TIM DOSEN
DR. IR. WINDU PARTONO, M.Sc
DR. IR NUROJI, MT
HARDI WIBOWO, ST, M.Eng
DR.Eng SUKAMTA, ST, MT
Tipe Struktur
Secara garis besar, struktur dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Balok (beam) : elemen struktur yang berfungsi untuk memikul beban
transversal saja. Suatu balok akan teranalisa dengan lengkap apabila gaya
geser dan momennya diketahui.
Semacam 2 rangka batang sederhana yang dihubungkan sesamanya dengan sebuah elemen
batang. Untuk pernghitungan gaya batangnya diperlukan cara / trik tertentu. (susunan 2
m = 19
j = 11
R =3
m + R = 2j
19 + 3 = 2.11
22 = 22
Statis tertentu
Untuk menghitung gaya batangnya, langkah-langkahnya :
1. Hitung reaksi – reaksi perletakan (SMA = 0, SMB = 0, SV = 0)
2. Hitung S1, S2, S3 dan S4 dengan metode Kes. Titik Buhul di A dan
di B (SV = 0 dan SH = 0)
3. Gunakan potongan 1 – 1 untuk mendapat S5, S6 dan S7 (SMC =
0, SME = 0, SMK = 0 ) dengan metode ptongan (Ritter).
4. Dengan metode kes. Titik Buhul atau grafis Cremona, dititik L, K,
M akan didapat S8, S9, S10, S11 dan S12
5. Gunakan cara serupa untuk bagian kiri.
m =9
R =3
j =6
m+R = 2.j
9+3 = 2.6
12 = 12
STATIS TERTENTU
Namun demikian sangat susah untuk diselesaikan dengan 3 cara
sebelumnya (kes. Titik buhul, Ritter dan Cremona). Untuk itu
diperlukan trik tertentu.
Anggap struktur tersebut terdiri dari 2 bagian simple truss yaitu AEF
dan BCD yang dihubungkan dengan batang 1, 2 dan 3. Kita lepas
dulu “simple truss” BCD. Sebelumnya reaksi reaksi perletakan RAH,
RAV dan RBV dihitung dulu dengan cara biasa.
Batang – batang yang dilepas
pada titik C, D dan B adalah S1, S2
dan S3 dianggap Tarik semua.
Dengan persamaan dasar SMC =
0, SH = 0, SV = 0 diperoleh S1, S2, S3.
Dimana:
R = jumlah macam reaksi perletakan
DERAJAT = m –( 2j – R )
Dimana:
m= member (jumlah batang)
j = Joint (jumlah titik buhul)
R = Reaksi (jumlah reaksi perletakan)
DERAJAT ke-STATIS TAK TENTU-an
STRUKTUR
CONTOH
DERAJAT ke-STATIS TAK TENTU-an
STRUKTUR
CONTOH
PENYEDERHANAAN STRUKTUR STATIS
TAK TENTU
2. Lebih kaku.
Keuntungan dan Kerugian Struktur Statis Tak Tentu
• Keuntungan :
3. Struktur statis tak tentu bisa mendistribusikan gaya jika terjadi beban berlebih.
Sebagai contoh adalah struktur jembatan seperti pada gambar berikut.
Gambar (a) menunjukkan jembatan direncanakan menggunakan struktur statis
tertentu sedangkan gambar (b) menunjukkan jembatan direncanakan dengan
struktur statis tak tentu. Jika terjadi kegagalan struktur pada pilar B, maka
jembatan (a) akan langsung roboh, sedangkan jembatan (b) masih stabil.
Keuntungan dan Kerugian Struktur Statis Tak Tentu
• Kerugian :
1. Timbul gaya dalam akibat terjadinya penurunan tumpuan/pondasi.
CONTOH
1. Hilangkan 1 reaksi perletakan diambil sebagai
redundant. Bila reaksi perletakan di titik C yang
diambil sebagai redundant, maka struktur menjadi
sebagai berikut :
Struktur menjadi statis tertentu dengan RCV = X sebagai beban ke atas.
2. Hitung gaya – gaya batang struktur akibat beban luar
saja. Sebut gaya – gaya batang itu dengan Soi
(S01, S02, …….., S017)
3. Hitung gaya – gaya batang struktur akibat beban
redundant X = 1 satuan. Sebut gaya batang ini
sebagai αi (α1, α2, ……….., α17)
αi.X
4. Mencari nilai X (gaya redudant)
𝐿 Tanda ( - ) menunjukkan
σ𝑛
𝒊 =1 𝑆𝟎𝒊.𝛼𝒊 . 𝒊
X=- 𝐴𝒊 .𝐸 arah ke atas.
𝑛 2 𝐿𝒊
σ𝒊 =1 𝛼𝒊 .
𝐴𝒊 . 𝐸
Si = S0i+ αi.X
Catatan penurunan pers. X
Usaha yang terjadi pada keseluruhan batang akibat beban luar gaya
redundant adalah :
𝒏
𝑺𝟐𝒊 . 𝑳𝒊
𝑼=
𝟐 𝑨𝒊. 𝑬
𝒊 =𝟏
𝝏𝑺𝒊
Menjadi = 0 + αi
𝝏𝑿
𝝏𝑺𝒊
Sehingga = αi
𝝏𝑿
lendutan di titik C terkait beban luar dan gaya
redundant X di C adalah
𝝏𝑼 𝑛 𝐿𝒊 𝝏𝑺𝒊
δC = = σ𝒊=1 .
𝝏𝑿 𝐴𝒊.𝐸 𝝏𝑿
𝑆𝒊.𝐿𝒊
δC = σ𝑛𝒊=1 . 𝛼𝒊 = 0
𝐴𝒊.𝐸
lendutan di C = 0 (karena tumpuan)
masukan Si = S0i + αi.X ke pers. diatas.
𝑆𝑜𝒊+𝛼𝐢.𝑋 𝐿𝒊
σ𝑛𝒊=1 . 𝛼𝒊 = 0
𝐴𝒊.𝐸
𝐿𝒊
σ𝑛
𝒊=1 𝑆𝒐𝒊.𝛼𝒊.
𝐴𝒊.𝐸
𝑋= 𝑛 2 𝐿𝒊
σ𝒊=1 𝛼𝒊 .
𝐴𝒊.𝐸
Contoh 2.
Tiga (3) buah batang BA, CA, DA disambung di A seperti tergambar.
luas penampang AB = AD = 4 cm2, luas penampang AC = 6 cm2.
Pertanyaan gaya-gaya batang AB, DA, AC ?
Jawab :
Jika kita hitung kesetimbangan gaya di titik A, ada 3 gaya yg tidak diketahui besarnya,
maka sebagai ga ya kelebihan (batang kelebihan) diambil batang AD.
Gaya-gaya batang pada statis tertentu S0
Ditentukan dengan cara grafis sebagai berikut:
akibat 1 satuan (X = 1) gaya – gaya batang = αi
Ditentukan dengan cara grafis sebagai berikut:
𝑋.𝑳0
akibat gaya X terjadi perpendekan batang AD = (X adalah gaya tekan)
𝐴0 .𝐸
𝝏𝑼 𝑋. 𝑳0
= -
𝝏𝑿 𝐴0 𝐸
𝑳𝑖 𝑋.𝑳0
σ((𝑆0 + 𝛼𝑖 . 𝑥 ) . 𝛼𝑖 . ) = −
𝐴𝑖 𝐸 𝐴𝑜 𝐸
𝛼𝑖2 . 𝑳𝑖 𝑳0 𝑆0 . 𝛼𝑖 . 𝑳𝑖
X (σ( )+ ) =-σ )
𝐴𝑖 𝐸 𝐴0 𝐸 𝐴𝑖 𝐸
•Table :
No. Nama S0 (ton) L (cm) A 𝐋 ai 𝐋𝑖 𝐋𝑖 S = S0 + ai . X (ton)
(.1/E) S0 . ai . 𝛼𝑖2 .
𝐴𝐸 𝐴𝑖 𝐸 𝐴𝑖 𝐸
btg btg (cm2)
Σ -176,88 58,96
𝝏𝑼 𝑋.𝑳0
= + δ (= perpanjangan) - (perpendekan)
𝝏𝑿 𝐴0 .𝐸
𝑳𝑖 𝑋. 𝑳0
((𝑆0 + 𝛼𝑖 . 𝑥 ) . 𝛼𝑖 . )=+𝛿 −
𝐴𝑖 𝐸 𝐴0 . 𝐸
Gaya – gaya batang akibat 3 ton di B ( = S0 ), dihitung dengan metode grafis.
Gaya – gaya batang akibat 1 satuan di B dan C (tekan) gaya – gaya batang = αi
Ditentukan dengan cara grafis.
No. L A L/AE S0 ai L𝑖 L𝑖 S = S0 + ai. X
S0. ai. 𝛼𝑖2 .
𝐴𝑖 𝐸 𝐴𝑖 𝐸
btg (cm) (cm2) (.1/E) (ton) (ton)
(.1/E) (.1/E)
Σ 1666,7 1011,16
•Persamaan :
𝛼𝑖2 . 𝑳𝑖 𝑳0 𝑆0 . 𝛼𝑖 . 𝑳𝑖
X ( σ( )+ ) =+δ-σ )
𝐴𝑖 𝐸 𝐴0 𝐸 𝐴𝑖 𝐸
•ΣH = 0
3
•3-1,23 – 2,950. = 0
5
•ΣV = 0
4
•2,3604 – 2.950 . = 0
5
•0.0004 ~~ 0 ….. OK
Contoh 3:
𝑞𝑋 2
M(x) = VA.X -
2
Sehingga :
𝑑2 u 𝑞𝑋 2
EI = VA.X -
𝑑𝑋 2 2
𝑑u 𝑋2 𝑞𝑋 2
EI = VA. 2 - + C1
𝑑𝑥 6
𝑋3 𝑞𝑋 4
EI . u = VA 6
- 24
+ C1X + C2
Untuk mendapatkan nila VA dan C1, pers. dan pers. diselesaikan, akan
didapat :
3 5
VA = 8 qL Sv = 0 VB = qL
8
𝑞𝐿3
C1 = - 48
Sehingga :
3 𝑞𝑥 2
M(x) = qL.x -
8 2
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ