1
Rangka Bidang
1. Struktur rangka batang bidang adalah struktur yang
disusun dari batang-batang yang diletakkan pada
suatu bidang dan dihubungkan melalui sambungan
sendi pada ujung-ujungnya.
2. Struktur rangka batang stabil: tidak terjadi pergerakan
titik pada struktur diluar pengaruh deformasi elemen.
3. Susunan stabil biasanya merupakan rangkaian segitiga.
4. Struktur rangka batang bisa menjadi statis tak tentu
dalam dua cara.
• Kelebihan reaksi perletakan => struktur statis tak
tentu eksternal.
• Kelebihan batang => struktur menjadi statis tak
tentu internal.
Asumsi-asumsi yang dibuat dalam
analisis struktur rangka batang:
1. Batang-batang dihubungkan dengan sendi sempurna (tanpa
gesekan) pada ujung-ujungnya.
Pada kenyataannya hampir semua elemen tidak dihubungkan
dengan sendi, seperti dilas atau dibaut. Bahkan bila dibuat model
sendi, gesekan juga tidak bisa dihindari. Tetapi asumsi ini
memberikan sangat banyak penyederhanaan dan memberikan hasil
yang cukup akurat.
2. Beban dan reaksi hanya bekerja pada titik kumpul saja. Asumsi ini
dapat dipenuhi dengan meletakkan tumpuan sub-struktur pada titik-
titik kumpul saja, sehingga beban yang letaknya tidak beraturan
disalurkan hanya pada titik-titik kumpul. Tetapi pengaturan ini sering
tidak dapat dipenuhi karena alasan kepraktisan/ekonomis.
3. Sumbu memanjang batang lurus dan berimpit dengan garis yang
menghubungkan titik-titik kumpul.
Untuk mencegah eksentrisitas, sumbu-sumbu penampang yang
disambungkan pada satu titik kumpul harus berpotongan pada satu
titik.
Asumsi-asumsi yang dibuat dalam
analisis struktur rangka batang:
Apabila semua asumsi diatas
dipenuhi, maka:
8
Berlaku Hukum III Newton : AKSI = REAKSI
• Pembahasan dibatasi pada : statis tertentu atau rangka batang
sederhana
Syarat rangka batang sederhana
1. Sumbu batang berimpit dengan garis penghubung antara kedua
ujung sendi / simpul. Titik pertemuan disebut : titik simpul.
Garis yang menghubungkan semua simpul pada rangka batang
disebut : Garis Sistem.
2. Muatan/beban yang bekerja pada rangka batang harus
ditangkap / diteruskan pada simpul.
3. Garis sistem dan gaya luar harus terletak pada satu bidang datar.
4. Rangka batang ini harus merupakan rangka batang statis
tertentu, baik ditinjau dari keseimbangan luar dan keseimbangan
9
dalam.
METODE ANALISA GAYA PADA KERANGKA
BATANG (TRUSS)
METODE SAMBUNGAN
METODE POTONGAN
10
METODE ANALISA GAYA PADA KERANGKA
BATANG (TRUSS)
A. METODE SAMBUNGAN
Metode keseimbangan titik simpul (method of joints)
Memperhatikan dan meninjau free-body dari titik-titik simpul.
11
A. METODE SAMBUNGAN
a)
Prinsip dasar yang dipergunakan dalam metode titik simpul, adalah :
Seluruh gaya yang bekerja pada titik simpul (gaya luar maupun
gaya batang) harus memenuhi persamaan ∑V = 0 dan ∑H = 0
b) Perhitungan gaya batang dapat dimulai dari titik simpul yang
diketahui gaya luarnya (reaksinya), sedang gaya batang yang belum
diketahui besarnya, maksimum 2 batang.
c) Batang yang akan dihitung gaya batangnya dianggap mengalami
tarik dan diberi nilai positip ( + )
d) Bila ditinjau dari titik simpul, maka yang dimaksud dengan :
• Batang tarik, adalah batang yang memberikan gaya dengan
arahmeninggalkan (menarik) titik simpul
• Batang tekan, adalah batang yang memberikan gaya dengan
arah menuju titik simpul.
12
13
14
Metode Sambungan
(Metode Kesimbangan Titik Simpul)
• Analisi dilakukan di sambungan / simpul / pin
• Batang merupakan batang dan gaya, dimana satu gaya pada setiap ujung
batang.
• Berlaku hukum III Newton : Aksi = reaksi (gaya besar sama tetapi arah
berlawanan).
• Digunakan untuk menghitung gaya pada semua.
Kasus 1.
Cari reaksi di tumpunan dari konstruksi rangka batang sederhana berikut dan
hitung gaya masing-masing batang
serta tentukan gaya tarik atau tekan
15
Jawab :
• Pengecekan stabilitas :
Jumlah simpul (S) = 4
Jumlah batang (B) = 5
Jumlah reaksi (R) = 3
2S – B – R = 2(4) – 5 – 3 = 0 Rangka batang stabil
• ∑ MB = 0
RVC(3,5) – 70 (1,2) – 24 (7) = 0
RVC= 72 kN (↑)
• ∑ MC= 0
RVB(3,5) + 70 (1,2) + 24 (3,5) = 0
RVB = - 48 kN (↓)
• Pengecekan :
∑ FV= 0 = 72 – 24 – 48 = 0 perhitungan benar
• ∑ FHB= 0
RHB- 70 = 0
RHB = 70 kN (←)
18
19
20
21
TERIMA
KASIH
22