Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

ANALISA STRUKTUR 1

Di susun oleh :
Nama : Willy Sandi Sambonu
Npm : 12122201210123

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2022
Rangka Batang

KONSTRUKSI RANGKA BATANG


A. PENGERTIAN
Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batang-batang yang
dihubungkan satu dengan lainnya untuk menahan gaya luar secara bersama-sama.
MACAM-MACAM KONSTRUKSI RANGKA BATANG
1. Konstruksi rangka batang tunggal
Jika setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya mempunyai kedudukan yang
setingkat, atau konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang sama (setara).

Contohnya

2. Konstruksi rangka batang ganda


Jika Setiap batang atau setiap segitiga penyusunnya setingkat kedudukannya. akan tetapi
konstruksi terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi yang setara.
Contohnya

3. Konstruksi rangka batang tersusun.


Jika kedudukan batang atau segitiga penyusun konstruksi ada beda tingkatannya, dengan
kata lain, konstruksi terdiri atas konstruksi anak dan konstruksi induk.
Dapat kita lihat pada contoh , segitiga ABC merupakan segitiga konstruksi induk, sedang
segitiga ADE merupakan segitiga konstruksi anak.
Contohnya
Alasan mengapa sebuah Kontruksi rangka batang pada umumnya adalah berbentuk segitiga,
antara lain :
1. Karena bentuk segitiga adalah bentuk yang paling menyatu dibanding bentuk yang lain.
2. Perubahan tempat akibat adanya gaya luar menjadi lebih kecil dalam bentuk segitiga di
banding dari pada bentuk yang lain.
3. Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling stabil (statis).
4. Dan juga tidak menimbulkan tegangan didalam batang walaupun ada kesalahan ukuran dalam
pelaksanaannya
KESEIMBANGAN KONTRUKSI RANGKA
Sebuah Kontruksi rangka batang bisa bersifat statis tertentu atau statis tidak tentu, yang dapat
ditentukan dengan suatu formula
S = 2K – 3
Dimana :
banyaknya batang = (S)
banyaknya titik buhul = (K)
A dan B = konstanta
Catatan : jika S > atau = 2K - 3 maka merupakan rangka batang statis tidak tentu
S < 2K – 3 maka merupakan rangka batang statis tertentu
Contoh :

Periksalah apakah kontruksi tersebut stabil atau tidak ?

Penyelesaian :
Banyak Batang = 13
Banyaknya titik Buhul k =8
S = 2k – 3
S = 2. (8) -3 = 13 (Sesuai) berarti kontruksi tersebut stabil.
METODE-METODE PERHITUNGAN GAYA BATANG PADA KONTRUKSI
RANGKA BATANG
1. Metode kesetimbangan buhul ( cara analitis )
konsep terpenting dalam metode ini, ialah :

1. Uraikan terlebih dahulu gaya-gaya batang menjadi 2 arah yang tegak lurus
2. Hitung reaksi ( Ra dan Rb ) tumpuan akibat pembebanan yang diberikan
3. Namai batang-batang dan titik-titik buhul kontruksi, agar lebih mudah membedakannya dalam
perhitungan kedepannya.
4. Buat perjanjian tanda, yang pada umumnya dalam perhitungan tanda negatif (-) dilambangkan
sebagai tekan. Dan lambanga positif (+) dilambangkan sebagai tarik.
5. Mulailah perhitungan, dengan terlebih dahulu menghitung gaya-gaya batang pada titik buhul
yang maximal gaya batangnya hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui.
6. Kemudian lanjutkan perhitungan ke titik buhul lainnya dengan syarat tadi “ hanya 2 gaya
batang maximum yang tidak diketahui pada titik buhul”
7. Dalam perhitungan pada tiap-tiap titik buhul, di buat asumsi awal dimana semua gaya-gaya
batang arahnya menjauhi titik buhul pada titik buhul yang kita hitung.
8. Dan jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+) maka batang tersebut adalah batang tarik, dan
sebaliknya jika hasil yang diperoleh bernilai negatif (-) maka batang tersebut adalah batang
tekan.
9. Simpulkan hasil perhitungan gaya-gaya batang pada tabel hasil perhitungan agar anda sendiri
bisa melihat hasilnya secara keseluruhan.
Contoh perhitungan dengan metode kesetimbangan titik buhul

Hitung gaya-gaya batang pada kontruksi diatas dengan metode kesetimbangan titik buhul ?
Penyelesaian :
Menghitung reaksi tumpuan
Σ MB = 0 ; RA(9) – 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0
Maka RA = 9 kN
Karena kontruksi simetris maka RA = RB = 9kN
Kita mulai perhitungan gaya dalam dengan mengambil titik yang maksimal gaya batangnya hanya 2
yang tidak diketahui

Kita mulai dengan mengambil titik A


Karena batang S1 sudah diketahui selanjutnya kita ambil titik D untuk mencari S4 dan S3.

Kita ambil titik C

Kita ambil titik F


2. Metode ritter ( cara analitis )
Metode ritter atau umumnya disebut sebagai metode potongan itu berprinsip pada
keseimbangan suatu kontruksi. Dimana pada sebuah kontruksi yang seimbang bila dipotong pada
sembarang bagian, maka bagian sebelah kiri dari kontruksi akan melakukan keseimbangan gaya-
gaya yang ada, demikian juga pada bagian kanan dari kontruksi tersebut.

Prinsip pengerjaan dengan metode ritter ini ialah :


1. Terlebih dahulu hitung reaksi-reaksi pada tumpuan.
2. Kemudian potongan yang kita dibuat hendaknya jangan lebih dari tiga gaya batang yang tidak
diketahui, untuk mempermudah dalam menentukan batang tarik dan batang tekan.
3. Dalam potongan yang telah dibuat, pilih titik pusat momen sedemikian sehingga hanya sebuah
gaya yang belum diketahui besarnya dan gaya tersebut tidak melewati

4. Dan dalam melakukan perhitungan potongan yang di ambil, dimisalkan setiap gaya-gaya
batang itu meninggalkan titik buhul disetiap perhitungan yang dilakukan.
5. Seperti halnya dengan metode sebelumnya, jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+) maka
batang tersebut adalah batang tarik, sedangkan jika hasil yang diperoleh bernilai negatif (-) maka
batang tersebut adalah batang tekan.

Untuk lebih jelasnya coba kita lihat contoh berikut ini :

Carilah gaya-gaya batang pada kontruksi dibawah ini dan tentukan sifatnya ?

Penyelesaian :

Kita ambil pertama potongan A-A, karena dipotongan ini hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui
yaitu S1 dan S2.
Kemudian kita masih perlu mencari jarak siku batang S1 terhadap titik A.
3. Metode cremona ( cara grafis )
Metode cremona adalah metode penyelesaian gaya-gaya batang dengan cara grafis. Dalam
metode ini yang perlu kita kuasai ialah pemahaman konsep perhitungannya. Dimana, agar
nantinya tidak membingungkan kita sendiri jika kita berjumpa dengan model kontruksi yang
lebih sulit lagi .
Jadi, prinsip terpenting dalam perhitungan metode ini yaitu sebagai berikut :
1. Hitung terlebih dahulu reaksi-reaksi tumpuan.
2. Namai tiap batang dan tiap titik buhul agar mudah dikenali dalam perhitungan nantinya.
3. Buat tanda pada tiap batang apakah batang tersebut merupakan batang tekan atau batang tarik,
dengan melihat lendutan akibat pembebanan yang diberikan.
4. Dan terlebih dahulu jangan lupa membuat skala penggambarannya, agar tidak membingungkan
nantinya dalam menentukan arah penggambaran yang selanjutnya akan kita lakukan.
5. Mulailah melukiskan gaya batang, dimulai dari titik buhul yang maksimum besar gaya
batangnya hanya 2 batang yang tidak diketahui, yang biasanya kita mulai dari titik perletakan.
6. Urutan dalam melukiskan gaya batang itu searah jarum jam.
7. Dan dalam menentukan besarnya gaya batang itu berprinsip bahwa, resultan seluruh gaya luar
dan gaya dalam=0.
8. Dalam melukisan arah gaya batang harus sejajar batang yang dihitung gayanya.
9. Terakhir buatkan dalam tabel besarnya gaya tiap batang agar kita bisa menarik kesimpulan
dalam perhitungan tersebut.
Berikut contoh soal untuk mempermudah pemahaman para kawan-kawan sekalian,

Hitunglah besar dan jenis gaya batang tersebut dengan cara ceremona ?

PENYELESAIAN :

Jadi untuk menentutkan batang tarik atau tekan kita bisa melihat lendutan yang terjadi karena
beban rangka batang tersebut

Kemudian kita namai tiap titik buhul, untuk memper mudah pengerjaan.
Baru kita tentukan urutan pengerjaan penggambaran yang akan kita lakukan.

Baru kita kerjakan sesuai urutan yang telah kita buat.


1. Penggambaran kita mulai dari titik C, karena di titik C hanya 2 batang yang belum diketahui
yaitu S1 dan S2 . kita mulai penggambaran dari P1 sampai tertutup kembali searah jarum jam
penggambaran.

2. Kemudian kita ambil titik D, karena batang S1 sudah diketahui dari titik C, hanya tinggal
batang S3 dan S4. Jadi, kita mulai penggambaran dari batang S1 sampai menutup kembali searah
jarum jam penggambaran.
3. Kemudian ke titik E, seperti konsep awal dimulai searah jarum jam urutan penggambaran nya
sampai tertutup kembali ke titik start. Untuk memperoleh batang S6 dan S5.

4. Kemudian ke titik A untuk memperoleh batang S10. Dimana disini kita dapatkan bahwa batang
S11=0 , karena di titik A tidak ada komponen gaya vertikalnya, hanya S11 saja.
5. Kemudian ketitik G unutk memperoleh batang S9 dan S7

6. Kemudian ke titik B untul memperoleh S8.


7. Kemudian kita ke titik F

8. Setelah setiap titik kita sudah bisa menyelesaikannya. Maka secara keseluruhan pun kita akan
paham dalam penyelesaiannya juga. Yang paling penting di ingat dalam penggambaran itu hanya
2 batang yang tidak diketahui dan penggambarannya searah jarum jam.

Anda mungkin juga menyukai