Balok pada Gambar 1a, bentangan terlalu panjang, dapat dipasang satu prletakan di antara
bentangan. Gambar 1b struktur menjadi statis tak-tentu tingkat satu, maka diperlukan satu
tambahan sendi agar menjadi statis tertentu. Sendi tabahan diletakkan pada titik S, seperti pada
Gambar 1c. Dengan demikian balok ACB menjadi suatu struktur yang stabil yang disebut struktur
induk. Sedangkan balok SB merupakan bagian yang menumpang pada ACS, yang stabil, disebut
struktur anak.
Konstruksi balok pada Gambar 1 mempunyai empat buah reaksi, yaitu HA, VA, VB, dan VC.
Sedangkan persamaan reaksi yang dapat diturunkan berupa tiga persamaan statis tertentu ditambah
satu persamaan momen terhadap S sama dengan nol. Dengan demikian keempat reaksi tersebut
dapat dicari, yaitu menurut persamaan berikut:
Dengan empat persamaan tersebut, keempat reaksi dapat dicari, selanjutnya dapat digambarkan
diagram gaya dalamnya.
Disamping itu ada cara menghitung menurut uraian seperti pada Gambar 1d. Konstruksi tersebut
terdiri dari konstruksi induk ACS, dan struktur anak SB. Tentu SB menumpang pada konstruksi ACS.
Oleh karena beban yang bekerja merupakan gaya vertical, maka reaksinya juga berupa reaski vertikal
saja, reaksi horizontal sama dengan nol. Beban pada bagian SB ditumpu oleh perletakan B dan S.
Reaksi pada
sendi S merupakan beban bagi konstruksi bagian ACS merupakan konstruksi balok dengan pinggul
CS. Dengan cara yang sudah dikenal ketiga reaksi perletakannya dapat dihitung dan diperoleh
hasilnya.
Pada balok SB :
Konstruksi balok di atas merupakan gabungan balok gantung ACS dan balok sederhana SB, sehingga
persamaan momen lentur dan gaya lintang dapat diselesaikan seperti biasanya.
Persamaan gaya dalam pada bagian CS bila diturunkan dari kiri, sebagai berikut :
Persamaan gaya dalam pada bagian CS bila diturunkan dari sebelah kanan berbentuk sebagai
berikut:
Diagram gaya dalam pada konstruksi bersendi dapat dilihat pada Gambar 2.
Suatu struktur balok gerber ABC dengan beban seperti pada gambar.
Beban P = 4 ton, dengan jarak 1 m dari A, dan beban terbagi rata q = 2 t/m’ dari B ke C.
Ditanya : Gambar bidang M, N, D
Jawab: Struktur balok gerber seperti pada gambar (a) kalau diuraikan akan menjadi struktur seperti
pada gambar (b).
Balok AS harus diselesaikan lebih dahulu, baru selanjutnya reaksi Rs dari balok As menjadi beban /
aksi ke balok SBC
RA.= 3t
RS = 1t
SMC = 0
RB = 44/6 T
RC = 34/6 T
Balok A-S
x = 0 à MA = 0
Daerah P à S
x = 4 à MS = 0
Balok SBC
= -x1
x1 = 0 à Ms = 0
x2 = 2 à MB = -2 tm
= 5.667 x2 - x2²
X2 (5,667-x2 ) = 0
Balok A-S
D2 = + Ra = + 3 + ( Konstan )
Dx = + Ra - P = 3 – 4 = -1 t (Konstan )
Balok S – B C
Dx = - Rs = -1 t (Konstan)
Dx2 = - Rc + q . x 2
= - 5,667 + 2 . x 2 (Liniear)
X2 = 0 à Dc = - 5,667 t
Bidang N ( Normal )
Didalam kenyataan se-hari-hari jarang dijumpai jembatan yang berbentang Satu.. Untuk mengatasi
penyeberangan sungai yang mempunyai lebar penampang cukup besar (>100m) maka dibuatlah
suatu jembatan yang berbentang lebih dari satu, sehingga mempunyai perletakan > 2 buah.
Jika dalam persamaan keseimbangan hanya punya 3 buah (SV = 0; SH = 0; SM = 0) berarti
untuk bisa menyelesaikan struktur jembatan masih memerlukan 1 buah persamaan baru lagi,
supaya bilangan yang tidak diketahui yaitu RAV; RAH; RBV, RCV bisa didapat sedang untuk
konstruksi statis tertentu persamaan yang tersedia hanya 3 buah yiatu SV = 0; SH = 0; SM = 0.
dalam keadaan tersebut konstruksi jembatan disebut dengan kontruksi statis tidak tertentu.
Kalau 1 (satu) persamaan baru tadi bisa disediakan maka syarat-syarat keseimbangan masih bisa
dipakai untuk menyelesaikan konstruksi jembatan tersebut (4 buah bilangan yang dicari yaitu RAV;
RAH; RBV, RCV dengan 4 buah persamaan yaitu SV = 0; SH = 0; SM = 0 dan 1 (satu) persamaan baru).
Dalam kondisi tersebut konstruksi masih statis tertentu, karena masih bisa diselesaikan dengan
syarat-syarat keseimbangan dan konstruksinya dinamakan dengan konstruksi balok gerber.
Jadi konstruksi balok gerber adalah suatu konstruksi balok jembatan yang mempunyai jumlah reaksi
perletakan > 3 buah, namun masih bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan.
Menentukan letak sendi gerber
Jika dalam balok ABC, sendi gerber belum ada, maka konstruksinya masih statis tak tertentu, dan jika
diberi beban terbagi rata sebesar q kg/m’, maka gambar bidang momennya (bidang M) seperti
gambar dibawahnya. Bagaimana cara mencari bidang momen (bidang M) tersebut, untuk mahasiswa
semester I belum bisa mengerjakan, jadi untuk sementara diterima saja. Di titik D dibuat sendi
gerber dengan persamaan baru SMD = 0, maka alangkah tepatnya jika untuk menentukan posisi di
titik D dicari tempat-tempat yang momennya sama dengan nol = 0.
Dalam hal seperti tersebut diatas, alternatif tempat dimana momennya sama dengan nol adalah titik
1 dan 2 yang posisinya di kiri dan kanan perletakan B. Karena kita hanya membutuhkan 1 (satu) buah
persamaan baru, maka kita cukup memilih salah satu dari 2 (dua) alternatif tersebut diatas, sehingga
struktur bisa diselesaikan.
Cara memilih : alternatif (1), jika kita memilih titik (1) sebagai sendi gerber, maka gambarnya adalah
seperti pada Gambar a1 dimana balok AD terletak di atas balok DBC, balok tersebut jika
disederhanakan akan seperti pada Gambar a2, dan jika diuraikan strukturnya akan seperti pada
gambar a3.
Apakah mungkin ?
Lihat balok AD, perletakan A = sendi dengan 2 reaksi (RAV, RAH) perletakan D = sendi dengan 2
reaksi (RDV, RDH), sehingga jumlah reaksi ada 4 (empat) buah, sehingga strukturnya adalah statis
tidak tertentu.
Perhatikan balok DBC; perletakan B = rol dengan 1 buah reaksi (RBV); perletakan C = rol dengan
1(satu) buah reaksi (RCV), sehingga jumlah reaksi hanya ada 2 (dua) buah, karena kedua perletakan
B dan C adalah rol, maka struktur balok DBC tidak stabil sendi gerber adalah tidak mungkin.
Jika yang dipilih adalah titik (2) sebagai sendi gerber, maka gambarnya adalah seperti gambar (b1)
dimana balok DC terletak diatas balok ABD, balok tersebut jika gambarnya disederhanakan akan
seperti pada gambar (b2), dan jika diuraikan strukturnya akan menjadi seperti pada gambar (b3)
apakah mungkin ?.
Perhatikan balok DC yag terletak diatas balok ABD. Perletakan D = sendi mempunyai 2 (dua) reaksi
yaitu RDV dan RDH, sedang perletakan C = rol dengan 1 (satu) reaksi yaitu RCV.
Jumlah letak reaksi adalah 3 (tiga), maka konstruksi balok DC adalah statis tertentu
•Perhatikan balok ABD, perletakan A = sendi, mempunyai 2 (dua) reaksi yaitu RAH dan RAV, perletak
B = rol, mempunyai 1 (satu) reaksi yaitu RBV.
Jumlah total reaksi adalah 3 (tiga) buah, jadi konstruksi balok ABD masih statis tertentu.
Jika ada suatu konstruksi balok gerber seperti pada gambar a, maka yang perlu dikerjakan pertama
adalah memisahkan balok tersebut menjadi beberapa konstruksi balok statis tertentu.
Jika konstruksinya seperti pada gambar (a), maka kita bisa memisahkan konstruksi tersebut menjadi
beberapa konstruksi tersebut menjadi beberapa konstruksi statis tertentu seperti pada gambar (b)
atau (c), dimana gambar (b) terdiri dari gambar (b1) dan (b2), demikian juga gambar (c) terdiri dari
gambar (c1) dan (c2).
Tinjauan gambar b1 dan b2
Titik D dari balok ABD (gambar (b1) menumpu pada titik D pada balok DC, dan jika dijabarkan
(diuraikan) strukturnya akan menjadi seperti gambar (b2), dimana titik D pada balok ABD menumpu
pada titik D balok DC, sehingga reaksi RD dari balok ABD akan menjadi beban (aksi) pada titik D balok
DC.
-Perhatikan struktur balok ABD (gambar b2), perletakan A = sendi (ada 2 reaksi); perletakan B = rol
(ada 1 reaksi), perletakan D = sendi (ada 2 reaksi). Jadi total perletakan balok ABD ada 5 (lima) buah,
jadi balok ABD merupakan balok statis tidak tertentu.
-Perhatikan balok DC (gambar b2), titik D = bebas (tak mempunyai tumpuan), jadi tidak ada reaksi,
perletakan, c = rol (ada 1 reaksi), jadi jumlah total reaksi hanya ada 1 buah yaitu RCV di C. Dalam
kondisi seperti tersebut diatas balok DC merupakan balok yang tidak stabil atau labil. Sehingga
alternatif (b) adalah tidak mungkin.
Titik D dari balok DC (gambar (C1) menumpu pada titik D balok ABD, dan jika diuraikan strukturnya
akan menjadi seperti pada gambar (C2), dimana titik D dari balok DC menumpu pada titik D balok
ABD, sehingga reaksi RD dari balok DC akan menjadi beban (aksi) pada titik D balok ABD.
-Perhatikan struktur balok DC gambar (C2), perletakan D = sendi, (ada 2 reaksi), perletakan C = rol
(ada 1 reaksi) total jumlah perletakan ada 3 (tiga) buah.
-Perhatikan struktur balok ABD (gambar (C2)), perletakan A = sendi (ada 2 reaksi), perletakan B = rol
(ada 1 reaksi) jumlah perletakan ada 3 (tiga) buah. Jadi balok ABD adalah balok statis tertentu juga.
Kalau kita mempunyai balok gerber ABC seperti pada gambar (a), yang kemudian diuraikan seperti
pada gambar (b), maka tahapan pengerjaannya adalah sebagai berikut :
• Reaksi RD dari balok DC akan menjadi beban di titik D dan balok ABD.
• Dengan beban yang ada (q) dan beban RD, maka balok AB bisa diselesaikan.
• Bidang-bidang gaya dalam (M, N, D) bisa diselesaikan sendiri-sendiri pada balok DC dan AB.
Banyak kita lihat di lingkungan kita sendiri aplikasi langsung dari balok gerber ini, seperti jembatan
yang sering kita lalui. Dimana, ketika bentang jembatan terlalu panjang kita membutuhkan
kombinasi balok yang lebih pendek untuk memenuhi kesetimbangan.
Kontuksi jembatan jika kita sederhanakan dapat kita gambarkan sebagai berikut
Balok gerber adalah suatu konstruksi balok jembatan yang mempunyai jumlah reaksi perletakan > 3
buah, namun masih bisa kita selesaikan dengan syarat - syarat keseimbangan.
Sistem pada gambar diatas adalah statis tertentu, karena reaksi reaksi perletakan dapat dicari
dengan syarat keseimbangan .
Untuk memahami konsep penyelesaian dengan sistem gerber ini dapat kita selesaikan dengan cara
berikut :
1. Ibaratkan sistem balok gerber itu tersebut terdiri atas balok induk, balok anak1, balok anak 2
dan seterusnya.
2. Dari situ, kita bisa menamai balok gerber itu sebagai balok induk dalam 1 sistem kontruksi,
karena balok gerber adalah balok yang secara utuh adalah balok yang mempengaruhi seluruh
sistem. Maksudnya ketika di balok gerber diberi pembebanan tambahan maka akan terjadi pengaruh
kesistem balok lainnya. Tetapi ketika pembebanan tambahan yang diberikan itu ada pada sistem
balok yang lain. Maka, pada balok gerber tidak akan ada terjadi pengaruh.
3. Maka yang terlebih dahulu kita selesaikan yaitu balok induknya ( balok gerber). Karena dengan
memperoleh gaya-gaya pada gerber kita akan bisa mengetahui seberapa besar pengaruh yang
disebabkannya kesistem balok lainnya.
4. Penyelesaian gaya-gaya pada gerber itu berprinsip pada, bahwa balok gerber itu adalah balok
statis tertentu. Dimana ia terletak diatas 2 tumpuan sendi dan rol yang bisa kita selesaikan dengan
keseimbangan.
Baiklah akan lebih baik jika kita masuk saja ke contoh perhitungannya langsung,
Diketahui balok gerber dibawah ini, hitunglah dan gambarkan bidang M, D, dan N ?
PENYELESAIAN
Langkah pertama adalah menyelesaikan memisahkan struktur balok tersebut menjadi balok induk
dan balok anak. Kemudian selesaikan terlebih dahulu balok induk ( balok S1-S2 ) dan Reaksi
di S1 akan menjadi beban di batang A-B-S1 ( balok anak 1 ) dan reaksi S2 akan menjadi beban
dibatang S2-C-D (balok anak 2) sehingga batang tersebut dapat diselesaikan dengan persamaan
keseimbangan.
Setelah semua reaksi telah diketahui, maka kita bisa mencari gaya lintang sebagai berikut :