Balok tunggal
1.1. Balok tunggal dengan satu gaya
Pada balok tunggal dengan satu gaya kita dapat menentukan, bahwa batang itu sendiri tidak
mempunyai bobot sendiri. Pada balok tunggal dengan satu gaya P sembarang yang bekerja pada
titik tangkap 1 menurut gambar 1.1 di bawah, ini kita mencari reaksi tumpuan masing-masing
secara analitis seperti berikut:
Gaya lintang antara tumpuan A dan titik tangkap 1 menjadi QA-T = + RA dan antara titik
tangkap 1 dan tumpuan 8 menjadi 01.e = + RA -P=Re Momen maksimal kita tentukan pada titik
gaya lintang menjadi nol, yaitu ( lihat gambar 1.2 dibawah) pada titik tangkap 1. M omen
maksimal itu menjadi:
Kita dapat menentukan reaksi tumpuan masing-masing secara analitis seperti berikut:
Dalam praktek balok tunggal bersudut seperti terlihat pada gambar dibawah berikut sering
terjadi.
Harus diperhatikan dengan khusus tanda ( + , -) terutama pada reaksi tumpuan masing-masing
oleh karena pada banyak contoh jurusannya pada permulaan belum diketahui. Pada contoh itu
kita memilih suatu jurusan saja, dan jikalau jurusan berlawanan hasil menjadi negatif (-). Karena
penentuan tanda ( + ,-) yang benar pada m omen lentur menjadi penting sekali, pada sistim
berikut diberi suatu urat nisbi sebagai garis putus.Momen lentur yang mengakibatkan gaya tarik
pada urat nisbi menjadi posit if ( + ) . Ti!nda ( + , -) pada gaya normal N dan gaya lintang a kita
dapat tentukan
Pada balok tunggal yang miring menurut gambar 3.5.3 b dengan gaya P sembarang dan sejajar
anting kita pilih satu sistem dasar,yaitu suatu balok tunggal dengan lebar bentang = l.Menurut
rumus (3.1) dapat ditentukan reaksi tumpuan masing-masing seperti berikut :
Perbedaan antara sistem dasar ini dan balok tunggal yang miring adalah bahwa gaya lintang
terubah nilainya oleh kemiringan balok tunggal.Karena itu timbul juga gaya normal (lihat
gambar 3.5.3.c. berikut)
Ketika menentukan gaya lintang pada sistem dasar sebagai gaya vertikal V pada balok tunggal
yang miring.Kemudian kita bagi gaya V ke dalam komponen Nm (miring) dan Qm (miring)
menurut rumus berikut :
Pada balok tunggal yang miring dengan beban merata sejajar anting,beban merata selalu kita
tentukan dalam kg/m atau t/m dengan ukuran m(meter) dalam denah (atau dalam sisitm dasar)
Pada perhitungan peran dari konstruksi atap yang berdiri miring dengan sudut a, lmax dan lmin
tidak lagi timbul pada garis sumbu utama, melainkan pada suatu sistim koordinat terkonjungsi
Momen lembam pada sistim koordinat terputar). Pada batang dengan potongan segiempat
persegi kita dapat menentukanbeban masing-masing sebagai:
3.Gaya dalam
Pada kesimbagan harus diperhatikan bahwa konstruksi batang atau rangka batang seluruhnya
harus seimbang.
Kita memotong benda,yang dibebani oleh gaya P1 s/d P3 dan yang bertumpu pada tumpuan A
dan B dalam keseimbangan,menurut garis s-s ke dalam bagian i dan bagian II
Jikalau kita perhatikan bagian I,bagian menjadi seimbangan kalau kita memasang suatu gaya
atau resultan R dari semua gaya luar bagian II (beban dan tumpuan) Jikalau kita perhatikan
bagian II kita mendapat resultan R,juga oleh gaya luar bagian I karena seluruh benda menjadi
seimbang
Pada umumnya reaksi Ri kita tentukan pada titik berat potongan s-s yang sembarang. Ukuran-
ukuran a tau nilai Ri kita tentukan secara statis dan kita katakan:
Bagian Ri yang vertikal ( ordinat) sebelah kiri atau sebelah kanan dari suatu potongan s-s yang
sembarang kita tentukan sebagai gaya lintang (Q). Bagian R1 yang horisontal (absis) sebelah kiri
atau sebelah kanan dari suatu potongan s-s yang sembarang kita tentukan sebagai gaya normal.
Momen lentur (M) menjadi jumlah semua momen yang timbul sebelah kiri atau sebelah kanan
dari situ potongan s-s yang sembarang terhadap titik berat dari benda atau konstruksi pada
potongan s-situ.
CONTOH SOAL
Contoh 1 : pada suatu tunggal dengan beban segitiga yang satu hadap saja,dicari reaksi tumpuan
masing-masing,momen maksimal Mmax dan ukuran balok profil baja I NP ? (lihat gambar
3.2.7.a)
Menurut Bab 3.2.5.(balok tunggak dengan beban segitiga) dan gambar 3.2.5.b kita dapat
menentukan reaksi tumpuan masing-masing sebagai berikut:
Selanjutnya jarak x (Qx = 0) untuk menetukan momen maksimal Mmax menurut rumus (3.13)
sebagai :
Ukuran baja profil I NP dapat ditentukan menurut rumus (2.32) dan dengan menggunakan tabel
1.2.3 pada lampiran(Nilai-nilai pada bahan baja profil)