Anda di halaman 1dari 15

PAPER

ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR STATIS TERTENTU DAN STRUKTUR


STATIS TAK TENTU

Dosen Pengampu : Prijono Bagus Susanto, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

Via Fitri Shinta Mawardani (210521618001)

KELAS MEKANIKA STATIS TAK TENTU : C2

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PERBEDAAN STRUKTUR STATIS TENTU DAN
STRUKTUR STATIS TAK TENTU

PENDAHULUAN

Struktur dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu struktur Statis Tertentu dan struktur
Statis Tak Tentu. Suatu struktur yang mempunyai kondisi di mana jumlah reaksi
perletakannya sama dengan jumlah syarat kesetimbangan statika disebut dengan
Struktur Statis Tertentu. Sedangkan suatu struktur yang mempunyai kondisi di mana
jumlah reaksi perletakannya melebihi jumlah syarat kesetimbangan statika disebut
sebagai Struktur Statis Tak Tentu.

Dalam menganalisis struktur statis tertentu dapat menggunakan persamaan statika


atau kesetimbangan yaitu, Momen , Gaya Horizontal , Gaya
Vertiakal . Sedangkan dalam menganalisis struktur statis tak tentu tidak dapat
diselesaikan hanya dengan menggunakan prinsip statika atau kesetimbangan, tetapi
harus mengguakan bantuan persamaan lain berupa persamaan sudut penurunan dan
persamaan penurunan (deflection).

Untuk mengetahui suatu struktur bersifat statis tertentu atau tak tentu pada struktur
dengan klasifikasi Balok dan Portal, sifat struktur dapat ditentukan berdasarkan jumlah
reaksi yang ada, sedangkan pada Rangka Batang ditentukan berdasarkan hubungan
antara jumlah batang (m), jumlah titik buhul/joint (j) dan jumlah reaksi (r).

A. Struktur Statis Tertentu

Secara umum struktur diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu, Balok, Portal, dan
Rangka Batang. Dalam statis tertentu biasanya terdapat pada struktur rangka atau
balok sederhana dengan dua tumpuan, yaitu tumpuan sendi dan tumpuan rol dengan
reaksi - reaksi tumpuan yang dapat diselesaikan dengan tiga persamaan
keseimbangan. Beberapa macam struktur yang dapat diselesaikan dengan
persamaan struktur statis tertentu adalah Balok sederhana, balok menggantung, dan
balok kantilever.
Untuk balok sederhana, balok menggantung, dan balok kantilever dapat
ditentukan dengan persamaan statistika karena merupakan struktur statis tertentu.

1. Contoh Soal Beban Terpusat dan Beban Merata Pada Balok Sederhana
- Menghitung Reaksi Tumpuan

∑MA = 0 ∑MB = 0

- P.6 = 0 4Ra – q.4. - P.2 = 0

4Rb – 2.4.
4Rb – 2.4. – 2.2 = 0
Rb = 7 ton
Rb = = 3 ton

∑V = 0

Ra + Rb – q.4 – 2 = 0

3 + 7 – 2.4 – 2 = 0 (OK)

- Bidang Momen

MA = Rax - = 0 Ton meter

MB = Rax - = 4 Ton meter

Mmax terjadi jika Xmax, sehingga :

Rax - qx2

0 = Ra – qx
X = 1,5 meter

Mmax = Rax - = 3.1,5 - = 4,5 ton meter.

- Bidang Lintang

X=0 Dx = RA
X=1 Dx = RA – q.1 = 3 – 2.1 = 3 ton
X=2 Dx = RA – q.2 = 3 – 2.2 = 1 ton
X=3 Dx = RA – q.3 = 3 – 2.3 = -1 ton
X=4 Dx = RA – q.4 + Rb = 3 – 2.4 + 7 = 2 ton
X=5 Dx = RA – q.4 + Rb = 3 – 2.4 + 7 = 2 ton
X=4 Dx = RA – q.4 + Rb – P = 3 – 2.4 + 7 - 2 = 0 ton

2. Struktur Rangka Batang Statis Tentu


Struktur statis tertentu pada rangka batang ditentukan berdasarkan hubungan
antara jumlah batang (m), jumlah titik buhul/joint (j) dan jumlah bilangan reaksi (r).
Misal persamaan itu adalah M = A J + B, dengan A dan B adalah konstanta yang
besarnya dicari.

(Contoh Struktur Rangka Batang Statis Tertentu)

Contoh Soal :
Sebuah kontruksi rangka batang seperti gambar dibawah, akan dihitung besarnya
gaya batang dengan metode keseimbangan titik buhul secara analitis.
yang pertama kali dihitung adalah reaksi tumpuan.
∑ MB = 0 ; Av (9) – 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0
4 ,5 + 27 + 13,5 81
Av 9 KN
9 9
karena simetris maka BV = AV = 9 KN

Perhitungan Gaya Dalam Titik


Buhul A, ∑ Gy = 0

Av + S1 sin 45o = 0
−9
S1 −12,73 KN
1
2 2
Batang 1 mengalami gaya tekan
∑ Gx = 0 ;
S2 + S1 cos 45˚ = 0
S2 = - S1 cos 45˚
S2 = - ( - 12,73) (½√2) = 9 kN (batang 2 mengalami gaya tarik)
Titik Buhul D

∑ Gx = 0 ------------ S1 cos 45o + S4 = 0


S4 = S1 cos 45o ---- S4 = - 12.73 (½√2) = - 9 kn (batang 4 mengalami gaya tekan)
∑ Gy = 0 ; - S1 sin 45o – S3 = 0
S3 = - S1 sin 45o = - (12,73) (½√2) = 9 kn (batang 3 mengalami gaya tarik)

Titik Buhul C

−S3 + 6 −9 + 6
S5 −4,2 KN
∑ Gy = 0 ; Sin 45˚ 1
2 2
S3 + S5 sin 45o – 6 = 0
S5 sin 45o = - S3 + 6 Batang 5 mengalami gaya Tekan
∑ Gx = 0
-S2 + S6 + S5 cos 45o = 0
S6 = S2 – S5 cos 45o
S6 = 9 – ( - 4,2) ½√2 = 12 kN. (batang 6 mengalami gaya tarik)
Titik Buhul F

∑ Gy = 0 ------------- S7 – 6 = 0
S7 = 6 kN. (batang 7 mengalami gaya tarik)
∑ Gx = 0
-S6 + S8 = 0
S8 = S6 = 12 kN (batang 8 mengalami gaya tarik)

Karena konstruksi pembebanannya simetri, maka :


S9 = S5 Gaya Batang (KN)
Nomor Batang Tarik Tekan (
S12 = S1
(+) )
S10 = S4
1 12,73
S13 = S2 2 9,00
S11 = S3 3 9,00
4 9,00
5 4,20
6 12,00
7 6,00
8 12,00
9 4,20
10 9,00
11 9,00
12 12,73
13 9,00

3. Portal Sederhana
Portal sederhana merupakan salah satu bentuk struktur statis tertentu yang
memiliki tumpuan sendi-rol ataupun jepit. Portal sederhana juga memiliki
elemenelemen seperti batang-batang horizontal, vertikal dan miring yang tersambung
secara kaku (rigid joint) sambungan ini mampu menahan momen benda. Pada portal
sederhana ada 2 macam jenis portal yaitu : Portal simetris dan Portal tidak simetris/
asimetris.

Reaksi tumpuan → 2 pada tumpuan Sendi dan 1 pada tumpuan Rol → Dapat dicari
dengan 3 persamaan yang tersedia ( FH= 0, FV= 0, M = 0)

Perbedaan portal baja statis tertentu dan tak tentu adalah ketika tumpuan rol pada
gambar a diganti jepit, seperti pada gambar b

Contoh soal :

Struktur ini mempunyai tumpuan sendi di A dan tumpuan rol di B. Sehingga dapat
dicari dengan Persamaan Keseimbangan Struktur statis tertentu.
Menghitung reaksi tumpuan

FH = 0

RAH – 10 = 0 → RAH = 10 kN

MA = 0

15 . 4 – 10 (8 – 2) – RBV . 10 = 0

RBV = 0 kN

MB = 0

RAV . 10 – RAH . 2 – 15 . 6 – 10 . 4 = 0

RAV = 15 kN
B. Struktur Statis Tak Tentu

Struktur Statis Tak Tentu merupakan sebuah struktur yang gaya-gaya dalamnya
dan reaksi-reaksi perletakannya tidak dapat diselesaikan hanya dengan

persamaan-persamaan statika (seperti ; ; . Hal ini


disebabkan adanya kelebihan reaksi-reaksi perletakan (Redundant Reaction) satu
atau lebih. Derajat ketidaktentuannya ditentukan dari jumlah redundant tersebut.

1. Contoh Struktur Statis Tak Tentu

Reaksi perletakan, r =8 3j = 3m + r
Jumlah batang, m =2 (3 × 3) = (3 × 2) + 8
Jumlah joint, j =3 9 < 14  Struktur statis tak tentu

2. Struktur Balok Statis Tak Tentu


Suatu balok dapat dikatakan statis tak tentu apabila jumlah reaksi-reaksi pada
balok yang tidak diketahui melebihi jumlah persamaan kesetimbangan yang
digunakan pada sistem. Sehingga persamaan kesetimbangan perlu dilengkapi
dengan menambahkan persamaan dari deformasi balok.

• Contoh Kasus : Sebuah balok dengan balok dengan balok dan struktur statis tak
tentu tingkat 1 (STT Tk 1 ) seperti dibawah ini.

• Penyelesaian :
- Menentukan STT Tk ke berapa.
Reaksi 3 (VA, MA, VB)
Persamaan 2 (∑ , dan ∑ )
Sehingga 3-2 = 1 (STT Tk 1)
kelebihan 1 reaksi

redundant = VB
- Mengubah struktur diatas menjadi strukturstatis tertentu dengan menghilangkan
VB yang dijadikan redundant.

- Menghitung defleksi di B (ΔB) akibat beban luar P dengan metode Momen Area
atau metode Unit Load.

- Memberi beban satu satuan pada tempat redundant (di B) atau tumpuan yang
dihilangkan dengan arah berlawanan.

- Menghitung defleksi akibat beban satu satuan VB (δBB) dengan metode Momen
Area atau metode Unit Load.

- Defleksi arah vertikal ataupun horizontal di titik B sebenarnya = 0 (sifat


konsistenti tumpuan Rol ) sehingga :
ΔB – δBB . VB = 0
ΔB
VB =
𝛿 BB

- Gaya-gaya dalam selanjutnya dapat dihitung dengan Free Body Diagram dan
persamaan statika.

3. Kerangka Kaku Statis Tak Tentu

Struktur Statis Tak Tentu Berderajat 1 Struktur Statis Tak Tentu Berderajat 3

Struktur Statis Tak Tentu Berderajat 5

Suatu kerangka kaku bertingkat-satu apabila memiliki reaksi luar lebih dari tiga,
maka kerangka tersebut bersifat statis tak tentu, dan derajat ketidaktentuannya
menjadi sama dengan jumlah reaksi kelebihannya.
4. Struktur Rangka Batang Statis Tak Tentu
Suatu rangka batang akan bersifat statis tak tentu tak stabil, apabila sebuah
rangka batang memiliki sekurang-kurangnya 3 reaksi yang tidak diketahui dan
jumlah batangnya (m) lebih besar dari 2j – r, maka rangka batang tersebut akan
bersifat statis tak tentu, dengan derajat ketentuannya akan menjadi : i = m – (2j
– r).

Rangka batang diatas memiliki sifat statis tak tentu, dikarenakan berderajat 3 dan
terdapat kelebihan 3 batang (m = 3j  m = 3.8 = 24 dan 2j – r = (2.8) – 5 = 11) serta
terdapat tiga reaksi yang tidak diketahui dan persamaaankeseimbangan yang ada
hanya 3.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Muhtar, ST., MT. 2020. Buku Ajar : Struktur Statis Tak Tentu untuk Teknik Sipil.
Jawa Timur : CV. PUSTAKA ABADI

Elvis Saputra. 2019. Struktur Statis Tertentu dan Tak Tentu,


https://farmadel.wordpress.com/2019/06/23/struktur-statis-tertentu-dan-taktentu/

Mulyati, (2012). Analisa Struktur II. Bahan Ajar. Retrieved from


https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Mulyati/Bahan%20Ajar%20Analisa%20Struk
tur%20II/Materi%20Ajar/Materi%20Pertemuan%20I%2CII

Acing, (2021). Struktur Statis Tertentu. Blog Teknik Sipil. Retrieved from
https://www.blogteknik.my.id/2021/04/Struktur-statis-tertentu

Journal UPN. Definisi Struktur Statis Tertentu. Bahan Ajar Mekanika Statis Tertentu.
Retrieved from
https://tekniksipilupn.weebly.com/uploads/2/0/0/2/20029489/modul__2__23-27_
http://fulan112.blogspot.com/2014/12/soal-soal-analisis-struktur-1-statis_31

Sabariman & Dani, (2015). Pemanfaatan Gambar Gaya Lintang Dalam Perhitungan
Momen Statis Tertentu. 142-147.

Maharani, K. Portal Statis Tertentu.


https://www.scribd.com/document/415402921/Portal-Statis-Tertentu

Timoshenko, Young, D.H., 1992, Mekanika Teknik Edisi ke-4, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai