Anda di halaman 1dari 14

NAMA : ANTHONIUS UNTAILAWAN

NPM : 12122201210007

KELAS : B

PRODI : TEKNIK SIPIL

TUGAS :1

MATA KULIAH : ANALISA STRUKTUR SATU

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

PRODI TEKNIK SIPIL

AMBON

2022
Rangka Batang

KONSTRUKSI RANGKA BATANG

A. PENGERTIAN
Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batang-
batang yang dihubungkan satu dengan lainnya untuk menahan gaya luar secara
bersama-sama.
MACAM-MACAM KONSTRUKSI RANGKA BATANG
1. Konstruksi rangka batang tunggal

Jika setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya mempunyai


kedudukan yang setingkat, atau konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang
sama (setara).

Contohnya

2. Konstruksi rangka batang ganda

Jika Setiap batang atau setiap segitiga penyusunnya setingkat


kedudukannya. akan tetapi konstruksi terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi
yang setara.
Contohnya
3. Konstruksi rangka batang tersusun.

Jika kedudukan batang atau segitiga penyusun konstruksi ada beda


tingkatannya, dengan kata lain, konstruksi terdiri atas konstruksi anak dan konstruksi
induk.
Dapat kita lihat pada contoh , segitiga ABC merupakan segitiga konstruksi
induk, sedang segitiga ADE merupakan segitiga konstruksi anak.
Contohnya

Alasan mengapa sebuah Kontruksi rangka batang pada umumnya adalah berbentuk segitiga, antara
lain :

1. Karena bentuk segitiga adalah bentuk yang paling menyatu dibanding bentuk yang lain.

2. Perubahan tempat akibat adanya gaya luar menjadi lebih kecil dalam bentuk segitiga di banding
dari pada bentuk yang lain.

3. Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling stabil (statis).

4. Dan juga tidak menimbulkan tegangan didalam batang walaupun ada kesalahan ukuran dalam
pelaksanaannya

KESEIMBANGAN KONTRUKSI RANGKA

Sebuah Kontruksi rangka batang bisa bersifat statis tertentu atau statis tidak tentu, yang dapat
ditentukan dengan suatu formula

S = 2K – 3

Dimana :

banyaknya batang = (S)

banyaknya titik buhul = (K)

A dan B = konstanta

Catatan : jika S > atau = 2K - 3 maka merupakan rangka batang statis tidak tentu

S < 2K – 3 maka merupakan rangka batang statis tertentu


Contoh :

Periksalah apakah kontruksi tersebut stabil atau tidak ?

Penyelesaian :

Banyak Batang = 13

Banyaknya titik Buhul k =8

S = 2k – 3

S = 2. (8) -3 = 13 (Sesuai) berarti kontruksi tersebut stabil.

METODE-METODE PERHITUNGAN GAYA BATANG PADA KONTRUKSI RANGKA BATANG

1. Metode kesetimbangan buhul ( cara analitis )


konsep terpenting dalam metode ini, ialah :

1. Uraikan terlebih dahulu gaya-gaya batang menjadi 2 arah yang tegak lurus

2. Hitung reaksi ( Ra dan Rb ) tumpuan akibat pembebanan yang diberikan

3. Namai batang-batang dan titik-titik buhul kontruksi, agar lebih mudah


membedakannya dalam perhitungan kedepannya.

4. Buat perjanjian tanda, yang pada umumnya dalam perhitungan tanda negatif (-)
dilambangkan sebagai tekan. Dan lambanga positif (+) dilambangkan sebagai tarik.

5. Mulailah perhitungan, dengan terlebih dahulu menghitung gaya-gaya batang pada titik
buhul yang maximal gaya batangnya hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui.

6. Kemudian lanjutkan perhitungan ke titik buhul lainnya dengan syarat tadi “ hanya 2
gaya batang maximum yang tidak diketahui pada titik buhul”

7. Dalam perhitungan pada tiap-tiap titik buhul, di buat asumsi awal dimana semua gaya-
gaya batang arahnya menjauhi titik buhul pada titik buhul yang kita hitung.

8. Dan jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+) maka batang tersebut adalah batang
tarik, dan sebaliknya jika hasil yang diperoleh bernilai negatif (-) maka batang tersebut
adalah batang tekan.
9. Simpulkan hasil perhitungan gaya-gaya batang pada tabel hasil perhitungan agar anda
sendiri bisa melihat hasilnya secara keseluruhan.

Contoh perhitungan dengan metode kesetimbangan titik buhul

Hitung gaya-gaya batang pada kontruksi diatas dengan metode kesetimbangan titik buhul ?

Penyelesaian :

Menghitung reaksi tumpuan


Σ MB = 0 ; RA(9) – 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0

Maka RA = 9 kN

Karena kontruksi simetris maka RA = RB = 9kN

Kita mulai perhitungan gaya dalam dengan mengambil titik yang maksimal gaya batangnya
hanya 2 yang tidak diketahui

Kita mulai dengan mengambil titik A

Karena batang S1 sudah diketahui selanjutnya kita ambil titik D untuk mencari S4 dan S3.
Kita ambil titik C

Kita ambil titik F


2. Metode ritter (cara Analistis)

Metode ritter atau umumnya disebut sebagai metode


potongan itu berprinsip pada keseimbangan suatu kontruksi.
Dimana pada sebuah kontruksi yang seimbang bila dipotong pada
sembarang bagian, maka bagian sebelah kiri dari kontruksi akan
melakukan keseimbangan gaya-gaya yang ada, demikian juga pada
bagian kanan dari kontruksi tersebut.

Prinsip pengerjaan dengan metode ritter ini ialah :

1. Terlebih dahulu hitung reaksi-reaksi pada tumpuan.

2. Kemudian potongan yang kita dibuat hendaknya jangan lebih dari tiga gaya
batang yang tidak diketahui, untuk mempermudah dalam menentukan
batang tarik dan batang tekan.

3. Dalam potongan yang telah dibuat, pilih titik pusat momen


sedemikian sehingga hanya sebuah gaya yang belum diketahui
besarnya dan gaya tersebut tidak melewati

4. Dan dalam melakukan perhitungan potongan yang di ambil,


dimisalkan setiap gaya-gaya batang itu meninggalkan titik buhul
disetiap perhitungan yang dilakukan.

5. Seperti halnya dengan metode sebelumnya, jika hasil yang diperoleh


bernilai positif (+) maka batang tersebut adalah batang tarik, sedangkan jika
hasil yang diperoleh bernilai negatif (-) maka batang tersebut adalah batang
tekan.
Untuk lebih jelasnya coba kita lihat contoh berikut ini :

Carilah gaya-gaya batang pada kontruksi dibawah ini dan tentukan sifatnya ?

Penyelesaian :
Kita ambil pertama potongan A-A, karena dipotongan ini hanya 2 gaya batang
yang tidak diketahui yaitu S1 dan S2.

Kemudian kita masih perlu mencari jarak siku batang S1 terhadap titik A.
3. Metode cremona ( cara grafis )
Metode cremona adalah metode penyelesaian gaya-gaya batang
dengan cara grafis. Dalam metode ini yang perlu kita kuasai ialah
pemahaman konsep perhitungannya. Dimana, agar nantinya tidak
membingungkan kita sendiri jika kita berjumpa dengan model
kontruksi yang lebih sulit lagi .

Jadi, prinsip terpenting dalam perhitungan metode ini yaitu sebagai


berikut :

1. Hitung terlebih dahulu reaksi-reaksi tumpuan.

2. Namai tiap batang dan tiap titik buhul agar mudah


dikenali dalam perhitungan nantinya.

3. Buat tanda pada tiap batang apakah batang tersebut


merupakan batang tekan atau batang tarik, dengan
melihat lendutan akibat pembebanan yang diberikan.

4. Dan terlebih dahulu jangan lupa membuat skala


penggambarannya, agar tidak membingungkan nantinya
dalam menentukan arah penggambaran yang
selanjutnya akan kita lakukan.

5. Mulailah melukiskan gaya batang, dimulai dari titik


buhul yang maksimum besar gaya batangnya hanya 2
batang yang tidak diketahui, yang biasanya kita mulai dari
titik perletakan.

6. Urutan dalam melukiskan gaya batang itu searah jarum


jam.

7. Dan dalam menentukan besarnya gaya batang itu


berprinsip bahwa, resultan seluruh gaya luar dan gaya
dalam=0.
8. Dalam melukisan arah gaya batang harus sejajar batang
yang dihitung gayanya.

9. Terakhir buatkan dalam tabel besarnya gaya tiap batang


agar kita bisa menarik kesimpulan dalam perhitungan
tersebut.

Berikut contoh soal untuk mempermudah pemahaman para kawan-


kawan sekalian,

Hitunglah besar dan jenis gaya batang tersebut dengan cara


ceremona ?

PENYELESAIAN :

Jadi untuk menentutkan batang tarik atau tekan kita bisa melihat
lendutan yang terjadi karena beban rangka batang tersebut

Kemudian kita namai tiap titik buhul, untuk memper mudah


pengerjaan.

Baru kita tentukan urutan pengerjaan penggambaran yang akan kita


lakukan.
Baru kita kerjakan sesuai urutan yang telah kita buat.

1. Penggambaran kita mulai dari titik C, karena di titik C hanya 2 batang


yang belum diketahui yaitu S1 dan S2 . kita mulai penggambaran dari
P1 sampai tertutup kembali searah jarum jam penggambaran.

2. Kemudian kita ambil titik D, karena batang S1 sudah diketahui dari


titik C, hanya tinggal batang S3 dan S4. Jadi, kita mulai penggambaran
dari batang S1 sampai menutup kembali searah jarum jam
penggambaran.

3. Kemudian ke titik E, seperti konsep awal dimulai searah jarum jam


urutan penggambaran nya sampai tertutup kembali ke titik start.
Untuk memperoleh batang S6 dan S5.
4. Kemudian ke titik A untuk memperoleh batang S10. Dimana disini
kita dapatkan bahwa batang S11=0 , karena di titik A tidak ada
komponen gaya vertikalnya, hanya S11 saja.

5. Kemudian ketitik G unutk memperoleh batang S9 dan S7

6. Kemudian ke titik B untul memperoleh S8.


7. Kemudian kita ke titik F

8. Setelah setiap titik kita sudah bisa menyelesaikannya.


Maka secara keseluruhan pun kita akan paham dalam
penyelesaiannya juga. Yang paling penting di ingat dalam
penggambaran itu hanya 2 batang yang tidak diketahui dan
penggambarannya searah jarum jam.

Anda mungkin juga menyukai