Anda di halaman 1dari 46

Pertemuan ke 4

BAB IV
STRUKTUR RANGKA BATANG

A. Pengertian Rangka
Suatu rangka didefinisikan sebagai suatu struktur yang dibuat dari beberapa
batang dan dikeling atau dilas bersama-sama. Ada dibuat dari baja siku atau profil
lainnya, dan dinamakan batang-batang rangka atau struktur rangka. Batang-batang ini
dilas atau dikeling secara bersama-sama pada titik buhulnya. Untuk maksud perhitungan
terlebih dahulu titik buhulnya dianggap sebagai tumpuan engsel (hinge) atau sambungan
pasak. Penentuan gaya-gaya pada sebuah rangka adalah suatu masalah yang penting
dalam ilmu teknik, yang dapat diselesaikan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip
statika atau grafis.
Rangka dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian, yakni rangka sempurna dan
rangka tidak sempurna. Suatu rangka sempurna adalah disusun dari batang-batang yang
cukup untuk menahan kesetimbangan apabila dibebani tanpa perubahan bentuk. Ranga
batang paling sederhana adalah sebuah segitiga, yang terdiri dari 3 batang dan
sambungan(buhul) seperti ditunjukkan gambar 1.

P Q
S
R
R1 R2
Gambar 56. Rangka Batang Sederhana
Dapat dicatat, jika sebuah struktur dibebani maka bentuknya tidak distorsi.
Jelaslah untuk rangka 3 buhul, maka ada 3 batang untuk mencegah distorsi. Selanjutnya
dapat dicatat, jika ingin menambah satu sambungan pada sebuah rangka segitiga, maka
dibutuhkan dua batangseperti ditunjukkan pada gambar 1. Jadi untuk penambahan setiap
buhul pada sebuah rangka segitiga, ada dua batang dibutuhkan, Jumlah batang pada
sebuah rangka batang sempurna dapat diungkapkan dengan rumus n = ( 2j – 3), dimana n
= jumlah batang dan j = jumlah sambungan.
Sebuah rangka tidak sempurna adalah yang tidak memenuhi persamaan n = (2j –
3). Dengan kata lain, sebuah rangka yang jumlah batangnya lebih atau kurang dari (2j –
3). Selanjutnya rangka tidak sempurna diklasifikasikan atas rangka kurang sempurna
(deficient frame) dan rangka yang berlebihan (redundant frame). Untuk rangka yang
kurang sempurna, maka jumlah batang kurang dari (2j – 3). Sedangkan rangka yang
berlebihan, jumlah batang lebih dari (2j – 3).
Pada buku ini hanya akan dibahas rangka batang sempurna. Namun sebelumnya
akan membahas tentang prinsip – prinsip statika, yang meliputi konsep tentang gaya,
momen dan aplikasinya, dan reaksi titik tumpuan.

B. Gaya Tekan Dan Tarik


Bila sebuah benda bekerja sebuah gaya, gaya luar yang dipindahkan melalui
benda dinamakan tegangan. Berikut ini ada dua jenis tegangan yang penting dari gaya-
gaya pada rangka batang, yaitu :
1. Gaya Tarik
Kadang-kadang sebuah benda ditarik mengarah keluar oleh dua gaya yang
sama besar dan berlawanan arah, dan benda cenderung untuk memanjang seperti
ditunjukkan pada gambar 51 a. Gaya yang terjadi dinamakan gaya tarik.

Gambar 57. Gaya Tarik dan Tekan


2. Gaya Tekan
Kadang-kadang sebuah benda ditekan arah ke dalam oleh dua buah gaya
yang sama besar dan berlawanan arah dan benda cenderung untuk memendek
seperti ditunjukkan pada gambar 57 b. Gaya yang terjadi dinamakan tekan.
C. Metode Penetuan Gaya-gaya
Gaya-gaya pada batang-batang dari sebuah rangka sempurna dapat ditentukan
dengan salah satu metode yaitu metode titik buhul (simpul) metode seksi atau metode
momen, dan metode grafis.
1. Metode Tititk Buhul
Pada metode ini, setiap titik buhul diberi perlakuan terpisah seperti sebuah
diagram benda bebas (free body diagram) dalam posisi setimbang. Gaya-gaya
yang tidak diketahui ditentukan dengan persamaan kesetimbangan, yakni Jumlah
semua gaya-gaya vertikal sama dengan nol (∑ FV = 0), dan jumlah gaya-gaya
horizontal sama dengan nol (∑ FH = 0).

Gambar 58. Metode Titik Buhul


2. Metode Seksi
Pada metode ini, garis pembagi melewati batang atau batang-batang, dimana
gaya-gaya dibutuhkan untuk ditentukan besarannya seperti ditunjukkan pada
gambar 53. Sebagian dari struktur pada satu sisi dari garis pembagi, diberi
perlakuan sebagai free body benda dalam keadaan setimbang yang mengalami
aksi dari gaya-gaya luar. Gaya-gaya yang tidak diketahui besarannya ditentukan
menggunakan aplikasi kesetimbangan atau prinsip-prinsip statis, yakni ∑ Momen
= 0. Hasil-hasil yang diperoleh ditabulasikan nenurut besaran gaya dan sifat-
sifatnya. Kadang-kadang gaya tarik dinyatakan dengan tanda plus ( + ) dan gaya
tekan dengan tanda minus ( -).
Gambar 59. Metode Seksi
3. Metode Grafis
Metode ini merupakan sebuah metode yang sederhana untuk menentukan gaya-
gaya pada batang-batang dari sebuah rangka sempurna. Berikut ini langkah-
langkah yang diambil untuk menentukan gaya-gaya yaitu :
a. Buat diagram ruang
b. Gunakan notasi Bow
c. Buat atau lukis diagram vektor
d. Siapkan tabel
a. Buat diagram ruang
Untuk membuat diagram dari rangka digunakan skala yang sesuai dengan
beban yang diterima oleh rangka. Reaksi titik tumpuan juga dilukiskan.
b. Gunakan notasi Bow
Notasi Bow selalu digunakan untuk menberi nama batang-batang yang
berbeda dari sebuah rangka. Pada system ini setiap batang dari sebuah rangka
dicatat oleh dua huruf kapital, yang ditempatkan pada masing-masing sisi batang
pada diagran ruang seperti ditunjukkan pada gambar 54.
Dengan demikian beban W dinamakan sebagai PQ, reaksi R 1 sebagai RP,
dan reaksi R2 sebagai QR. Batang-batang dari rangka dinamakan sebagai PS, SQ,
dan RS (lihat gambar ). Kadang-kadang notasi Bow yang digunakan tidak hanya
huruf- huruf kapital melainkan juga angka-angka.
Gambar 60. Penggunaan Notasi Bow Pada Sebuah Rangka
c. Buat diagram vektor
Setelah diagram ruang digambar dan setiap batang dari rangka dinamakan
menurut notasi Bown langkah berikutnya membuat atau melukis diagram vektor.
Untuk membuat diagram vektor dapat dilakukan sebagai berikut :
(1). Pilihlah suatu titik yang cocok (p), melalui p tarik garis pq sejajar PQ
(yakni arahnya vertikal kebawah) sebesar 2 kN dengan menggunakan
skala yang sesuai untuk nenyatakan beban 2 kN.
(2). Tarik garis qr sejajar QR (yakni arahnya vertikal ke atas) sebesar 1 kN
dengan menggunakan skala untuk menyatakan reaksi R2.
(3). Tarik garis rp sejajar RP (arahnya tegak lurus ke atas) sebesar 1 kN
dengan menggunakan skala untuk menyatakan R1. Jadi dapat dilihat pada
diagram ruang, dimulai dari P dan kembali ke P, setelah menggelilingi
dari P-Q-R-P (dengan memperhatikan beban dan reaksi).
(4) Melalui p tarik garis ps se jajar PS dan melalui r tarik rs sejajar RS,
bertemu garis pertama pada s seperti ditunjukkan pada gambar 55 b. Ini
adalah diagram vektor untuk titik1.
(5). Dengan cara yang sama, lukis diagram vektor untuk titik 2 dan 3,
seperti ditunjukkan pada gambar 55 b.
d. Siapkan Tabel
Setelah digambar diagram vektor, maka langkah berikutnya
mentabulasikan gaya-gaya pada batang-batang dari rangka. Untuk persiapan tabel
dibutuhkan :
(1). Besaran gaya
(2). Sifat gaya
(1). Besaran gaya
Semua sisi dari diagram vektor diukur, yang mana panjangnya
menghasilkan gaya-gaya pada batang-batang dari rangka dengan menggalikan
terhadap skala yang telah ditetapkan sebelumnya. Panjang ps dari diagram vektor
menghasilkan gaya batang PS dari rangka dan dikalikan dengan skalanya. Dengan
cara yang sama, panjang sr menghasilkan gaya pada batang SR dan dikalikan
dengan skalanya. Begitu seterusnya.

Gambar 61. Penggunaan Diagram Ruang dan Diagram Vektor


(2). Sifat Gaya
Sifat gaya pada bermacam-macam batang dari sebuah rangka ditentukan dengan
langkah berikut ini:
(a). Pada diagram ruang mengelilingi sebuah titik searah jarun jam dan
catat urutan dua huruf, dengan mana batang-batang ditunjukkan, yakni
pada gambar 55 (a) batang-batang titik 1 adalah RP, PQ dan SR. Dengan
cara yang sama, batang-batang titik 2 adalah SQ, QR, dan RS,dan batang-
batang pada titik 3 adalah PQ, QS, dan SP.
(b). Seterusnya perhatikan sebuah titik dari diagram ruang dan catat urutan
dua huruf untuk semua batang (seperti dinyatakan diatas). Pindahkan pada
diagram vektor urutan huruf-huruf yang dicatat pada diagran ruang, dan
menandai arah panahnya, pada diagram ruang, dekat titik-titik, sehingga
menunjukkan arah perpindahan pada diagram vektor.
(c). Letakkan busur panah yang lain dalam arah berlawanan pada ujung
lain dari batang yang sama, sehingga menunjukkan kesetimbangan batang
yang mengalami aksi gaya internal.
(d). Dengan cara yang sama mengelilingi semua titik dan letakkan arah
panahnya.
(e). Oleh karena arah panah ini nenunjukkan arah gaya-gaya internal atau
tegangan, maka arah gaya yang sebenarnya dari batang akan menjadi
berlawanan dari arah panahnya, yakni sebatang dengan arah panah menuju
keluar (untuk titik-titik seperti batang PS dan SQ akan menekan),
sedangkan batang dengan arah panahnya menuju kedalam (yakni, untuk
titik seperti batang SR) akan menjadi tertarik.
Contoh soal 4-1
Truss yang ditunjukkan pada gambar 56 mempunyai rentang 5 meter.
Truss menerima beban 10 kN pada puncaknya.

Gambar 62. Truss untuk Contoh soal 4-1


Tentukan gaya-gaya pada batang dengan metode titik buhul, metode seksi,
dan metode grafis.
Penyelesaian :
Dari geometri truss dapat ditentukan beban 10 kN bekerja sejarak 1,25
meter dari reaksi sebelah kiri, yaitu R1.
Ambil momen terhadap R1,
R2 x 5 = 10 x 1,25
10 x1,25
R2 =  2,5kN
5
R1 = 10 – 2,5 = 7,5 kN
a. Metode Titik Buhul

Gambar 63. Metode Titik Buhul Untuk Contoh Soal 4-1


Perhatikan titik 1,
∑ FV = 0
FAD sin 60° – 7,5 = 0
7,5
FAD =  8,66kN (tekan)
sin 600
∑ FH = 0
FAD cos 60° – FDC = 0
FDC = FAD cos 60° = 8,66 x 0,5 = 4,33 kN
Perhatikan titik 2,
∑ FV = 0
FDB sin 30° – R2 = 0
R2 2,5
FDB = 0
  5kN (tekan)
sin 30 0,5
∑ FH = 0
FDB cos 30° - FDC = 0
FDC = FDB cos 30°
FDC = 5 x 0,866 = 4,33 kN (tarik)
b. Metode Seksi
Truss dibagi menjadi beberapa seksi. Di dalam soal ini dibagi menjadi
seksi (1-1) dan seksi (2-2).
Arah gaya FAD dan FDC pada bagian kiri diasumsikan seperti tergambar.
Ambil momen terhadap titik 3.
FAD x 5 sin 60° = 7,5 x 5
7,5
FAD =  8,66kN (tekan)
sin 600
Ambil momen terhadap titik 2.
FDC x 1,25 tg 60° = 7,5 x 5
7,5
FDC x tg 600  4,33kN (tarik )

Gambar 64. Metode Seksi Untuk Contoh Soal 4-1


Perhatikan seksi (2-2)
Arah gaya FDB pada bagian kanan diasumsikan seperti ditunjukkan pada
gambar 58 (b).
Ambil momen terhadap titik 1.
FDB x 5 sin° 30 = 2,5 x 5
2,5
FDB x  5kN (tekan)
sin 300

c. Metode Grafis
Untuk menentukan besaran gaya dan sifat-sifatnya dengan menggunakan
metode grafis dapat diikuti langkah-langkah berikut ini:
(1) Lukislah diagram ruang untuk truss bersama-sama dengan beban dan
reaksi serta beri nama setiap batang dari truss menurut notasi Bow,
seperti ditunjukkan pada gambar 59 (a).
(2) Pilihlah skala yang sesuai, dan lukis (tarik) garis vertikal ab yang
menyatakan beban AB = 10 kN dengan menggunakan skala tersebut.
(3) Tandai bc = 2,5 kN (yakni sama dengan reaksi R2). Jadi ca menyatakan
reaksi R1.
(4) Lukis diagram vektor untuk titik 1. Melalui a tarik garis ad sejajar AD
dan melalui c tarik garis cd sejajar CD. Kedua garis akan berpotongan
pada titik d, seperti ditunjukkan pada gambar 59 (b). cad adalah segitiga
gaya untuk titik 1, dengan arahnya c – a, a - d, dan d – c, seperti
ditunjukkan pada gambar 59 (a) dan (b).
(5). Dengan cara yang sama, lukis diagram vektor untuk titik 2, dimana
arahnya harus nengikuti a - b, b - d, dan d - a seperti ditunjukkan pada
gambar 59 (b).
(6). Dengan cara yang sama, lukis diagram vector untuk titik 3, yang
arahnya harus mengikuti b-c, c-d, dan d-b, seperti ditunjukkan pada
gambar 59 (b).
(7). Ukurlah sisi-sisi dari diagram vector, maka diperoleh hasil-hasilnya.

Gambar 65. Metode Grafis Untuk Contoh Soal 4-1


(8). Terakhir, tabulasikan hasil-hasil yang diperoleh seperti di bawah ini.
Besaran Gaya
Batang Sifat gaya
kN
AD 8,66 Tekan
DB 5,00 Tekan
DC 4,33 Tarik
Contoh Soal 4-2
Sebuah truss rnenpunyai jarak 10 meter dibebani seperti ditunjukkan pada
gambar 60. Tentukan reaksi dan gaya-gaya pada batang-batang dari truss dengan:
(a). metode titik buhul
(b). metode seksi
(c). metode grafis
Penyelesaian:
Dari geometri gambar dapat ditentukan untuk beban 25 kN bekerja sejarak
2,5 m dan beban 30 kN bekerja 6,25 meter dari reaksi R2.

Gambar 66. Truss Untuk Contoh Soal 4-2


Ambil momen terhadap R1 dan persamaannya sama dengan:
R2 x 10 = (25 x 2,5) + (30 x 6,25)
10 R2 = 62,5 + 187,5
250
R2 =  25kN
10
R1 = (25 + 30) – 25 = 30 kN
Selanjutnya, gambar diagram ruang dan beri nama batang menurut notasi Bow
dan bedakan titik buhulnya seperti ditunjukkan pada gambar 61 (a).
a. Metode titik buhul
Perhatikan titik buhul (1)
Arah gaya FAE dan FED diasumsikan seperti tergambar.
∑FV = 0
FAE sin 60° = 30
FAE = 34,64 kN (tekan)
∑FH = 0
FED = FAE cos 60° = 34,64 x 0,5 = 17,32 kN (tarik).
Perhatikan titik buhul (5)
Arah FCG da FGD diasumsikan seperti ditunjukkan pada gambar ( c ).
∑FV = 0
FCG sin 30° = 25
25 25
FCG = 0
  50kN (tekan)
sin 30 0,5

Gambar 67. Metode Titik Buhul Untuk Contoh Soal 4-2


∑FH = 0
FED = FBE cos 60 = 34,64 x 0,5 = 17,32 kN (tarik)
Perhatikan titik (4)
Arah gaya FBE dan FFG diasuksikan seperti ditunjukkan pada gambar 61, d
∑FH = 0
FBF = FGC – 30 cos 60°
FBF = 50 – 30 x 0,5 = 35 kN (tekan)
∑FV = 0
FFG = 30 sin 60° = 30 x 0,886 = 25,98 kN (tekan)
Perhatikan titik 3
Arah gaya FEF diasumsikan seperti ditunjukkan pada gambar 61 (e).
FH = 0
FED + FEF cos 60° + FFG cos 60° = 43,3

17,32 + FEF x 0,5 + 25,98 x 0,5 = 43,3


FEF x 0,5 = 43,3 – 17,32 – (25,98 x 0,5)
FEF x 0,5 = 12,99
12,99
FEF =  25,98 kN (tarik )
0,5

b. Metode Seksi
Truss dibagi atas seksi, yakni seksi (1-1), seksi (2-2), seksi (3-3), dan seksi
(4-4). Perhatikan seksi (1-1). Seksi ini memotong truss menjadi dua bagian seperti
ditunjukkan pada gambar 62 (a). Arah gaya F AE, dan FED diasumsikan seperti
tergambar. Perhatikanlah kesetimbangan pada bagian kiri dan ambil momen
terhadap titik (5), persamaannya adalah:
FAE x 10 sin 60° = 30 x 10
30x10
FAE =
10 sin 600
FAE = 34,64 kN (tekan)
Gambar 68. Metode Seksi untuk Contoh Soal 4-2
Ambil momen terhadap titik (2) dan persamaannya adalah:
FED x 2,5 tg 60° = 30 x 2,5
30 x 2,5
FED = 2,5 xtg 600

FED = 17,32 kN (tekan)


Perhatikan seksi (2-2)
Arah gaya FEFdan FFB, diasumsikan seperti ditunjukkan pada gambar 62
(b). Perhatikanlah kesetimbangan pada bagian kiri dan & ambil
momen terhadap titik (3) dan persamaanya,
FFB x 2,5 = 30 x 5 – 25 x 2,5
2,5 FFB = 150 – 62,5
2,5 FFB = 87,5
87,5
FFB = 2,5  35kN (tekan)

Ambil momen terhadap titik (5) dan persamaannya sama dengan:


FEF x 8,66 sin 30° = 30 x 10 – 25 x 7,5
(8,66 adalah jarak antara titik 2 dan 5)
FEF x 4,33 = 300 – 187,5
 300  187,5
FEF =
4,33

FEF = 25,98 kN (tarik)

Perhatikan seksi (3-3)


Arah gaya FFG dan FGD diasumsikan seperti ditunjukkan pada gambar 62
(c), Perhatikan kesetimbangan pada bagian kanan dan ambil momen terhadap titik
4.
FGD x 2,165 = 25 x 3,75
25x3,75
FGD = 2,165

FGD = 43,3 kN (tarik)


Ambil momen terhadap titik (5) dan persamaannya sama dengan :
FFG x 4,33 = 30 x 3,75
30x3,75
FFG = 4,33

FFG = 25,98 kN (tekan)


Perhatikan seksi (4-4)
Arah gaya FCG diasumsikan seperti ditunjukkan pada gambar 62 (e).
Perhatikanlah kesetimbangan pada bagian kanan dan ambil momen terhadap titik
(3), persamaannya adalah:
FCG x 5 sin 30° = 25 x 5
25x5
FCG =
5 sin 300
FCG = 50 kN (tekan)
c. Metode Grafis
Untuk menentukan besaran gaya dan sifat-sifatnya dengan menggunakan
metode grafis dapat diikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Buatlah diagram ruang untuk truss dan beri nama batang-batang
menurut notasi Bow seperti ditunjukkan pada gambar 63 (a).
2. Pilihlah skala yang sesuai dan lukislah garis vertical ab = 25 kN, bc =
30 kN, cd = 25 kN, dan da = 30 kN, seperti ditunjukkan pada gambar
63.
3. Iukislah diagram vektor untuk titik 1. Melalui d tarik garis sejajar
dengan DE dan melalui a tarik garis sejajar AE. Kedua garis ini
berpotongan pada titik e. aed merupakan segitiga gaya untuk titik 1,
dimana arah harus mengikuti a - e, e - d, dan d - a, seperti ditunjukkan
pada gambar 63 (b).
4. Dengan cara yang sama, lukis diagram vektor untuk titik 2. Melalui b
tarik garis sejajar BF dan melalui e tarik garis seJajar sejajar EF.
Kedua garis ini berpotongan pada titik F. abfe merupakan diagram
vektor untuk titik 2, yang mana arahnya nengikuti a - b, b - f,f - e, dan
e - a seperti ditunjukkan pada gambar 63(b).
5. Dengan cara yang sama, lukis diagram vector untuk titik (3), (4), dan
(5).

Gambar 69. Metode Grafis untuk Contoh soal 4-2


6. Ukurlah sisi-sisi dari diagram vector
7. Tabulasikan hasil pengukuran yang diperoleh.
Batang Besaran Gaya kN Sifat Gaya
AE 34,64 Tekan
ED 17,32 Tarik
GC 50 Tekan
GD 43,30 Tarik
FB 35 Tekan
FG 25,98 Tekan
EF 25,98 Tarik

Contoh Soal 4-3


Tentukanlah besaran gaya dan sifat-sifatnya dari batang-batang rangka di
bawah ini secara grafis, apabila dibebani seperti ditunjukkan pada gambar 64.

Gambar 70. Rangka Batang untuk Contoh Soal 4-3.


Penyelesaian:
Untuk menentukan besaran dan sifat-sifat gaya dapat diikuti langkah-
langkah berikut ini:
1. Tentukanlah besar reaksi (R1 dan R2) dari rangka tersebut. Ambil
momen terhadap A, dan persamaannya sama dengan:
RD x 15 = 30 x 5 + 60 x 12,5
900
RD =  60 kN
15
RA = (60 + 30) – 60 = 30 kN
2. Gambarlah diagram ruang dan beri nama batang-batang dari rangka
menurut notasi Bow, seperti ditunjukkan pada gambar (a).
3. Pilihlah skala yang sesuai dan lukislah diagram vektor seperti
ditunjukkan pada gambar 65 (b)
Gambar 71. Metode Grafis Untuk contoh soal 4-3.
4. Ukurlah sisi-sisi dari diagram vector dan dikalikan dengan skala yang
telah ditetapkan, maka diperoleh gaya-gaya batang yang diinginkan.
5. Tabulasikan hasil-hasil yang diperoleh seperti berikut ini.
Batang Besaran Gaya Sifat Gaya
AB 17 Tarik
BC 30 Tarik
CD 35 Tarik
AG 35 Tekan
BG 30 Tarik
GF 32 Tekan
BF 5 Tarik
FE 32 Tekan
FC 5 Tarik
CE 5 Tekan
DE 69 Tekan

D. Truss kantilever
Truss yang salah satu ujungnya dijepit pada dinding atau kolom dan sebagainya,
dan ujung yang lain bebas dinamakan truss kantilever. Pada bagian sebelumnya telah
dibahas bahwa untuk menentukan reaksi tumpuan salah satu metodenya dengan melukis
diagram vektor. Tetapi dalam kasus ini, penentuan reaksi tumpuan adalah tidak esensial,
karena dapat dimulai melukis diagram vektornya dari ujung bebas. Dalam kenyataannya,
prosedur ini menghasilkan reaksi ujung truss yang dijepit.
Contoh Soal 4-4
Tumpuan jepit seperti yang ditunjukkan pada gambar 66 dibebani sebuah
gaya pada ujung bebasnya. Tentukanlah gaya-gaya pada batang secara grafis.
Periksa nilainya (besar gaya) secara analitis.
Penyelesaian:

Gambar 72. Truss Kantilever Untuk Soal 4-4


a. Metode Grafis
1. Lukislah diagram ruang untuk truss, dan beri nama berbagai batang
menurut notasi Bow, seperti ditunjukkan pada gambar 67 (a).
2. Pilihlah letak titik a yang cocok dan tarik garis ab sebesar 5000 N dengan
skala yang sesuai, yakni sama dengan beban vertikal AB.
3. Lukislah diagram vektor untuk titik 1. Melalui b tarik garis bd sejajar BD
dan melalui a tarik garis ad sejajar AD, dan berpotongan pada titik d. abd
merupakan diagram vektor untuk titik 1, yang arahnya harus
mengikuti a - b, b - d, dan d - a.

Gambar 73. Metode Grafis Untuk Contoh Soal 4-4


4. Dengan cara yang sama, lukis diagram vector adc untuk titik 2, yang
arahnya a - d, d -c, dan c – a, seperti ditunjukkan pada gambar 67 (b).
5. Ukurlah sisi-sisi dari diagram, vektor dan, dikalikan dengan skala yang
telah ditetapkan sebelumnya, maka diperoleh besaran gaya-gaya batang
yang diinginkan.
6. Tabulasikan hasil –hasil yang diperoleh seperti di bawah ini.
Batang Besaran Gaya N Sifat Gaya
AD 5770 Tarik
BD 2890 Tekan
DC 5770 Tekan
AC 5770 Tarik

b. Metode Analitis
Nilai – nilai yang telah didapat pada metode grafis akan diperiksa dengan
menggunakan metode buhul.

Gambar 74. Metode Titik Buhul Untuk Contoh Soal 4-4.


Perhatikan titik 1.
Arah gaya FBD dan FAD diasumsikan seperti pada gambar 68 (a).
∑ FV = 0
FAD sin 60° = 5000
5000
FAD =  5773,6 N (tarik )
sin 600
∑ FH = 0
FBD = FAD x cos 60° = 2886,8 N (tekan)
Perhatikan titik 2.
Arah gaya FBD dan FAD diasumsikan seperti pada gambar 68 (b).
∑ FV = 0
FDC sin 60° = FAD sin 60°
FDC = FAD = 5773,6 N (tekan)
∑ FH = 0
FCA = FDC cos 60° + FAD cos 60°
FCA = (5773,6 x 0,5) + (5773,6 x 0,5)
FCA = 5773,6 N (Tarik)
Contoh Soal 4-5
Sebuah rangka menerima beban masing-nasing 50 kN pada titik D dan E.
Tentukanlah gaya-gaya pada batang-batang rangka dan reaksi pada A dan B
secara grafis.
Penyelesaian:
Untuk menentukan besaran gaya dan sifat-sifatnya
pada batang-batang rangka dan reaksi pada A dan B dapat diikuti langkah
berikut.

Gambar 75. Rangka Batang untuk Contoh Soal 4-5


1. Lukis diagram ruang untuk rangka dan beri nama bermacan-macam
batang menurut notasi Bow seperti ditunjukkan pada gambar 70 (a).
2. Lukis diagram vektor untuk rangka seperti ditunjukkan Pada gambar
70 (b).
Gambar 76. Metode Grafis untuk Contoh Soal 4-5
3. Ukurlah sisi-sisi dari diagram vector dan dikalikan dengan skala yang
telah ditetapkan sebelumnya, maka diperoleh besaran gaya-gaya
batang yang diinginkan.
4. Tabulasikan hasil-hasil yang diperoleh seperti di bawah ini.
Batang Besaran Sifat
Gaya kN Gaya
EF 112 Tekan
ED 100 Tarik
DF 50 Tekan
CD 106 Tarik
CF 56 Tarik
FA 167,5 Tekan
AC 175 Tekan
CB 212 Tarik
5. Untuk memperoleh reaksi pada A (RA) ukurlah sisi (3-4) pada diagram
vektor dalam gambar 70 (b). Sedangkan untuk menperoleh reaksi pada
B (RB) ukurlah sisi (1-4) pada diagram vektor dalam gambar 70 (b).
Dari hasil pengukuran diperoleh.
Contoh Soal 4-6
Rangka diberi beban seperti ditunjukkan pada gambar 71. Rangka diberi
tumpuan engsel pada titik (5) dan ditarik oleh sebuah kabel (4,3). Batang (1'6),
(6,5) dan (5,3) mempunyai panjang yang sama. Tentukanlah secara grafis besaran
gaya-gaya dan sifat-sifatnya pada setiap batang, gaya tarik pada kabel (4,3) dan
besar serta arah pada tumpuan engsel (5).

Gambar 77. Rangka Batang untuk contoh soal 4-6


Penyelesaian:
Untuk menentukan besaran gaya-gaya dan sifat-sifatnya pada batang-
batang rangka, reaksi pada tumpuan, dan gaya tarik pada kabel, maka dapat
diikuti langkah berikut ini.
1. Gambarlah diagram ruang untuk rangka seperti ditunjukkan pada gambar
72 (a).

Gambar 78. Metode grafis untuk contoh soal 4-6


2. Gambarlah diagram vector seperti ditunjukkan pada gambar 72 (b).
3. Ukurlah sisi-sisi dari diagram vektor dan dikalikan dengan skala yang
telah ditetapkan maka diperoleh besaran gaya-gaya batang yang
diinginkan.
4. Tabulasikan hasil-hasil yang diperoleh seperti di bawah ini.

Batang Besaran Gaya N Sifat Gaya


1-2 2250 Tarik
2-3 2300 Tarik
3-4 4800 Tarik
1-6 2850 Tekan
2-6 700 Tekan
3-6 3000 Tarik
5-6 5500 Tekan
3-5 3800 Tekan
5. Untuk mendapatkan reaksi tumpuan engsel ukurlah bf . Setelah diukur dan
dikalikan dengan skalanya didapat reaksi pada (5) atau bf = 5080 N.
Sedangkan gaya tarik kabeL (3-4) adalah 4800 N.

E. Struktur Dengan Satu Ujung Tumpuan Engsel dan Satu Ujung Tumpuan Rol
Menerima Beban Horizontal.
Jika struktur diberi tumpuan engsel pada salah satu ujungnya dan ujung yang lain
diberi tumpuan rol dan hanya menerima beban vertikal, maka masaLah ini tidak
menyatakan suatu ciri-ciri yang khusus. Jadi masalah ini dapat diselesaikan dengan
struktur yang ditumpu secara sederhana.
Akan tetapi, Jika suatu masalah menerima beban horizontal (dengan atau tanpa
beban vertikal), reaksi tumpuan pada ujung yang ditumpu dengan tumpuan rol akan
menjadi vertikal, sedangkan reaksi tumpuan pada ujung yang ditumpu dengan tumpuan
engsel akan terdiri dari :
1. Reaksi vertikal dapat ditentukan dengan mengurangi reaksi tumpuan vertikal pada
ujung yang ditumpu dengan tumpuan rol dari beban vertikal total.
2. Reaksi horizontal (yang dapat ditentukan dengan menjumlahkan secara aljabar
semua beban horizontal)
Contoh Soal 4-7
Tentukanlah secara grafis gaya-gaya pada rangka seperti ditunjukkan
dalam gambar 73.

Gambar 79. Rangka Batang Untuk contoh Soal 4-7


Siapkan sebuah tabel yang menunjukkan besaran dan sifat-sifat gaya, pada
semua batang dari rangka.
Penyelesaian:
Oleh karena rangka ditumpu dengan tumpuan rol pada bagian kanan,
maka reaksi pada tumpuan ini akan vertikal dan reaksi pada bagian ujung kiri
merupakan resultan reaksi vertikal dan horizontal. Persamaan momen searah
jarum jam dan berlawanan arah jarum jam terhadap ujung tumpuan kiri,
R2 x 8 = 12 x 4 + 8 x 3 = 72
72
R2 =  9kN ( )
8
R1 = 12 – 9 = 3 kN ( )
Dan reaksi horizontal pada ujung tumpuan kiri = -8 kN ( )
Untuk menentukan besaran gaya dan sifat-sifatnya, pada batang-batang
dari rangka maka dapat diikuti langkah berikut ini.
(1). Buatlah diagram ruang dan beri nama bermacam-macam batang dari
rangka menurut notasi Bow, seperti ditunjukkan pada gambar 74 (a).
(2). Buatlah diagram vektor untuk rangka seperti ditunjukkan pada gambar
74 (b).

Gambar 80. Metode Grafis Untuk Contoh Soal 4 – 7


(3). Ukurlah sisi-sisi dari diagram vector dan dikalikan dengan skala yang
telah ditetapkan maka diperoleh besaran gaya-gaya batang yang
diinginkan
(4). Tabulasikan hasil-hasil yang diperoleh seperti di bawah ini.
Batang Besaran Gaya Sifat Gaya
AF 5 Tekan
FD 12 Tarik
FG 12 Tarik
GC 12 Tarik
GB 5 Tekan

Contoh soal 4-8


Tentukan secara grafis gaya-gaya pada batang-batang dari rangka seperti
ditunjukkan pada gambar 75

Gambar 81. Rangka Batang Untuk Contoh Soal 4-8


Nyatakan juga besaran dan arah reaksi tumpuan 1 dan 10. Suatu gaya tarik
horizontal sebesar 4 kN diaplikasikan pada titik 2. Tabulasikan semua hasil.
Penyelesaian:
Ambil momen terhadap titik 10, dan persamaan sama dengan:
R1 x6 = 4 x 3
4 x3
R1 =  2kN ( )
6
R1 = 2 kN ( )
Reaksi horizontal pada titik 10 = 4 kN ( )

Gambar 82. Metode Grafis Untuk Contoh Soal 4-8


Untuk menentukan besaran gaya dan sifat-sifatnya pada batang-batang
dari rangka maka dapat diikuti langkah berikut ini.
1. Buatlah diagram ruang seperti ditunjukkan pada gambar 76 (b).
2. Buatlah diagram vektor untuk rangka seperti ditunjukkan pada gambar 76 (b).
3. Ukurlah sisi-sisi dari diagram vektor dan dikalikan dengan skala yang telah
ditetapkan, maka diperoleh besaran gaya yang diinginkan.
4. Tabulasikan hasil-hasil yang diperoleh seperti di bawah ini.
Batang Besaran Gaya kN Sifat Gaya
1-2 0 -
1-3 2,0 Tekan
2-3 4,0 Tarik
2-4 0 -
3-4 2,0 Tekan
3-5 4,0 Tarik
4-5 6,3 Tarik
4-6 6,0 Tekan
5-6 0 -
6-7 6,0 Tekan
5-7 6,3 Tekan
5-8 16,0 Tarik
7-8 14,0 Tarik
7-9 17,0 Tekan
8-9 16,0 Tarik
8-10 14,0 Tarik
9-10 12,7 Tekan

F. Struktur Dengan Satu Ujung Tumpuan Engsel dan Satu Ujung Tumpuan Rol
Menerima Beban Miring
Pada bagian sebelumnya telah dibahas, bahwa jika sebuah struktur diberi tumpuan
engsel pada satu ujungnya dan diberi tumpuan rol pada ujung yang lain, dan hanya
menerima beban vertikal maka hal (masalah) ini tidak merupakan ciri-ciri khusus. Jadi
masalah ini dapat diselesaikan sebagai suatu struktur yang ditumpu secara sederhana.
tetapi, jika suatu struktur menerima beban miring seperti yang ditunjukkan pada gambar
77, dangan atau tanpa beban vertikal, maka reaksi tumpuan pada ujung yang diberi
tumpuan rol akan vertikal saja, sedangkan reaksi tumpuan pada ujung yang diberi
tumpuan engsel akan miring dengan sudut tertentu terhadap bidang vertikal.
Gambar 83. Rangka Dengan Beban Miring
Contoh Soal 4-9
Truss atap seperti ditunjukkan pada gambar 78 ditumpu dengan tumpuan
ro1 pada satu ujungnya dan pada ujung lain dengan tumpuan engsel.

Gambar 84. Truss Untuk Contoh Soal 4-9


Tentukanlah besaran dan arah reaksi apabila truss menerima pembebanan
seperti tergambar. Tentukan juga gaya-gaya pada batang-batang, bedakan antara
tarik dan tekan.
Penyelesaian:
Oleh karena truss ditumpu dengan tumpuan rol pada P, maka reaksi pada
ujung ini akan vertikal, dan pada Q mempunyai reaksi yang miring dengan sudut
tertentu terhadap horizontal.
Reaksi RP dan RQ dapat ditentukan sebagai berikut:
∑MQ = 0
RP x 6,9 = 2 x 3 + 1 x 6 = 12
12
RP = 6,9  1,74kN

Total beban angina = 1 + 2 + 1 = 4 kN


Komponen horizontal dari beban angina total
= 4 cos 60° = 4 x 0,5 = kN
Komponen vertikal dari beban angina total
= 4 sin 60° = 4 x 0,866 = 3,464 kN
Reaksi vertikal pada Q = 3,464 – 1,74 = 1,724 kN
Reaksi pada Q = 22  1,74 2  2,64kN

1,74
tg θ = 2,0  0,862

θ = 40° 46’
Selanjutnya gaya-gaya pada batang-batang pada truss akan ditentukan
dengan metode grafis seperti di bawah ini.
1. Buatlah diagram ruang dan beri nama bermacam-macam batang dari truss
menurut notasi Bow, seperti ditunjukkan pada gambar 79 (a).
2. Buatlah diagram vektor untuk truss seperti ditunjukkan pada gambar 79 (b),
dengan menggunakan skala gaya yang cocok.
3. Ukurlah sisi-sisi dari diagram vektor dan dikalikan dengan skala yang telah
ditetapkan maka diperoleh besaran gaya yang diinginkan.

Gambar 85. Metode Grafis Untuk Contoh Soal 4-9


4. Tabulasikan hasil-hasil yang diperoleh seperti di bawah ini.
Batang Besaran Gaya Sifat Gaya
AF 2,0 Tekan
FG 2,0 Tarik
FE 1,0 Tarik
GH 2,0 Tekan
HE 3,0 Tarik
HC 1,7 Tekan
BG 1,7 Tekan
G. Struktur Dengan Kedua Ujung Dijepit
Kadang-kadang kedua ujung suatu struktur dijepit atau terpasang tetap pada kedua
ujungnya. Pada suatu kasus, reaksi tidak dapat ditentukan, kecuali kalau dibuat beberapa
asumsi. Asumsi yang biasa dibuat adalah:
1. Reaksi sejajar dengan garis aksi beban.
2. Pada kasus beban miring, gaya dorong horizontal dibagi sama oleh kedua
reaksi
Secara umum, asumsi pertama dibuat dan reaksi ditentukan. Gaya-gaya pada
batang-batang diperoleh dengan menggambar diagram vektor sebagai mana biasanya.
Contoh Soal 4-10
Gambar 80 menunjukkan sebuah truss atap dengan kedua ujungnya
dijepit. Truss menerima beban angina tegak lurus terhadap konsen utama.

Gambar 86. Sebuah Truss Untuk Contoh Soal 4-10


Penyelesaian:
Reaksi dapat diperoleh dengan suatu asumsi, bahwa reaksi seajar dengan
arah beban.
Ambil momen terhadap titik A,
1000 x 2 1000 x 4
RB x 8 sin 60 = 
sin 600 sin 600
RB = 1000,06 N atau 1000 N
RA = (1000 + 1000 + 1000) – 1000
RA = 2000 N
Selanjutnya, gaya-gaya pada berbagai batang dari truss akan ditentukan
dengan metode grafis seperti dibawah ini
1. Buatlah diagram ruang dan beri nama berbagai batang dari
truss menurut notasi Bow seperti ditunjukkan pada gambar 81 (a).
2. Buatlah diagram vektor untuk truss seperti ditunjukkan pada
gambar 81 (b), dengan menggunakan skala yang cocok.

Gambar 87. Metode Grafis Contoh Soal 4-10


3. Ukurlah sisi-sisi dari d.iagran vektor dan dikalikan dengan
skala yang telah ditetapkan maka diperoleh besaran gaya yang
diinginkan
4. Tabulasikan hasil-hasil yang diperoleh seperti berikut ini.
Batang Besaran Gaya N Sifat Gaya
BF 3,5 Tekan
CG 2,0 Tekan
EF 3,9 Tarik
GH 1,1 Tarik
GF 2,5 Tekan
DI 2,5 Tekan
DH 2,5 Tekan
EI 1,7 Tarik
HI 0 -
H. Metode Subsitusi
Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa kadang-kadang menbuat diagram
vektor adalah untuk mendapatkan gaya-gaya pada satu titik buhul. Akan tetapi pada satu
titik buhul ditemukan lebih dari dua gaya batang yang tidak diketahui besarannya, maka
pembuatan diagran vektor tidaklah mungkin. Untuk hal seperti ini, maka gaya-gaya
ditentukan dengan metode lain. Pada bagian ini dibahas mengenai kasus ini dan akan
menyelesaikannya dengan metode subsitusi.
Contoh Soal 4-11
Sebuah truss atap dibebani seperti ditunjukkan pada gambar 82.
Tentukanlah gaya-gaya pada semua batang dari truss, dan tunjukkan apakah
batang dalam posisi tekan atau tarik.
Penyelesaian:
Oleh karena truss dan beban adalah simetris, maka
Kedua reaksi akan sama besar.
100  200  200  200  200  200  200  200  100
R1 = R 2 =
2
R1 = R2 = 800 N

Gambar 88. Sebuah Truss Untuk Contoh Soal 4-11


Berikutnya buat diagram ruang dan beri nana semua batang menurut
notasi Bow dan bermacam-macam titik buhul seperti ditunjukkan pada gambar 83
(a). Sedangkan untuk pengambaran diagram vektor, terlihat bahwa diagram
vektor yang dapat digambar langsung untuk titik 1, 2, dan 3 sebagai mana
biasanya. Untuk titik 4, ditemukan 7 batang ( DP, PO, dan ON) yang gaya-
gayanya tidak diketahui besarannya, sehingga tidak dapat dilukis secara langsung
diagram vektor untuk titik ini.
Seterusnya, sebagai suatu alternatif dicoba dilihat titik 5. Pada titik 5 ini
juga ditemukan 3 batang, yakni NO, OR, dan RK yang tidak diketahui besaran
gaya-gayanya. Untuk mengatasi kasus ini dapat diperoleh dengan
mensubsitusikan suatu batang bayangan.
Selanjutnya, perhatikan (untuk sementara) batang OP dan PQ diganti dan
disubsitusikan dengan suatu batang bayangan yang dihubungkan dengan titik 5
dan 6 (ditunjukkan dengan garis putus-putus) seperti lihat pada gambar 83 (a).
Dengan melakukan subsitusi ini, maka ditemukan pengurangan gaya-gaya batang
yang tidak diketahui dari 3 menjadi 2 pada titik 4 (yakni, batang DP dan PN).
Dengan demikian dapat digambar diagram vektor untuk titik ini (yakni no 4).
Berikutnya, setelah digambar diagram vektor untuk titik 4, dialihkan ke titik 6.
Pada titik ini hanya ada dua batang (yakni, EQ dan QP) yang gayanya tidak
diketahui besarannya. Diagram vektor pada titik ini akan menghasilkan gaya EQ
dengan sisi eq dari diagram vektor.

Gambar 89. Metode Grafis Untuk Contoh Soal 4 -11


Setelah diagram vektor pada titik 6, dan menentukan gaya EQ (yakni eq)
menganti batang bayangan dengan batang aslinya QP dan PO dan menggambar lagi
diagram vektor untuk titik 6 seperti ditunjukkan pada gambar 83 (b). Ini akan
mendapatkan gaya pada batang QP. Seterusnya lukis diagram vektor untuk titik 4 seperti-
ditunjukkan pada gambar 83 ( b). Ini akan mendapatkan gaya pada batang PO.
Kemudian alihkan ke titik 5, seperti biasanya, dan lengkapkan keseluruhan
diagram vektor seperti ditunjukkan pada gambar 83 (b). Ukurlah berbagai sisi dari
diagram vektor dan tabulasikan hasilnya.
Batang Besaran Gaya N Sifat Gaya
BL, IX 15720 Tekan
IM, WX 1750 Tekan
CM, HW 14750 Tekan
MN, VW 2000 Tarik
DP, GT 13780 Tekan
NO, UV 3560 Tekan
OP, TU 1875 Tarik
PQ, ST 1685 Tekan
EQ, FS 12800 Tekan
KL, KX 14000 Tarik
NK, VK 12060 Tarik
OR, RU 4000 Tarik
QR, RS 5800 Tarik
RK 8100 Tarik

Contoh Soal 4-12


Tentukanlah secara analitis atau grafis dan tabulasikan gaya-gaya pada
batang-batang dari truss, apabila dibebani seperti ditunjukkan pada gambar 84
Gambar 90. Sebuah Truss Untuk Contoh Soal 4-12
Penyelesaian:
Untuk menentukan reaksi digunakan metode momen dan
menyelesaikannya secara grafis.
2
 12 
Panjang EA =     4,5  7,5m
2

 2 

7,5
AB = BC = CD = DE = m
4
Oleh karena truss ditumpu dengan tumpuan rol pada titik L, maka reaksi
pada L menjadi vertikal. AmbiL momen terhadap A, dan persamaannya sama
dengan:
7,5 15 22,5 30
VL x 12 = 1 x 0 + 2x + 2x + 2x + 1x
4 4 4 4
12 VL = 30
30
VL =  2,5kN
12
Reaksi horizontal pada L,
HL = 0
Apabila θ merupakan sudut pada AE yang miring terhadap horizontal.
4,5 3
tg θ = 12 x 0,5  4
4 3
cos θ = ; sin θ =
5 5
Gaya total yang miring = 1 + 2 + 2 + 2 + 1 = 8 kN
Komponen horizontalnya = 8 sin θ = 8 x 3/5 = 4,8 kN ( )
Reaksi horizontal pada A,
HA = 4,8 kN ( )
Komponen vertikalnya = 8 cos θ = 8 x 4/5 = 6,4 kN
Reaksi vertical pada L,
VL = 2,5 kN
Reaksi vertikal pada A,
VA = 6,4 – 2,5 = 3,9 kN
Selanjutnya, diagram vektor untuk titik A, B, dan H dapat digambar
seperti biasanya. Sedangkan diagram vektor untuk titik C tidak dapat digambar
secara langsung, karena pada titik C dan G ada 3 batang pada mana gaya –
gayanya belum diketahui. Seperti contoh sebelumnya, soal ini akan diselesaikan
dengan metode subsitusi.
Seterusnya, subsitusikan sebuah batang bayangan DG seperti ditunjukkan
dengan garis putus - putus dalam gambar 85 (a) setelah mengelilingi batang CF
dan DF pada cara yang sama dengan contoh sebelumnya.
Berikutnya (seperti contoh sebelumnya) dan lengkapkan diagram vektor
seperti ditunjukkan pada gambar 85 (b). Ukurlah sisi-sisi dari diagram vektor dan
tabulasikan hasilnya.
Gambar 91. Metode Grafis Untuk Contoh Soal 4-12
Batang Besaran Gaya kN Sifat Gaya
AB 5,2 Tekan
AH 8,3 Tarik
DE 5,2 Tekan
EF 5,0 Tarik
GK 3,3 Tarik
DF 2,0 Tekan
CD 5,2 Tekan

I. Soal-soal Latihan
1. Sebuah truss tiang raja dengan rentang 8 meter dibebani seperti pada
gambar 92 (a). Gambarkanlah diagram vektor dan tabulasikan hasilnya.
(Key : BH, EL = 53 kN (tekan)
HG, LG = 43 kN (tarik)
CJ, DK = 35 kN (tekan)
HJ, KL = 18 kN (tekan)
JK = 18 kN (tarik)
2. Tentukanlah secara grafis gaya pada bermacam – macam batang dari
rangka pada gambar 92 (b)
(Key : AD = 26,4 kN (tekan)
BF = 14,6 kN (tekan)
CG = 31,1 kN (tekan)
DE = 13,2 kN (tarik)
EF = 2,8 kN (tarik)
FG = 2,8 kN (tekan)
DG = 16 kN (tarik)
3. Tentukanlah gaya-gaya dan sifat –sifatnya pada semua batang dari struktur
pada gambar 93 (c).

Gambar 92. Truss Dengan Beban Vertikal


(Key : AE = 17300 N (tekan)
ED = 15000 N (tarik)
EF = 0
FD = 15000 N (tarik)
FG = 9500 N (tekan)
GB = 22700 N (tekan)
GC = 19500 N (tarik)
4. Tentukanlah secara grafis gaya pada CG dan HG dari truss pada gambar
92 (d).
(Key : CG = 1,43 kN (tekan), HG = 9,0 kN (tarik)
5. Tentukanlah secara grafis gaya–gaya pada batang–batang dari truss pada
gambar 92 (e). Periksalah jawaban anda dengan metode seksi.
(Key : AB = 21400 N (tekan)
AF = 15000 N (tarik)
BF = 0
BC = 14200 N (tekan)
BE = 7070 N (tekan)
FE = 15000 N (tarik)
EC = 49500 N (tarik)
CD = 17800 N (tekan)
ED = 9650 N (tarik)
6. Sebuah balok penopang Warren dibebani seperti ditunjukkan pada gambar
92 (f). Tentukanlah gaya-gaya pada batang AB, BC, dan GF, dan juga
nyatakan sifatnya.
(Key : AB = 60 kN (tekan)
BC = 52 kN (tekan)
GF = 52 kN (tarik)
7. Tentukanlah gaya-gaya pada batang-batang dari rangka di bawah ini dan
tentukanlah reaksi A dan B serta besaran dan arahnya. Semua sisi
Horizontal dan Vertikal adalah sama.
Gambar 93. Rangka-rangka Kantilever
(Key: 4-9 = 28 kN (tekan)
3-9 = 20 kN (tarik)
8-9 = 20 kN (tarik)
8-4 = 20 kN (tekan)
8-7 = 56,5 kN (tekan)
7-2 = 60 kN (tarik)
7-6 = 40 kN (tarik)
6-4 = 60 kN (tekan)
5-6 = 85 kN (tekan)
5-1 = 120 kN (tarik)
RA = 120 kN
RB = 130 kN
8. Sebuah truss kantilever menerina dua beban vertikal seperti ditunjukkan
pada gambar 87 (b). Gambarkan diagram vektor dan tentukan gaya-gaya
pada batang 2, 9, 5, dan 10 dari truss, dan nyatakan apakah gaya tersebut
sifatnya tarik atau tekan.
(Key : 2 = 60 kN (tarik)
9 = 20 kN (tekan)
5 = 35,5 kN (tekan)
10 = 0
9. Sebuah rangka kantilever dijepit pada sebuah dinding vertikal di A dan E
dan dibebani seperti ditunjukkan pada gambar 87 (c). Tentukan gaya-gaya
pada batang EF, BF, dan AB.
(Key : AB = 95 kN (tarik)
EF = 98,5 kN (tekan)
BF = 44,5 kN (tarik)
10. Tentukan besaran gaya-gaya dan sifat-sifatnya pada batang-batang dari
truss kantilever yang ditunjukkan pada gambar 87 (d). Berikan hasilnya
dalam sebuah bentuk tabel.
(Key : AD = 57 kN (tarik)
BF = 11,5 kN (tarik)
FC = 23 kN (tekan)
FE = 23 kN (tarik)
EC = 23 kN (tekan)
ED = 70 kN (tekan)
11. Tentukanlah gaya-gaya pada batang-batang dari truss kantilever seperti
ditunjukkan pada gambar 87 (e). Periksa hasil anda secara analitis.
(Key : FA = 28 kN (tarik)
BF = 20 kN (tekan)
EF = 20 kN (tekan)
CD = 60 kN (tekan)
DE = 57 kN (tarik)
EA = 20 kN (tarik)
12. Tentukanlah besaran dan sifat gaya-gaya pada sebuah truss kantilever
seperti ditunjukkan pada gambar 87 (f).
(Key : FA = 28 kN (tarik)
BF = 20 kN (tekan)

EF = 20 kN (tekan)
CD = 60 kN (tekan)
DE = 57 kN (tarik)
EA = 20 kN (tarik)

Gambar 94. Rangka Kantilever Dengan Beban Horizontal


13. Tentukanlah gaya pada setiap batang dari menara yang ditunjukkan pada
gambar 88 (a).
(Key : AB, BD, DF = 1900 N (tarik)
AC, CE, EG = 1930 N (tekan)
BC, CD, DE, EF = 0
14. Tentukanlah gaya pada semua batang untuk truss yang ditunjukkan pada
gambar 88 (b). W = 10 kN.
(Key : HB = 11,6 kN (tarik)
CG = 5,8 kN (tekan)
GH = 5,8 kN (tekan)
AG = 6,6 kN (tekan)
GF = 23,2 kN (tarik)
DF = 23,2 kN (tekan)
EF = 23,2 kN (tekan)
AE = 39,8 kN (tarik)
15. Sebuah truss dengan rentang B meter dibebani seperti ditunjukkan pada
gambar 89 (a). W = 8 kN. Tentukanlah gaya-gaya pada semua batang dari
truss dan sifat-sifatnya.
(Key : AB = 14 kN (tekan)
BC = 3 kN (tekan)
CD = 3 kN (tekan)
DE = 8,5 kN (tekan)
AF = 18 kN (tarik)
BF = 11,5 kN (tekan)
CF = 4,5 kN (tarik)
FD = 5,5 kN (tarik)
FE = 6 kN (tarik)
16. Gambar 89 (b) menunjukkan sebuah truss dengan tang 20 meter dan
dibebani seperti tergambar. Tentukanlah secara grafis gaya pada setiap
batang dari truss.
Gambar 95. Rangka dengan tumpuan engsel dan rol
(Key: AE, EA, FG, HJ, KL, MB = 0
EA = 20 kN (tekan)
FD, DG = 5 kN (tarik)
GH = 20 kN (tarik)
HA, AJ = 30 kN (tekan)
JK = 7 kN (tarik)
KG, LC = 5 kN (tarik)
LM = 7 kN (tekan)
AM = 20 kN (tekan)
17. Gambar 89 (c) menunjukkan sebuah struktur rangka yang salah satu
unjungnya diberi tumpuan engsel dan ujung yang lain dengan tumpuan
rol. Rangka menerima beban-beban vertikal seperti tergambar. Gambarkan
diagram vektor dan tabulasikan hasilnya.
(Key: AE = 11,8 kN (tekan)
BE = 5,8 kN (tekan)
CF = 20,6 kN (tekan)
DF = 10 kN (tarik)
EF = 4,6 kN (tekan)
18. Rangka ditumpu dengan tumpuan engsel pada P dan rol pada Q (gambar
89 d). Tentukan gaya pada empat batang yang bertemu pada R.
(Key: 7,5 kN (tekan); 7,5 kN (tekan);
10 kN (tarik); 15 kN (tekan) serah jarum jam)
19. Gambar 89 (e) menunjukkan sebuah truss atap yang diam pada tumpuan
rol di titik X, dan tumpuan engsel di Y. Tentukan dengan metode grafis,
reaksi X dan Y dan tunjukkan pada diagram ruang besaran dan arah gaya
pada setiap batang, gunakan C untuk tekan dan T untuk tarik.
(Key: RX = 473 ,2 N
RY = 856 N pada 15° terhadap vertical
AY = 951 N (C) ; AB = 951 N (C)
BC = 946 N (C) ; CX = 946 N (C)
XD = 820 N (C) ; DY = 710 N (T)
AD = 500 N (C) ; BD = 690 N (C)
CD = 400 N (C)
20. Tentukan gaya pada semua batang dari truss yang ditunjukkan pada
gambar 89 (f) dengan salah satu metode, dan nyatakan gaya-gaya dalam
keadaan tarik atau tekan.
(Key: AB = 20 kN (tekan)
AD, DE, FH, = 10 kN (tekan)
BF, FH = 14,1 kN (tekan)
BD, EG = 14,1 kN (tarik)
BC, CF, DG = 0
21. Truss ditunjukkan pada gambar 89 (f) diberi tumpuan pada bagian kiri dan
tumpuan rol pada bagian Truss dibebani seperti tergambar, tentukanlah
secara grafis gaya pada setiap batang dari truss.
(Key: 1-7 = 17600 N (tekan)
6-7 = 16000 N (tarik)
7-8 = 7500 N (tarik)
3-8 = 15000 N (tekan)
8-9 = 3500 N (tekan)
6-9 = 18000 N (tarik)
4-10 = 13000 N (tekan)
9-10 = 6000 N (tekan)
10-11 = 8000 N (tarik)
11-5 = 18500 N (tekan)
11-6 = 14000 N (tarik)

Anda mungkin juga menyukai