Anda di halaman 1dari 18

Cara Membuat Garis

Pengaruh pada Rangka


Batang dengan Metode
Titik Buhul
 mekanikateknikcom  batang tekan tarik, beban terpusat, contoh soal mekanika teknik, Garis
Pengaruh, gaya horizontal, gaya normal, gaya sejajar batang, mekanika teknik, Membuat Garis
Pengaruh Rangka Batang, metode titik buhul, rangka batang, Uncategorized  Januari 31, 2018 3
Minutes

Assalamualaikum wr. wb.,

Kali ini saya akan membahas mengenai Contoh Soal Mekanika


Teknik Rangka Batang, yaitu bagaimana caranya membuata
garis pengaruh pada rangka batang. Saya mencoba dengan soal
yang cukup simpel supaya mudah diterima dengan baik oleh kalian
semua. Mungkin apabila ada yang ingin meminta dengan contoh soal
yang berbeda dapat melalui kolom komentar.

Oke langsung saja contoh soalnya dapat kalian lihat pada gambar di
bawah ini :
Jadi dalam soal tersebut kita anggap ada beban berjalan sebesar P = 1
satuan dari Tumpuan di Titik A sampai dengan Tumpuan di
Titik E. Untuk lebih jelasnya dapat kalian pahami gambar di bawah ini.

1. Posisi-posisi Beban Berjalan dari Titik A sampai Titik E

Posisi beban 1 (sama seperti gambar di atas)

Beban P = 1 satuan mula-mulai melalui Titik A


Posisi Beban 2

Beban P = 1 satuan kemudian berjalan melalui Titik B

Posisi Beban 3 (Posisi Terakhir)

Beban P = 1 satuan sampai di Titik E


Oke pada ketiga (ke-3) tahapan beban berjalan di atas harus dicari
nilai reaksinya masing-masing pada posisi tersebut.

2. Nilai Reaksi pada Setiap Posisi Beban

Nilai Reaksi pada Posisi Beban 1

Karena beban P = 1 satuan tepat berada di tumpuan


A maka reaksi yang terjadi hanya ada pada tumpuan A yaitu
besarnya sama dengan beban P = 1 satuan.

RA = P = 1 satuan

RB = 0 satuan

Nilai Reaksi pada Posisi Beban 2


Karena beban P = 1 satuan tepat berda di Titik B yaitu Tengah-
tengah antara Titik A dan Titik E maka Reaksi pada Tumpuan A
dan Tumpuan E besarnya sama yaitu sebesar 1/2 dari Beban P.

RA = RB = 1/2P = 0,5 satuan

Nilai Reaksi pada Posisi Beban 3


Karena beban P = 1 satuan tepat berada di Tumpuan E maka
nilai reaksi pada Tumpuan E (RB) sebesar sama dengan beban
P = 1 satuan.

RB = P = 1 satuan

RA = 0 satuan

3. Nilai Sinus dan Cosinus Sudut a


sin a = 0,894

cos a = 0,447

4. Mencari Gaya-gaya Tarik dan Tekan Batang pada Setiap


Posisi Beban (Posisi 1,2 dan 3)

Posisi Beban 1 (P = 1 satuan berada di Titik A)

Titik Buhul A

Seperti biasa, apabila terdapat batang miring maka perlu di transfer


atau diubah dalam bentuk gaya horizontal dan vertikal batang
tersebut. Maka dalam hal ini batang D1 dibuat D1h (D1 arah
horizontal) dan D1v (D1 arah vertikal). Untuk arah horizontal
dikali dengan cosinus dan arah vertikal dikali dengan sinus.

D1h = D1 cos a = 0,447D1

D1v = D1 sin a = 0,894D1

Keseimbangan pada arah vertikal

RA – P + 0,894D1 = 0

1 – 1 + 0,894D1 = 0
D1 = 0

Keseimbangan pada arah horizontal

H1 + 0,447D1 = 0

H1 = 0

Dari kedua persamaan tersebut di dapat D1 dan H1 pada posisi beban


1 (P = 1 satuan berada di titik A) yaitu sebesar nol pada keduanya.

Titik Buhul C

Nilai yang sudah diketahui yaitu :

D1 = 0 dan H1 = 0, maka sudah pasti O1 dan D2 sebesar 0 (nol).

Posisi Beban 2 (P = 1 satuan berada di Titik B)

Titik Buhul A
pada posisi beban 2 nilai RA = 0,5 satuan. Hal tersebut harus
diperhatikan dengan baik agar dapat memudahkan dalam
mempelajarinya lebih lanjut.

D1h = D1 cos a = 0,447D1

D1v = D1 sin a = 0,894D1

Keseimbangan pada arah vertikal

RA + 0,894D1 = 0

0,5 + 0,894D1 = 0

D1 = – 0,559 (Batang Tekan)

Keseimbangan pada arah horizontal

H1 + 0,447D1 = 0

H1 + 0,447(-0,559) = 0

H1 = 0,5 (Batang Tarik)

Dari kedua persamaan tersebut di dapat D1 dan H1 pada posisi beban


2 (P = 1 satuan berada di titik B) yaitu sebesar D1 = -
0,559 dan H1 = 0,5.
Titik Buhul C

Nilai yang sudah diketahui yaitu :

D1 = -0,559 dan H1 = 0,5

Keseimbangan pada arah vertikal

-D1v – D2v = 0

-0,894D1 – 0,894D2 = 0

-0,894(-0,559) – 0,894D2 = 0

D2 = 0,559 (Batang Tarik)

Keseimbangan pada arah horizontal

-0,447D1 + D2h + O1 = 0

-0,447(-0,559) + 0,447(0,559) + O1 = 0

O1 = -0,5 (Batang Tekan)

Posisi Beban 3 (P = 1 satuan berada di Titik E)

Titik Buhul A
pada posisi beban 3 nilai RA = 0 satuan. Hal tersebut harus
diperhatikan dengan baik agar dapat memudahkan dalam
mempelajarinya lebih lanjut.

D1h = D1 cos a = 0,447D1

D1v = D1 sin a = 0,894D1

Keseimbangan pada arah vertikal

RA + 0,894D1 = 0

0 + 0,894D1 = 0

D1 = 0

Keseimbangan pada arah horizontal

H1 + 0,447D1 = 0

H1 + 0,447(0) = 0

H1 = 0

Dari kedua persamaan tersebut di dapat D1 dan H1 pada posisi beban


3 (P = 1 satuan berada di titik E) yaitu sebesar 0 (nol) pada
keduanya.
Titik Buhul C

Nilai yang sudah diketahui yaitu :

D1 = 0 dan H1 = 0, Maka sudah dipastikan Nilai D2 dan O1 sama


dengan 0 (nol).

5. Gambarkan garis pengaruh sesuai Nilai-nilai gaya batang


pada setiap Posisi Beban di atas.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat tabel berikut.

Perlu diketahui garis pengaruh pada batang yang sama adalah sbb :

D1 = D4

D2 = D3

H1 = H2
Sehingga garis pengaruh sesuai tabel di atas dapat di lihat pada gambar
di bawah ini.

Oke, cukup sekian penjelasan dari saya. Mudah-mudahan dapat kalian


pahami dengan baik. Mohon maaf apabila banyak ketidak jelasan.
Terima Kasih.
Analisis Gaya Pada Rangka Batang/Truss,
Metode Titik Buhul
 20 Comments
Pada postingan kali ini saya akan membahas perhitungan gaya pada rangka batang/truss. Prinsipnya masih
sama dengan yang kemarin, masih menggunakan perhitungan reaksi perletakkan. Struktur rangka batang itu

terdiri dari batang-batang (kalau bukan terdiri dari batang-batang, ngapain saya nulis ini    ). Untuk

penampakannya silahkan lihat gambar di bawah, kalau tidak kuat silahkan lambaikan tangan ke kamera 

Menurut buku, stabilitas rangka batang dapat ditinjau dari stabilitas luar, yaitu reaksi perletakan tidak boleh
bertemu di satu titik. Selain dari stabilitas luar, ada juga stabilitas dalam, yaitu rangka batang harus tersusun
dari pola-pola segitiga. Struktur ada yang statis tertentu dan statis tak tentu, yang akan dibahas disini adalah
struktur statis tertentu.
Syarat dari struktur statis tertentu adalah jumlah gaya pada tumpuan struktur = 3. Seperti gambar diatas ada
satu tumpuan sendi dan satu tumpuan rol. Tumpuan sendi mempunyai dua gaya, yaitu gaya horizontal dan
vertikal (maksudnya yang sejajar dan tegak lurus), sedangkan tumpuan rol memiliki satu gaya, yaitu gaya
vertikal. Maka jika dijumlahkan ada tiga gaya, sehingga struktur ini memenuhi syarat struktur statis tertentu.

Cara menghitung gaya pada batang, ada dua metode yang dikenal saat ini, dan mungkin akan menjadi tiga,

doakan saja saya menemukan metode yang ketiga   . Dua metode tersebut adalah metode titik buhul, dan
metode ritter. Sebagai contoh saya akan gunakan metode titik buhul. Metode titik buhul cukup sederhana,
namun butuh ketelitian. Penyelesaiannya dimulai dengan menghitung reaksi perletakan. Lalu menghitung gaya
vertikal dan horizontal dengan persamaan ΣV=0 dan ΣH=0.

Langkah pertama adalah tentukan sudut antar batang, dan berikan nama pada tiap titik buhul dan tiap batang,
ini untuk memudahkan perhitungan supaya tidak membingungkan. Penamaan bebas, terserah, mau dikasih
nama Samsudin juga bebas, asal nantinya dimengerti.

Langkah kedua adalah hitung reaksi perletakannya. Sudah bisa kan? Kalau belum tahu lihat postingan
sebelumnya. Pada contoh ini gaya yang diberikan tepat di tengah sebesar 20 kN, maka beban ini akan
didistribusikan ke tumpuan masing-masing sebesar 10 kN. Sehingga RAV= 10 kN dan RBV = 10 kN,
sedangkan RAH=0, karena tidak ada beban horizontal.

Langkah berikutnya adalah menghitung gaya pada batang di setiap titik buhul.
Pertama kita akan menghitung gaya pada batang di buhul A
ΣV=0
RAV + F1 sin 45 = 0
10 = – F1 sin 45
– F1 = 10/ sin 45
F1 = -14.14 kN

ΣH=0
RAH + F2 + F1 cos 45 = 0
0 +F2 = -F1 cos 45
F2= -(-14.14 cos 45)       F2= 10 kN

Selanjutnya di buhul B. oh iya,, setiap tanda arah pada batang menjauhi titik buhul.

ΣV=0
F3=0

ΣH=0
F2-F4 = 0
F2 = F4
F4 = 10 kN
 

Buhul C

ΣV=0
-20 – F3 – F1 sin 45 – F5 sin 45 = 0
-20 – 0 – (-14.14 sin 45) = F5 sin 45
-20 – 0 + 10 = F5 sin 45
F5 = -10/sin 45
F5 = -14.14 kN

ΣH=0 (dicek, bener nggak hitungan diatas)


– F1 cos 45 + F5 cos 45 = 0
-10 + 10 = 0 (bener kan..)

Buhul D, (nggak usah dihitung lah ya, udah bener ini kok..)

Nah, sudah selesai. Jadi hasilnya adalah:


F1= -14.14 kN
F2= 10 kN
F3= 0 kN
F4= 10 kN
F5= -14.14 kN
*)tanda minus menunjukkan batang tersebut dalam kondisi tekan, dan tanda plus dalam kondisi tarik.
bisa digambarkan seperti ini:

Anda mungkin juga menyukai