Anda di halaman 1dari 63

PENGANTAR STRUKTUR STATIS TAK TENTU

MATERI #10 ANALISA STRUKTUR 1

TIM DOSEN
DR. IR. WINDU PARTONO, M.Sc
DR. IR NUROJI, MT
HARDI WIBOWO, ST, M.Eng
DR.Eng SUKAMTA, ST, MT
Tipe Struktur
Secara garis besar, struktur dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Balok (beam) : elemen struktur yang berfungsi untuk memikul beban
transversal saja. Suatu balok akan teranalisa dengan lengkap apabila gaya
geser dan momennya diketahui.

2. Rangka kaku (rigid frame) : struktur yang tersusun dari elemen-elemen


yang dihubungkan secara kaku (misalkan hubungan las). Rangka kaku
akan ternalisa dengan lengkap apabila gaya geser, aksial, dan momennya
di seluruh elemen dapat diketahui.
3. Rangka batang (truss) : suatu struktur yang seluruh elemen penyusunnya
dihubungkan dengan sambungan sendi. Dengan demikian pada rangka
batang hanya terdapat gaya aksial.

RANGKA BATANG GABUNGAN (compound trusses)


Adalah struktur rangka yang merupakan gabungan dari beberapa struktur rangka
sederhana (simple truss). Meskipun bentuknya sedikit rumit, namun struktur ini
masih dalam kategori struktur statis tertentu.

Ada 2 macam : a. Rangka Berganda


b. Rangka Tersusun
a. Rangka Berganda

Semacam 2 rangka batang sederhana yang dihubungkan sesamanya dengan sebuah elemen

batang. Untuk pernghitungan gaya batangnya diperlukan cara / trik tertentu. (susunan 2

“simple truss” simetris)

m = 19

j = 11

R =3

m + R = 2j

19 + 3 = 2.11
22 = 22

 Statis tertentu
Untuk menghitung gaya batangnya, langkah-langkahnya :
1. Hitung reaksi – reaksi perletakan (SMA = 0, SMB = 0, SV = 0)
2. Hitung S1, S2, S3 dan S4 dengan metode Kes. Titik Buhul di A dan
di B (SV = 0 dan SH = 0)
3. Gunakan potongan 1 – 1 untuk mendapat S5, S6 dan S7 (SMC =
0, SME = 0, SMK = 0 ) dengan metode ptongan (Ritter).
4. Dengan metode kes. Titik Buhul atau grafis Cremona, dititik L, K,
M akan didapat S8, S9, S10, S11 dan S12
5. Gunakan cara serupa untuk bagian kiri.
m =9
R =3
j =6
m+R = 2.j
9+3 = 2.6
12 = 12

 STATIS TERTENTU
Namun demikian sangat susah untuk diselesaikan dengan 3 cara
sebelumnya (kes. Titik buhul, Ritter dan Cremona). Untuk itu
diperlukan trik tertentu.
Anggap struktur tersebut terdiri dari 2 bagian simple truss yaitu AEF
dan BCD yang dihubungkan dengan batang 1, 2 dan 3. Kita lepas
dulu “simple truss” BCD. Sebelumnya reaksi reaksi perletakan RAH,
RAV dan RBV dihitung dulu dengan cara biasa.
Batang – batang yang dilepas
pada titik C, D dan B adalah S1, S2
dan S3 dianggap Tarik semua.
Dengan persamaan dasar SMC =
0, SH = 0, SV = 0 diperoleh S1, S2, S3.

Selanjutnya kembali kestruktur secara keseluruhan, gaya


batang S4, S5, S6, S7, S8, S9 akan bisa diketemukan dengan
cara kes. Titik Buhul atau grafis Cremona.
b. Rangka Tersusun
Adalah susunan dari beberapa “simple truss”
yang tidak sehubungan (senilai), melainkan ada
macam bagian tambahan untuk menggantikan
sebuat batang. Bagian tambahan disebut rangka
anak, sedang bagian utama disebut rangka
induk.
Diselesaikan dengan cara
dipisah rangka anaknya dulu.
Selesaikan reaksi tumpuan
rangka anak
Hitung gaya batang rangka
anak
Reaksi tumpuan angka
anak jadikan beban pada
rangka induk
Hitung gaya batang induk
1,5p
Keseimbangan Struktur
• Sebuah struktur harus dalam keadaan seimbang, jika sebelumnya dalam
keadaan diam, maka struktur tersebut harus tetap dalam keadaan diam
ketika menahan beban.
• Hal ini berarti bahwa gaya dalam yang terjadi pada struktur harus sama
dengan gaya luar (beban). Dalam persamaan matematis untuk struktur 3D
dapat dituliskan (ada 6 persamaan), sbb :

• Untuk struktur 2D (ada 3 persamaan) adalah :


Struktur Statis Tertentu, Statis Tak Tentu, dan Ketidakstabilan
Sebuah struktur disebut dalam keadaan stabil atau kaku jika struktur tersebut dapat
mempetahankan bentuknya ketika dilepas dari penahannya (tumpuannya).
• Sebuah struktur disebut struktur statis tertentu jika reaksi tumpuan dapat dicari
dengan hanya menggunakan persamaan keseimbangan (3 untuk 2D, 6 untuk 3D).
• Struktur bidang (2D) mempunyai 3 persamaan keseimbangan, oleh karena
itu hanya struktur bidang yang mempunyai 3 reaksi tumpuan yang dapat
diselesaikan sebagai struktur statis tertentu.
• Struktur yang mempunyai reaksi tumpuan lebih dari 3 sementara hanya
ada 3 persamaan keseimbangan yang dapat digunakan, disebut sebagai
struktur statis tak tentu.
STATIS TAK TENTU DALAM DAN
STATIS TAK TENTU LUAR
STATIS TAK TENTU LUAR  Berkaitan dengan kelebihan
jumlah reaksi perletakan.

STATIS TAK TENTU DALAM  Terkait dengan kelebihan


jumlah elemen yang dicari gaya dalamnya( sebagai
contoh, untuk struktur rangka batang adalah jumlah
elemen rangkanya itu sendiri)
DERAJAT ke-STATIS TAK TENTU-an
STRUKTUR
STATIS TAK TENTU LUAR
Derajat = R – 3

Dimana:
R = jumlah macam reaksi perletakan

3 = jumlah persamaan dasar kesetimbangan (SV=0, SH=0, SM=0)


DERAJAT ke-STATIS TAK TENTU-an
STRUKTUR
CONTOH:
DERAJAT ke-STATIS TAK TENTU-an
STRUKTUR
STATIS TAK TENTU DALAM

DERAJAT = m –( 2j – R )
Dimana:
m= member (jumlah batang)
j = Joint (jumlah titik buhul)
R = Reaksi (jumlah reaksi perletakan)
DERAJAT ke-STATIS TAK TENTU-an
STRUKTUR
CONTOH
DERAJAT ke-STATIS TAK TENTU-an
STRUKTUR
CONTOH
PENYEDERHANAAN STRUKTUR STATIS
TAK TENTU

Dalam rangka untuk menyederhanakan proses analisa


struktur, struktur yang memiliki kesimetrisan (simetris baik
dari segi geometri, properties elemen dan beban yang
bekerja) bisa dilakukan penyederhanaan.
PENYEDERHANAAN STRUKTUR STATIS
TAK TENTU
CONTOH
PENYEDERHANAAN STRUKTUR STATIS
TAK TENTU
CONTOH
Keuntungan dan Kerugian Struktur Statis Tak Tentu
• Keuntungan :
1. Gaya dalam yang lebih rendah. Gaya dalam maksimum pada struktur statis
tak tentu secara umum lebih rendah dibandingkan dengan gaya dalam pada
struktur statis tertentu.

2. Lebih kaku.
Keuntungan dan Kerugian Struktur Statis Tak Tentu
• Keuntungan :
3. Struktur statis tak tentu bisa mendistribusikan gaya jika terjadi beban berlebih.
Sebagai contoh adalah struktur jembatan seperti pada gambar berikut.
Gambar (a) menunjukkan jembatan direncanakan menggunakan struktur statis
tertentu sedangkan gambar (b) menunjukkan jembatan direncanakan dengan
struktur statis tak tentu. Jika terjadi kegagalan struktur pada pilar B, maka
jembatan (a) akan langsung roboh, sedangkan jembatan (b) masih stabil.
Keuntungan dan Kerugian Struktur Statis Tak Tentu
• Kerugian :
1. Timbul gaya dalam akibat terjadinya penurunan tumpuan/pondasi.

2. Timbul gaya dalam akibat perubahan suhu atau ketidaktepatan dalam


fabrikasi.
Prinsip Dasar Analisa Struktur

1. Prinsip keseimbangan : berhubungan dengan gaya yang bekerja pada


struktur
2. Kondisi keselarasan (Compatibility conditions) : berhubungan dengan
lendutan / perpindahan struktur
3. Hubungan gaya - perpindahan : karakteristik penampang (E, I, A) yang
menghubungkan perilaku gaya dan perpindahan pada struktur.

• Pada struktur statis tertentu, persamaan keseimbangan digunakan untuk


mencari gaya reaksi tumpuan dan gaya dalam, kemudian hubungan gaya
- perpindahan dan kondisi kompatibilitas digunakan untuk menentukan
perpindahan/lendutan struktur.
• Pada struktur statis tak tentu, persamaan keseimbangan saja tidak dapat
digunakan untuk menentukan gaya reaksi dan gaya dalam. Ketiga prinsip
dasar diatas harus digunakan bersama-sama untuk dapat menentukan
gaya reaksi dan gaya dalam yang terjadi.
Metode Penyelesaian Struktur STT

1. Metode Gaya (Consistent Deformation)


2. Metode Persamaan Tiga Momen
3. Metode Ubahan Sudut (Slope Deflection)
4. Metode Distribusi Momen (Cross)
5. Metode Matriks
Penyelesaian STRUKTUR RANGKA BATANG 2D STATIS TAK TENTU
( Menggunakan METODE GAYA redundant )

CONTOH
1. Hilangkan 1 reaksi perletakan diambil sebagai
redundant. Bila reaksi perletakan di titik C yang
diambil sebagai redundant, maka struktur menjadi
sebagai berikut :
Struktur menjadi statis tertentu dengan RCV = X sebagai beban ke atas.
2. Hitung gaya – gaya batang struktur akibat beban luar
saja. Sebut gaya – gaya batang itu dengan Soi
(S01, S02, …….., S017)
3. Hitung gaya – gaya batang struktur akibat beban
redundant X = 1 satuan. Sebut gaya batang ini
sebagai αi (α1, α2, ……….., α17)

Bila X = X.1 satuan, maka


gaya – gaya batang menjadi

αi.X
4. Mencari nilai X (gaya redudant)

𝐿 Tanda ( - ) menunjukkan
σ𝑛
𝒊 =1 𝑆𝟎𝒊.𝛼𝒊 . 𝒊
X=- 𝐴𝒊 .𝐸 arah ke atas.
𝑛 2 𝐿𝒊
σ𝒊 =1 𝛼𝒊 .
𝐴𝒊 . 𝐸

5. Gaya batang S1, S2 ……., Sn


dihitung dengan rumus :

Si = S0i+ αi.X
 Catatan penurunan pers. X
Usaha yang terjadi pada keseluruhan batang akibat beban luar gaya
redundant adalah :
𝒏
𝑺𝟐𝒊 . 𝑳𝒊
𝑼= ෍
𝟐 𝑨𝒊. 𝑬
𝒊 =𝟏

Gaya – gaya batang yang terjadi adalah


𝝏𝑺𝒊
Si = S0i + αi.X  penurunan Si terhadap X ( ) (dif. parsial)
𝝏𝑿

𝝏𝑺𝒊
Menjadi  = 0 + αi
𝝏𝑿

𝝏𝑺𝒊
Sehingga  = αi
𝝏𝑿
 lendutan di titik C terkait beban luar dan gaya
redundant X di C adalah

𝝏𝑼 𝑛 𝐿𝒊 𝝏𝑺𝒊
δC = = σ𝒊=1 .
𝝏𝑿 𝐴𝒊.𝐸 𝝏𝑿

𝑆𝒊.𝐿𝒊
δC = σ𝑛𝒊=1 . 𝛼𝒊 = 0
𝐴𝒊.𝐸
 lendutan di C = 0 (karena tumpuan)
 masukan Si = S0i + αi.X ke pers. diatas.
𝑆𝑜𝒊+𝛼𝐢.𝑋 𝐿𝒊
σ𝑛𝒊=1 . 𝛼𝒊 = 0
𝐴𝒊.𝐸

𝑆𝑜𝒊.𝑳𝒊.𝛼𝒊 𝛼𝒊2 .𝑋.𝐿𝒊


σ𝑛𝒊=1 + =0
𝐴𝒊.𝐸 𝐴𝒊.𝐸

𝐿𝒊
σ𝑛
𝒊=1 𝑆𝒐𝒊.𝛼𝒊.
𝐴𝒊.𝐸
𝑋= 𝑛 2 𝐿𝒊
σ𝒊=1 𝛼𝒊 .
𝐴𝒊.𝐸
Contoh 2.
Tiga (3) buah batang BA, CA, DA disambung di A seperti tergambar.
luas penampang AB = AD = 4 cm2, luas penampang AC = 6 cm2.
Pertanyaan gaya-gaya batang AB, DA, AC ?

Jawab :
Jika kita hitung kesetimbangan gaya di titik A, ada 3 gaya yg tidak diketahui besarnya,
maka sebagai ga ya kelebihan (batang kelebihan) diambil batang AD.
Gaya-gaya batang pada statis tertentu  S0
Ditentukan dengan cara grafis sebagai berikut:
akibat 1 satuan (X = 1)  gaya – gaya batang = αi
Ditentukan dengan cara grafis sebagai berikut:

𝑋.𝑳0
akibat gaya X terjadi perpendekan batang AD = (X adalah gaya tekan)
𝐴0 .𝐸
𝝏𝑼 𝑋. 𝑳0
= -
𝝏𝑿 𝐴0 𝐸
𝑳𝑖 𝑋.𝑳0
σ((𝑆0 + 𝛼𝑖 . 𝑥 ) . 𝛼𝑖 . ) = −
𝐴𝑖 𝐸 𝐴𝑜 𝐸

𝛼𝑖2 . 𝑳𝑖 𝑳0 𝑆0 . 𝛼𝑖 . 𝑳𝑖
X (σ( )+ ) =-σ )
𝐴𝑖 𝐸 𝐴0 𝐸 𝐴𝑖 𝐸
•Table :
No. Nama S0 (ton) L (cm) A 𝐋 ai 𝐋𝑖 𝐋𝑖 S = S0 + ai . X (ton)
(.1/E) S0 . ai . 𝛼𝑖2 .
𝐴𝐸 𝐴𝑖 𝐸 𝐴𝑖 𝐸
btg btg (cm2)

1 AB 1½ 2 283 70,75 -½ 2 -106,125 35,375 0,974


3 AC 1½ 2 283 6 47,17 -½ 2 -70,755 23,585 0,974

Σ -176,88 58,96

X(58,96 + 200/4) = - (-176,88)


X = 1,623 ton (tarik)
•gaya batang AB = AC = + 0,974 ton (tarik)
•AD = + 1,623 ton (tarik)
•cek kesetimbangan gaya-gaya di titik A (dengan metode kes. Titik buhul) :
•Σv = 0
•1,623 + 0,974cos 45° +0,974cos45o
•--3 ≠ 0 seharusnya = 0 ........... OK
•ΣH = 0
•0,974cos 45° - 0,974 cos 45° = O………....OK
Contoh 3.
Diketahui batang BC lebih
panjang 0,15cm dibandingkan
dengan desainnya, harga E = 2.10
kg/cm Luas penampang batang
ditunjukkan dalam tanda ( )
dengan satuan cm2.
•Pertanyaan gaya-gaya batang ?
•Jawab : Konstruksi dijadikan statis tertentu dalam.
•Sebagai redundant diambil batang BC
• Hitung gaya – gaya batang akibat beban – beban luar pada rangka statis tertentu
-------- > S0 𝑋.𝑳
•Akibat X batang BC bertambah pendek = 0
𝐴0 .𝐸

𝝏𝑼 𝑋.𝑳0
= + δ (= perpanjangan) - (perpendekan)
𝝏𝑿 𝐴0 .𝐸

𝑳𝑖 𝑋. 𝑳0
෍((𝑆0 + 𝛼𝑖 . 𝑥 ) . 𝛼𝑖 . )=+𝛿 −
𝐴𝑖 𝐸 𝐴0 . 𝐸
Gaya – gaya batang akibat 3 ton di B ( = S0 ), dihitung dengan metode grafis.
Gaya – gaya batang akibat 1 satuan di B dan C (tekan)  gaya – gaya batang = αi
Ditentukan dengan cara grafis.
No. L A L/AE S0 ai L𝑖 L𝑖 S = S0 + ai. X
S0. ai. 𝛼𝑖2 .
𝐴𝑖 𝐸 𝐴𝑖 𝐸
btg (cm) (cm2) (.1/E) (ton) (ton)
(.1/E) (.1/E)

1 400 4 100 +4 1,333 533,2 177,69 +2,3604

2 300 3 100 +3 1 300 100 + 1,77

3 400 4 100 0 1,333 0 177,69 -1,640

4 500 5 100 -5 -1,667 833,5 277,89 -2,950

5 500 5 100 0 -1,667 0 277,89 +2,0504

Σ 1666,7 1011,16
•Persamaan :
𝛼𝑖2 . 𝑳𝑖 𝑳0 𝑆0 . 𝛼𝑖 . 𝑳𝑖
X ( σ( )+ ) =+δ-σ )
𝐴𝑖 𝐸 𝐴0 𝐸 𝐴𝑖 𝐸

•ingat : Satuan E adalah t/cm2 = 2.103 t/cm2


1011,16 300 1666,7
X( + ) = + 0,15 -
𝐸 3𝐸 𝐸
•diperoleh X = -1,230 ton
•gaya batang batang BC = -1,23 ton (tekan)
Cek kesetimbangan titik B (dengan metode kes. Titik buhul) :

•ΣH = 0
3
•3-1,23 – 2,950. = 0
5

•ΣV = 0
4
•2,3604 – 2.950 . = 0
5

•0.0004 ~~ 0 ….. OK
Contoh 3:

Diketahui rangka terbuat dari baja luas


penampang masing - masing batang =
20 cm2, dipanaskan sampai 20°C
•E = 2.106 kg/cm2
•α = koefisien muai panjang = 1,1.10-5
•Pertanyaan : Gaya-gaya batang
Jawab :
• Konstruksi rangka termasuk statis tak tentu dalam derajat 1.
• Oleh karena itu A dijadikan rol.
• Akibat perubahan temperatur 20°C pada rangka statis
tertentu, rol akan bergeser Σ (1i . α t . αi)
•αi = gaya-gaya btg akibat 1 satuan di A
•α = koefisien muai panjang batang
•t = temperatur 20o C
•Li = panjang masing-masing batang
•Akibat 1 satuan gaya horizontal di A —> gaya-gaya batang = ai
•Karena sesungguhnya A adalah sendi  tak ada perpindahan
𝝏𝑼
horizontal di A. maka : =0
𝝏𝑿
𝑳𝑖
σ((𝛼𝑖 . 𝑥) (𝛼𝑖 ) . ) = σ((𝑳𝑖 . 𝑥 . 𝑡 ) 𝛼𝑖 )
𝐴𝑖 𝐸
𝛴 𝑳𝑖 . 𝛼 . 𝑡 . 𝛼𝑖
• X = 𝛼2
𝛴 𝑖 . 𝑳𝑖
𝐴𝑖 𝐸

•Gaya – gaya batang = αi . X


Gaya – gaya batang akibat 1 satuan horizontal di A,
ditentukan dengan cara grafis sebagai berikut:
No. L A L/AE ai (L . α . t) . ai L𝑖 S = ai . X
𝜶𝟐𝒊 . 𝐴
𝑖𝐸
btg (cm) (cm2) (cm/kg) (kg)
1 600 20 1,5 +2 0,264 6.10-5 683,54
2 400 20 1 +2 0,176 4.10-5 683,54
3 400 20 1 +2 0,176 4.10-5 683,54
4 600 20 1,5 +2 0,264 6.10-5 683,54
5 447,2 20 1,118 -2,236 -0,220 5,59.10-5 -764,2
6 447,2 20 1,118 -2,235 -0,220 5,59.10-5 -764,2
7 283 20 7,075 -2,828 -0,176 5,558,10-5 -966,53
8 283 .20 7,075 0 0 0 0
9 283 20 7,075 0 0 0 0
10 400 20 1 -3 -0,264 9.10-5 -1025,31
11 283 20 7,075 -2,828 -0,176 5,658.10-5 -966,53
Σ -0,176 51,496.10-5
•Catatan : E = 2.106 kg/cm2
•α = 1,1.10-5/oC
•t = 20 oC
−0,176
•x = = 341,77 kg (arah kekanan)
51,496.10−5
•check keseimbangan gaya di titik C :
•ΣV = 0
•966,53 cos 45o – 764,2 cos α = 0
•-0,08 ~~ 0 ……………. OK
•ΣH = 0
•966,53 cos 45o – 764 cos α = 0
•-0,099 ~~ 0 ……………. OK
Contoh struktur balok statistic tak tentu
diselesaikan dengan pers. Defleksi Balok

𝑞𝑋 2
M(x) = VA.X -
2

Pers. Defleksi balok


𝑑2 u 𝑀 𝑑2 u
=  EI = M(x)
𝑑𝑋 2 𝐸𝐼 𝑑𝑋 2
Pers. Defleksi balok
𝑑2 u 𝑀 𝑑2 u
=  EI = M(x)
𝑑𝑋 2 𝐸𝐼 𝑑𝑋 2

Sehingga :
𝑑2 u 𝑞𝑋 2
 EI = VA.X -
𝑑𝑋 2 2
𝑑u 𝑋2 𝑞𝑋 2
 EI = VA. 2 - + C1
𝑑𝑥 6
𝑋3 𝑞𝑋 4
 EI . u = VA 6
- 24
+ C1X + C2

Kondisi batas (Boundary Condition = BC)


Pada X = 0  u (0) masuk ke pers. 
 C2 = 0
Pada X = L  q (L) = 0 masuk ke pers. 
𝑑𝑣 𝐿2 𝑞𝐿3
EI. q(L) = EI |X=L =0= VA. 2 - + C1 
𝑑𝑥 6
Pada X = 0, maka u (L) = 0, masuk ke pers.  maka:

EI. u(L) = 𝐿3 𝑞.𝐿4 


0= VA. - + C1.L
6 24

Untuk mendapatkan nila VA dan C1, pers.  dan pers.  diselesaikan, akan
didapat :
3 5
VA = 8 qL  Sv = 0  VB = qL
8
𝑞𝐿3
C1 = - 48

Sehingga :
3 𝑞𝑥 2
M(x) = qL.x -
8 2

MB adalah M(x) pada x=L, sehingga :


3 𝑞𝐿2 1
MB = qL2 - = - 8 qL2
8 2
SEKIAN
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Anda mungkin juga menyukai