Anda di halaman 1dari 8

Poros

Poros merupakan bagian terpenting dari setiap mesin, hamper semua mesin
menggunaknantenaga bersama-sama dengan putaran.Peran utama dalam transmisi
dipegang oleh poros.
Dengan adanya daya dan putaran maka poros akan mendapat beban berupa momen
puntir.Oleh sebab itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama dari poros akan di hitung berdasarkan
beban punter serta kemungkinan kemungkinan kejutan / tumbukan dalam pembebanan.

Besarnya momen punter yang dikerjakan pada poros dapat dihitung dari:
𝑃𝑑
Mp = 9,74 x 105 …………….…………………………………………………….....…………(1)
𝑛
Dimana Mp = momen punter (kg.mm)
Pd = daya rencana (kW)
n = putaran (rpm)

Tegangan geser izin dari poros dapat diperoleh dari rumus


σB
Ԏg = ……………………………………………………………………………(2)
(𝑠𝑓1 𝑥 𝑠𝑓2)
Dimana 𝜏𝑔 = Tegangan geser yang diijinkan (kg/mm2 )
𝜎𝐵 = Kekuatan tarik (kg.mm)
Sf1 = Faktor keamanan untuk baja karbon, yaitu 6,0
𝑆𝑓1 = Faktor keamanan untuk baja karbon dengan alur pasak dengan harga 1,3-3,0

Besar tegangan geser akibat momen punter yang bekerja pada poros diperoleh dari

16  T
  ……………………………………..……………………………………………………………..…………………………..(3)
 d
a 3
P

Dimana 𝜏a= Tegangan geser yang diijinkan (kg/mm2 )

T=momen punter yang ditransmisikan (kg.mm)

dp= diameter poros (mm)

Sehingga melalui persamaan rumus diatas dapat ditentukan kekuatan poros melalui perbandingan
apakah tegangan geser izin lebih besar atau lebih kecil daripada tegangan geser akibat momen
punter
Sedangkan diameter poros dapat diperoleh dari rumus empiris :

5,1
dp ≥ [ 𝐾𝑡 𝐶𝑏 T]……………….……………………………………………………………………(4)
Ԏ𝜶

Dimana dp = diameter poros (mm)

Kt = faktor koreksi terhadap momen puntir yang besarnya:


1,0 jika beban dikenakan halus
1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan
1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
Cb = faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya beban lentur harganya berkisar
1,2 – 2,3
T = momen puntir yang ditransmisikan (kgmm).

RODA GIGI
Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi dapat diklasifikasikan menurut letak poros dan bentuk jalur gigi, roda gigi dengan
poros sejajar adalah roda gigi dimana gigi – giginya pada dua bidang silinder yang disebut jarak
bagi, kedua bidang silinder tersebut bersinggungan dan satu menggelinding pada bagian yang lain
dengan sumbu tetap sejajar.
a. Roda Gigi Lurus

Gbr 2.2 Roda gigi lurus


Roda gigi lurus merupakan roda gigi yang paling besar dengan jalur – jalur giginya sejajar
dengan poros dan penggunaannya hanya dapat untuk mentransmisikan putaran dan daya pada
sumbu sejajar.
b. Roda Gigi Miring
Roda gigi miring mempunyai jalur gigi yang berbentuk ulir pada silinder jarak bagi pada
roda gigi miring ini jumlah pasangan gigi yang saling membuat kontak adalah lebih besardari roda
gigi lurus, sehingga pemindah momen atau putaran melalui gigi tersebut dapat berlangsung dengan
halus. Sifat ini sangat baik untuk mentransmisikan putaran tinggi dan besar.

Gbr 2.3 Roda gigi miring

c. Roda Gigi Miring Ganda


Pada roda gigi miring ganda, gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur yang
berbentuk V tersebut akan saling meniadakan. Dengan roda gigi ini perbandingan reduksi,
kecepatan keliling dan daya yang diteruskan dapat diperbesar tapi pembuatannya sangat sukar.

Gbr 2.4 Roda gigi miring ganda


d. Roda Gigi Kerucut
Roda gigi kerucut lurus dengan roda gigi lurus adalah yang paling mudah dibuat dan sering
dipakai. Tetpi roda gigi ini sangat berisik karena perbandingan kontaknya sangat kecil, juga
konstruksinya tidak memungkinkan untuk memasang bantalan pada ujung porosnya.
Gbr 2.5 Roda gigi kerucut

e. Roda Gigi Cacing Silindris


Roda gigi ini dapat memindahkan daya dan putaran yang mempunyai reduksi yang besar
dan pada umumnya roda gigi ini dipakai untuk beban yang sangat besar.

Gbr 2.6 Roda gigi cacing silindris

g. Roda Gigi Cacing Globoid


Roda gigi ini mempunyai fungsi yang sama dengan roda gigi cacing silindris. Bedanya
hanya pada system perbandingan kontak yang lebih besar, akibat mempunyai alur cacing selubung
ganda.

Gbr 2.7 Roda gigi cacing globoid


h. Roda Gigi Hipoid
Roda gigi ini hanya digunakan pada roda gigi differensial auto mobil. Roda gigi ini
mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang simbolnya bersilang dan
pemindahan gaya pada permukaan berlangsung secara meluncur dan menggelinding.

Gbr 2.8 Roda gigi cacing hipoid

i. Roda gigi dalam


Dipakai jika diigini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena
piyon terletak didalam roda gigi seperti terlihat pada Gambar 2.9 dibawah ini.

Gambar 2.9 Roda gigi dalam

Perbandingan Putaran dan Perbandingan Roda Gigi.


Jika perputaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan n1 (rpm) pada poros
penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter jarak bagi d1 dan d2 dalam mm dan
jumlah gigi z1 dan z2, maka perbandingan putaran adalah :
n 2 d 1 m z1 z1 1
u     …………….……………………………………………(5)
n1 d 2 m z 2 z 2 i

Dimana i adalah perbandingan jumlah gigi pada roda gigi 2 (digerakkan) terhadap roda gigi 1
(penggerak / pinyon).
Pada roda gigi lurus standar i = 4 ÷ 5 atau hingga 7 jika dengan perubahan kepala. Pada roda
gigi miring dan miring ganda dapat mencapai 10. Roda gigi dipakai untuk reduksi jika u < 1 atau i >
1 dan juga menaikkan putaran jika u > 1 atau i < 1.
Jarak sumbu poros a (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d1 dan d2 dalam mm dapat
dinyatakan sebagai berikut:
d1  d 2 mz1  z 2 
a 
2 2
2a
d1  …………….………………………………………...........…………(6)
1 i
2ai
d2 
1 i

2.Nama-Nama Bagian Roda Gigi dan Ukurannya


Adapun nama – nama bagian utama roda gigi diberikan dalam gambar

Gambar 2.1 : Nama – nama bagian roda gigi

Keterangan gambar di atas sebagai berikut:


1. Diameter jarak bagi (d dalam mm) adalah lingkaran khayal yang menggelinding tanpa slip.
2. Ukuran gigi dinyatakan dengan jarak bagi lingkar (t dalam mm) yaitu jarak bagi antara profil
dua gigi yang berdekatan. Jika jumlah roda gigi adalah z maka:
d
t …………….…………………………………………………….....……………………..…(7)
z
Modul merupakan hasil bagi diameter dengan jumlah gigi:
d
m …………….……………………………………………….....……………………...…(8)
z

Maka hubungan modul dan jarak bagi lingkar adalah:


t = π m…………………………………………………………………….....…………(9)
Ukuran gigi dinyatakan dengan jarak bagi lingkaran (t dalm mm) yaitu jarak bagi antara profil 2
gigi yang berdekatan jika jumlah roda gigi adalah 2 maka:
d
t
2
…………………………………………………………………………….....…………(10)
Modul merupakan hasil bagi diameter dengan jumlah gigi :

M 
d
mm …………………………………………………………………….....…..………(11)
Z
Maka hubungan modul dan jarak bagi lingkaran adalah :
t  M mm………………………………………………………………………………....…(12)
Jarak bagi diametral adalah diameter (mm) per jumlah gigi jarak bagi lingkaran.
Jarak bagi lingkaran
d
t mm ……………………………………………………………………………………(13)
Z
Dimana d = diameter jarak bagi lingkaran (mm)
Z= Jumlah gigi.

3. Pada roda gigi luar bagian gigi luar lingkaran jarak bagi disebut kepala dan tinggimya disebut
tinggi kepala atau addendum yang biasanya sama dengan modul dalam mm atau 1/Dp dalam
inch
hkepala  M (mm) ……………………………………………………………………….…(14)

Atau hkepala  0,8M (dari normalisasi N346)

4. Bagian gigi di sebelah dalam lingkaran jarak bagi disebut kaki dan tingginya disebut tinggi kaki
atau dedendum yang besarnya:
hkaki  m  Ck mm
………………………………………..……………………………………………………(15)
5. Ck adalah kelonggaran puncak yaitu celah antara lingkaran kepala dan lingkaran kaki dari gigi
pasangannya
6. Pada lingkaran diameter jarak bagi terdapat tebal gigi dan celahnya yaitu setengah jarak bagi
lingkar.
t m
b  mm
2 2
………………………………………………………………….....…………………..……(16)

7. Titik potong antara profil gigi dengan lingkaran jarak bagi disebut titik jarak bagi. Sudut yang
dibentuk garis normal pada kurva bentuk profil pada jarak bagi dengan garis singgung lingkaran
jarak bagi (juga pada titik jarak bagi) disebut sudut tekanan. Roda gigi yang mempunyai sudut
tekanan yang sama besar serta proporsinya seperti diuraikan di atas disebut roda gigi standar. Roda
gigi ini dapat saling bekerja sama tanpa dipengaruhi oleh jumlah giginya. Sehingga dapat pula
disebut roda gigi yang dapat dipertukarkan.

Anda mungkin juga menyukai