk lebih sering melakukan inspeksi produksinya; dia kemudian harus secara
adil membebankan proporsi biaya overhead (inspeksi) yang lebih tinggi daripada
berdasarkan unit itu sendiri. Selain itu, mengapa Anda harus membayar sebagian
dari biaya pemotongan kain apabila mebel kamar tidur Anda tidak membutuhkan
kain?

Pertimbangan lainnya adalah bahwa metode berdasarkan volume


menyediakan insentif yang kecil bagi manajer untuk mengendalikan biaya tidak
langsung. Sayangnya, satu-satunya cara yang dapat Anda lakukan untuk
mengurangi porsi biaya tidak langsung adalah mengurangi jumlah unit produksi
(atau berharap bahwa Joe dan/ atau Al meningkatkan produksi) - tidak sebanyak
insentif yang diberikan. Sebagai refleksi, pendekatan yang membebankan biaya
tidak langsung ke produk berdasarkan jumlah unit yang diproduksi tidak
menyediakan biaya produk yang sangat akurat bagi Anda atau Joe atau Al dan
tentunya tidak menyediakan insentif yang tepat untuk mengelola biaya tidak
langsung. Solusinya adalah dengan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas untuk membebankan biaya tidak langsung ke produk, menggunakan
informasi terperinci mengenai aktivitas yang membentuk biaya tidak langsung--
inspeksi, pemotongan kain, dan penanganan bahan baku. Bab ini akan
menunjukkan bagaimana cara melakukannya.

6
Contoh yang bagus dari salah satu kisah sukses penggunaan ABC adalah
aplikasi ABC di US Portal Service (USPS). Aplikasi ABC pada USPS berasal dari
petunjuk Direktur Jenderal Pos untuk mengembangkan sistem perhitungan biaya
yang akan membantu USPS agar menjadi lebih kompetitif dan melayani sebagai
dasar perbandingan kinerja antara berbagai fasilitas pemrosesan surat. Sistem
ABC awal menggunakan 58 aktivitas pekerjaan dan 9 objek biaya. Objek biaya
mencakup penanganan surat, rumah yang terdiri dari beberapa tingkat, bingkisan
kecil, bingkisan besar, surat prioritas, surat kilat, surat teregistrasi, kotak surat
yang besar dan kotak surat yang kecil. Dalam aplikasi awal fasilitas pemrosesan
surat tunggal, ada penurunan sebesar 13 persen pada total biaya sebagai akibat
dari meningkatnya pemahaman perilaku biaya pada fasilitas. USPS juga
menggunakan ABC untuk menentukan perbedaan biaya pada pemrosesan
pembayaran dari pelanggan yang menggunakan kas, cek, atau kartu kredit dan
dari analisis tersebut ditentukan bahwa pendekatan berbiaya rendah digunakan
untuk mendorong penggunaan kartu kredit. Analisis berdasarkan ABC telah
membantu USPS untuk mengimplementasikan strategi yag efektif, yaitu strategi
biaya yang kompetitif.

Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume

Perhitungan biaya berdasarkan volume dapat menjadi pilihan yang bagus untuk
beberapa perusahaan. Pendekatan ini biasanya tepat digunakan ketika biaya
langsung merupakan biaya utama dari produk atau jasa dan aktivitas yang
mendukung proses produksi dari produk atau jasa yang relatif sederhana, berbiaya
rendah, dan homogen melintasi berbagai lini produk. Hal ini mungkin terjadi,
contohnya, bagi produsen komoditas yang memiliki satu atau beberapa lini
produk yang homogencontohnya, suatu perusahaan yang memproduksi produk
kertas atau perusahaan yang memproduksi produk pertanian tertentu. Demikian
pula, perusahaan jasa profesional (kantor pengacara dan kantor akuntan publik)
mungkin tidak membutuhkan ABC karena biaya tenaga kerja untuk staf
profesional merupakan biaya terbesar bagi perusahaan, dan tenaga kerja juga
mudah ditelusuri ke klien (objek biaya). Bagi perusahaan selain perusahaan jasa
profesional, pendekatan ABC sering menjadi pilihan: pendekatan berdasarkan

7
volume akan menyebabkan ketidakakuratan yang sangat signifikan dalam biaya
produk-beberapa produk akan dibebankan terlalu tinggi dan produk lainnya akan
dibebankan terlalu rendah karena penggunaan aktivitas tidak dalam proporsi
terhadap volume output.

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Untuk mengembangkan sistem perhitungan biaya, kita perlu memahami hubungan


antara sumber daya, aktivitas, dan produk atau jasa. Banyak sumber daya yang
digunakan pada operasi dapat ditelusuri ke masing-masing produk atau jasa dan
diidentifikasi sebagai biaya bahan baku langsung dan atau biaya tenaga kerja
langsung Sebagian besar biaya overhead hanya berkaitan dengan produk atau jasa
akhir secara tidak langsung. Sistem perhitungan biaya mengidentifikasi biaya
dengan aktivitas yang mengonsumsi sumber daya dan membebankan biaya
sumber daya pada objek biaya seperti produk, jasa, atau tempat penampungan
biaya perantara berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada objek biaya tersebut.

Apakah yang Dimaksud dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas?

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing-ABC) merupakan


pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek
biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan
untuk obiek biaya. Anggapan dasar dari pendekatan perhitungan biaya ini adalah
bahwa produk atau jasa perusahaan merupakan hasil aktivitas dan aktivitas
tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Biaya
sumber daya dibebankan pada aktivitas berdasarkan aktivitas yang menggunakan
atau mengonsumsi sumber daya (penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya)
dan biaya aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan aktivitas yang
dilakukan untuk objek biaya (penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas).
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mengakui hubungan sebab akibat atau
hubungan langsung antara biaya sumber daya, penggerak biaya, aktivitas, dan
objek biaya dalam membebankan biaya pada aktivitas dan kemudian pada objek
biaya.

8
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas membebankan biaya overhead
pabrik ke objek biaya seperti produk atau jasa dengan mengidentifikasi sumber
daya dan aktivitas juga biayanya serta jumlah yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output. Dengan menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi
sumber daya, perusahaan menentukan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas, menghitung biaya dari suatu unit aktivitas, dan kemudian membebankan
biaya dari suatu aktivitas ke objek biaya dengan mengalikan biaya dari setiap
aktivitas dengan jumlah aku yang dikonsumsi oleh setiap objek biaya.

2.2 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dalam Perhitungan Biaya Normal

Perhitungan biaya normal digunakan untuk menghindari fluktuasi biaya


per unit pada perhitungan biaya aktual yang disebabkan oleh perubahan jumlah
unit produksi dan biaya overhead dari bulan ke bulan. Tarif biaya overhead pabrik
yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined overhead rate) merupakan
estimasi tarif biaya overhead pabrik yang digunakan untuk membebankan biaya
overhead pabrik ke pesanan tertentu. Jumlah biaya overhead pabrik yang
dibebankan ke pesanan dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang
telah ditentukan sebelumnya disebut juga biaya overhead pabrik yang dibebankan
(fatory overhead applied).

Untuk memperoleh tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya,


gunakan empat tahap berikut ini:

1.      Mengestimasi total biaya overhead pabrik untuk periode operasi, bianya satu
tahun.
2.      Memilih penggerak biaya (cost driver) yang paling tepat untuk membebankan
biaya overhead pabrik.
3.      Mengestimasi total jumlah penggerak biaya terpilih untuk periode operasi.
4.      Membagi estimasi biaya overhead pabrik dengan mengestimasi jumlah
penggerak biaya terpilih untuk memperoleh tarif biaya overhead pabrik yang telah
ditentukan sebelumnya.

9
Penggerak biaya untuk pembebanan biaya overhead pabrik, penggerak biaya yang
dipilih untuk membebankan tarif biaya overhead yang telah ditentukan
sebelumnya dapat berupa penggerak biaya bedasarkan volume maupun penggerak
biaya berdasarkan aktivitas. Jem tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan jam mesin merupakan penggerak biaya berdasarkan volume yang
paling sering digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik.

Membebankan biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead pabrik yang


telah ditentukan sebelumnya biasanya dikalkulasikan pada awal tahun
berdasarkan empat tahap yang dicatat di bawah ini:

Tarif biaya overhead pabrik departemen, ketika jumlah biaya overhead


pabrik departemen produksi pada pabrik sangat serupa ddengan jumlah biaya
overhead pabrik padda setiap departemen dan penggunaan penggerak biaya padda
departemen, kemudian penggunaan tarif pabrik secara keseluruhan (satu tarif
untuk seluruh departemen produksi digunakan secara keseluruhan) addalah tepat.

Disposisi biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah dan


terlalu tinggi, biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi (overapplied
overhead) merupakan jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan melebihi
biaya overhead pabrik aktual yang terjadi. Biaya overhead pabrik yang
dibebankan terlalu rendah (underapplied overhead) merupakan jumlah dimana
biaya overhead pabrik aktual melebihi biaya overhead pabrik yang dibebankan.
Selisih akibat peembebanan biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu
rendah atau terlalu tinggi dapat didisposisika dengan dua cara:

1.      Menyesuaikan akun harga pokok penjualan.

10
2.      Menyesuaikan biaya produksi pada periode bersangkutan yaitu, membagi rata
saldo biaya overhead pabrik dibebankan yang tersisa pada periode bersangkutan
ke saldo akhir akun persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan
harga pokok penjualan.

2.3 Penerapan perhitungan manajemen biaya berdasarkan aktivitas di dunia


nyata
Penerapan perhitungan manajemen biaya berdasarkan aktivitas (activity-based
costingmanagement-ABC/M) kini menjadi lazim pada sebagian besar industry.

Penerapan Perhitungan/Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas pada


Manufaktur: Unit Alat Pendingin Industri

AIRCO Ltd (www.airco.co.za) di Johannesburg dan Cape Town, Afrika Selatan,


merupakan produsen unit alat pendingin industri. Unitnya tersebar dalam ukuran
dan kekuatan dari 5 hingga 20 ton. Setiap unit mempunyai lebih dari 200 suku
cadang, mencakup tangki penyimpanan, pengendali elektronik, lembaran logam,
kumparan pendinginan, kabel, dan bahan baku penyekatan. Hampir sebesar 90
persen dari pekerja pabrik merupakan pekerja yang dibayar per jam, dan
perusahaan beroperasi dengan dua jam kerja. Organisasi proses produksinya
konvensional, dengan departemen yang terpisah, yaitu pembelian, rekayasa,
penjadwalan pekerjaan, penanganan bahan baku, pengiriman, akuntansi, dan
sumber daya manusia. AIRCO mengembangkan sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas untuk membantu menganalisis profitabilitas produk. Tahap
pertama adalah mengidentifikasi te penampungan biaya sumber daya yang
meningkatkan total biaya overhead not sebesar $4.458.510 di pabrik (Tampilan
5.12). Biaya sumber daya (tenaga tidak langsung, komputer dan peranti lunak, dan
sebagainya) dari sistem akunta, perusahaan, mengumpulkan biaya sumber daya
pada 11 kategori ini.

Tahap berikutnya adalah mengidentifikasi aktivitas produksi dan


menggunakan penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya dalam
membebankan biaya sumber daya ke tempat penampungan biaya aktivitas.
Tempat penampungan biaya aktivitas merupakan mesin; pemeliharaan rekam

11
data; penanganan bahan baku, pengalihan produksi (persiapan); penjadwalan dan
persiapan produksi; penerimaan dan penanganan bahan baku; pengiriman produk;
serta pelayanan pelanggan (Tampilan 5.13, kolom 1). Pembebanan sumber daya
ke aktivitas biasanya menggunakan penggerak biaya sumber daya. Daripada
menggunakan penggerak biaya, AIRCO menentukan estimasi kontribusi dari
setiap sumber daya ke setiap aktivitas berdasarkan pengalaman manajer dan
karyawan. Contohnya, biaya sumber daya, yaitu biaya pemeliharaan sebesar
$60.000, dibebankan seluruhnya ke aktivitas, yaitu mesin. Untuk
mengilustrasikannya, biaya aktivitas mesin ditentukan dari sumber daya sebagai
berikut (aktivitas lain diperoleh dengan cara yang sama).

Biaya aktivitas mesin = 20% dari biaya komputer dan peranti lunak

+100% dari biaya energi + 15% dari beban lain-lain

+100% dari beban pemeliharaan + 100% dari beban

depresiasi +12% dari beban kantor dan utilitas

= (0,2 $731.405) + $170.600 + (0,15 x $65.480) +


$60.000

+ $48.200 + (0,12 x $4.355)

= $435.425

Biaya aktivitas mesin dan biaya aktivitas lainnya ditunjukkan pada kolom
2 dari Tampilan 5.13. Pemakaian dari estimasi persentase sebagai pengganti jenis
penggerak biaya untuk konsumsi sumber daya lainnya merupakan pendekatan
praktis dan mudah yang sering kali digunakan dalam mengimplementasikan
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas

Tahap berikutnya dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah


mengidentifikasi penggerak biaya aktivitas, mengidentifikasi total jumlah
penggerak biaya ini, dan kemudian menentukan tarif pembebanan berdasarkan

12
aktivitas. Hal ini ditunjukkan pada Tampilan 5.13, kolom 3, 4, dan 5, secara
berturut-turut. Dengan demikian, biaya mesin waktu dibebankan ke setiap produk
berdasarkan jam mesin yang digunakan oleh produk tersebut dikalikan tarif
sebesar $5,89 per jam mesin ($5,89 = $435.425/73.872). Hal ini dilakukan dengan
cara yang sama dengan aktivitas lainnya. Penentuan biaya berdasarkan aktivitas
dan analisis profitabilitas untuk lini produk utama AIRCO merupakan tahap akhir
dan ditunjukkan pada Tampilan 5.14. Perlu diingat bahwa analisis ini
menunjukkan bahwa produk 5 ton, 6 ton, dan 12,5 ton tidak menguntungkan.

Analisis ABC dapat dibandingkan dengan pendekatan berdasarkan volume


yang digunakan AIRCO sebelum ABC. Biaya overhead pabrik berdasarkan
volume dibebankan ke produk berdasarkan tarif sebesar $12,02 per jam tenaga
kerja langsung. Hasilnya ditunjukkan pada Tampilan 5.15. Perlu diingat bahwa
metode ABC dan perhitungan biaya berdasarkan volume menunjukkan perbedaan
secara signifikan yang dihasilkan bagi beberapa produk, khususnya model 6 ton
dan 12,5 ton. Sementara kalkulasi terperinci dari ABC untuk produk-produk ini
tidak ditampilkan, perusahaan melaporkan bahwa model 12,5 ton membutuhkan
lebih banyak bahan baku yang diterima secara signifikan (penggerak biaya untuk
penerimaan dan penanganan bahan baku) daripada produk lain, dan hal itu juga
membutuhkan waktu.

TAMPILAN 5.12
Sumber Biaya Overhead Pabrik pada AIRCO
Sumber Biaya Overhead Pabrik Biaya
Tenaga kerja langsung $2.786.900
Komputer dan peranti-lunak 731.405
Transportasi produk 319.800
Energi 170.600
Sewa fasilitas dan kendaraan 165.870
Perjalanan bisnis dan pelatihan 66.000
Rupa-rupa 65.480
Pemeliharaan 60.000
Depresiasi 48.200
Periklanan 40.000

13
Kantor dan utilitas 4.355
$4.458.610

TAMPILAN 5.13 Pembebanan Tempat Penampungan Biaya Penggerak Sumber Daya


AIRCO ke Aktivitas, Penggerak Biaya Aktivitas, dan Tingkat Berdasarkan Aktivitas

(1) (2) (3) (4) (5) = (2)/(4)

Tempat Penampungan Anggaran Penggerakan biaya Aktivitas yang Tariff pembebanan


Biaya Aktivitas biaya aktivitas aktivitas diaggarkan berdasarkan aktivitas

Mesin $435.425 Jumlah jam mesin 73.872 $5,89 per jam

Pemeliharaan rekam data 132.596 Jumlah lini produk 14 $9.471 per lini

Penanganan bahan baku 1.560.027 Jumah produk 16.872 $92,46 per produk

Peraliha (persiapan) produksi 723.337 Waktu persiapan (jam) 72 $10.046 per jam

24.876 Jumlah produksi yang 2.788 $8,92 per yang


berjalan dilakukan

Penerimaan dan penanganan 877.106 Jumlah penerimaan 2.859 $307 per penerimaan
bahan baku

Pengiriman produk 561.013 Jarak (mil) 13.784.015 $0,041 per mil

Pelayanan pelanggan 144.230 Jumlah pelanggan 2.533 $56,94 per kontrak


dikontrak

Total $4.458.610

persiapan yang lebih banyak dan hubungan pelayanan pelanggan. Dengan


dernikian ABC untuk model 12,5 ton secara signifikan lebih tinggi daripada biaya
berdasarkan volume. Demikian pula, produk 6 ton mempunyai biaya yang lebih
tinggi berdasarkan aktivitas karena relatif tingginya pemakaian waktu persiapan
dan aktivitas pelayanan pelanggan. Informasi ABC menyediakan dasar yang
bermanfaat bagi perusahaan untuk menjadi lebih kompetitif, contohnya, dengan
mempertimbangkan kembali penetapan harga produk tertentu dan mencari cara
untuk meningkatkan efisiensi pemakaian aktivitasnya.

14
TAMPILAN 5.14 AIRCO: Alokasi Biaya Overhead Pabrik dan Profitabilitas Produk
berdasarkan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

5 ton 6 ton 7,5 ton 10 ton 12,5 ton 15 ton 20 ton


tenaga kerja langsung $342,2 $342,20 342,20 410,64 410,64 410,64 410,64
bahan baku langsung 665,00 665,00 665,00 1.957,00 1.957,00 2.510,00 2.510,00
biaya overhead pabrik 174,63 404,27 160,26 172,62 1.029,52 343,95 309,90
(berdasakan aktivitas)
total biaya produksi $1181,83 1.411,47 1.167,46 2.540,26 3.397,16 3.264,59 3.230,54
harga jual 1.000,00 1.300,00 1.750,00 2.560,00 3.200,00 4.572,00 5.450,00
margin produk $-181,83 - 111,47 582,54 19,74 - 197,16 1.307,41 2.219,46

TAMPILAN 5.15 AIRCO: Alokasi Biaya Overhead Pabrik dan Profitabilitas Produk
berdasarkan Perhitungan Biaya Berdasarkan Volume

5 ton 6 ton 7,5 ton 10 ton 12,5 ton 15 ton 20 ton


tenaga kerja langsung $342,2 342,20 342,20 410,64 410,64 410,64 410,64
bahan baku langsung 665,00 665,00 665,00 1.957,00 1.957,00 2.510,00 2.510,00
biaya overhead pabrik 240,41 240,41 240,41 288,49 288,49 288,49 288,49
(berdasakan aktivitas)
total biaya produksi 1.247,61 1.247,61 1.247,61 2.656,13 2.656,13 3.209,13 3.209,13
harga jual 1.000,00 1.300,00 1.750,00 2.560,00 3.200,00 4.572,00 5.450,00
margin produk - 247,61 52,39 502,39 - 96,13 543,87 1.362,87 2.240,87

Penerapan Perhitungan/Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas pada


Industri Jasa: Masyarakat Pensiunan dan yang Dibantu Kehidupannya

Informasi berikut ini didasarkan pada masyarakat pensiunan dan yang dibantu
kehidupannya dengan 70 unit rumah aktual, yang disebut Bellhaven Homes, Inc.)
Bellhaven memiliki empat tingkat perawatan penduduk:hidup bebas dari
perawatan, hidup dengan setengah bantuan, hidup dengan bantuan, dan perawatan
jangka pendek. Masing-masing tingkat ditawarkan pada studio atau satu lantai
kamar tidur yang direncanakan, kecuali hidup bebas dari perawatan, yang juga
ditawarkan pada dua lantai kamar tidur yang direncanakan. Sembilan kombinasi
berbagai tingkat perawatan/lantai yang direncanakan dihargai berbeda serta
dianggap sebagai objek biaya pada Bellhaven. Saat ini ada 56 penduduk di
Bellhaven, yang tersebar luas pada sembilan objek biaya. Layanan pada Bellhaven

15
mencakup perawatan bagi penduduk, pengurusan rumah tangga, pemeliharaan
pekarangan dan fasilitas, pelayanan makanan, aktivitas-aktivitas penduduk, dan
transportasi. Masing-masing dari keenam layanan ini adalah aktivitas yang
digunakan oleh Bellhaven dalam mengembangkan model perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas untuk menentukan biaya dan profitabilitas dari masing-
masing sembilan objek biaya. Penggerak biaya untuk setiap aktivitas adalah
jumlah jam kerja karyawan dalam setiap aktivitas ini. Tarif pembebanan ABC
kemudian ditentukan dari jumlah jam yang tersedia dalam setiap unit pelayanan,
dan biaya ABC untuk setiap objek biaya dikalkulasikan. Tampilan 5.16
mengilustrasikan per biaya penduduk dalam masing-masing sembilan objek biaya.
Analisis perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menyediakan informasi
bermanfaat bagi Bellhaven untuk penetapan harga layanannya dan
mengidentifikasi aktivitas di mana biaya dapat dikurangi dan/atau ditambahkan.

Fitur khusus dari analisis Bellhaven adalah kalkulasi biaya kapasitas yang
tidak digunakan. Karena Bellhaven mempertahankan stafnya yang memadai untuk
mencakup keseluruhan 70 unit dalam fasilitas, hål itu penting untuk menelusuri
biaya utilisasi yang terlalu rendah. Bellhaven mempunyai ruang untuk lebih dari
14 penduduk. Hal ini berarti bahwa tarif pembebanan didasarkan pada kapasitas
70 unit dan tidak dianggarkan pemakaiannya, seperti yang sering kali terjadi pada
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Ketika tarif didasarkan pada kapasitas,
pihak manajemen mampu untuk menentukan informasi tambahan mengenai biaya
kapasitas yang tidak digunakan.

ABC/M pada Pemerintahan

ABC/M digunakan secara luas pada pemerintahan. U.S. Portal Service yang
diperkenalkan pada bab ini merupakan salah satu contoh yang bagus. Contoh
lainnya adalah U.S. Patent and Trademark Office (PTO) yang menggunakan ABC
untuk memahami secara lebih baik struktur biayanya. Ketika volume permintaan
hak paten telah meningkat sangat besar, dan ketika PTO bukan pembayar pajak
yang didukung tetapi bergantung pada biaya dari pemakai, penentuan biaya yang

16
akurat dan pengaturan biaya yang tepat dari pemakai untuk berbagai layanan
sangat penting. Model ABC pada PTO digunakan di 29 aktivitas dan objek biaya
mencakup hak paten utilitas, hak paten desain, hak paten pabrik, penerbitan
kembali, pengujian kembali, merek dagang, dan permohonan. Salah satu hasil
temuan dari implementasi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah biaya
pemrosesan merek dagang lebih tinggi daripada yang diharapkan.

Contoh lainnya mencakup Internal Revenue Service (IRS), yang


menggunakan ABC/Muntuk mengalkulasikan biaya pemrosesan dari setiap jenis
surat pemberitahuan pajak penghasilan yang berbeda-beda, dan Tentara AS, yang
menggunakan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dalam manajemen
pengiriman peralatan perawatan kesehatan dan pemeliharaan peralatan militer, di
antara aplikasi lainnya.

Pemerintah federal AS mendorong penggunaan ABC dalam berbagai unit.


Pada tahun 1990, tiga pejabat bertanggung jawab atas pelaporan keuangan
pemerintah federal yang ditetapkan oleh Federal Accounting Standards Advisory
Board (FASAB) sebagai komite penasihat pemerintah federal (www.fasab.gov).
Pejabat-pejabat tersebut adalah Sekretaris Departemen Keuangan, Direktur Kantor
Manajemen dan Anggaran, serta Pengawas Keuangan Umum AS. Mereka
menciptakan FASAB untuk mengembangkan standar dan prinsip akuntansi untuk
pemerintah AS. FASAB Nomor 4, “Konsep dan Standar Akuntansi Keuangan
Manajerial untuk Pemerintah Federal”, menjelaskan keuntungan perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas untuk digunakan pada unit pemerintahan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

     Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing—ABC)


merupakan metode untuk menemukan biaya yang akurat. Sementara ABC
merupakan inovasi yang relatif baru dalam akuntansi biaya, ABC dapat digunakan
secara cepat oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dan dalam
organisasi pemerintahan dan nirlaba.

            Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume membebankan biaya


overhead pabrik (factory overhead—FOH) berdasarkan jam tenaga kerja langsung
(direct labor hours—DLH).

            Analisis profitabilitas pelanggan (customer profitability analysis)


mengidentifikasi aktivitas pelayanan pelanggan dan penggerak biaya serta
menentukan profitabilitas setiap pelanggan atau kelompok pelanggan

18
DAFTAR ISI

http://belajarakuntanti.blogspot.com/2015/07/makalah-manajemen-biaya.html

blocher-stout-cokins,2012. Manajemen Biaya Penekanan Strategis, Salemba


Empat

19

Anda mungkin juga menyukai