Anda di halaman 1dari 36

Gaya Geser dan Momen Bending pada Batang

Dalam merencanakan bahan/ material untuk


dijadikan sebagai komponen, perlu dilakukan
perhitungan agar diketahui distribusi gaya yang
bekerja sepanjang komponen tersebut
Perhitungan ini juga untuk memastikan apakah
bahan komponen mampu menerima beban luar
tanpa merusak komponen atau sistem tersebut.

2
Sesuai teori sebelumnya, gaya yang mengenai
sebuah partikel atau benda pejal disebut dengan
gaya eksternal.
Gaya eksternal yang diterima oleh komponen
diserap dan dikonversikan menjadi gaya internal
oleh komponen.
Pada materi truss, gaya eksternal hanya
mengakibatkan adanya gaya internal berupa
gaya tarik atau tekan pada masing-masing
komponen truss

3
Karena gaya eksternal bisa datang dari segala
arah, maka gaya internal tidak dapat dibatasi
hanya gaya tarik atau gaya tekan saja.
Dalam topik ini, bahasan mengenai komponen
dibatasi untuk bentuk batang (beam)

4
5
Beam - structural member designed to support
loads applied at various points along its length.

Sebuah batang/ beam dapat menerima beban


terpusat maupun beban merata sepanjang batang
tersebut.

6
Contoh-contoh penyederhanaan batang/ beam,
berikut jenis tumpuannya

7
Sedangkan jenis beban yang bekerja meliputi:
a. Beban terkonsentrasi
b. Beban terdistribusi (merata)
c. Momen kopel

a
b

8
Sebuah batang AB berada
pada kondisi kesetimbangan
ketika mendapat gaya tarik F
dan F

Gaya internal senilai F dan F


timbul di dalam batang, dalam
hal ini batang AC dan CB

Kondisi yang sama juga terjadi


pada crane di samping. Selain
ada gaya internal, juga
muncul momen internal M
9
Gaya yang tidak sejajar sumbu batang akan
digantikan oleh kopel pada batang tersebut

Gaya geser (V) dan momen bending (M) adalah


gaya internal dan momen internal yang
muncul karena pemotongan benda kerja.
Masing-masing adalah sepasang -> (V-V) (M-M)
dan saling meniadakan karena dalam kondisi
kesetimbangan 10
Perjanjian tanda

11
Dimisalkan sebuah beam mendapatkan beban
terpusat seperti pada gambar di bawah ini:

Untuk mendapatkan gaya-gaya geser dan momen


di sepanjang beam, pertama dibuat free body
diagram

12
Dari gambar free body diagram (kanan),
dilakukan perhitungan untuk mencari gaya pada
masing-masing tumpuan

13
Dari gambar di atas, selanjutnya dibuat potongan
di titik D, yang berjarak x dari tumpuan A

14
Dari free body diagram potongan, selanjutnya
dilakukan penyusunan formula

Persamaan ini berlaku sampai dengan posisi P,


tetapi nilai P tidak dimasukkan.

15
Selanjutnya dilakukan pergeseran posisi potong,
yaitu di sebelah kanan beban P

Free body diagram tanpa P Free body


diagram dengan P

Persamaan dapat disusun:


16
Persamaan ini berlaku mulai beban P sampai
dengan ujung kanan beam (titik B atau x = L)
17
Sehingga keseluruhan persamaan menjadi

18
Untuk beban terdistribusi

Dimisalkan sebuah beam mendapatkan beban


terdistribusi seperti pada gambar di bawah ini:

Untuk mendapatkan gaya-gaya geser dan momen


di sepanjang beam, pertama dibuat free body
diagram

19
Dari gambar free body diagram (kanan),
dilakukan perhitungan untuk mencari gaya pada
masing-masing tumpuan

20
Dari gambar di atas, selanjutnya dibuat potongan
di titik D, yang berjarak x dari tumpuan A

21
Dari free body diagram potongan, selanjutnya
dilakukan penyusunan formula

22
Berbeda dengan gaya terpusat, untuk gaya
terdistribusi, persamaan yang digunakan akan
tetap (berlaku untuk soal tersebut), karena nilai P
= wx akan mengikuti besaran x, atau bisa
dikatakan berlaku 0 x L.

23
Gaya geser dan momen bending pada batang

Dimisalkan sebuah batang mendapat beban


terpusat seperti di bawah ini

Untuk mengetahui besarnya gaya geser (V) dan


momen bending (M) di sembarang titik pada
batang tersebut (misalnya di titik D), maka pada
titik D, dilakukan pemotongan menjadi segmen
segmen
24
Bagian yang dipotong diberi kompensasi berupa
gaya geser V dan momen tahanan sebesar M
seperti pada gambar di kanan. Hal ini
menunjukkan sistem masih dalam kondisi
equilibrium
Besar dan arah V M ini akan berpasangan jika
bagian yang terpotong digambar kembali
(pasangan V mengarah ke atas, dan pasangan M
berputar CW)
25
Dari persamaan kesetimbangan momen di titik D

Gaya vertikal yang bekerja

26
Dari persamaan di atas, maka besar gaya geser
(V) di titik D sebesar

Dan momen bending di titik D sebesar

Dengan cara potong yang sama di sembarang


titik, maka nilai V dan M dapat dihitung

27
Dimisalkan sebuah batang AB mendapat beban
terpusat dan terdistribusi seperti di bawah ini

Untuk mengetahui besarnya gaya geser (V) dan


momen bending (M) di sembarang titik pada
batang tersebut, maka persamaan
kesetimbangan partikel digunakan untuk
menyelesaikannya
28
Free body diagram sistem tersebut:

Menentukan besar-besar gaya reaksi pada


tumpuan batang

29
Potong batang di titik C, dan buat freebody
diagram untuk batang AC dan CB. Masing-masing
potongan diberikan tanda gaya geser (V) dan
momen bending (M)

Besarnya nilai V dan M akan bervariasi sesuai


posisi titik pada batang.

30
Dengan prinsip kesetimbangan, nilai V dan M bisa
dicari
V merepresentasikan gaya reaksi batang karena
beban yang tegak lurus sumbu batang
M merepresentasikan momen bending batang
karena beban gaya dan momen yang bekerja
pada sumbu batang

31
Determine the internal normal force, shear force
and moment in the beam at points C and D. Point
D is just to the right of the 5 kip load

32
M B 0; 5(6) 6(18) Ay (24) 0
Ay 5.75 kip B y 5.25kip
Segmen AC
Fy 0; Ay (0.5 6) Vc 5.75 3 Vc 0
Vc 2.75 kip

M C 0; M c 3(3) 5.75(6) 0
M c 25.5 kip. ft

33
MD

VD VD

Segmen AD
MD
Fy 0; 5.75 6 5 VD 0
VD 5.25 kip

M D 0; M D 6(12) 5.75(18) 0
M c 31.5 kip. ft

34
Draw the shear and bending
moment diagrams for the
beam and loading shown.

SOLUTION:
Taking entire beam as a free-body, calculate
reactions at B and D.
Find equivalent internal force-couple systems for
free-bodies formed by cutting beam on either
side of load application points.

35
F y 0
20kN 40kN R B R D 0
R B R D 60kN

M D 0
20 7,5 40 2 RB 5 0
230
RB 46kN
5
sehingga R D 14kN
36

Anda mungkin juga menyukai