5.1. PENDAHULUAN
Analisis gaya-gaya dalam pada batang portal seperti pada kerangka yang dibahas
pada bab 4 yang lalu memperlihatkan bahwa untuk batang-batang lurus yang
menerima dua gaya hanya akan menghasilkan tarikan atau tekanan pada batang
tersebut. Gaya-gaya dalam pada sembarang garis batang yang lain biasanya akan
menimbulkan gaya geser/lintang dan lentur (bending).
Bab ini akan membahas analisis gaya-gaya dalam pada dua jenis struktur teknik
yang penting, yaitu :
1. Balok, yang biasanya berupa elemen/batang prismatik lurus dan panjang yang
dirancang untuk menahan beban yang bekerja di pelbagai titik sepanjang batang.
2. Kabel, merupakan elemen fleksibel yang hanya mampu menahan tarikan, yang
dirancang untuk menahan beban terpusat atau terdistribusi.
Pertama-tama perhatikan batang dua gaya lurus AB yang menerima beban F dan –F
(Gambar 5.1a dan Gambar 5.2a), di mana gaya F dan –F sama besar, berlawanan
arah dan diarahkan sepanjang AB. Lalu batang AB dipotong di C. Untuk menjaga
keseimbangan dari benda bebas AC dan CB, maka pada bagian AC harus
ditambahkan gaya –F sedangkan pada bagian CB ditambahkan gaya F (Gambar 5.1b
dan 5.2b). Gaya F dan –F untuk yang ditambahkan untuk keseimbangan tiap bagian
merupakan gaya dalam yang besarnya tidak tergantung dari posisi titik C.
Harus diingat, bahwa dua gaya gaya yang tidak lurus akan menimbulkan kopel.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 5.4, di mana batang ABC dipotong di D.
Gambar 5.4.
5,4
5,4
= 90 − tan−1 = 41,7𝑂
4,8 4,8
Tanda negatif artinya arah momen dan arah gaya geser berlawanan arah dengan
yang diasumsikan.
Soal-Soal :
5-4. Diketahui radius masing-masing puli 200 mm dan abaikan gesekan. Tentukan
Gaya dalam pada titik J dan K dari struktur yang diperlihatkan.
5-5. Diketahui radius masing-masing puli 150 mm, α = 20 ° dan abaikan gesekan.
Tentukan Gaya dalam pada titik J dan K dari struktur yang diperlihatkan.
Balok biasanya panjang, lurus seperti prismatik. Dalam merancang suatu balok
terutama pemilihan bagian komponen silang yang akan memberikan ketahanan
efektif pada penggeseran dan pelenturan yang dihasilkan oleh suatu pembebanan,
meliputi dua hal yang berbeda, yaitu gaya geser (shear) dan momen lentur
(bending). Penentuan gaya geser dan momen lentur dalam balok tergantung dari
beberapa kondisi pembebanan dan jenis tumpuan.
Suatu balok dapat menerima beban terpusat (terkumpul) P 1, P2, ... (dinyatakan
dalam N, kN, lb atau kips), beban terdistribusi (terbagi) w (dinyatakan dalam N/m,
kN/m, lb/ft atau kips/ft) (Gambar 5.5).
(a) Balok tertumpu sederhana (b) Balok menjulur (c) Balok Kantilever
Balok statis
taktentu
(a) Balok kontinu (b) Balok terpancang tetap (c) Balok terpancang
Pada satu ujung dan tertumpu
Sederhana pada ujung lainnya
Gambar 5.8
Gaya geser V dan momen lentur M pada tiap titik yang diberikan dari suatu balok
dikatakan positif bilamana gaya dalam dan kopel yang bereaksi pada tiap bagian
dari suatu balok diarahkan diperlihatkan pada Gambar 5.9a. Perjanjian ini akan
mudah diingat bila :
a. Gaya geser pada C adalah positif jika gaya luar (gaya pembebanan dan reaksi
tumpuan) yang beraksi pada balok cenderung menggeser putus balok di C seperti
ditunjukkan pada Gambar 5.9b.
b. Momen lentur pada C adalah positif jika gaya luar yang beraksi pada balok
cenderung melenturkan balok di C seperti ditunjukkan pada Gambar 5.9c.
(a) Gaya geser dan momen (b) Efek gaya luar (c) Efe gaya luar
lentur positif (geser positif) (momen lentur positif)
Setelah besar dan arah gaya geser dan momen lentur diperoleh, kita dapat dengan
mudah mencatat nilainya untuk tiap titik pada balok dengan menggambarkannya
pada grafik yang merupakan fungsi dari jarak x yang diukur dari salah satu ujung
balok. Grafik yang didapat disebut dengan diagram gaya geser dan diagram
momen lentur. Sebagai contoh, perhatikan suatu balok AB dengan bentangan L,
yang ditumpu sederhana pin di A dan gelindingan di B. Balok menerima beban
terpusat P di tengah D (Gambar 5.10a).
Gambar 5.10
∑ =0 − =0 =
Untuk panjang pemotongan 0 < x < L/2
Lalu potong balok di titik C antara A dan D, jarak AC kita misalkan x, diagram benda
bebas tiap potongan AC dan CB ditunjukkan pada Gambar c. Kita gunakan potongan
kiri (bagian AC),
𝑃
∑ 𝐹𝑦 = 0 𝑅𝐴 − 𝑉 = 0 𝑉=
∑ 𝑀𝐴 = 0 𝑀−𝑉 𝑥 =0 𝑀= 𝑉 𝑥
𝑃𝐿 𝑃𝑥 𝑃𝐿
𝑀= 𝑉 𝑥 = −
2 2 2
Diagram gaya geser dan diagram momen lentur balok AB dapat dilihat pada Gambar
e dan f.
Catatan : Untuk Balok dengan beban terpusat, lakukan pemotongan diantara dua
gaya pembebanan, baik gaya reaksi maupun gaya pembebanan.
Contoh Soal
Gambarkan diagram gaya geser dan momen lentur untuk balok dengan
pembebanan seperti tampak pada Gambar berikut
DBB :
∑ 𝐹𝑥 = 0 𝐵𝑥 = 0
∑ 𝑀𝐵 = 0 𝐷 5 − 40 3 20 2,5 = 0
120 − 50
𝐷= = 14 𝑘𝑁
5
By D
∑ 𝐹𝑦 = 0 −20 𝐵𝑦 − 40 𝐷=0
𝐵𝑦 = 60 − 14 = 46 𝑘𝑁
∑ 𝑀𝐴 = 0 𝑀−𝑉 𝑥 =0 𝑀 = 𝑉 𝑥 = −20𝑥
∑ 𝐹𝑦 = 0 − 20 46 − 𝑉 = 0 𝑉 = 26 𝑘𝑁
∑ 𝑀𝐴 = 0 𝑀−𝑉 𝑥 46 x 2,5 = 0
x 𝑀 = 𝑉 𝑥 − 115 = 26𝑥 − 115
nilai M merupakan fungsi dari x
Untuk x = 2,5, M = 26 x 2,5 – 115 = -50 kN.m
Untuk x = 5,5, M = 26 x 5,5 – 115 = 28 kN . m
∑ 𝐹𝑦 = 0 − 20 46 − 40 − 𝑉 = 0
𝑉 = −14 𝑘𝑁
∑ 𝑀𝐴 = 0 𝑀 − 𝑉 𝑥 − 40 𝑥 5,5 46 𝑥 2,5 = 0
P = wL
∑ =0 − =0 =
P1 = wx
∑ 𝐹𝑦 = 0 𝑅𝐴 − 𝑃1 − 𝑉 = 0
M 𝑤𝐿
𝑉= − 𝑤𝑥
V 𝑥
∑ 𝑀𝐴 = 0 𝑀 − 𝑣 𝑥 − 𝑃1 = 0
𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥 𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥
𝑀= − 𝑤𝑥 = −
2 2 2
𝑥
V ∑ 𝑀𝐴 = 0 𝑀−𝑣 𝑥− 𝑃 =0
𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥 𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥
𝑀= − 𝑤𝑥 = −
2 2 2
Jadi persamaan untuk potongan 1 dan 2 itu sama, maka persamaan berlaku untuk
panjang potongan 0 < x < L artinya cukup lakukan satu kali pemotongan.
Persamaan Gaya geser dan momen lentur
𝑤𝐿
𝑉= 𝑤𝐿
− 𝑤𝑥 𝑥 = 0 → 𝑣 = 𝑤𝐿𝑥 𝑤𝑥
2 𝑀= −
2 2
𝐿 𝑥=0 →𝑀= 0
𝑥= →𝑣= 0
2 𝐿 𝑤𝐿
𝑥= →𝑀=
𝑤𝐿 2 8
𝑥=𝐿 →𝑣= −
2 𝑥=𝐿 →𝑀= 0