Anda di halaman 1dari 19

Nama Kelompok : 1. Tri Adi Kurnianto E12.2015.

00830
2. Tomi Trilaksono E12.2015.00897

TUGAS
PERILAKU PERANCANGAN ORGANISASI

Tugas 1

1. Isikan pada empat kuadran berikut nama nama- nama perusahaan yang sesuai untuk
setiap kuadran dan jelaskan jawaban saudra

Ketidakpastian Rendah

2.
TUGAS 2

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan


a. Model Organisasi Organik
b. Model Organisasi Mekanistik
c. Model Organisasi Compatible

Jawab

a. Model Organisasi Organik


Organisasi dengan kemampuan memberi tanggapan dengan cepat terhadap
perubahan lingkungan yang sangat cepat menentukan kesuksesan organisasi. Melihat
bentuk organisasi dengan birokrasi minim dikenal organisasi adaptif, yaitu
organisasi yang berdasarkan birokrasi minim, fleksibel dan budaya partisipasi
pekerja. Seringkali organisasi adaptif didasarkan pada struktur tim dan struktur
jaringan. Organisasi adaptif lebih menggunakan desain organik (organic design),
yaitu desain organisasi dengan desentralisasi yang tinggi, bentuk tim dan mendatar
dengan tenaga terampil bekerja bersama dalam proyek dan kelompok antar
fungsional serta bekerja lebih pada keahlian daripada otoritas.

Contoh Sistem Organisasi Organik


b. Model Organisasi Mekanistik
Merupakan desain organisasi menekankan pada kepentingan pencapaian produksi
yang tinggi dan efisien melalui penggunaan aturan dan prosedur yang ekstensif,
sentralisasi wewenang, dan spesialisasi tenaga kerja yang tinggi.
Contoh Model Organisasi Mekanistik
TUGAS 3

1. Teknologi Organisasi
a. Sebutkan dan Jelaskan klasifikasi dan karakteristik teknologi manufactur menurut
woodward. Berikan Contohnya
b. Sebutkan dan jelaskan jenis teknologi organisasi non-manufactur menurut james
thomson, Berikan Contohnya
Jawab
a. Joan Woodward (ahli sosiologi Inggris),
kesimpulan dari penelitiannya yaitu:bahwa perusahaan yang secara komersial
berhasil adalah pe rusahaan yang menggunakan struktur yang sesuai dengan
teknologi produksinya

Jenis 1
Pembuatan produk tunggal (kelompok ukuran kecil)
Bentuk perusahan Workshop
Order make to assemble
Pesanan dlm jumlah kecil, khusus (custom work)
Titik berat teknologi tergantung pada kemampuan operator
Kepastian hasil sangat rendah
Tingkat mekanisasi: rendah
Contoh:
Produk elektronik yang dibuat sesuai keinginan pemesan seperti turbin
untuk dam hidroelektrik, atau mobil Avanti
Baju yang dibuat atas pesanan
Tukang Las
Jenis 2
Produksi massal (kelompok ukuran besar)
Proses produksi panjang -> komponen standar
Hasil proses produksinya memiliki standar baku
Hasil proses produksi disimpan (inventory) dalam gudang
Setiap saat dapat didistribusikan ke customer (ready stock)
Tingkat mekanisasi: sedang
Predictibility proses: sedang
Contoh:
Produk baut & mur dengan ukuran standar tertentu
Produk sabun
Lemari Es
Mobil Ford
Jenis 3
Produksi menurut proses
Keseluruhan proses sudah berjalan otomatis
Tidak ada campur tangan pekerja
Tingkat mekanisasi: tinggi
Proses produksi sangat terkontrol
Kepastian hasil produksi tinggi
Contoh:
Penyulingan minyak mentah
Pembuatan produk kimia

b. James Thomson
Organisasi adalah sistem terbuka dan teknologi organisasi merupakan cermin
dari kondisi lingkungan organisasi.
Teknologi Organisasi
Pengelompokkan -> menggambarkan Jenis hubungan yang terjadi dengan
konsumen maupun jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi.
1. Teknologi Perantara (mediating technology)
2. Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology)
3. Teknologi intensif (intensive technology)

Klasifikasi Teknologi menurut James Thompson


1. Teknologi Perantara
Digunakan sebagai penghubung antarklien yang tidak dapat berhubungan
secara langsung, (misal kondisi: jika hubungan langsung tersebut memerlukan
ongkos yang besar, atau karena terlalu rumit untuk dilaksanakan).
Contoh:
bursa saham, penjual saham -> teknologi -> pembeli saham
2. Teknologi Rangkaian Panjang
Kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yg berurutan.
Hasil kegiatan menjadi output bagi kegiatan berikutnya, berurutan -> produk
siap -> konsumen.
Contoh:
pabrik mobil (memiliki serangkaian proses yg berurutan)
3. Teknologi Intensif
Merupakan kumpulan dari berbagai jenis pelayanan khusus -> pelayanan klien
Digunakan pada kegiatan yang berakibat cukup berarti pada klien ->
perubahan + pada klien
Contoh:
Pelayanan anestesi, X-ray, kamar bedah pada RS
Unit-unit pada bagian kemahasiswaan, administrasi, laboratorium,
perpustakaan di suatu Perguruan Tinggi.
NAMA KELOMPOK : 1. TRI ADI KURNIANTO E12.2015.0830
2. TOMY TRILAKSONO E12.2015.
A. Definisi Lingkungan
Lingkungan organisasi secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak
berhingga (infinite) dan mencakup seluruh elemen yang terdapat di luar suatu organisasi.
Dalam kenyataannya, tidak semua elemen lingkungan tersebut berpengaruh secara
langsung terhadap organisasi. Karena itu, definisi sebelumna bias dipersempit. Untuk
keperluan analisis, lingkngan bisa diartikan sebagai seluruh elemen yang terdapat di luar
batas-batas organisasi, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi bagian ataupun
organisasi secara keseluruhan.
Adapun arti lain dari lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi kelangsungan, eksistensi, keberadaan, dll yang menyangkut organisasi
baik da dari dalam maupun dari luar.
Sebagai suatu sistem, organisasi akan berinteraksi dengan lingkungannya. Apabila
ingin hidup dan bertahan, maka organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Kegagalan menyesuaikan diri terhadap lingkungan akan berakibat fatal.
Organisasi tersebut akan mati.
Lingkungan organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam: eksternal dan internal.
Lingkungan eksternal merupakan elemen-elemen di luar organisasi yang relevan tehadap
kegiatan organisasi. Organisasi memperoleh input dari lingkungannya (bahan baku,
karyawan), memprosesnya menjadi output (produk: barang/jasa). Lingkungan internal
berada dalam organisasi, misal: karyawan, direksi, pemegang saham.
B. Segmen-Segmen Lingkungan
Keadaan lingkungan suatu organisasi bisa dipahami bisa dianalisis terhadap segmen-
segmennya yaitu bagian bagian lingkungan yang berpengaruh terhadap prilaku maupun
performasi organisasi.
Berbagai pendapat menyatakan bahwa lingkungan sebuah organisasi (perusahaan
Industri ) terdiri dari bermacam-macam segmen, seperti industry, bahan baku, tenaga
kerja, keuangan, pasar, teknologi, kondisi ekonomi, pemerintah, dan kebudayaan. Setiap
segmen ini perlu dianalisis untuk megetahui elemen-elemennya dan juga kesempatan
serta hambatan yang dapat ditimbulkan bagi organsasi.
Penjelasan mengenai setiap segmen lingkungan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Industri
Mencakup seluruh organisasi lain yang bergerak disektor kegiatan yang sama
dan merupakan saingan bagi organisasi yang kit pelajari. Corak segmen ini
berpengaruh terhadap ukuran organisasi, intensitas promosi yang perlu dilakukan,
jenis konsumen, serta tingkat keuntungan rata-rat dari seluruh organisasi yang
bergerak di sector kegiatan tersebut. Banyakny organisasi yng bergerak di sector
kegiatan yang sama berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian dalam persaingan
ant organisasi. Jika saingan terdiri dari perusahaan-perusahaan besar dalam jumlah
terbatas, maka tngkat ketidakpastian lingkungan menjadi semakin tinggi.
b. Bahan Baku
Organisasi mendapatkan bahan baku dari lingkungannya. Kerapkali,
lngkungan tidak menyediakan bahan baku dalam jumlah yang cukup, ataupun bahan
baku tersedia dengan harga yang tinggi, sehingga membahayakan bagi organisasi.
Perubahan keadaan segmen bahan baku berpengaruh terhadap industry. Contohnya;
kenaikan harga minyak menebabkan industry otomf cenderung memproduksi mobil
berukuran kecil yang hemat bahan bakar.
c. Tenaga Kerja
Organisasi perluendapatkan tenaga kerja dengan tingkat keahlian, kualifikasi,
dan jumlah yang cukup. Jika kebutuhan tenaga kerja ini tidak dapat dipenuhi oleh
lingkungan, organisasi akan mendapatkan kesulitan dalam menghasilkan out put.
Kalangan ini jiga menyebabkantenaga kerja menjadi mahal dan sulit diperoleh.
d. Keuangan
Segmen ini menggambarkan tingkat kemudahan untuk memperoleh sumber
keuangan bagi organisasi. Bursa saham, pasar modal, bank, dan perusahaan asuransi
merupakan bagian dari segmen keuangan ini. Tingkat bunga yang berlku juga
berpengaruh terhadap kemudahan memperoleh sumber keuangan. Tersedinya
sumber keuangan dengan tingkat bungayang rendah akan merangsang pertumbuhan
organisasi secara cepat. Pertumbuhan yang lambat umumnya terjadi apabila
organisasi tidak mampu mendapatkan sumber keuangan yang murah di
lingkungannya, sehingga terpaksa menggunakan sumber keuangan dari dalam
organisasi sendiri. Peminjaman uang yang berlebihan dari luar juga akan
menyebabkan sebagian control terhadap organisasi terpaksa iberkan kepada pihak
yang memberikan pinjaman.
e. Pasar
Segmen ini menggambarkan besarnya permnaan konsumen terhadap produk
atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Segmen pasar bepengaruh terhadap
organisasi melalui besarnya permintan akan out put organisasi. Jika pasar menjadi
kecil,organisasi terpaksa mengurangi kegiatannya. Jka permntaan bertambh,
kegiatan perusahaan perlu dikembangkan agar mampu memenuhi kebutuhan
konsumen dan dapat menjaga posisinya dalm persangan dengan organisasi lainya.
Pentingnya segmen pasar ini juga menyebabkan perlunya dilakukan usaha untuk
menjaga konsumen agar tetap setia terhadap out put yang dihasilkan organisasi.
f. Teknologi
Teknologi yang merupakan pengetahuan serta teknik-teknik yang ignakan
untuk membuat produk ataupub jasa, berpengaruh teradap cara pengelolaan
organisasi. Tingkat teknologi yang dugunakan berpengaruh terhadap ukuran dan
tingkat keahlian yang harus dimiliki dalam organisasi. Organisasi yang tidak mampu
mengikuti perkembangan teknologi seringkali terpaksa menghentkan kegiatannya.
g. Kondisi ekonomi
Segmen ini menggambarkan keadaan umum dari perekonomian daerah
ataupun negara dimana suatu organisasi berada. Kondisi ekonomi ini antara lain
digambarkan oleh besarnya daya beli konsumen, baku dan tenaga kerja, tingkat
permintaan terhadap produk suatu sektor, dan kapasitas produksi total dari sektor.
Pengaruh kondisi ekonomi ini terasa oleh semua jenis organisasi, baik organisasi
pemerintah, perusahaan, maupun organisasi sosial yang tidak mencari keuntungan.
h. Pemerintah
Segmen ini mencakup peraturan-peraturan dan system pemerintahan, serta system
politik yang melingkupi organisasi. System politik, seperti ideology kapitalis
ataupun sosialis, berpengaruh terhadapkebebasan organisasi dalam menjalankan
usahanya.
i. Kebudayaan
Segmen ini mencakup karakteristik demografis dan system nilai yng berlaku
pada masyarakat dimana organisasi berada. Karakteristik demografis mencakup
isyribsi penuuk menurut umur, distribusi pendapatan, tingkat pendidikan,
penyebaran penduduk, dan sebagaina. System nilai merupakan komponen penting
dari kebudayaan dan seringkali berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi.
Perusahaan-perusahaan jepang jarang sekali melakukan pemutusan hubungan kerja
dengan karyawannya walaupun kegiatannya sedang menurun. Hal ini terjadi karena
pekerja dianggap sebagai anggota keluarga oleh perusahaan, dan tidak dipandang
sebagai tenaga sewaan yang bias dihentikan jika tidak lagi diperlukan.
Sembilan segmen lingkungan ini terdiri dari berbagai elemen yang ingap
mempunyai potensi untuk mempengaruhi organisasi. Setiap segmen mestinya
diamati dan dianalisis oleh pemimpin organisasi agar dapat ditetapkan cara
pengelolaan organisasi yang sesuai untuk menhadapinya. Perlu diperhatikan bahwa
tidak semua segmen sama pentingnya bagi organisasi. Walapun ada kaitan antara
masing-masing segmen, tetapi biasanya ada satu atau beberapa segmen yang besar
pengaruhnyaterhadap organisasi sehingga perl mendapatkan perhatian yang khusus.
C. Identifikasi Elemen-Elemen Lngkungan
Tidak semua orang menyetujui pendapat tentang adanya Sembilan jenis segmen
lingkungan seperti yang telah diuraikan. Sesuai dengan prinsip keterbukaan dan
ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya, muncul pendapat yang menyatakan
bahwa komposisi elemen-elemen lingkungan yang berpengaruh terhadap organisasi akan
berlainan, sesuai dengan perbedaan organisasi maupun kondisi lingkungannya. Karena
itu, pendapat ini juga menyatakn bahwa yang lebih penting adalah menemukan cara untuk
mengidentifikasikan elemen-elemen lingkungan, sehingga bias digunakan pada semua
organisasi yng berada pada lingkungan yang berbeda.
Salah satu cara untuk melakukan identifikasi ini diungkapkan oleh Lubis dalam
sebuah penelitian mengenai karakteristik organisasi industry Kecil di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan uraian mengenai proses kegiatan yang terjadi dalam operasi
suatu organisasi perusahaan manufaktur untuk mengidenifikasikan elemen-elemen
lingkungan. Dinyatakan bahwa ada suatu proses dasar yang terjadi secara berulang-ulang
pada suatu organisasi, dimulai dari masuknya bahan baku kedalam organisasi,
transformasi bahan baku tersebut menjadi produk jai, dan akhirnya pemasaran produk jadi
kepada konsumen.
Bahan baku yng igunakan, iperoleh dari leveransir bahan baku, yang merupakan salah
satu elemen lingkungan. Proses transformasi memerlukan adanya peralatan, enerji,
teknologi, serta tenaga kerja. Peralatan dan enerji, masing-masing diperoleh dari leverans.
Teknologi yang dgunakan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
teknologi.tenaga kerja terdapat dari pasar tenaga kerja, yang juga merupakan bagian dari
masyarakat. Transformasi yang dilakukan juga akan sangat dipengaruhi oleh corak
permintaan pasar, yang juga merupakan salah satu elemen lingkungan. Pemasaran produk
jadi dipengaruhi oleh kondisi pasar, dimana terdapat saingan maupun konsumen, yang
keseluruhannya merupakan bgian dari lingkungan ekonomi. Keselurujan proses ini
memerlukan adanya modal, yang cara mendapatkannya tergantung pada kondisi
lingkungan keuangn. Selain itu, organisasi juga beroperasi dalam kawasan suatu Negara,
sehinga pemerintah juga merupakan salah satu dari elemen-elemen lingkungan. Dengan
cara yang telah diuraikan ini diharapkan seluruh elemen lingkungan yang berpengaruh
terhadap suatu organisasi dapat diidentifikasikan secara lengkap.
D. Ketidakpastian Lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap organisasi dapat dianalisis melalui dua dimensinya,
yaitu melalui kompleksitas dan stabilitasnya. Kedua dimensi ini menentukan besarnya
tingkat ketidakpastian lingkungan yang harus dihadapi oleh organisasi. Organisasi harus
mampu menghadapi ketidakpastian lingkungan ini agar dapat tetap bertahan dalam
lingkungannya.
Ketidakpastian lingkungan menunjukan kepada keadaan dimana organisasi (atau
pimpinannya) tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai keadaan
lingku8ngannya, sehingga akan menyebabkan timbulnya kesulitan dalam memperkirakan
perubahan-perubahan lingkungan yang akan terjadi, ketidakpastian ini menyebabkan
tindakan-tindakan yang akan diambil oleh organisasi mempunyao resiko kegagalan yang
tinggi.
Kompleksitas (keragaman) lingkungan menunjukan geterogenitas atau banyaknya
elemen-elemen eksternal yang berpengaruh terhadap berfungsinya suatu organisasi.
Lingkungan terdiri dari jenis lingkungan yang sangat kompleks hingga lingkungan yang
sangat sederhana, dimana hanya ada sedikit elemen yang berpengaruh terhadap
organisasi. Suatu lingkungan dinyatakan sebagai lingkungan yang sederhana, jika hanya
paling banyak 3 dan 4 elemen yangberpengaruh terhadap organisasi.
Stabilitas lingkungan menggambarkan kecepatan perubahan yang terjadi pada
elemen-elemen lingkungan. Lingkungan terdiri dari jenis limngkungan yang sangat stabil
hingga lingkungan yang sangat tidak stabil. Lingkungan dinyatakan sebagai stabil apabila
elemen-elemennya jarang sekalai mengalami perubahan, sehingga keadaan lingkungan
boleh dianggap tetap selama bertahun-tahun. Lingkungan yang tidak stabil berubah secara
drastic tanpa diduga sebelumnya, sehingga akan mengejutkan bagi organisasi.
Dimensi kompleksitas serta stabilitas itu bias digunakan untuk merumuskan suatu
kerangka yang dapat menggambarkan kondisi ketidakpastian lingkungan, seperti yang
ditunjukan pada gambar di halaman berikut, dimana lingkungan dibagi nmenjadi empat
segmen dengan tingkat ketidakpastian yang berbeda.
Pada lingkungan yang sederhana dan stabil terdapat ketidakpastian yang rendah.
Hanya ada sedikit elemen lingkungan yang harus diperhatikan dan elemen-elemen ini
tidak ataupun jarang sekali mengalamai perubahan.
Lingkungan yang kompleks dan stabil mengakibatkan ketidakpastian lingkungan yang
agak leboh besar dari segmen sebelumnya. Terdapat lebih banyak elemen lingkungan
yang perlu diperhatikan dan dianalisis agar organisasi berfungsi dengan baik. Tetapi
ketidakpastian yang dihadapi tidaklah luar biasa besarnya, karena walaupun jumlahnya
banyak, elemen-elemen lingkungan tersebhut tidak ataupun jarang sekalai mengalami
perubahan.
Lingkungan yang sederhana dan tidak stabil menunjukan tingkat ketidakpastian yang
leboh tinggi lagi. Elemen-elemen yang perlu diperhatikan sebenarnya jumlahnya sedikit,
tetapi selalu berubah. Perubahan elemen-elemen lingkungan lebih berpengaruh terhadap
besarnya ketidakpastian jika dibandingkan dengan pengaruh dari jumlah elemen-elemen
lingkungan suatu organisasi. Karena itu, segmen ini dipandang mempunyai
ketidakpastian lebih tinggi dari segmen lingkungan sebelumnya.
Lingkungan yang kompleks dan juga tidak stabil merupakan segmen lingkungan
dengan tingkat ketidakpastian yang paling tinggi. Terdapat sejumlah besar elemen
lingkungan yang selalu berubah secara tidak terduga dan tanpa dapat dimengerti,
sehingga menjadi sulit untuk dianalisis dan menimbulkan ketidakpastian yang tinggi bagi
organisasi.
E. Tekstur Lingkungan
Karakteristik dari elemen-elemen lingkungan berpengaruh terhadap tingkat
ketidakpastian yang harus dihadapai suatu organisasi. Elemen-elemen tersebut, jika
ditinjau sebagai suatu kesatuan yang salaing berkaitan, merupakan elemen-elemen yang
menentukan corak lingkungan. Emery dan Trist menamakan corak ini sebagai Causal
Texture, untuk memperlihatkan bagaimana elemen-elemen lingkungan yang saling
berkaitan membentuk kesempatan ataupun ancaman bagi organisasi. Selanjutnya mereka
menyatakan bahwa terdapat empat jenis tekstur (corak) lingkungan, yaitu sebagai berikut:
1) Lingkungan Tenang-Acak (Placid-Randomized)
Merupakan jenis lingkungan yang paling sederhana. Keadaannya tenang, yang
berarti elemen-elemennya berubah secara perlahan. Kesempatan dan ancaman
munculnya sangat jarang. Tetapi, lingkungan ini bersipat acak, yaitu perubahan
pada suatu elemen terjadi tanpa bias diduga sebelumnya dan tanpa ada nkaitannya
dengan elemen-elemen lainnya. Contoh jenis lingkungan ini adlah lingkungan suatu
apotik di sebuah kota kecil. Perubahan jarang terjadi dan jumlah elemen yang
berkaitan dengan perusahaan apotik sangat sedikit.

2) Lingkungan Tenang-Mengelompok (Placid-Clustered)


Jenis lingkungan ini juga cukup stabil, tetapi lebih kompleks disbanding lingkungan
Tenang Acak. Elemen-elemen lingkungan berkaitan satu sama lain dan dapat
berubah secara bersamaan (simultan).
Karena itu, kessempatan dan ancaman dalam lingkungan semacam ini muncul
dalam bentuk kelompok sehingga lebih membahayakan bagi organisasio. Karena
perubahan lingkungan ini sangat berbahaya, organisasi perlu mengantisipasi dan
berusaha menghindari bahaya karena perubahan ini. Akibatnya perencanaan dan
peramalan merupakanm hal yang penting bagi organisasi, sedangkan pengelolaan
sehari-hari harus dilakukan dengan cara tertentu, sehingga selalu siap untuk
menghadapi perubahan lingkungan. Contoh lingkungan Tenang-Mengelompok ini
adalah lingkungan suatu industry kimia. Keluhan mengenai polusi akibat buangan
industry dapat terjadi secara simultan, yaitu dari penduduk sekeliling,pemerintah,
lembaga pecinta alam, bahkan hingga mempengaruhi konsumen serta supplier
bahan, kelompok-kelompok luar ini seringkali membentuk pengelompokan yang
menuntut pabrik memperhatikan akibat dari buangannya. Karena itu, organisasi
perlu merencanakan dan mengantisipasikan jawaban yang tepat bagi tuntutan
kelompok ini.
3) Lingkungan Diganggu-Bereaksi (Disturbed-Reactive)
Pada jenis lingkungan ini perubahan tidak lagi bersifat acak. Dalam lingkungan ini
tidakan suatu organisasi bias mengganggu ketenangan lingkungan, sehingga akan
mengundang reaksi dari organisasi lainnya. Karena itu, lingkungan seperti ini hanya
bias terbentuk jika terdiri dari sejumlah organisasi besar yang masing-masing cukup
kuat untuk mempengaruhi lingkugan. Selain itu, organisasi-organisasi ini juga saling
terlihat satu sama lain, sehingga indaka setiap organisasi diamati secara jelas oleh
organisasi lainnya. Lingkungan ini sering kali dinamakan sebagai lingkungan
oligopolistic. Contoh dari lingkungan jenis ini adlah lingkungan indutri rokokkretek
di Indonesia, yang terdiri dari sejumlah industry rokok kretek yang besar (misalnya
Bentol, Djarum, Gudang Garam, dll).
4) Lingkungan Kacau (Tubulent Field)
Lingkungan ini itandai dengan kompleksitas yang tinggi dan perubahan yang cepat.
Berbagai sector berubah secara drastic, dengan perubahan yang saling berkaitan.
Lingkungan jenis ini biasanya memberikn akibat yang negative bagi organisasi.
Perubahan lingkungan bias cukup dramatis hingga mampu melenyapkan organisasi.
Hal ini misalnya terjadi jika ada perubahan teknologi yang sangat dramatis, sehingga
semua produk dengan teknolog lama tidak bias lagi igunakan. Peraturan pemerintah
jiga bias memberikan pengaruh yang sama seperti contoh perubahan teknologi
tersebut kaena saling mempengaruhi, perubahan elemen-elemen lingkungan bias
memberikan akibat negative yang berlipat ganda kepada organisasi.
Lingkungan kacau ini jarang terjadi, tetapi jika ada maka perencanaan menjadi
tidak berarti bagi organisasi. Perubahan-perubahan terjadi sangat drastic, sehinga
idak iantisipasikan oleh organisasi. Cara tebaik untuk menghadapi jenis lingkungan
ini adalah melakukan adaptasi, walaupun juga tidak pasti dapat menjamin
kelangsungan hidup organisasi.
Table berikut memberikan keterangan tentang Janis lingkungan dan tindakan
organisasi yang tepat untuk menghadapinya.

Anda mungkin juga menyukai