Anda di halaman 1dari 15

i

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA


(activity based costing)
Makalah ini untuk memenuhi tugas akuntansi biaya
Dosen pengampu:Moh.fakhri.siddiqi.M.Akun

Disusun Oleh :
Hafidi (2142400001)
Abdul Aziz (2142400073)
Asror Karomah (2142400077)

UNIVERSITAS NURUL JADID


FAKULTAS SOSIAL HUMANIORA
PROGRAM STUDI EKONOMI
2022
ii

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2

2.1 Pengertian ABC dan Biaya Produk..................................................................2

2.2 Pengertian Biaya Per Unit............................................................................... 3

2.3 Pentingnya Penentuan Biaya Per Unit Produk................................................3

2.4 Penentuan Biaya Per unit Produk....................................................................4

2.5 Pengertian Biaya Sesungguhnya Dan Biaya Nornal.......................................4

2.6 Metode Penentuan Biaya Produk....................................................................5

2.7 Tarif Departemental........................................................................................6

2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Biaya Berbasis Unit...............................6

2.9 Penentuan Biaya Produk Konteporer..............................................................7

2.10 Langkah-Langkah Sistem ABC......................................................................7

2.11 Manfaat Keterbatasan Sistem ABC................................................................8

2.12 Kelebihan Dan Kelemahan Sistem ABC.........................................................9

BAB III PENUTUP....................................................................................................11

3.1 Kesimpulan…................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA….............................................................................................12
iii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang ACTIVITY BASED COSTING ( ABC ).

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Probolinggo, 28 Desember 2021

Penulis
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

. Penggunaan sistem tradisional (istilah yang digunakan untuk pembebanan


overhead pabrik dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) aka
menghasilkan kesalahanperhitungan biaya, khususnya produk yang memiliki
volume tinggi dan biaya tenaga kerja langsung tinggi akan kelebihan pembebanan
biaya. Untuk mengatasi maalah yang timbul dalam pembebanan, maka
dikembangkan metode ABC (Activity Based Costing) pada perusahaan
manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Selama
periode tersebut, Consentrium for Advanced Management-Internasional, sekarang
dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan bentuk dasar untuk
mempelajaridan menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan
nama activity based costing.
ABC (Activity Based Costing) didefinisikan sebagai suatu sistem
pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang
ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab
timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga
wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan
aktivitas tersebut (Hongren, 2005).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC)?
2. Apa yang dimaksud Biaya Produk?jelaskn tentang biaya Produk!
3. Bagaimana Metode Penentuan Biaya Produk?
4. Apa Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC?
5. Bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan tentang Activity Based Costing.
2. Menjelaskan tentang Biaya Produk.
3. Menjelaskan tentang Metode Penentuan Biaya Produk.
4. Menjelaskan Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC.
5. Menjelaskan tentang kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ABC DAN BIAYA PRODUK

ABC ( Activity Based Costing ) adalah metode penentuan biaya produk yang
pembebanan biaya overhead berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan dalam
kaitannya dengan proses produksi.
Pengertian biaya produk ditentukan oleh tujuan manajerial yang ingin
dipenuhi. Definisi biaya produk dapat memberikan gambaran mengenai prinsip
dasar manajemen biaya, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda .
Sebagai contoh , manajemen tertarik pada analisis profitabilitas starategis. Untuk
mendukung tujuan ini, manajemen membutuhkan informasi mengenai semua
penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan produk.
Berdasarkan kepentingan pelaporan eksternal, biaya produk dapat
diklasifikasi menjadi tiga komponen, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah penggunaan
bahan-bahan yang dapat dilacak secara langsung ke dalam produk atau jasa yang
dihasilkan. Biaya ini dapat dialokasikan langsung ke produk karena observasi
secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh
setiap produk. Bahan yang menjadi bagian dari produk berwujud atas penyediaan
jasa juga dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku. Contoh bahan baku,yaitu:
kayu di pabrik mabel, baja dipabrik mobil, terigu di pabrik roti,dan bahan bakar di
maskapai penerbangan.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang dapat dilacak
secara langsung ke dalam produk atau jasa yang dihasilkan. Seperti bahan baku,
observasi fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah penggunaan tenaga kerja
untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa. Tenaga kerja yang mengubah bahan
baku menjadi sebuah produk atau yang menyediakan layanan kepada konsumen
diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Misalnya tukang kayu di pabrik
mabel,tukang las di pabrik mobil,dan pilot di maskapai penerbangan.
Biaya overhead adalah semua biaya poduksi selain bahan baku dan
tenaga kerja langsung. Dalam perusahaan manufaktur, biaya overhead sering
disebut sebagai beban pabrik (factory burden) atau overhead pabrik. Contoh gaji
mandor,gaji teknis perawatan mesin pabrik, dan biaya penggunaan bahan bakar
mesin diesel untuk kelistrikan pabrik.
3

2.2 PENGERTIAN BIAYA PER UNIT

Biaya per unit ( unit cost ) adalah biaya yang yang dikeluarkan untuk
menghasilkan tiap satu unit produk. Biaya yang dihitung berasal dari pembebanan
biaya ke obyek biaya seperti produk, konsumen, pemasok,dan bahan mentah.

Biaya Total

Biaya Per Unit Jumlah unit diproduksi


=

Perhitungan biaya per unit produk yang pertama, harus ditentukan terlebih
dahulu apa dan berapakah biaya total. Perlu juga dibatasi apakah biaya total itu
hanya berupa biaya produksi atau termasuk biaya pemasaran. Kedua, harus
ditentukan cara mengukur biaya yang akan dibebankan dalam biaya total.
Pengukuran akan dilakukan berdasarkan biaya sesungguhnya ataukah biaya yang
diestimasikan saja. Ketiga, pemilihan metode pembebanan suatu biaya ke dalam
biaya produk yang akan digunakan.

2.3 PENTINGNYA PENENTUAN BIAYA PER UNIT PRODUK

Manajemen perlu menentukan biaya per unit produk untuk berbagai


kepentingan,baik yang bersifat strategis maupun taktis , diantarnya sbb:
1. Dasar penentuan harga. Jika manajemen mengetahui biaya
produksinya maka mereka akan dapat menentukan harga yang
sekiranya tidak akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
2. Dasar pembuatan keputusan. Jika manajemen mengetahui biaya
produksi sebuah produk maka mereka dapat membandingkannya
dengan harga jual produk pesaing. Berdasarkan hal tersebut, manajer
akan dapat menentukan apakah sebaiknya produk dihentikan
produksinya atau dapat terus dilanjutkan.
Banyak keputusan strategis dibuat berdasarkan pada biaya per unit. Oleh
karena itu, akurasi dalam penentuan biaya unit menjadi penting. Contoh
keputusan strategis tersebut adalah keputusan penentuan pemosisian produk (
product positioning ) dan penentuan harga jual produk.
4

2.4 PENENTUAN BIAYA PER UNIT PRODUK

Biaya per unit produk dihitung dengan cara berikut ini.


BBB TOTAL + BTKL total + Biaya Overhead total
Biaya per unit =
Unit diproduksi total

2.5 PENGERTIAN BIAYA SESUNGGUHNYA DAN BIAYA NORMAL

Biaya sesungguhnya, Pendekatan biaya sesungguhnya adalah perhitungan


biaya produk atau jasa menggunakan biaya yang sebenarnya terjadi untuk bahan
baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya sesungguhnya dalam
kaitan produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk, mulai tahap praproduksi sampai produk selesai diproduksi. Hasilnya akan
diperoleh biaya produk yang benar-benar akurat. Perhitungan biaya berdasarkan
biaya sesungguhnya memiliki kelemahan, yaitu biaya baru dapat diketahui jika
semua tahap produksi selesai dilakukan. Hal tersebut berdampak pada masalah
ketepatan waktu, karena proses produksi sebagian besar industri bisa dikatakan
tidak pernah selesai dan bersifat terus-menerus (continous).
Periodisasi dalam perhitungan biaya produksi merupakan salah satu alternatif
yang disarankan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Misalny, perhitungan
dilakukan dalam periode mingguan atau bulanan. Namun, periodisasi sendiri
sesungguhnya menimbulkan permasalahan dalam variabilitas produksi dan sifat
biaya overhead. Misalnya, volume produksi bulan januari lebih sedikit
dibandingkan volume produksi bulan januari sedangkan konsumsi biaya overhead
sama. Berdasarkan hal tersebut, akankah biaya produksi bulan februari ditentukan
lebih rendah? Bagaimana jika volume produksi bulan maret kembali turun
sedangkan biaya overhead tetap? Oleh karena itu, penerapan biaya sesungguhnya
menjadi sulit untuk digunakan dalam aplikasi riil.
Biaya Normal. Pendekatan biaya normal adalah penentuan biaya produk atau
jasa menggunakan biaya sesungguhnya dari bahan baku dan tenaga kerja,
sedangkan biaya overhead menggunakan pembebanan yang didasarkan pada
estimasi biaya overhead yang digunakan dalam satu periode. Pembebanan biaya
overhead dilakukan dengan menentukan tarif pembebanan terlebih dahulu, baru
kemudian ditentukan biaya overhead yang dibebankan dalam satu periode dengan
cara mengalikan tarif dengan aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan
informasi biaya.
5

Anggaran biaya overhead

Tarif Overhead Anggaran penggunaan aktivitas


=

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung pada biaya normal dapat
menggunakan biaya sesungguhnya karena pada umumnya perusahaan melakukan
pembelian bahan dengan menggunakan kontrak pembelian. Berdasarkan hal
tersebut, harga bahan perusahaan akan dapat ditentukan terlebih dahulu. Hal
tersebut tidak berbeda dengan biaya tenaga kerja. Umumnya, dalam kontrak
tenaga kerja sudah dicantumkan besar upah dan cara pengupahannya. Pada
kenyataannya, biaya overhead sulit dilakukan karena banyak komponen biaya
overhead yang sifatnya periodik dan besarnya berfluktuasi.

2.6 METODE PENENTUAN BIAYA PRODUK

Terdapat dua kelompok pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung


biaya produk, yaitu pendekatan berbasis unit ( konvensional ) dan pendekatan
berbasis aktivitas ( actifity based costing- ABC ) . Pada pendekatan konvensional
terdapat dua metode yang lazim dipergunakan, yaitu metode tarif tunggal (
plantwide rate ) dan metode tarif departemental ( departmental rate ).

A. Tarif Tunggal
Berdasarkan pendekatan tarif tunggal, biaya overhead diasumsikan
hanya dipicu oleh satu pemicu pada semua fasilitas produksi ( pabrik ) dan
produk. Terdapat dua tahapan dalam perhitungan biaya overhead produk.

1) Penentuan tarif pembebanan overhead


Anggaran overhead diakumulasi menjadi satu untuk seluruh
pabrik dengan langkah – langkah sbb:
 Biaya diakumulasi secara sederhana dengan cara
langsung menambahkan semua biaya yang diharapkan
akan terjadi selama satu periode dalam satu fasilitas
pabrik.
 Setelah biaya diakumulasi, dihitung tarif
pembebanannya berdasarkan satu pemicu (driver) level
unit .
2) Pembebanan biaya overhead
Biaya overhead dibebankan ke dalam produk
menggunakan dasar tarif yang telah ditentukan. Pembebanan
6

biaya overhead ke dalam produk dilakukan dengan


menggunakan formula berikut ini.
Overhead dibebankan total = Tarif overhead Aktivitas
sesungguhnya.
Setelah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke
produkdiketahui, angkah terakhir perhitungan biaya produk
adalah menjumlahkannya dengan biaya bahan baku
sesungguhnya yang digunakan ditambah dengan biaya tenaga
kerja langsung sesungguhnya.

2.7 TARIF DEPARTEMENTAL

Tahapan perhitungan biaya produk dengan tarif departemental adalah sbb


 Biaya overhead di seluruh pabrik dibagi dan dimasukkan ke dalam
kelompok-kelompok departemen produksi sehingga didapatkan
kelompok biaya departemen. Setelah itu, dihitung tarif
pembebanannya menggunakan rumus berikut ini .
 Biaya overhead dibebankan ke produk dengan cara mengalikan antara
tarif biaya overhead departemen dan jumlah pemicu yang digunakan
oleh produk departemen tersebut.

2.8 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM BIAYA BERBASIS UNIT

Kelebihan sistem biaya berbasis unit ada pada kemudahan dalam aplikasinya.
Data yang dibutuhkan relatif sederhana sehingga tidak memerlukan sistem
informasi yang canggih dan mahal untuk mendapatkannya. Walaupun sederhana,
sistem ini masih memadai untuk digunakan pada bisnis yang menghasilkan
produk atau jasa yang seragam ( satu jenis ) atau tidak terdapat banyak variasi
proses produksi.
Adapun Kelemahan Sistem Biaya Berbasis Unit
1. Hasil penawaran sulit dijelaskan.
2. Harga pokok pesaing terlihat sangat murah dan tidak masuk akal
padahal proses poduksi perusahaan sudah dilakukan seefisien
mungkin.
3. Produk yang laku menghasilkan laba yang tinggi.
4. Tingkat laba sulit untuk dijelaskan.
5. Perusahaan memiliki ceruk pasar yang menghasilkan laba tinggi yang
hanya dikuasai sendiri
7

2.9 PENENTUAN BIAYA PRODUK KONTEPORER

ABC (activity based costing) adalah suatu pendekatan perhitungan biaya yang
membebankan biaya sumber daya ke dalam objek biaya, seperti produk,jasa,atau
konsumen berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. Premis
pendekatan ini adalah produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari aktivitas,
dan aktivitas merupakan penggunaan sumber daya yang menghasilkan biaya.
Berdasarkan premis tersebut terdapat dua keyakinan dasar dalam ABC.
1. Biaya merupakan akibat dari pelaksanaan aktivitas dan aktivas
merupakan penyebab munculnya biaya. Oleh karena itu, perlu
pemahaman yang mendalam mengenai aktivitas dan hal yang
menyebabkan aktivitas tersebut perlu dilakukan.
2. Penyebab biaya yaitu aktivitas dapat dikelola. Melalui pengelolaan
terhadap aktivitas yang terjadi menjadi penyebab timbulnya biaya,
personel perusahaan dapat mempengaruhi besar kecilnya biaya. Untuk
dapat melakukan pengelolaan yang baik, perlu informasi yang andal
mengenai biaya dan penyebabnya (aktivitas).

2.10 LANGKAH-LANGKAH SISTEM ABC

Tiga tahap pengaplikasikan sistem ABC yaitu :


1. Tiga tahap pengaplikasikan sistem ABC yaitu :
a. Identifikasi biaya sumber daya untuk berbagai macam aktivitas
dapat dilakukan dengan cara membedakan aktivitas
berdasarkan cara aktivitas mengonsumsi sumber daya.Dengan
cara ini, aktivitas dikelompokan menjadi empat level aktivitas
b. Aktivitas level unit ( unit-level activities ) adalah aktivitas
yang dilakukan dalam rangka menghasilkan satu unit
individual dari produk atau jasa.Contohnya penggunaan bahan
baku, penggunaan tenaga kerja langsung, dan inspeksi unit.
c. Aktivitas level batch ( batch-level activities ) adalah aktivitas
yang dilakukan untuk menghasilkan setiap grup dari produk
atau jasa. Perusahaan biasanya mengelompokkan dalam satu
grup apabila produk atau jasa dihasilkan oleh satu proses yang
dijadwalkan dalam satu waktu atau proses secara bersamaan.
Contohnya pengesetan mesin-mesin produksi, pemesanan
pembelian, penjadwalan produksi, penanganan bahan, dan
pengiriman produk.
8

d. Aktivitas level produk ( product-level activities ) adalah


aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi dari satu
tipe produk atau jasa yang spesifik. Contohnya adalah
pendesainan produk, modifikasi produk, dan administrasi suku
cadang produk.
e. Aktivitas level fasilitas ( facility-level activities ) merupakan
aktivitas pendukung operasi secara umum. Aktivitas ini tidak
disebabkan oleh adanya produk atau dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen. Aktivitas ini juga dapat ditelusur pada
produk unit individual, batch , atau produk. Contohnya adalah
keamanan pabrik, pajak bumi dan bangunan, perawatan
bangunan, dan penutup bukuan.
2. Mengalokasikan biaya ke dalam objek biaya
ABC menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber daya dalam
mengalokasikan biaya sumber daya ke dalam produk. Biaya sumber daya
dapat dialokasikan ke dalam aktivitas berdasarkan estimasi atau
penelusuran langsung. Penelusuran langsung membutuhkan pengukuran
penggunaan sumber daya yang sesungguhnya.

3. Mengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek biaya


Pemicu biaya aktivitas harus dapat menjelaskan naik turunnya biaya.
Pengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek biaya dilakukan dengan
menggunakan tarif pembebanan. Rumusnya:
Tarif overhead dibebankan = Anggaran biaya overhead per pool
aktivitas

2.11 MANFAAT DAN KETERBATASAN SISTEM ABC

Manfaat dari sistem ABC adalah sebagai berikut:


 Pengukuran profitabilitas yang lebih baik.
 Pembuatan keputusan yang lebih baik.
 Perbaikan proses (process improvement).
 Estimasi biaya.
 Penentuan biaya kapasitas tak terpakai.
Selain manfaat ABC jga memiliki beberapa keterbatasan. Berikut ini
keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam ABC.
 Alokasi. Tidak semua biaya memeiliki aktivitas atau pemicu konsumsi
sumber daya yang sesuai.
9

 Pengabaian Biaya. Biaya produk atau jasa yang diidentifikasi oleh


sistem ABC cenderung tidak memuaskan semua biaya yang terkait
dengan produk atau jasa, seperti:biaya untuk aktivitas pemasaran,riset
periklanan, pengembangan dll.
 Biaya dan waktu. Salah-satu kendala dalam penerapan ABC adalah
besarnya biaya aplikasi dan lamanya proses implementasi ABC.

2.12 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM ABC

Kelebihan sistem ABC adalah sebagai berikut:


 Biaya produk yang lebih akurat, baik pada industri manufaktur
maupun industri jasa lainnya khususnya jika memiliki proporsi
biaya overhead pabrik yang lebih besar.
 Biaya ABC memberikan perhatian pada semua aktivitas,
sehingga semakin banyak biaya tidak langsung yang dapat
ditelusuri pada aobjek biayanya.
 Sistem ABC mengakui banyak aktivitas penyebab timbulnya
biaya sehingga manajemen dapat menganalisis aktivitas dan
proses produksi tersebut dengan lebih baik (fokus pada
aktivitas yang memiliki nilai tambah) yang pada akhirnya
dapat melakukan efisiensi dan akhirnya menurunkan biaya.
 Sistem ABC mengakui kompleksitas dari deversitas proses
produksi modem yang banyak berdasarkan transaksi/
transaction based (terutama perusahaan jasa dan manufaktur
berteknologi tinggi) dengan menggunakan banyak pemicu
biaya (multiple cost drivers).
 Sistem ABC juga memberi perhatian atas biaya variabel yang
terdapat dalam biaya tidak langsung.
 Sistem ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya
berdasarkan berbagai objek biaya. Baik itu proses, pelanggan,
area tanggung jawab manajerial, dan juga biaya produk.

Walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan, tetapi


penerapan tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan
kepada objek biayanya dengan mudah. Hal ini disebabkan biaya-biaya yang di
kelompokkan dalam sustaining level ketika dialokasikan sering kali juga
menggunakan dasar yang bersifat arbiter. Misalnya, biaya keamanan pabrik
merupakan contoh dari sustaining level, ketika membebankan hal tersebut
10

pada objek biaya yang berupa produk, maka mungkin digunakan pendekatan
yang arbiter, seperti berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja dengan alasan
semakin lama proses produksi maka membutuhkan jasa keamanan semakin
besar.
11

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

ABC (Activity Based Costing) adalah suatu sistem pendekatan perhitungan


biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Sistem ABC mjuga membahas tentang penentuan biaya per unit produk.
Perhtungan biaya produk dilakukan dengan menjumlahkan semua komponen
biaya produ, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,dan baiya
overhead.
Kelompok (pool) adalah gabungan dari aktivitas yang memiliki kesamaan
sifat. Dengan sistem ABC kita dapat mempelajari dan menyusun prinsip-prinsip
yang ada dalam sistem ABC.
12

DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi Biaya/Firdaus A. Dunia, Wasilah Abdullah – Jakarta: Salemba Empat,


2011 – Cetakan Kedua.

Akuntansi Manajemen/Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko


Widodo Lo, Frasto Bianto – Jakarta: Salemba Empat,2013.

Anda mungkin juga menyukai