Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PASAK DAN KOPLING


Elemen Mesin

Disusun Oleh:
1. Roichan Firdaus (20503241015)
2. Assadullah Alkaffah Alam (20503241033)
3. Muhammad Ramadhan Aristyo (20503241036)
Kelas :C
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin
Dosen Pengampu : Ir. Aan Ardian S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Tahun Ajaran 2020/2021
A. Pengertian
Pasak adalah sepotong baja ringan yang disisipkan di antara poros dan hub atau
bagian atas katrol untuk menghubungkannya bersama-sama untuk mencegah gerakan
relatif di antara keduanya. Itu selalu disisipkan sejajar dengan sumbu poros. Kunci
digunakan sebagai pengencang sementara dan mengalami tekanan yang cukup besar
terhadap kerusakan dan gesekan. Jalan pasak adalah celah atau ceruk di poros dan hub
katrol untuk menampung kunci.
Kopling adalah elemen elemen mesin yang berfungsi untuk menyambung dua
poros , baik secara tetap maupun tidak tetap , yang dimaksud dengan tetap yaitu kopling
disambung pada poros penggerak dan poros yang digerakkan dalam keadaan tetap
menyambung, artinya hubungan antara poros penggerak dan poros yang digerakan
dapat dilepas jika koplingnya itu sendiri dilepas dengan cara melepas baut baut yang
ada pada kopling . Yang dimaksud dengan kopling tidak tetap yaitu hubungan antara
poros penggerak dengan poros yang digerakan dapat dilepas atau dihubungkan kembali
saat mesin dalam keadaan jalan atau berputar , misalnya kopling pada kendaraan , saat
kendaraan diam tetapi mesinnya tetap hidup .
B. Fungsi
Pasak menurut fungsinya ;
1. Untuk memindahkan sebuah alat bagian pada arah tertentu
2. Untuk menyambung peralatan yang satu dengan yang lain
3. Untuk menjaga supaya pengikatan pada alat bagian yang satu denga yang lain
tidak bergeser ke arah tertentu
4. Mentransmisikan torsi ke penghubung maupun sebaliknya
5. Mencegah gerakan relatif yang terjadi antara poros dengan elemen mesin yang
disatukan.
Kopling menurut fungsinya;
1. Menghubungkan poros satu ke poros yang lain
2. Dapat dihubungkan dan dilepas sewaktu-waktu
3. Slip bila terjadi beban lebih
4. Ada yang dapat tersambung bila putaran tinggi
C. Macam-macam
 Pengunci/ pasak
1. Pasak benam (sunk key)
Pasak benam adalah pasak dengan setengah bagian yang terdapat
pada poros dan setengah bagian lainnya pada hub. Jenis-jenis kunci benam
adalah:

 Pasak benam persegi panjang (rectangular sunk key)


 Pasak benam persegi (square sunk key)
 Pasak benam parallel (parallel sunk key)
 Pasak Gib-Head (gib-head key)
 Feather sunk key
 Pasak Woodruff (woodruff key)

2. Pasak pelana (saddle key)


Terdapat dua jenis pasak pelana, yaitu :

 Pasak pelana datar (flat saddle key)

Pasak pelana datar adalah pasak yang pas pada hub saja dan
akan datar pada poros. Kemungkinan akan tergelincir di sekitar poros
di bawah beban. Oleh karena itu digunakan untuk beban yang relatif
ringan.

 Pasak pelana Hallow (Hallow saddle key)

Pasak pelana Hallow adalah pasak yang pas pada hub saja dan
bagian bawah kunci dibentuk agar sesuai dengan permukaan
lengkung poros. Pasak ini tahan terhadap gesekan. Maka pasak ini
cocok untuk beban ringan. Biasanya digunakan sebagai pengikat
sementara dalam memperbaiki dan mengatur eksentrik, kamera, dll.
3. Pasak tangen (tangen keys)
Kunci tangen ini terdiri dari sepasang kunci yang ditempatkan saling
siku-siku. Setiap kunci akan menahan torsi hanya dalam satu arah saja.
Kunci ini digunakan pada poros yang memiliki tugas berat yang besar.

4. Tombol bulat
Tombol bulat ini seperti gambar (a) berbentuk bulat dan masuk ke
dalam lubang yang dibor. Tombol bulat ini ditempatkan setengah bagian
lubang di poros dan setengah bagian lubang lainnya di hub. Tombol bulat
biasanya sangat sesuai untuk drive berdaya rendah. Kadang-kadang pin
meruncing, seperti yang ditunjukkan pada gambar (b), tertahan oleh gesekan
antara pin dan lubang runcing reamed.

5. Splines (pasak alur)


Pasak alur adalah bagian integral dengan poros yang sesuai dengan
alur pasak yang dipasang di hub.
Poros semacam itu dikenal sebagai poros bercabang. Poros ini
biasnya memiliki empat, enam, sepuluh atau enam belas splines. Poros
splines relatif lebih kuat daripada poros yang memiliki jalur pasak tunggal.
Poros splines digunakan ketika gaya yang akan dikirim sebanding dengan
ukuran poros seperti pada transmisi mobil dan transmisi roda gigi geser.
 Kopling

1. Kopling tetap/ kaku


Kopling yang disambung pada poros penggerak dan poros yang
digerakan dalam keadaan tetap menyambung, artinya hubungan antara poros
penggerak dan poros yang digerakan dapat dilepas jika mesin dalam keadaan
berhenti/poros tidak berputar. Kopling tetap digunakan pada poros poros
pompa , poros panjang, poros pada mesin perkakas . Dan kopling tidak tetap
biasanya digunakan pada mesin mesin automotip .

Kopling tetap terdiri atas :

 Lengan atau kopling muff.


 Penjepit atau kopling split-muff atau kompresi
 Kopling flensa.

2. Kopling Tidak Tetap/ fleksibel


Pada kopling tidak tetap yaitu hubungan antara poros penggerak
dengan poros yang digerakan dapat dilepas atau dihubungkan kembali saat
mesin dalam keadaan jalan atau berputar , misalnya kopling pada kendaraan
saat kendaraan diam tetapi mesinnya tetap hidup . salah satu kopling tidak
tetap yaitu kopling gesek . Ditinjau dari bidang geseknya , kopling gesek
terdiri atas :

 Kopling tipe pin yang dilubangi


 Kopling universal
 Kopling Oldham.
D. Jenis-jenis
 Jenis-Jenis Pengunci/pasak

1. Pasak benam (sunk key)


Pasak benam adalah kunci dengan setengah bagian yang terdapat
pada poros dan setengah bagian lainnya pada hub. Jenis-jenis kunci benam
adalah:

 Pasak benam persegi panjang (rectangular sunk key)

Pada Pasak benam ini memiliki penampang persegi panjang di mana,


w = lebar
t = ketebalan
d = diameter poros atau diameter lubang pada hub
Dengan persamaan untuk menentukan dimensi adalah :
w = d/4
t = (2w)/3 atau d/6
Berikut merupakan gambar dari kunci/pasak benam persegi
panjang :

 Pasak benam persegi (square sunk key)

Pasak benam persegi ini antara lebar dan tebalnya adalah


sama. Berikut persamaannya :
w = t = d/4

 Pasak benam parallel (parallel sunk key)

Tombol sunk paralel dapat berbentuk persegi panjang atau


persegi dengan lebar dan ketebalan yang seragam di seluruh
bagiannya tanpa adanya sudut atau bagian meruncing.
 Pasak Gib-Head (gib-head key)

Pasak ini adalah jenis kunci persegi panjang dengan adanya


kepala/bagian yang menonjol di salah satu ujungnya yang dikenal
sebagai kepala gib. Biasanya disediakan untuk memfasilitasi
pencabutan kunci. Kunci kepala gib ditunjukkan pada Gambar (a)
dan penggunaannya ditunjukkan pada Gambar (b).

 Feather sunk key

Pasak feather sunk key ini dapat mentransmisikan momen


berputar dan juga memungkinkan terjadinya gerakan aksial. Pasak itu
diikat ke poros atau hub dengan bantuan sekrup. Pasak ini dapat
disekrup ke poros seperti yang ditunjukkan pada Gambar (a) atau
mungkin memiliki kepala gib ganda seperti yang ditunjukkan pada
Gambar (b). Berbagai proporsi Feather sunk key sama dengan pasak
tenggelam persegi panjang dan kunci kepala gib.
Porsi pro dari tombol kepala pararel, meruncing, dan gib standar apabila
diameter poros hingga dan termasuk 58 mm, maka lebar dan tebal penampang
kunci/pasaknya adalah...
a. 40 dan 22
b. 8 dan 7
c. 18 dan 11
d. 90 dan 45

 Pasak Woodruff (woodruff key)

Pasak ini adalah potongan dari cakram silinder yang memiliki


penampang melintang segmental pada tampilan depan. Pasak ini
mudah diatur dan banyak digunakan pada peralatan mesin dan
konstruksi mobil.

Keunggulan utama pasak ini adalah sebagai berikut:


1. Ini mengakomodasi dirinya sendiri untuk setiap lancip di hub atau bos
dari potongan jodoh.
2. Berguna pada ujung poros yang meruncing. Kedalaman ekstra di
poros mencegah kecenderungan untuk berbalik arah.
Kerugiannya adalah:
1. Kedalaman alur pasak melemahkan poros.
2. tidak bisa digunakan sebagai pemutar daun baling-baling

2. Pasak pelana (saddle key)


Terdapat dua jenis kunci pelana, yaitu :

 Pasak pelana datar (flat saddle key)

Pasak pelana datar adalah pasak yang pas pada hub saja dan
akan datar pada poros. Kemungkinan akan tergelincir di sekitar poros
di bawah beban. Oleh karena itu digunakan untuk beban yang relatif
ringan.

 Pasak pelana Hallow (Hallow saddle key)

Pasak pelana Hallow adalah kunci yang pas pada hub saja dan
bagian bawah kunci dibentuk agar sesuai dengan permukaan
lengkung poros. Pasak ini tahan terhadap gesekan. Maka kunci ini
cocok untuk beban ringan. Biasanya digunakan sebagai pengikat
sementara dalam memperbaiki dan mengatur eksentrik, kamera, dll.
3. Pasak tangen (tangen keys)
Pasak tangen ini terdiri dari sepasang pasak yang ditempatkan saling
siku-siku. Setiap kunci akan menahan torsi hanya dalam satu arah saja.
Pasak ini digunakan pada poros yang memiliki tugas berat yang besar.
4. Tombol bulat
Tombol bulat ini seperti gambar (a) berbentuk bulat dan masuk ke
dalam lubang yang dibor. Tombol bulat ini ditempatkan setengah bagian
lubang di poros dan setengah bagian lubang lainnya di hub. Tombol bulat
biasanya sangat sesuai untuk drive berdaya rendah. Kadang-kadang pin
meruncing, seperti yang ditunjukkan pada gambar (b), tertahan oleh gesekan
antara pin dan lubang runcing reamed.

5. Splines (Pasak alur)


Pasak alur adalah bagian integral dengan poros yang sesuai dengan
alur pasak yang dipasang di hub. Poros semacam itu dikenal sebagai poros
bercabang. Poros ini biasnya memiliki empat, enam, sepuluh atau enam
belas splines. Poros splines relatif lebih kuat daripada poros yang memiliki
jalur pasak tunggal. Poros splines digunakan ketika gaya yang akan dikirim
sebanding dengan ukuran poros seperti pada transmisi mobil dan transmisi
roda gigi geser. Dengan menggunakan poros splined, kita mendapatkan
pergerakan aksial dan juga drive positif diperoleh.
 Jenis-Jenis Kopling

1. Kopling tetap/ kaku


Kopling yang disambung pada poros penggerak dan poros yang
digerakan dalam keadaan tetap menyambung, artinya hubungan antara poros
penggerak dan poros yang digerakan dapat dilepas jika mesin dalam keadaan
berhenti/poros tidak berputar. Kopling tetap digunakan pada poros poros
pompa , poros panjang, poros pada mesin perkakas . Dan kopling tidak tetap
biasanya digunakan pada mesin mesin automotip .
Kopling tetap terdiri atas :

 Lengan atau kopling muff.

Silinder berongga yang diameter dalamnya sama dengan


poros. Ini dipasang di ujung dua poros dengan menggunakan kunci
kepala gib, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Daya disalurkan
dari satu poros ke poros lainnya melalui kunci dan selongsong. Oleh
karena itu, semua elemen harus cukup kuat untuk mengirimkan torsi.
Proporsi biasa dari kopling selongsong besi cor adalah sebagai
berikut:
Diameter luar selongsong, D = 2d + 13 mm dan panjang
selongsong, L = 3,5 d
dimana d adalah diameter poros.
 Penjepit atau kopling split-muff atau kompresi

Ia juga dikenal sebagai kopling muff split. Dalam hal ini,


selongsong atau selongsong dibuat menjadi dua bagian dan dibaut
bersama seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Bagian muff terbuat
dari besi cor. Ujung poros dibuat untuk berbatasan satu sama lain dan
satu kunci dipasang langsung di jalur pasak dari kedua poros.
Satu setengah dari sungkup dipasang dari bawah dan setengah
lainnya ditempatkan dari atas. Kedua bagian tersebut disatukan
dengan menggunakan kancing atau baut baja ringan dan kacang-
kacangan. Jumlah baut bisa dua, empat atau enam. Kacang
dimasukkan ke dalam badan cetakan muff. Kopling ini dapat
digunakan untuk tugas berat dan kecepatan sedang. Keuntungan dari
kopling ini adalah posisi poros tidak perlu diubah untuk perakitan
atau pembongkaran kopel.
Proporsi knalpot yang biasa untuk penjepit atau kopling
kompresi adalah: Diameter knalpot atau selongsong, D = 2d + 13
mm. Panjang selongsong atau selongsong, L = 3,5 d
dimana d = Diameter poros.

 Kopling flensa.
Kopling flensa biasanya diterapkan pada kopling yang
memiliki dua flensa besi tuang terpisah. Setiap flensa dipasang pada
ujung poros dan dikunci padanya. Muka dinaikkan pada sudut kanan
ke sumbu poros. Salah satu flensa memiliki bagian yang
diproyeksikan dan sayap lainnya memiliki ceruk yang sesuai.

Ini membantu membuat poros sejajar dan untuk


mempertahankan kesejajaran. Kedua flensa digabungkan bersama
dengan menggunakan baut dan mur. Kopling flensa digunakan untuk
beban berat dan karenanya digunakan pada berdoa bersama. Kopling
flensa terdiri dari tiga jenis berikut:

 Kopling flensa tipe tidak dilindungi.


Dalam kopling flensa tipe tidak terlindungi, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar masing-masing poros dikunci
ke bagian atas sayap dengan kunci counter sunk dan sayap
disambungkan bersama dengan menggunakan baut.
Umumnya, tiga, empat atau enam baut digunakan.
Tombolnya terhuyung-huyung di sudut kanan sepanjang
lingkar poros untuk membagi efek pelemahan yang
disebabkan oleh alur pasak s besar.
 Kopling flensa tipe terlindungi.
Dalam kopling flensa tipe terlindung, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar ,baut dan mur yang menonjol
dilindungi oleh flensa pada dua bagian kopling, untuk
menghindari bahaya bagi pekerja.

 Kuangan flensa tipe laut.


Dalam kopling flensa tipe laut, flensa ditempa integral
dengan poros seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.14.
Flensa disatukan dengan menggunakan baut tanpa kepala
yang meruncing, berjumlah dari empat sampai dua belas
tergantung pada diameter poros.
2. Kopling Tidak Tetap/ fleksibel
Pada kopling tidak tetap yaitu hubungan antara poros penggerak
dengan poros yang digerakan dapat dilepas atau dihubungkan kembali saat
mesin dalam keadaan jalan atau berputar , misalnya kopling pada kendaraan
saat kendaraan diam tetapi mesinnya tetap hidup . salah satu kopling tidak
tetap yaitu kopling gesek . Ditinjau dari bidang geseknya , kopling gesek
terdiri atas :

 Kopling tipe pin yang dilubangi

Kopling fleksibel dengan pin berbusa, seperti yang


ditunjukkan pada Gambar 13.15, adalah modifikasi dari jenis kopling
flensa kaku. Baut kopling dikenal sebagai pin. Semak karet atau kulit
digunakan di atas pin. Kedua bagian dari kopling berbeda dalam
konstruksi. Jarak 5 mm tersisa di antara muka kedua bagian kopling.
Tidak ada hubungan yang kaku di antara keduanya dan penggerak
dilakukan melalui media dari semak-semak karet atau kulit yang
dapat dikompres.
Dalam mendesain kopling fleksibel pin-busuk, proporsi
kopling flensa tipe kaku dimodifikasi. Modifikasi utama adalah
mengurangi tekanan bantalan pada karet atau semak kulit dan tidak
boleh melebihi 0,5 N / mm2. Untuk menjaga tekanan bantalan
rendah, diameter lingkaran nada dan ukuran pin ditingkatkan.

 Kopling Universal (Hooke)

Kopling universal atau Hooke digunakan untuk


menghubungkan dua poros yang sumbu berpotongan pada sudut
kecil. Kemiringan kedua poros mungkin konstan, tetapi dalam
praktik aktual, ini bervariasi ketika gerakan ditransmisikan dari satu
poros ke poros lainnya. Aplikasi utama kopling universal atau Hooke
ditemukan pada transmisi dari kotak roda gigi ke poros diferensial
atau belakang mobil. Dalam kasus seperti itu, kami menggunakan
dua kopling Hooke, satu di setiap ujung poros baling-baling,
menghubungkan kotak roda gigi di satu ujung dan diferensial di
ujung lainnya. Kopling Hooke juga digunakan untuk transmisi daya
ke berbagai spindel dari beberapa mesin bor. Ini digunakan sebagai
sendi lutut di mesin penggilingan.

 Kopling Oldham
Ini digunakan untuk menggabungkan dua poros yang
memiliki mis-alignment lateral. Ini terdiri dari dua flensa A dan B
dengan slot dan bagian tengah mengambang E dengan dua lidah T1
dan T2 pada sudut siku-siku seperti yang ditunjukkan pada Gambar
13.17. Bagian tengah yang mengambang dipegang dengan sebuah
pin yang melewati flensa dan bagian yang mengapung. Lidah T1
cocok dengan celah flensa A dan memungkinkan gerakan relatif 'ke
dan dari' poros, sedangkan lidah T2 cocok dengan celah flensa B dan
memungkinkan gerakan relatif vertikal dari bagian-bagian tersebut.
Hasil dari kedua komponen gerak ini akan mengakomodasi
ketidaksejajaran lateral poros saat mereka berputar.
E. Standarisasi

 Pengunci
 Kopling
Persyaratan kopling poros yang baik harus memiliki persyaratan berikut:
1. harus mudah untuk disambungkan atau diputuskan.
2. harus mengirimkan daya penuh/beban kejut dari satu poros ke poros lainnya
tanpa kerugian.
3. harus menahan poros dalam keselarasan sempurna.
4. harus mengurangi transmisi beban kejut dari satu poros ke poros lainnya.
5. tidak mempunyai proyeksi bagian
F. Material
G. Dasar Perhitungan
1. Kopling Bos
1. Konstruksi kopling bos
Kopling bos berbentuk selubung menyerupai pipa atau bos yang dilengkapi
dengan pasak. Ditinjau dari posisi pasaknya, kopling bos terdiri atas :
- Kopling bos pasak melintang
- Kopling bos pasak memanjang .
Bentuk penampang dan data konstruksi dari kopling bos pasak melintang
dapat dilihat pada gambar berikut :

Keterangan :
o L = Panjang kopling ( L=3d)
o D = Diameter luar dalam satuan mm (D=1,5d)
o d = Diameter poros [ mm]
o e = Jarak lubang pen ke tepi ( e=0,75d)
o dp= Diameter pena (dp=0,25 s/d 0,3 d)
2. Momen puntir dan gaya geser pada pen
Besarnya gaya geser pada pen dapat dihitung berdasarkan momen puntir
yang bekerja pada poros yaitu : Jika poros digerakan dengan daya P [watt]
dengan putaran n [p/s], maka besarnya momen puntir adalah :
P
Mp = [ Nm]
2. π . n
Atau
1000. P
Mp = [ Nmm]…………………………(a)
2. π . n
Dan besarnya momen puntir tersebut sama dengan gaya keliling dikalikan
dengan jari jari dari porosnya atau dapat ditulis :
F .d
Mp = [ Nmm]……………………...…...(b)
2
Jika persamaan a dimasukan pada persamaan b maka :
F . d 1000. P
2
= 2. π . n
1000. P .2 P
F = 2. π . n . d = 318,31 dn [N]………………(c)

Tegangan geser pada pena :


F
τg =
A
π 2
A = luas penampang yang tergeser yaitu A = d X2
4 p
2. F
τg = 2 [N/mm ]
2
π .d
Keterangan :
o τ g = Tegangan geser pada pena ............... [N/mm2]
o F = Gaya keliling sebagai gaya geser pada pena .... [N]
o dp = Diameter poros ................................................ [mm]
3. Kopling Cakram
Sesuai dengan namanya kopling cakram berbentuk cakram , terdiri dari dua
buah cakram yang dilengkapi dengan baut baut pengikat . Ditinjau dari
jumlah baut yang terpasang , kopling cakram terdiri atas : Kopling cakram
dengan baut empat , enam atau delapan.
Daftar dan Tabel kopling cakram

4. Kopling Flens
1. Konstruksi kopling flens
Kopling flens terdiri dari dua buah flen kiri dan kanan, yang berfungsi
untuk menghubungkan poros penggerak dengan poros yang digerakan.
Kopling flens dilengkapi dengan pasak memanjang sebagai alat
pemindah daya atau putarannya. Kopling flens dirakit dengan
menggunakan baut baut pengikat.
Perhitungan pada kopling flens antara lain untuk menentukan :
o Jumlah baut
o Momen puntir
o Gaya geser pada baut
o Tegangan geser pada baut
o Tegagangan geser yang di izinkan
o Tegangan geser yang terjadi pada flens
o Tegangan geser yang di izinkan pada flens

a. Jumlah Baut
Untuk menghitung jumlah baut efektif dapat digunakan persamaan :
n e=ε . n
Keterangan :
o n e= Jumlah baut efektif [ buah]
o ε = Nilai efektif dapat di ambil antara 50 %
o n = jumlah baut yang ada pa kopling.
b. Momen puntir
Jika daya yang dipindahkan oleh poros kopling adalah P dalam
satuan watt dengan putaran n putaran tiap detik maka momen
puntirnya di hitung dengan persamaan :
P
Mp = [ Nm]
2. π . n
Keterangan
o Mp = Momen puntir dalam satuan .............. [Nm]
o P = Daya dalam satuan ............................... [watt]
o n = putaran dalam satuan ………………….. [p/s]
c. Gaya geser pada baut
Akibat momen puntir diatas maka pada baut akan mengalami gaya
geser sebesar :
F
Fb =
ne
F = gaya geser pada sumbu baut yang besarnya
2. M p
F= dan B adalah diameter sumbu (tusuk) lubang baut pada
B
kopling. Terlihat seperti pada gambar
d. Tegangan geser pada baut
Jika gaya geser yang bekerja pada baut adalah Fb dan diameter baut
db maka besarnya Tegangan geser pada baut kopling adalah :
Fb 2M p
τ gb= 2M p
π 2 jika F = F = B atau F b=
d b ne . B
4 b ne ne
Dan tegangan geser pada baut menjadi :
2. M p
ne . B 2. M p .4 8.M p
2 = gb
τ gb= = τ = 2
π 2 π . n . B . db π . n . B . db
d
4 b
Keterangan :
o τ gb = Tegangan geser yang terjadi pada baut [N/mm2]
o Mp = Momen puntir dalam satuan [Nmm]
o ne = Jumlah baut efektif
o B = diameter tusuk lubang baut [mm]
o db = diamteren baut [ mm]
e. Tegangan geser yang diijinkan
Tegangan geser yang diijinkan untuk baut adalah
_
σt
τ gb=
S fb . K b
Keterangan :
_
o σgb = tegangan geser yang di izinkan untuk baut
o σt = tegangan tarik
o Sfb = Faktor keamanan s/d 6
o Kb = Faktor koreksi (kerena adanya tumbukan tumbukan pada
flens) Kb dapat diambil 1,5 s/d 3
Tegangan tarik untuk bahan baut dapat di pilih dari tabel halaman
berikut

f. Tegangan geser yang di hitung adalah tegangan geser yang terdapat


pada bagoian yang tidak aman yaitu pada penampang π .C.F (lihat
gambar berikut )

Besarnya gaya geser adalah


2. M p
C 2. M p
τ F= =
π . C . F π . C2. F
2. M p
τ F= 2 dalam satuan……[N/mm2]
π .C .F
Keterangan :
oτ F = Tegangan geser pada flens dalam satuan .......... [N/mm2]
o Mp = momen puntir dalam satuan ................................ [ Nmm]
o C = diameter naf dalam satuan .................................... [mm ]
o F = lebar flens dalam satuan ....................................... [ mm]
Tegangan geser yang di izinkan pada flens
Tegangan geser yang di izinkan pada flens dapat dihuitung
dengan
mengguakan persamaan :
_
σt
τ gF =
Sf F . K F

Keterangan :

o τ gF = Teganga geser yang di izinkan pada flens ........... [N/mm2]

o SfF = Faktor keamanan untuk flens dapat diambil s/d 6


o KF = Faktor koreksi untuk flens dapat diambil antara 2 s/d 3
o σ t= tegangan tarik .........................................................
[N/mm2]

H. Contoh Soal dan Jawabannya

 Soal-soal pilihan ganda :


1. Berikut adalah fungsi dari pasak, kecuali....
a. Untuk memindahkan sebuah alat bagian pada arah tertentu
b. Untuk menyambung peralatan yang satu dengan yang lain
c. Mentransmisikan torsi ke penghubung maupun sebaliknya
d. Menghubungkan poros satu ke poros yang lain
Jawaban:d
2. Fungsi dari kopling adalah untuk....
a. Untuk memindahkan sebuah alat bagian pada arah tertentu
b. Menghubungkan poros satu ke poros yang lain
c. Untuk menyambung peralatan yang satu dengan yang lain
d. Mentransmisikan torsi ke penghubung maupun sebaliknya
Jawaban:b
3. Berikut yang termasuk kedalam jenis pasak benam yaitu....
a. Pasak tangen
b. Splines
c. Pasak Gib-Head
d. Pasak pelana
Jawaban:c
4. Sepasang pasak yang terletak saling siku-siku adalah pasak...
a. Pasak tangen
b. Tombol bulat
c. Pasak pelana
d. Pasak Gib-Head
Jawaban:a
5. Sepotong baja ringan yang disisipkan di antara poros dan hub atau bagian atas
katrol untuk menghubungkannya bersama-sama untuk mencegah gerakan relatif
di antara keduanya adalah pengertian....
a. Pasak
b. Kopling
c. Transmisi
d. Gear
Jawaban:a
6. Selongsong atau kopling muff dirancang sebagai...
a. silinder tipis
b. silinder tebal
c. poros padat
d. poros berongga
jawaban: d
7. Porsi pro dari tombol kepala pararel, meruncing, dan gib standar apabila
diameter poros hingga dan termasuk 58 mm, maka lebar dan tebal penampang
kunci/pasaknya adalah...
a. 40 dan 22
b. 8 dan 7
c. 18 dan 11
d. 90 dan 45
jawaban: c
8. Pasak yang merupakan bagian integral dari poros bercabang yang sesuai dengan
alur pasak yang di pasang di hub. Pasak apakah yang dimaksud?
a. Splines
b.Tangen keys
c. Saddle key
d. Woodruff key
jawaban:a
9. Persyaratan kopling poros yang baik yaitu, kecuali...
a.harus mudah untuk disambungkan atau diputuskan.
b.harus mengirimkan daya penuh/beban kejut dari satu poros ke poros lainnya
tanpa kerugian.
c.harus menahan poros dalam keselarasan sempurna.
d.harus menambah transmisi beban kejut dari satu poros ke poros lainnya.
Jawaban:d
10. Berikut ini yang merupakan salah satu dari kopling fleksibel adalah
a.muff
b.Oldham
c.flensa
d.kompresi
jawaban:b

 Soal Analisis Perhitungan


1. Rancanglah sebuah clamp coupling untuk mentransmisikan 40 kW pada 150
rpm. Tegangan geser yang diijinkan untuk poros 40 MPa dan jumlah baut
penyambung dua paruhan muff ada enam. Tegangan tarik ijin untuk baut 80
MPa. Koefisien gesek antara muff dan permukaan poros adalah 0,3.
Diketahui: P = 40 kW = 40.10³ W ; N = 150 rpm ; τ = 40 MPa = 40 N/mm² ;
σt= 80 MPa =80 N/mm² ; µ = 0,3.
Jawaban:
-Desain poros, Torsi yang ditransmisikan poros
P .60 40.103 .60
T= = = 2548N-m= 2548.10³Nmm
2. π . N 2. π .150

π π
T= . τ . d ³= .40 . d ³= 7,85d³
16 16

2548.10³ = 7,85d³
2548.10³
d³=
7,85
d= 68,73 mm ≈ 70 mm
-Desain muff
Diameter muff, D=2d+13 mm= 2.70+13= 153 ≈ 155mm
Total panjang muff, L=3,5 d= 3,5.70= 245mm
-Desain baut clamping
Torsi yang ditransmisikan oleh kopling adalah

π2 2 π2 2
T= µ . ( b)
d . σt .n . d = 0.3 ( d b ) .80 .6 .70=
16 16
2
2548.10³= 6212( d b )

(d b )²= 411

(d b ¿= 20,27mm

2. Suatu kopling flens dari baja carbon SC 42 , dan bahan bautnya S20 C diketahui
sebagai berikut , lihat gambar
Diketahui :

 Jumlah baut 6 buah dengan faktor keamanan 6 dan faktor koreksi 2


 Flens dengan faktor keamanan 6 dan faktor koreksi 2.
 Daya yang dipindahkan 40 Kw
 Putaran n= 16,6 p/s

Tentukan :

 Momen puntir
 Periksa tegangan yang terjadi pada baut, aman atau tidak
 Periksa tegang geser pada flens

Jawab :

 Moment puntir
P
M p= [Nm]
2. π . n
40.000
M p= [Nm]
2.3,14 .16,6
M p= 383,700 [Nm]
M p= 383700 [Nmm]
 Tegangan geser pada baut yang diizinkan
8. M p
τ gb= 2 ukuran db=16mm ; n e= 0,5 x 6 = 3 buah
π . n . B . db

8. 3837000
τ gb= = 9,092 [N/mm2]
3,14 . 3 .140 . 162

 Tegangan pada baut yang diijinkan


σt
τ ¿=
S fb . K b
400
τ ¿=
6 x2
= 33,3 [N/mm2]
 Tegangan yang terjadi lebih rendah dari tegangan yang di izinkan , baut
dalam keadaan aman .
Tegangan geser pada flens :
2. M p 2.383700
τ F= 2
; τF= 2
=¿ 1,357 [N/mm2]
π .C .F 3,14 .100 .18
Tegangan geser yang diijinkan :
σt 420
τ gF = ; τ gF = =¿ 35 [N/mm2]
S fF . K F 6x2
Tegangan geser yang terjadi pada flen lebih kecil dari tegangan geser
yang
di izinkan , berarti flens dalam keadaan aman.
DAFTAR PUSTAKA
.
Nur, R. dan Arsyad Suyuti, M. 2017. PERANCANGAN MESIN-MESIN INDUSTRI.
Yogyakarta, Penerbit Deepublish.
Firdausi, A. 2013. MEKANIKA DAN ELEMEN MESIN 1. Malang, Penerbit Buku
Sekolah Elektronik (BSE).
Widiyanto dan Yogaswara, E. 2013. ELEMEN MESIN. Bandung, Penerbit Buku
Sekolah Elektronik (BSE).
Khurmi, R.S., and Gupta, J.K., 2005, A Text Book of Machine Design, Eurasia
Publishing House (Pvt) Ltd, Ram Nagar, New Delhi 110055.

Anda mungkin juga menyukai