Disusun Oleh:
1. Roichan Firdaus (20503241015)
2. Assadullah Alkaffah Alam (20503241033)
3. Muhammad Ramadhan Aristyo (20503241036)
Kelas :C
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin
Dosen Pengampu : Ir. Aan Ardian S.Pd., M.Pd.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Tahun Ajaran 2020/2021
A. Pengertian
Pasak adalah sepotong baja ringan yang disisipkan di antara poros dan hub atau
bagian atas katrol untuk menghubungkannya bersama-sama untuk mencegah gerakan
relatif di antara keduanya. Itu selalu disisipkan sejajar dengan sumbu poros. Kunci
digunakan sebagai pengencang sementara dan mengalami tekanan yang cukup besar
terhadap kerusakan dan gesekan. Jalan pasak adalah celah atau ceruk di poros dan hub
katrol untuk menampung kunci.
Kopling adalah elemen elemen mesin yang berfungsi untuk menyambung dua
poros , baik secara tetap maupun tidak tetap , yang dimaksud dengan tetap yaitu kopling
disambung pada poros penggerak dan poros yang digerakkan dalam keadaan tetap
menyambung, artinya hubungan antara poros penggerak dan poros yang digerakan
dapat dilepas jika koplingnya itu sendiri dilepas dengan cara melepas baut baut yang
ada pada kopling . Yang dimaksud dengan kopling tidak tetap yaitu hubungan antara
poros penggerak dengan poros yang digerakan dapat dilepas atau dihubungkan kembali
saat mesin dalam keadaan jalan atau berputar , misalnya kopling pada kendaraan , saat
kendaraan diam tetapi mesinnya tetap hidup .
B. Fungsi
Pasak menurut fungsinya ;
1. Untuk memindahkan sebuah alat bagian pada arah tertentu
2. Untuk menyambung peralatan yang satu dengan yang lain
3. Untuk menjaga supaya pengikatan pada alat bagian yang satu denga yang lain
tidak bergeser ke arah tertentu
4. Mentransmisikan torsi ke penghubung maupun sebaliknya
5. Mencegah gerakan relatif yang terjadi antara poros dengan elemen mesin yang
disatukan.
Kopling menurut fungsinya;
1. Menghubungkan poros satu ke poros yang lain
2. Dapat dihubungkan dan dilepas sewaktu-waktu
3. Slip bila terjadi beban lebih
4. Ada yang dapat tersambung bila putaran tinggi
C. Macam-macam
Pengunci/ pasak
1. Pasak benam (sunk key)
Pasak benam adalah pasak dengan setengah bagian yang terdapat
pada poros dan setengah bagian lainnya pada hub. Jenis-jenis kunci benam
adalah:
Pasak pelana datar adalah pasak yang pas pada hub saja dan
akan datar pada poros. Kemungkinan akan tergelincir di sekitar poros
di bawah beban. Oleh karena itu digunakan untuk beban yang relatif
ringan.
Pasak pelana Hallow adalah pasak yang pas pada hub saja dan
bagian bawah kunci dibentuk agar sesuai dengan permukaan
lengkung poros. Pasak ini tahan terhadap gesekan. Maka pasak ini
cocok untuk beban ringan. Biasanya digunakan sebagai pengikat
sementara dalam memperbaiki dan mengatur eksentrik, kamera, dll.
3. Pasak tangen (tangen keys)
Kunci tangen ini terdiri dari sepasang kunci yang ditempatkan saling
siku-siku. Setiap kunci akan menahan torsi hanya dalam satu arah saja.
Kunci ini digunakan pada poros yang memiliki tugas berat yang besar.
4. Tombol bulat
Tombol bulat ini seperti gambar (a) berbentuk bulat dan masuk ke
dalam lubang yang dibor. Tombol bulat ini ditempatkan setengah bagian
lubang di poros dan setengah bagian lubang lainnya di hub. Tombol bulat
biasanya sangat sesuai untuk drive berdaya rendah. Kadang-kadang pin
meruncing, seperti yang ditunjukkan pada gambar (b), tertahan oleh gesekan
antara pin dan lubang runcing reamed.
Pasak pelana datar adalah pasak yang pas pada hub saja dan
akan datar pada poros. Kemungkinan akan tergelincir di sekitar poros
di bawah beban. Oleh karena itu digunakan untuk beban yang relatif
ringan.
Pasak pelana Hallow adalah kunci yang pas pada hub saja dan
bagian bawah kunci dibentuk agar sesuai dengan permukaan
lengkung poros. Pasak ini tahan terhadap gesekan. Maka kunci ini
cocok untuk beban ringan. Biasanya digunakan sebagai pengikat
sementara dalam memperbaiki dan mengatur eksentrik, kamera, dll.
3. Pasak tangen (tangen keys)
Pasak tangen ini terdiri dari sepasang pasak yang ditempatkan saling
siku-siku. Setiap kunci akan menahan torsi hanya dalam satu arah saja.
Pasak ini digunakan pada poros yang memiliki tugas berat yang besar.
4. Tombol bulat
Tombol bulat ini seperti gambar (a) berbentuk bulat dan masuk ke
dalam lubang yang dibor. Tombol bulat ini ditempatkan setengah bagian
lubang di poros dan setengah bagian lubang lainnya di hub. Tombol bulat
biasanya sangat sesuai untuk drive berdaya rendah. Kadang-kadang pin
meruncing, seperti yang ditunjukkan pada gambar (b), tertahan oleh gesekan
antara pin dan lubang runcing reamed.
Kopling flensa.
Kopling flensa biasanya diterapkan pada kopling yang
memiliki dua flensa besi tuang terpisah. Setiap flensa dipasang pada
ujung poros dan dikunci padanya. Muka dinaikkan pada sudut kanan
ke sumbu poros. Salah satu flensa memiliki bagian yang
diproyeksikan dan sayap lainnya memiliki ceruk yang sesuai.
Kopling Oldham
Ini digunakan untuk menggabungkan dua poros yang
memiliki mis-alignment lateral. Ini terdiri dari dua flensa A dan B
dengan slot dan bagian tengah mengambang E dengan dua lidah T1
dan T2 pada sudut siku-siku seperti yang ditunjukkan pada Gambar
13.17. Bagian tengah yang mengambang dipegang dengan sebuah
pin yang melewati flensa dan bagian yang mengapung. Lidah T1
cocok dengan celah flensa A dan memungkinkan gerakan relatif 'ke
dan dari' poros, sedangkan lidah T2 cocok dengan celah flensa B dan
memungkinkan gerakan relatif vertikal dari bagian-bagian tersebut.
Hasil dari kedua komponen gerak ini akan mengakomodasi
ketidaksejajaran lateral poros saat mereka berputar.
E. Standarisasi
Pengunci
Kopling
Persyaratan kopling poros yang baik harus memiliki persyaratan berikut:
1. harus mudah untuk disambungkan atau diputuskan.
2. harus mengirimkan daya penuh/beban kejut dari satu poros ke poros lainnya
tanpa kerugian.
3. harus menahan poros dalam keselarasan sempurna.
4. harus mengurangi transmisi beban kejut dari satu poros ke poros lainnya.
5. tidak mempunyai proyeksi bagian
F. Material
G. Dasar Perhitungan
1. Kopling Bos
1. Konstruksi kopling bos
Kopling bos berbentuk selubung menyerupai pipa atau bos yang dilengkapi
dengan pasak. Ditinjau dari posisi pasaknya, kopling bos terdiri atas :
- Kopling bos pasak melintang
- Kopling bos pasak memanjang .
Bentuk penampang dan data konstruksi dari kopling bos pasak melintang
dapat dilihat pada gambar berikut :
Keterangan :
o L = Panjang kopling ( L=3d)
o D = Diameter luar dalam satuan mm (D=1,5d)
o d = Diameter poros [ mm]
o e = Jarak lubang pen ke tepi ( e=0,75d)
o dp= Diameter pena (dp=0,25 s/d 0,3 d)
2. Momen puntir dan gaya geser pada pen
Besarnya gaya geser pada pen dapat dihitung berdasarkan momen puntir
yang bekerja pada poros yaitu : Jika poros digerakan dengan daya P [watt]
dengan putaran n [p/s], maka besarnya momen puntir adalah :
P
Mp = [ Nm]
2. π . n
Atau
1000. P
Mp = [ Nmm]…………………………(a)
2. π . n
Dan besarnya momen puntir tersebut sama dengan gaya keliling dikalikan
dengan jari jari dari porosnya atau dapat ditulis :
F .d
Mp = [ Nmm]……………………...…...(b)
2
Jika persamaan a dimasukan pada persamaan b maka :
F . d 1000. P
2
= 2. π . n
1000. P .2 P
F = 2. π . n . d = 318,31 dn [N]………………(c)
4. Kopling Flens
1. Konstruksi kopling flens
Kopling flens terdiri dari dua buah flen kiri dan kanan, yang berfungsi
untuk menghubungkan poros penggerak dengan poros yang digerakan.
Kopling flens dilengkapi dengan pasak memanjang sebagai alat
pemindah daya atau putarannya. Kopling flens dirakit dengan
menggunakan baut baut pengikat.
Perhitungan pada kopling flens antara lain untuk menentukan :
o Jumlah baut
o Momen puntir
o Gaya geser pada baut
o Tegangan geser pada baut
o Tegagangan geser yang di izinkan
o Tegangan geser yang terjadi pada flens
o Tegangan geser yang di izinkan pada flens
a. Jumlah Baut
Untuk menghitung jumlah baut efektif dapat digunakan persamaan :
n e=ε . n
Keterangan :
o n e= Jumlah baut efektif [ buah]
o ε = Nilai efektif dapat di ambil antara 50 %
o n = jumlah baut yang ada pa kopling.
b. Momen puntir
Jika daya yang dipindahkan oleh poros kopling adalah P dalam
satuan watt dengan putaran n putaran tiap detik maka momen
puntirnya di hitung dengan persamaan :
P
Mp = [ Nm]
2. π . n
Keterangan
o Mp = Momen puntir dalam satuan .............. [Nm]
o P = Daya dalam satuan ............................... [watt]
o n = putaran dalam satuan ………………….. [p/s]
c. Gaya geser pada baut
Akibat momen puntir diatas maka pada baut akan mengalami gaya
geser sebesar :
F
Fb =
ne
F = gaya geser pada sumbu baut yang besarnya
2. M p
F= dan B adalah diameter sumbu (tusuk) lubang baut pada
B
kopling. Terlihat seperti pada gambar
d. Tegangan geser pada baut
Jika gaya geser yang bekerja pada baut adalah Fb dan diameter baut
db maka besarnya Tegangan geser pada baut kopling adalah :
Fb 2M p
τ gb= 2M p
π 2 jika F = F = B atau F b=
d b ne . B
4 b ne ne
Dan tegangan geser pada baut menjadi :
2. M p
ne . B 2. M p .4 8.M p
2 = gb
τ gb= = τ = 2
π 2 π . n . B . db π . n . B . db
d
4 b
Keterangan :
o τ gb = Tegangan geser yang terjadi pada baut [N/mm2]
o Mp = Momen puntir dalam satuan [Nmm]
o ne = Jumlah baut efektif
o B = diameter tusuk lubang baut [mm]
o db = diamteren baut [ mm]
e. Tegangan geser yang diijinkan
Tegangan geser yang diijinkan untuk baut adalah
_
σt
τ gb=
S fb . K b
Keterangan :
_
o σgb = tegangan geser yang di izinkan untuk baut
o σt = tegangan tarik
o Sfb = Faktor keamanan s/d 6
o Kb = Faktor koreksi (kerena adanya tumbukan tumbukan pada
flens) Kb dapat diambil 1,5 s/d 3
Tegangan tarik untuk bahan baut dapat di pilih dari tabel halaman
berikut
Keterangan :
π π
T= . τ . d ³= .40 . d ³= 7,85d³
16 16
2548.10³ = 7,85d³
2548.10³
d³=
7,85
d= 68,73 mm ≈ 70 mm
-Desain muff
Diameter muff, D=2d+13 mm= 2.70+13= 153 ≈ 155mm
Total panjang muff, L=3,5 d= 3,5.70= 245mm
-Desain baut clamping
Torsi yang ditransmisikan oleh kopling adalah
π2 2 π2 2
T= µ . ( b)
d . σt .n . d = 0.3 ( d b ) .80 .6 .70=
16 16
2
2548.10³= 6212( d b )
(d b )²= 411
(d b ¿= 20,27mm
2. Suatu kopling flens dari baja carbon SC 42 , dan bahan bautnya S20 C diketahui
sebagai berikut , lihat gambar
Diketahui :
Tentukan :
Momen puntir
Periksa tegangan yang terjadi pada baut, aman atau tidak
Periksa tegang geser pada flens
Jawab :
Moment puntir
P
M p= [Nm]
2. π . n
40.000
M p= [Nm]
2.3,14 .16,6
M p= 383,700 [Nm]
M p= 383700 [Nmm]
Tegangan geser pada baut yang diizinkan
8. M p
τ gb= 2 ukuran db=16mm ; n e= 0,5 x 6 = 3 buah
π . n . B . db
8. 3837000
τ gb= = 9,092 [N/mm2]
3,14 . 3 .140 . 162