Anda di halaman 1dari 19

Dbszjdk

Teknik Sipil

Soal dan Penyelesaian Statis Tertentu #2


Diposkan pada 12 Jul 2020

Step 1 Tentukan Resultan Gaya (Aksi)

 Resultan Gaya/Beban Terbagi Rata

Gambar 1. Resultan beban merata

Pada (Gambar 1) terlihat bahwa letak resultan untuk beban terbagi merata berada di tengah
bentang (L/2). Besar resultan beban terbagi merata dapat dihitung dengan persamaan berikut:

  R = q. L

                                         R = 2. 4 = 8 ton

 Menguraikan 1 Gaya Menjadi 2 Gaya Saling Tegak Lurus

Gambar 2. Menguraikan gaya

Pada (Gambar 2) dapat dilihat bahwa untuk menguraikan gaya yang bekerja pada titik dan sudut
tertentu menjadi gaya yang saling tegak lurus, maka gaya tersebut harus dikalikan dengan sudut
Sinus pada arah vertikal dan sudut Cosinus pada arah horizontal. Berdasarkan ketentuan tersebut
maka gaya (P) pada soal dapat kita selesaikan sebagai berikut:
Gambar 3. Resultan gaya P

Maka,

Pv = 2 Sin (45) = 1,41 ton

PH = 2 Cos (45) = 1,41 ton

Tahapan menguraikan dan mencari resultan gaya sudah selesai. langkah berikutnya adalah
menentukan reaksi tumpuan yang terjadi.

Step 2  Identifikasi Reaksi Tumpuan

Identifikasi gaya luar (aksi) yang bekerja pada balok sehingga akan diperoleh gaya dalam
(reaksi) yang bekerja pada kedua tumpuan (ada aksi maka ada rekasi).

Berikut ketentuan reaksi yang ada pada tiap-tiap tipe tumpuan:

Gambar 4. Reaksi yang tersedia tiap jenis tumpuan


Tumpuan Sendi (posisi tumpuan sebelah kiri pada soal), Gambar 4 di atas menunjukkan
bahwa Tumpuan Sendi memiliki 2 reaksi (RV dan RH). Kemudian Tumpuan rol (posisi
tumpuan sebelah kanan pada soal), Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa Tumpuan rol
hanya memiliki 1 reaksi yaitu reaksi vertikal (RV).

Sehingga berdasarkan ketentuan di atas maka dapat kita kelompokkan dalam sebuah free
body diagram rekasi dan aksi yang terjadi. Gambar tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 di
bawah ini.

Gambar 5. Aksi (merah) dan Reaksi (biru)

Sesuai dengan Hukun Newton 3 (Aksi =  Reaksi), maka rekasi vertikal (RVA & RVB) yang
terjadi pada Gambar 5 akibat adanya aksi vertikal (R dan PV) dan begitu untuk rekasi yang
terjadi pada arah horizontal (RH) akibat adanya aksi horizontal PH.

Step 3 Menghitung Reaksi Tumpuan

Langkah awal dalam menghitung reaksi yang berkerja pada tumpuan adalah mengasusmsikan
titik dimana ∑M = 0. Sebelumnya kita sudah ketahui pada rekasi yang bekerja pada tiap
tumpuan bahwa tumpuan sendi dan rol tidak dapat menahan momen, maka dapat kita
simpulkan bahwa momen di tumpuan sendi (titik A) dan tumpuan rol (titik B) adalah 0. jadi
dapat kita tuliskan ∑MA = 0 dan ∑MB = 0.

Rumus dalam menghitung momen adalah gaya yang bekerja (aksi dan rekasi) dikalikan
dengan jarak.

∑MB = 0

RVA. 8 – R. 6 – Pv. 2 = 0

RVA. 8 – 8. 6 – 1,41. 2 = 0

8 RVA – 48 – 2,82 = 0

8 RVA = 50,82

RVA = 6, 35 ton (reaksi tumpuan vertikal di titik A)


∑MA = 0

-RVB. 8 + Pv. 6 + R. 2 = 0

-8 RVB + 1,41. 6 + 8. 2 = 0

-8 RVB + 8,46 + 16 = 0

-8 RVB + 24,46 = 0

RVB = 24,46/8 = 3,06 ton (reaksi tumpuan vertikal di titik B)

Kontrol gaya yang berkerja arah vertikal

∑V = 0

RVA – R – Pv + RB = 0

6,35 – 8 – 1,41 + 3,06 = 0

0 = 0 (Jika hasil kontrol sudah sama-sama 0, maka hitungan kita sudah dianggap benar)

∑H = 0

RH – PH = 0

RH – 1.41 = 0

RH = 1,41 ton

Jika hasilnya sudah benar, maka kita dapat menggambar reaksi dan aksi yang ada pada soal
seperti pada Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6. Reaksi pada Tumpuan (biru) – aksi (merah)


Step 4 Menghitung dan Menggambar Gaya Lintang (SFD)

Konsep dasar untuk menghitung gaya lintang yang bekerja pada balok sederhana adalah
dengan menjumlahkan gaya (reaksi dan aksi) yang bekerja tegak lurus (vertikal) sepanjang
bentang balok. Gaya yang bekerja tegak lurus bidang bernilai positif (+) apabila arah panah
ke atas dan bernilai negatif (-) apabila arah panah ke bawah.

Sebelumnya kita telah mengetahui gaya yang bekerja pada arah vertikal berturut-turut yaitu:

RVA = 6,35 (+), R = 8 (-), Pv = 1,41 (-), dan RB = 3,06 (+).

Setelah gaya tersebut diketahui, maka selanjutnya kita bisa langsung melakukan
penggambaran Shear Force Digaram  (SFD) seperti yang disajikan pada Gambar 7 di bawah
ini.

Gambar 7. Diagaram SFD (gaya lintang)

Step 5 Menghitug dan Menggambar Momen (BMD)

Momen merupakan perkalian antar gaya dan jarak, sehingga momen memiliki satuan ton/m
dan sejenisnya. Gambar momen biasanya juga disebut sebagai bidang momen/bending
momen diagram (BMD). Berikut perhitungan momen untuk menggambar BMD :
Kita mulai hitung dari titik sebelah kiri (Titik A) dimana kita anggap sebagai titik 0.

0≤x<4

RA. x – q.x. (x/2)

x= 0 = 0  tm         ;x = 2 = 8,7 tm      ; x = 3 = 10,05 tm         ; x = 4 = 9,4 tm

4≤x<6

RA. x – R. (x – 2)

x = 4 = 9,4 tm         ; x = 6 = 6,1 tm

6≤x<8

RA. x – R. (x – 2) – PV. (x – 6)

x = 6 = 6,1 tm          ; x = 7 = 3,04

x=8

RA. x – R. (x – 2) – PV. (x – 6) + RB (x – 8)

x = 8 = 0 tm
Berdasarkan hasil hitungan dengan berbagai nilai x, maka dapat kita gambarkan diagram
BMD seperti yang terlihat pada Gambar 8 dibawah ini.

Gambar 8. Diagram momen lentur (BMD)

Step 6 Menghitug dan Menggambar Gaya Normal (NFD)

Gaya normal merupakan gaya yang arah kerjanya sejajar sumbu batang (horizontal). Berikut
contoh hitungannya:

Kita mulai hitung dari titik sebelah kiri (Titik A) dimana kita anggap sebagai titik 0 ke titik
dimana terdapat gaya normal yang bekerja.

0≤x<6

RH = – PH

RH = – 1,41 ton

6≤x<8

Karena tumpuan rol yang berada pada jarak 8 m tidak mampu menahan gaya horizontal maka
gaya yang bekerja = 0 ton. Sehingga gambar Daiagram NFD seperti yang disajikan pada
Gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Diagram gaya normal (NFD)
Teknik Sipil

Soal Statis Tertentu dan Penyelesaian #1


Diposkan pada 28 Jun 2019

Secara umum Analisis Struktur dikelompokkan kedalama 3 bagian yaitu, Analisis Struktur
Balok, Analisis Portal dan Analisis Rangka Batang. berikut ini merupakan kumpulan Soal
Statika (Statis Tertentu) berserta dengan penyelesaiannya yang akan diawali pada analisis
Balok.

Soal :

1. Struktur Balok Sederhana

Gambar 1. Struktur Balok Sederhana dengan Beban Titik

Gambar 1. merupakan balok sederhana atau juga biasa dikenal dengan istilah balok statik
tertentu dengan tumpuan sendi (A) dan rol (B) pada kedua ujung balok.

Pertanyaan :

1. Hitung Reaksi Tumpuan?


2. Hitung dan Gambar Diagram Gaya Lintang (SFD)?
3. Hitung dan Gambar Diagram Momen (BMD)?
4. Hitung dan Gambar Diagram Gaya Normal (NFD)?

Penyelesaian :

Untuk menyelesaikan pertanyaan di atas diperlukan beberapa tahapan sebagai berikut:

Langkah 1

Identifikasi gaya-gaya yang bekerja pada balok dan juga reaksi yang bekerja pada kedua
tumpuan. Catatan: Tumpuan Sendi memiliki 2 reaksi (RV dan RH) ; Tumpuan Rol memiliki
1 reaksi (RV). Dimana: RV = reaksi vertikal ; RH = reaksi horizontal. Hasil identifikasi dapat
dilihat pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Hasil Identifikasi Gaya dan reaksi pada tumpuan

Langkah 2

Setelah gaya dan reaksi yang bekerja berhasil diidentifikasi langkah berikutnya menghitung
reaksi-reaksi tumpuan dengan persamaan kesetimbangan (∑M=0 ; ∑V=0 ; ∑H=0). sebelum
memulai perhitungan perlu terlebih dahulu untuk mengetahui perjanjian tanda yang telah
disepakati :

Gambar 3. Perjanjian Tanda

Sekarang kita akan mulai menghitung dengan menyesuaikan gaya-gaya yang bekerja pada
tumpuan serta perjanjian tanda pada gambar 3.

∑MA = 0

RAV (0) + RAH (0) + P1 (2) + P2 (5) – RBV (9) = 0

0 + 0 + 10 (2) + 15 (5) – 9 RBV = 0

0 + 0 + 20 + 75 – 9RBV = 0
95 – 9 RBV = 0

9 RVB = 95

RVB = 95/9 = 10,56 kN (Positif), maka asumsi awal reaksi vertikal pada titik B adalah benar
(Panah ke atas).

∑MB = 0

RAV (9) + RAH (0) – P1 (7) – P2 (4) – RBV (0) = 0

9 RAV + 0 – 10 (7) – 15 (4) – 0 = 0

9 RAV – 70 – 60 = 0

9RAV = 130

RAV = 130/9 = 14,44 (Positif), maka asumsi awal reaksi vertikal pada titik A adalah benar
(Panah ke atas).

setelah reaksi ditumpuan A dan B diketahui, untuk membuktikan apakah analisis tersebut
benar maka perlu dilakukan kontrol.

Kontrol Hasil Hitungan :

∑V = 0

maka semua gaya yang bekerja pada arah vertikal harus dijumlahkan.

RAV – P1 – P2 + RBV = 0

14,44 – 10 – 15 + 10,56 = 0  ===> (OK!!!)

∑H = 0

Tidak ada gaya yang bekerja pada balok degan arah horizontal, maka disimpulkan ∑H = 0.

Langkah 3 :

Menghitung gaya lintang dan menggambar diagram (SFD).

Konsep dasar untuk menghitung gaya lintang yang bekerja pada balok sederhana adalah
dengan menjumlahkan gaya yang bekerja pada bentang tertentu berdasarkan perjanjian tanda
yang telah disepakati sebelumnya. berikut contoh perhitungan dan gambar.

dimulai dari kiri = 0 – 2 m.


Pada titik 0 diketahui bahwa terdapat gaya yang bekerja yaitu RVA = 14,44 kN. maka kita
mulai menarik garis positif (ke atas). setelah itu ditarik lurus (horizontal) berhenti sampai
ketemu pada jarak yang terdapat gaya. pada contoh soal di atas diketahui bahwa gaya yang
bekerja setelah titik 0 terdapat pada titik 2 m.

Gambar 4. SFD Jarak 0 – 2 m.

Penarikan garis horizontal dimulai dan diberhentikan pada gaya yang bekerja berikutnya.
setelah berhenti pada titik 2 m, diketahui pada soal gaya P2 terdapat pada titim 6 m. maka
langkah berikutnya menggambar dari titik 2 – 5 m.

Jarak 2 – 5 m

diketahui pada titik 0 – 2 berkerja gaya sebesar 14,44 kN, pada titik 2 terdapat gaya yang
bekerja sebesar – 10 kN (panah ke bawah), maka 14,44 – 10 = 4, 44 kN.

Gambar 5. SFD Jarak 2 – 5 m.

Jarak 5 – 9

Sebelumnya diketahui gaya terakhir pada titik 5 m adalah 4, 44 kN. kemudian pada titik 5 m
tersebut terdapat beban titik dengan panah arah ke bawah = -15 kN. maka besar gaya yang
terjadi pada titik 5 – 9 m adalah 4,44 kN + (-15) = -10,56 m.
Gambar 6. SFD Jarak 5 – 9 m.

uppsss……. jagan berhenti dulu, ingat sebelumny telah diketahui reaksi pada tumpuan B ,
RBV = 10, 56 kN. maka besaran gaya  yang terakhir bekerja pada jarak 9 dikurangi dengan
reaksi pada tumpuan B. maka Jarak 9 = -10,56 + 10,56 = 0.

Gambar 7. SFD Jarak 9 m.

Langkah 4 :

Menghitung Momen lentur dan menggambar diagram (BMD)

Konsep dari perhitungan momen adalah gaya dikalikan dengan jarak. berikut contoh
hitungannya.

Dimulai dari kiri atau titik 0

titik 0 langsung dianggap momen yang terjadi = 0 karena ketentuan sebelumnya bahwa
tumpuan sendi tidak bisa menahan momen.

Titik 2 m

Gaya yang berada sepanjang titik 0 – < 2 m dikalikan dengan jarak terhadap titik tinjauan
yaitu (2m).

RAV x (2) = 14,44 x 2 = 28,88 kNm (+)


Titik 5 m

Gaya yang berada sepanjang titik 0 – < 5 m dikalikan dengan jarak terhadap titik tinjauan
yaitu (5m).

RAV x (5) – P1 (3) = 14,44 (5) – 10 (3) = 72,2 – 30 = 42,2 kNm (+)

kenapa P1 memiliki tanda kurang ???      lihat aturan sebelumnya bahwa tanda panah ke
bawah = negatif.

Titik 9 m

Momen yang bekerja pada titik 9 = 0, karena tumpuan rol hanya bisa menahan gaya vertikal
tegak lurus saja, sedangkan untuk momen dan gaya horizontal tidak bisa.

setelah momen pada setiap titik ditentukan maka langkah selanjutnya dilakukan rekap dan
penggambaran.

Momen pada titik : 0 m = 0 kNm ; 2 m = 28,88 kNm ; 5 m = 42,2 kNm ; 9 m = 0 kNm.

Gambar 8. Diagram Momen lentur (BMD)

Langkah 5:

Menghitung Gaya Normal dan menggambar diagram (NFD)

Pada Gambar 1 terlihat bahwa tidak ada gaya yang bekerja pada arah horizontal atau searah
sumbu batang, maka gaya normal yang bekerja = 0. sesuai dengan hukum newton III aksi =
reaksi. jika tidak ada aksi (gaya luar yang bekerja) maka reaksi yang dirimbulkan juga tidak
akan ada.

Anda mungkin juga menyukai