Anda di halaman 1dari 9

A.

APLIKASI PERCOBAAN BANTALAN LUNCUR


(Bantalan untuk menumpu poros berbeban)
Untuk menumpu poros berbeban, maka digunakan bantalan, sehingga putaran atau
gerakan bolak-balik dapat berlangsung secara halus dan tahan lama. Posisi bantalan harus
kuat, hal ini agar elemen mesin dan poros bekerja dengan baik.
Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi dua hal
berikut :
1. Bantalan luncur, dimana terjadi gerakan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan lapisan pelumas.

2. Bantalan gelinding, dimana terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti rol atau jarum.
Berdasarkan arah beban terhadap poros, maka bantalan dibedakan menjadi tiga hal
berikut :
1. Bantalan radial, dimana arah beban yang ditumpu bantalan tegaklurus dengan poros.
2. Bantalan aksial, dimana arah beban bantala ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan gelinding khusus, dimana bantalan ini menumpu beban yang arahnya sejajar
dan tegak lurus sumbu poros.
Berikut ini akan kami jabarkan dari berbagai jenis bantalan diatas sebagai berikut :
1. Bantalan Luncur
Menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu bantalan. Salah satunya adalah
bantalan luncur.
Adapun macam macam bantalan luncur adalah sebagai berikut:
a. Bantalan radial, dapat berbentuk silinder, elips, dan lain-lain.
b. Bantalan aksial, dapat berbentuk engsel kerah Michel, dan lain-lain.
c. Bantalan khusus, bantalan ini lebih ke bentuk bola.
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mempunyai kekuatan cukup.
b. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar.
c. Mempunyai siIat anti las.
d. Sangat tahan karat.
e. Dapat membenamkan debu yang terbenam dalam bantalan.
I. Ditinjau dari segi ekonomi.
g. Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur.
2. Bantalan Aksial
Bantalan aksial digunakan untuk menahan gaya aksial. Adapun macamnya, yaitu
bantalan telapak dan bantalan kerah. Pada bantalan telapak, tekanan yang diberikan
oleh bidang telapak poros kepada bidang bantalan semakin besar untuk titik yang
semakin dekat dengan pusat.

3. Bantalan Gelinding
Keuntungan dari bantalan ini mempunyai gesekan yang sangat kecil dibandingkan
dengan bantalan luncur. Macam macam bantalan gelinding diantaranya: !ertama.
Bantalan bola radial alur dalam baris tunggal. Kedua, Bantalan bola radial magneto.
Ketiga. Bantalan bola kontak sudut baris tunggal. Keempat. Bantalan bola mapan
sendiribaris ganda.












B. APLIKASI PERCOBAAN LENDUTAN BATANG
Struktur Balok
Secara sederhana, balok sebagai elemen lentur digunakan sebagai elemen penting dalam
kosntruksi. Balok mempunyai karakteristik internal yang lebih rumit dalam memikul beban
dibandingkan dengan jenis elemen struktur lainnya. Balok menerus dengan lebih dari dua titik
tumpuan dan lebih dari satu tumpuan jepit merupakan struktur statis tak tentu. Struktur statis tak
tentu adalah struktur yang reaksi, gaya geser, dan momen lenturnya tidak dapat ditentukan secara
langsung dengan menggunakan persamaan keseimbangan dasar 0, 0, dan
0. Balok statis tak tentu sering juga digunakan dalam praktek, karena struktur ini lebih
kaku untuk suatu kondisi bentang dan beban daripada struktur statis tertentu. Jadi ukurannya bisa
lebih kecil. Kerugian struktur statis tak tentu adalah pada kepekaannya terhadap penurunan
(settlement) tumpuan dan eIek termal.
Prinsip Desain Balok
Pada sistem struktural yang ada di gedung, elemen balok adalah elemen yang paling banyak
digunakan dengan pola berulang. Umumnya pola ini menggunakan susunan hirarki balok,
dimana beban pada permukaan mula-mula dipikul oleh elemen permukaan diteruskan ke elemen
struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan ke kolektor atau tumpuan. Semakin besar beban,
yang disertai dengan bertambahnya panjang, pada umumnya akan memperbesar ukuran atau
tinggi elemen struktur, seperti pada Gambar 4.10. Susunan hirarki bisa sangat bervariasi, tetapi
susunan yang umum digunakan adalah satu dan dua tingkat. Sedangkan susunan tiga tingkat
adalah susunan yang maksimum digunakan |Gambar 4.10(a)|. Untuk ukuran bentang tertentu,
pada umumnya sistem dengan berbagai tingkat dapat digunakan. Ukuran elemen struktur untuk
setiap sistem dapat ditentukan berdasarkan analisis bentang, beban dan material. Ada beberapa
kriteria pokok yang harus dipenuhi, antara lain : kemampuan layan, eIisiensi, kemudahan.
Tegangan aktual yang timbul pada balok tergantung pada besar dan distribusi material pada
penampang melintang elemen struktur. Semakin besar balok maka semakin kecil tegangannya.
Luas penampang dan distribusi beban merupakan hal yang penting. Semakin tinggi suatu
elemen, semakin kuat kemampuannya untuk memikul lentur. Variabel dasar yang penting dalam
desain adalah besar beban yang ada, jarak antara beban-beban dan perilaku kondisi tumpuan
balok. Kondisi tumpuan jepit lebih kaku daripada yang ujung-ujungnya dapat berputar bebas.
Balok dengan tumpuan jepit dapat memikul beban terpusat di tengah bentang dua kali lebih besar
daripada balok yang sama tidak dijepit ujungnya. Jenis dan perilaku umum balok seperti pada
Gambar 4.11.

Beban lentur pada balok menyebabkan terjadinya gaya-gaya internal, tegangan serta deIormasi.
Gaya serta momen ini berturut-turut disebut gaya geser dan momen lentur. Agar keseimbangan
pada bagian struktur tersebut diperoleh untuk bagian struktur yang diperlihatkan, sekumpulan
gaya internal pasti timbul pada struktur yang eIek jaringnya adalah untuk menghasilkan momen
rotasional yang sama besar tapi berlawanan arah dengan momen lentur eksternal dan gaya
vertikal yang sama dan berlawanan arah dengan gaya geser eksternal.

Analisa Balok
a Tegangan Lentur
Pada perilaku umum balok, tegangan lentur yang bervariasi secara linier pada suatu penampang
merupakan tanggapan atas aksi momen lentur eksternal yang ada pada balok di titik tersebut.
Hubungan antara tegangan lentur (1), parameter loaksi () dan besaran penampang (I) dapat
dinyatakan dalam hubungan berikut ini :

Untuk suatu harga momen tertentu, bila tinggi balok menjadi dua kali (sementara lebarnya tetap),
akan menyebabkan tegangan lentur mengecil dengan Iaktor /. Tegangan lentur tidak terlalu
peka terhadap perubahan lebar penampang. Untuk momen dan tinggi penampang konstan,
memperlebar penampang dua kali akan memperkecil tegangan lentur menjadi setengahnya.
Untuk penampang tak simetris, penentuan lokasi pusat berat tidak tepat ditengah tinggi
penampang. Proses penentuan dimensi penampang melintang pada balok sederhana simetris
yang memikul momen lentur tidaklah sulit. Mula-mula bahan dipilih sehingga tegangan ijin
diketahui. Selanjutnya ukuran penampang yang diperlukan ditentukan berdasarkan taraI
tegangan lentur aktual pada balok yang harus sama atau lebih kecil dari taraI tegangan lentur ijin.
Apabila tegangan aktual pada titik itu melampaui tegangan ijin, maka balok tersebut dipandang
mengalami kelebihan tegangan (overstressed) dan hal ini tidak diijinkan.
- Tekuk Lateral pada Balok
Pada balok yang dibebani dapat terjadi tekuk lateral dan terjadi keruntuhan sebelum seluruh
kekuatan penampang tercapai. Fenomena tekuk lateral pada balok serupa dengan yang terjadi
pada rangka batang. Ketidakstabilan dalam arah lateral terjadi karena gaya tekan yang timbul di
daerah di atas balok, disertai dengan tidak cukupnya kekakuan balok dalam arah lateral.
Diasumsikan bahwa jenis kegagalan tekuk lateral ini dapat terjadi, dan tergantung pada
penampang balok, pada taraI tegangan yang relatiI rendah.
Pencegahan tekuk lateral dapat dilakukan dengan cara :
(1) dengan membuat balok cukup kaku dalam arah lateral
(2) dengan menggunakan pengaku/pengekang (bracing) lateral.
Apabila balok digunakan untuk menumpu tutup atap atau sistem sekunder lain, pengekang
dengan sendirinya diberikan oleh elemen sekunder tersebut. Apabila balok digunakan pada
situasi dimana jenis pengekang tersebut tidak mungkin digunakan, maka balok dapat dibuat
menjadi kaku dalam arah lateral dengan memperbesar dimensi transversal di daerah atas balok.
Penggunaan beberapa pengekang lateral pada contoh struktur balok kayu dapat dilihat pada
Gambar 4.12. Jenis dan penggunaan pengekang lateral juga ditentukan oleh perbandingan antara
tinggi dan lebar balok.




. Tegangan Geser
Gaya resultan dari tegangan geser ini, yaitu gaya geser internal (JR) sama besar, tetapi
berlawanan arah dengan gaya geser eksternal (JE). Tegangan geser maksimum pada penampang
balok adalah 1,5 kali tegangan geser rata-rata penampang balok segiempat.
d Tegangan Tumpu
Tegangan tumpu (bearing stress) adalah tegangan yang timbul pada bidang kontak antara dua
elemen struktur. Contohnya adalah tegangan yang terjadi pada ujung-ujung balok sederhana
yang terletak di atas tumpuan ujung dengan dimensi tertentu. Banyak material, misalnya kayu,
yang sangat mudah mengalami kegagalan akibat tegangan tumpu. Apabila beban tekan
disalurkan, kegagalan tegangan tekan biasanya terjadi, dan hal ini ditunjukkan dengan hancurnya
material. Kegagalan ini biasanya dilokalisasikan, dan lebih baik dihindari.
e Torsi
Torsi adalah puntiran, yang timbul pada elemen struktur apabila diberikan momen puntir
langsung % atau secara tak langsung. Tegangan geser torsional timbul pada elemen struktur
tersebut sebagai akibat dari momen torsi yang bekerja padanya, seperti pada gambar 4.13.

Sedangkan Gambar 4.14 menunjukkan bahwa penampang tertutup lebih baik dalam menahan
torsi bila dibandingkan dengan penampang terbuka.

1 Pusat Geser
Gambar 4.15 adalah ilustrasi pusat geser (shear centre) pada balok. Pada penampang tak
simetrik, pemberian beban dapat menyebabkan terjadinya puntiran. Dengan menerapkan beban
melalui `pusat geser` balok, maka hanya akan terjadi lentur, tanpa adanya puntir. Pusat geser
penampang tak simetris seringkali terletak di luar penampang.

g De1leksi
DeIleksi pada bentang balok disebabkan karena adanya lendutan balok akibat beban. DeIleksi
(????) pada suatu titik tergantung pada beban ! atau w, panjang bentang balok L, dan berbanding
terbalik dengan kekakuan balok. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa:

Beberapa kriteria empiris yang digunakan untuk menentukan deIleksi ijin adalah sebagai berikut
:

g Tegangan Utama
Pada balok, interaksi antara tegangan lentur dan tegangan geser dapat merupakan tegangan
normal tekan atau tarik, yang disebut sebagai tegangan utama (principle stresses). Arah tegangan
aksial ini pada umumnya berbeda dengan arah tegangan lentur maupun tegangan gesernya. Garis
tegangan utama dapat digambarkan berikut ini, dimana merupakan implikasi pada mekanisme
pemikul-beban yang ada pada balok (Gambar 4.16).














APLIKASI PERCUBAAN BALANCE MASSA
PUWER STEERINC
osLed on MareL 27 2008 by llecklongley
!ower steering merupakan salah satu pengembangan dari sistem kemudi yang Iungsinya untuk
mengurangi daya pengemudian, sehingga dapat memperingan operasi steering wheel. Daya
pengemudian (steering eIIort) umumnya 20 N sampai 39 N, beberapa sistem memasukan
pertimbangan khusus untuk mengurangi steering eIIort selama pengoperasian kecepatan rendah
dan meningkatkan steering eIIort selama pengoperasian kecepatan tinggi.

Penggunaan power steering memberikan beberapa keuntungan seperti :
engurangl sLeerlng efforL
2 esLabllan yang sangaL Llnggl selaa pengeudlan
3 Mengurangl guncangan darl keLldak raLaan perukaan [alan yang dl salurkan pada sLeerlng
wheel
!ower steering mempunai dua tipe peralatan yaitu tipe hidraulis yang menggunakan tenaga
mesin, dan yang lainnya menggunakan motor listrik atau biasa di sebut Electric Power Steering
(EPS). Pada power steering yang menggunakan tenaga mesin , tenaga mesin di pakai untuk
menggerakkan pompa, sedangkan pada jenis yang menggunakan motor listrik, pompa
digerakkan oleh motor listrik. Keduanya sama sama bertujuan untuk membangkitkan tekanan
hidraulis yang dipakai untuk menggerakkan torak pada power cylinder dan memberikkan
tambahan tenaga pada pinion dan rack.
Sarat sebuah power steering harus sesuai dengan gaya pengemudian dimana pada saat
kecepatan rendah usaha pengemudian harus lebih rendah (ringan) dan semakin tinggi kecepatan
kendaraan, maka usaha yang diperlukan untuk pengemudian harus semakin kecil. Untuk
memperoleh gaya kemudi yang sesuai, beberapa mobil memiliki power steering dengan
peralatan khusus yang dipasang pada pompa (vane pump) atau gear housing.
Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada gear housing merupakan tipe
power steering dengan sensor kecepatan kendaraan, dimana kecepatan kendaraan dideteksi
dengan speed sensor dan tekanan Iluida yang bekerja pada pompa akan berubah ubah
berdasarkan sensor kecepatan.
Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada vane pump merupakan tipe pwer
steering dengan sensor putaran mesin (RPM). Pada tipe pengindera rpm mesin, di atas kecepatan
tertentu volume aliran Iluida diturunkan sehingga tekanan yang bekerja pada pompa akan
berkurang.
Peralatan power steering hidraulis terdiri dari :
Iane pup yang berfungsl unLuk ebangklLkan Lekanan hldraulls dan dl gerakkan oleh esln
aLau oLor llsLrlk ada baglan vane pup Lerdlrl darl pup body pup reservolr flow conLrol
valve dan ldle up echanls
2 onLrol Ialve yang dlLepaLkan pada gear houslng dan berfungsl unLuk engaLur dan
engonLrol Lekanan hldraulls yang akan dl salurkan ke power cyllnder conLrol valve lnl dl aLur
oleh aln shafL yang dlgerakkan oleh sLeerlng wheel !enls conLrol valve ada Llga [enls yalLu
llapper valve Lype (unLuk Llpe reclrculaLlng ball) 8oLary valve Lype dan Spool valve Lype (unLuk
Llpe rack n plnlon)
3 ower cyllnder berfungsl unLuk engubah Lekanan hldraulls en[adl gerakan ekanls dengan
cara eneruskan Lekanan hldraulls darl conLrol valve ke rack end (sLeerlng llngkage)

Anda mungkin juga menyukai