Anda di halaman 1dari 71

MEKANIKA FLUIDA II

A. Pendahuluan
Sebagian besar mesin-mesin fluida adalah mesin-mesin turbo (kecuali, pompa torak).
Dalam bab ini akan dibahas hal-hal yang terkaitkan dengan mesin-mesin turbo hidrolis. Pada
mesin turbo hidrolis, fluida mengalir melalui sudu sudu lengkung, atau ruangan antar sudu
sudu yang terdapat di bagian rotor.
Gaya yang terjadi pada sudu sudu tersebut berasal dari perubahan momentum dari
fluida yang mengalir dan akan menghasilkan torsi pada poros rotor. Daya yang dihasilkan
adalah merupakan perkalian dari torsi dan kecepatan sudutnya. Apabila daya dihasilkan oleh
mesin mesin turbo tersebut, maka mesin tersebut disebut turbin dan bila daya diserap oleh
mesin untuk menaikan tekanan, maka mesin tersebut dinamakan pompa.
a. Pengelompokan Turbin-Turbin Air
Turbin-Turbin Air dapat dikelompokan menurut;
1. Tinggi angkat (head) dan jumlah air yang diperlukan
 Turbin impuls, memerlukan tinggi angkat yang besar dan laju air yang kecil.
 Turbin Reaksi, memerlukan tinggi angkat dan fluks air yang besar.
2. Nama dari penemunya
 Turbin pelton dinamakan demikian sebagai penghargaan bagi Loster Allen Pelton
(1824 – 1908) dari California (USA), merupakan turbin impuls yang tinggi dan fluks
air yang kecil.
 Turbin Francis, dinamakan sama dengan penciptanya yaitu James Francis Bichens
(1815-1892) yang lahir diinggris dan kemudian pindah ke USA.
 Turbin Francis ini merupakan jenis turbin reaksi yang sesuai tinggi angkat
(head)
medium dan laju air yang medium juga.
 Turbin Kaplan, dinamakan untuk penghargaan, untuk Dr Victor Kaplan
(1876-1934)
Dari Bruenn (jerman). Turbin ini merupakan reaksi yang sesuai untuk tinggi angkat
dan laju air yang rendah.
3. Gerakan air pada sudu gerak
4. Letak dari poros turbin
5. Kecepatan spesifik, dll.

c). Pengelompokan berdasarkan gerakan dari air atau gerakan sudu sudu
d). Pengelompokan berdasarkan letak dari proses turbin.
Proses turbin dapat diletakkan secara vertical atau horizontal. Turbin turbin modern yang
praktis, misalnyaTurbin pelton biasanya porosnya dipasang secara horizontal, sedangkan
untuk unit unit besar poros biasanyadipasang vertical.
Turbin Impuls (Turbin Pelton)
Turbin Impuls, adalah sebuah turbin yang berputar karena adanya impuls dari air.
Pada turbin impuls, air dari sebuah bendungan /dam dialirkan melalui pipa, kemudian melalui
mekanisme pengarah dan terakhir melewati nosel. Dalam suatu proses, seluruh energi dari air
diubah kedalam enegsi kinetic, dengan jalan melewatkan melalui suatu nosel yang letaknya
dekat dengan runner.
Air memasuki sudu sudu yang berputar dalam bentuk aliran tersebut menumbuk sudu
(burkets) yan terpasang pada bagian luar sekeliling rotor.
Aliran jet air menumbuk sudu dengan kecepatan tinggi, kemudian mengalir meliputi sududan
meninggalkannya dengan kecepatan rendah, yang berarti
Sebagian enerjinya tidak diserap oleh runner. Tekan air masuk dan keluar sudu adalah
tekanan atmosfir contoh yang paling umum dari Turbin impuls adalah Turbin Pelton.
Turbin Pelton adalah sebuah Turbin impuls yang sesuai untuk head air yang besar, Turbin ini
mempunyai bagian –bagian utama sbb:
1. Nosel
Nosel merupakan mekanisme pengarah terbentuk melengkung, yang mengarahkan
sesuai dengan arah aliran yang direncanakan, juga untuk mengatur aliran air.
Aliran air dalam bentuk jet, menumbuk bucket. Sebuah jarum konis dibagian dalam nosel
berfungsi untuk mengatur jumlah air yang dialirkan. Apabila jarum didorong kesrsh nosel;
Akan mengakibatkan berkurangnya penampang dari jet sebagai akibatnya jumlah air yang
mengalir melalui jet juga berkurang.
Sebaliknya bila jarum ditarik keluar menjauhi nosel, jumlah air yang mengalir
melalui jet akan bertambah. Gerakan dan jarum diatur dengan tangan atau secara otomatik,
sesuai dengan keperluan yang dikehendaki. Kadang-kadang diperlukan untuk menutup
nosel secara tiba tiba. (misalnya bila terjadi pengurangan beban secara tiba tiba pada
turbin). Seandainya hal ini dilakukan dengan pertolonagn jarum tersebut, peristiwa ini
dapat menyebabkan pecahnya pipa penyalur akibat kenaikan tekanan secara tiba tiba.
Untuk menghindari hal ini diperlukan nosel tambahan (dikenal sebagai Bypass nosel)
dimana air dapat mengalir tanpa harus menumbuk bucket. Kadang kadang, sebuah plat
(dikenal sebagai Deflektor) dipasang pada nosel, yang digunakan untuk membelokan aliran
jet dan mencegah aliran jet menumbuk bucket. Nosel diusahakan diletakan sangat dekat
dengan bucket, sebagai usaha untu memperkecil kerugian akibat pusaran.
2. Runner dari burket
Runner dari sebuah turbin pelto harus merupakan piringan melengkung yang
dipasang pada poros horizontal, pada bagian keliling luar dari Runner di pasang sejumlah
bucket secara uniform. Bucket mempunyai bentuk menyerupai mangkuk hemisspherikal
atau jambangan dengan dinding disebelah(dikenal sebagai splitter). Bagian ini terletak
pada bagian tengah dari arah radial runner.
Permukaan dari bucket dibuat sangat halus dan rata. Untuk tinggi angkat yang
rendah bucket lazimnya terbuat dari besi cor. Tetapi untuk pemakaian tinggi angkat yang
besar bucket dibuat dari Bronze baja tahan karat(stainless steel) atau paduan lainya. Bila
air se cara kimiawi tidak murni, bucket umumnya dibuat dari paduan khusus. Pemasangan
bucket pada piringan runner biasanya dilakukan dengan baut. Tetapi kadang kadang bucket
dan piringan dicor sebagai satu kesatuan, dengan anggapan seluruh bucket harus dalam
waktu bersamaan, tetapi dalam kenyataan keausan tidaklah seragam. Bucket rusak terlebih
dulu dan perlu diganti, hal ini dapat dilakukan hanya bila bucket dibuatkan pada piringan.
3. Rumah Turbin (casing)
Dalam sebuah turbin pelton casing dapat dikatakan tidak berperan apapun secara
hidrolis. Tetapi selalu dipelukan untuk melindungi runner dari benturan, dan juga untuk
mencegah semburan air serta untuk menggarahkan air melewati saluran buang. Casing
biasanya dibuat dari coran atau proses fabrikasi lainnya.
4. Pemecah jet (Breaking jet)
Bila turbin akan berhenti operasi, nosel ditutup sama sekali. Pada keadaan
demikian dapat diamati bahwa runner masih berputar untuk sekian waktu tertenyu, hal ini
akibat adanya gaya inersia. Untuk membuat runner berhenti dalam waktu singkat
diperlukan sebuah nosel yang akan mengarahkan aliran jet air dari belakang bucket.
Gerakan ini akan berfungsi sebagai rem untuk mengurangi kecepatan runner.
Kerja yang dilakukan turbin lmpuls
Aliran jet dari air, yang dikeluarkan nosel, menunbuk bucket pada bagian splitter.
Splitter kemudian akan membelah aliran jet menjadi dua bagian. Satu bagian dari aliran jet
mengalir pada permukaan dalam sudu dan meninggalkan dengan sudut yang tajam. Bagian
lain dari aliran jet mengalir melalui dalam dari bagian sudu yang lain dan meninggalkan
dengan sudu yang tajam.
Pada bagian tengah dari buckat, dimana aliran jet menumbuk splinter dan
membuat aliran terpisah. Aliran jet tersebut meninggalkan bucket dengan sudut yang
tajam. Pertama tama, gambarkan segitiga kecepatan pada splinter (akan berupa sebuah
garis lurus saja), sedangkan pada ujung luar dari bucket hemispheric adalah seperti
ditunjukkan pada gambar 2-3 seluruh notasi dan teori dari peristiwa tumbukan jet tersebut
dapat diterapakn untuk seluruh bucket/sudu.
Notasi,
V = Kecepatan absolute dari air masuk.
Vr = Kecepatan relative dari air terhadap bucket pada inlet.
Vf = Kecepatan aliran pada inlet.
V1,Vr1,Vf1 = Harga-harga kecepatan pada ujung keluar (pada titik pelepasan)
D = Diameter runner/roda
d = diameter nosel
N = putaran, dalam rpm
 = sudut sudu pada ujung outlet
H = head total air, dalam keadaan turbin beroperasi.
Karena segitiga kecepatan pada bagian masuk berup garis lurus, maka kecepatan pusaran pada
bagian masuk ini adalah,
V  V dan Vr  V  v
Karena Turbin Pelton mempunyai aliran aksial, maka,
V  V1 atau Vr1  Vr  Vr  V  V
Dari segitiga kecepatan outlet, kita dapatkan kecepatan pusar pada ujung keluar
V 1  Vr1 cos   v  V  v cos   v
Gaya per kg air sebesar,

1
V  V1   1 V  v1   V  V V1 berharga negative hal ini karena arah dari
g g
V1 berlawanan dengan V , dengan demikian gaya per kg air menjadi,


1
V  V1 
g
Dan kerja yang dilakukan per air adalah,

= Gaya x jarak
1
V .V1  V1 .V 
g
V .v V 1 .v
  ................v1  v 
g g
V .v Vr1 . cos   v v
 .............. V1  Vr1 cos   v 
g g

=
v
V  V  v cos   v..........Vr1  Vr  V  v 
g


v
v  v cos   v cos   v ..........v  v 
g


v
V 1  cos    v1  cos  
g
vV  v 1  cos φ

g
Telah kita ketahui bahwa efesiensi hidrolis adalah,
Kerja yang dilakukan per kg air
h 
Enersia yang tersedia per kg air
vV  v 1  cos  

g
V2
2g
2vV  v 1  cos  

V2
Untuk mendapatkan Efesiensi maksimum, deferensiasikan pembilang dari persamaan di atas
terhadap V dan jamakan dengan nol, maka diperoleh,
d
2vV  v 1  cos    0
dv
d
dv
 
2Vv  2v 2 1  cos    0 
v
2V  4v  0 atau v 
2
Ini berarti efisiensi hidrolis maksimum dicapai bila kecepatan roda adalah setengah dari harga
kecepatan aliran jet. Jadi kerja maksimum per kg air adalah:
V V
V  1  cos  
 
2 2
g

V2
 1  cos  
4g
 Efisiensi hidrolis maksimum,
V2
1  cos  
h max 
4g

1  cos  
2
v 2
2g
Catatan;
1. Efisiensi maksimum dicapai bila cos   1 atau   180 0 , tetapi dalam prakteknya,
aliran jet hanya diberikan sebesar 160 0 sampai 1650 saja. Karena jika aliran jet
dibelokkan sebesar 1800 air keluar dari bucket akan menumbuk bucket didepannya.
2. Dalam prakteknya, efisiensi maksimum terjadi bila kecepatan putar runner 0,46 kali
kecepatan aliran jet.
Daya yang dihasilkan oleh tubin impuls
Dalam bab-bab sebelumnya tekah kita tunjukkan besarnya kerja yang dilakukan oleh
tiap kg air ketika al.iran jet menumbuk bucket dari sebuah turbin impuls. Jika kita mengetahui
jumlah air yang mengalir melalui jet per detiknya, dan kerja yabg dilakukan per dalam kg air
yang mengalir, maka daya yang dihasilkan turbin dapat dihitung dengan hubungan dibawah
ini.
ker ja yang dilakukan per kg air x berat air yang mengalir per dt dalam kg 
P
75
WQH

75
Dalam unit SI, daya yang dihasilkan;
P=9,81 QH (kW)
Efisiensi dari turbin impuls
Secara umum, istilah efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja
yang dilakukan dengan energi yang tersedia. Pada turbin impuls dikenal tiga jenis efesiensi
yaitu;

1. Efisiensi hidrolis
2. Efisiensi mekanis, dan
3. Efesiensi total

Efesiensi Hidrolis
Efisiensi hidrolis adalah perbandingan dari kerja yang dilakukan pada runner/ roda dengan
energi yang terkandung dalam aliran jet. Telah kita ketahui bahwa efisiensi hidrolis dari
turbin adalah;
2vV  v 1  cos  
h 
V2
Dan efisiensi hidrolis maksimum,

h max 
1  cos 
2
Efisiensi Mekanis
Telah kita ketahui, bahwa energi yang diberikan pada roda/ runner tidak semuanya
menjadi kerja berguna. Sebagian energi tersebut diubah untuk mengatasi gesekan pada
bantalan- bantalan dan bagian bagian berputar lainya. Efisiensi mekanis didefinisikan sebagai
perbandingan antara kerja turbin dengan energi yang diterima runner/ roda.
Efisiensi Total (Overall Efficiency)
Besaran ini dipakai untuk penilaian terhadap performance dari sebuah turbin dan merupakan
perbandingan antara daya actual yang dihasilkan turbin dengan energi yang diterima turbin,
yang besarnya adalah,
P
o 
WQH
75

Contoh 1
Sebuah turbin Pelton menghasilkan 4500 hp pada tinggi angkat sebesar 100 meter dengan
efisiensi total 85 %. Hitung diameter nosel, jika koefisien kecepatan nosel berharga 1.
Jawab
Diketahui, daya P=4500 hp
Tinggi angkat dari air, H=100 m
Efisiensi total,  o  85%  0,85
Koefisien kecepatan, Cv=1
d= diameter nosel
Kecepatan aliran jet dapat dihitung dari,
V  Cv 2 g H  1 2  9,81100 m/detik
=44,27 m/detik
Dengan hubungan dibawah ini,
P
o 
WQH
75
4500 3,375
0,85  
1000  Q  100 Q
75
3,375
Q   3,97 m 3 /detik
0,85
Total pengeluaran dari runner/roda sama dengan keluaran yang melalui jet, maka

Q V  d2
4

3,97  44,27   d 2  34,77d 2
4

3,97
d   0,338  33,8 cm
34,77
=34 cm

Contoh 2
Turbin pelton, dengan bucket setengah lingkaran yang beroperasi pada tinggi angkat 140
meter, berputar pada 600 rpm. Keluaran (discharge) yang melewati nosel sebesar 50 liter/det
dan diameter rodanya 60 cm.
Hitung:
(a). Daya yang tersedia di nosel
(b). Efisiensi hidrolis dari roda turbin, jika koefisien kecepatannya = 0,98
Jawab
Diketahui, karena bucket berbentuk setengah lingkaran, biasanya sudut yang membelokan
aliran jet sebesar,
  180 0
Head air, H = 140 m
Kecepatan roda, N = 600 rpm
Keluaran Q = 50 liter/det = 0,05 m3/det
Diameter roda, D = 60 cm = 0,6 m
Koefisien kecepatan, Cv = 0,98
- Daya yang tersedia pada nosel,
P = daya yang tersedia pada nosel
Dengan hubungan,
WQH
P , dengan notasi yang umum dipakai
75
1000  0,05  140
=  93,3 hp
75
- Efisiensi hidrolis dari roda, h
Kecepatan aliran jet dapat kita ketahui sebesar,
V  Cv 2 gH  0,98 2  9,81140 m/det
 51,36 m/det
Dan kecepatan tangensial dari roda,
DN  0,6  600
V    18,85 m/det
60 60
Dengan menggunakan hubungan,
2vV  v 1  cos  
h  , dengan notasi yang biasa dipakai
v2



2  18,8551,36  18,85 1  cos 180 0 
51,36 2
 0,4651  1 cos 180 0

1
 0,929  92,9%

Contoh 3
Sebuah turbin Pelton, beroperasi pada tinggi angkat sebesar 500 meter, menghasilkan 13000
kW pada 430 rpm. Jika efesiensi rodanya 85 %. Tentukan :
(a). Keluaran (discharge) dari turbin
(b). Diameter roda
(c). Diameter nosel
Jawab
Dengan menggunakan hubungan,
Diketahui tinggi angkat dari air, H = 500 m
Daya, P=13000 kW
Kecepatan, N = 430
Efisiensi,  o  85%  0,85

- Keluaran (discharge) dari turbin, Q


P
o  , dengan notasi yang biasa dipakai
9,81 QH
13.000 2,65
0,85= 
9,81  Q  500 Q
2,65
Atau, Q  3,12 m 3 /det
0,85
Diameter roda
Jika Cv = 0,98
Dan v = 0,46 V
Kecepatan dari aliran jet dapat kita hitung sebesar,
V  Cv 2 gH  0,98 2  9,81 500 m/det
 97,06 m/det
v  0,46 V  0,46  97,06  44,65 m/det
Kecepatan tangensial roda juga dapat kita hitung sebesar,
DN
v
60
60v 60  44,65
Atau D    1,98 m
N   430
Diameter nosel, d
Keluaran yang melalui nosel harus sama besar dengan keluaran dari turbin sehingga,

Q V  d2
4

3,2  97,06   d 2  76,23 d 2
4

3,12
d  0,2 m = 200 mm
76,23

Contoh 4
Sebuah turbin pelton diperlukan untuk membangkitkan daya 3750 kW pada tinggi angkat
efektif 400 meter. Hitung aliran total dalam liter/detik dari jet. Asumsikan efisiensi generator
95%, efisiensi total 80%, koefisien aliran 0,97 dan perbandingan kecepatan 0,46.
Jika perbandingan jet adalah 10, hitung kecepatan sinkron pada 50 siklus per detik diameter
rata rata runner nya.
Jawab
Diketahui,
Daya P = 3750 kW
Tinggi angkat dari air H = 400 m
Efisiensi generator = 95% = 0,95
Efisiensi total  o  80% = 0,8
Koefisiensi kecepatan Cv = 0,97
v
Perbandingan kecepatan  0,46
2 gH

- Laju aliran air total dalam liter/detik, Q


Daya yang harus disediakan,
3750
P  3950 kW
0,95
Dengan menggunakan hubungan,
P
o 
9,81.Q.H
3950 1,007
0,8  
9,81 Q  400 Q

Q  1,26 m 2 / detik
 1260 liter/detik
- Ukuran (dimensi) jet, d
Kecepatan dari aliran jet dapat dihitung dari,
V  Cv 2 gH

 0,97 2  9,81 400 m/detik

 85,93 m/detik

1,26   d 2  85,93  67,5 d 2
4
  
  Q   d 2  V  atau d = 0,137 m
 4 
= 13,7 cm
- Kecepatan sinkron,
Frekuensi, f = 50 siklus/detik
Notasikan, n = kecepatan sinkron dalam rpm
N = kecepatan rotor dalam rpm
P = jumlah kutup
Kecepatan tangensial roda dapat kita hitung sebesar,
v  0,46 2 gH

 0,46 2  9,81 400 m/detik


 40,76 m/detik
 10  0,137 N
 40,76   D  10 d 
60
 0,072 N atau N  566 rpm
Dari persamaan kecepatan sinkronnya
120 f
n
p
Diperoleh,
120  50 6000
566   atau p  10,6
p p
Diasumsikan p = 12 (bilangan genap lebih besar yang terdekat dengan 10,6), sehingga
kecepatan singkronnya dapat dihitung.
120 f 120  50
n  rpm  500 rpm
p 12
Jumlah jet pada turbin pelton
Turbin pelton, secara umum hanya mempunyai jet tunggal. Tetapi apabila jet tunggal
belum dapat menghasilkan daya sesuai dengan yang diperlukan, kita dapat menambah jet
lebih dari satu. Umumnya, jumlah jet maksimim pada sebuah turbin pelton adalah enam
buah. Dalam merencanakan jet, perlu selalu diperhatikan antara ket pada keliling luar dari
roda pelton harus sama. Kadang kadang sebagai ganti dari pemasangan sejumlah jet pada
roda dua atau tiga piringan dipasang pada poros turbin.
Sistem yang demikian dikenal sebagai “Roda yang menggantung” (overhung wheels).
Pengaturan Turbin impuls (Turbin Pelton)
Dalam kondisi kerja, belum pada generator (yang dihubungkan ke turbin impuls)
selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi beban generator ini mempengaruhi Turbin
juga, karena generator dihubungkan secara langsungdengan Turbin. Perubahan beban pada
turbin akan merubah juga kecepatan putar dan laju aliran air.
Telah diketahui, untuk memperoleh efesiensi yang tetap tinggi pada beban yang berubah
kecepatan putar dari turbin harus dijaga konstan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
pengaturan yang dapat menjaga kecepatan putar tetap konstan yaitu dengan mengatur laju
aliran air (sesuai dengan kondisi beban saat itu), ini dikenal sebagai “Pengaturan Turbin”. Ada
beberapa cara untuk mengatur Turbin impuls, sejauh ini penggunaan servomotor atau silinder
relai (relay sylinder) adalah yang umum digunakan, kedua cara ini akan dijelaskan dibawah
ini.
Servomotor pada hakekatnya adalah mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian seperti
1. Governor sentrifugal
2. Katup pengontrol
3. Servomotor
4. Pompa roda gigi
5. Bak minyak
6. Jarum
7. Jaringan pipa, yang menghubungkan bak oli dengan katup pengontrol dan katub
pengontrol dengan silinder relai.
Governor sentrifugal digerakan oleh poros turbin, dengan roda gigi dan sabuk (belt).
Katub pengontrol mengatur arah aliran dari fluida (di pompa roda gigi dari bak minyak)
melalui pipa AA atau BB. Servomotor atau katub relai mempunyai sebuah piston (gerakan
dapat kekiri atau kanan, tergantung pada tekanan fluida yang mengalir melaui pipa-pipa AA
atau BB) yang dihubungakan dengan jarum, yang akan membalikan gerakan jarum.
Pada saat turbin beroperasi pada kecepatan normalnya, posisi dari piston/torak (pada
servomotor atau silinder relai, akan mengatur kutup dan bandul bola dari governor sentrifugal
pada posisi normal seperti ditunjukkan gambar tersebut. Minyak yang dipompa roda gigi ke
katup pengontrol akan mengalir kembali ke bak minyak pada saat lubang pada pipa AA dan
BB tertutup oleh torak. Pada saat beban turbin bertambah, akan mengakibatkan menurunnya
kecepatan turbin. Penurunan kecepatan pada runner turbin juga menyebabkan turunnya
kecepatan putar dari governor sentrigufal, ini akan menyebabkan bandul bola turun yang akan
membuat turunnya simpangan (karena berkurangnya gaya sentrifugal). Penurunan bandul
bola ini, juga akan menyebabkan turunny selongsong (sleeve), kerena selongsong
dihubungkan dengan batang vertical dari govervor sentrigufal. Penurunan posisi selongsong
akan mengangkat batang penghubung katup pengontrol selongsong dihubugkan dengan
batang penghubung katup pengontrol oleh lengan yang ditumpu pada titik tumpu). Sedikit
gerakan keatas dari katup pengontrol akan membuka lubang saluran pipa AA (saluran pipa
BB tetap tertutup). Akibatnya minyak (dalam keadaan bertekanan) akan lolos dari katup
pengontrol ke sisi kanan piston/torak pada servomotor melalui pipa AA. Minyak yang
bertekanan ini akan mengerkkan torak dan jarum kekiri, yang mengakibatkan terbukanya
penampang lebih luas dari nosel pengontrol aliran ke turbin. Penambahan luas penampang
nosel tersebut akan menyebabkan penambahan laju aliran air, ini akan menyebabkan
meningkatnya kecepatan putar dari turbin, setelah kecepatan turbin beroda pada kecepatan
normalnya, bandul bola akan bergerak keatas dan selongsong beserta katup pengontrolnya
berada kembali pada posisi normalnya.
Penting untuk diketahui, bila beban turbin berkurang, kecepatannya akan bertambah.
Sebagai akibatnya bandul bola akan naik (gaya sentrifugalnya bertambah besar) dan
selongsong juga akan naik, ini akan menyebabkan katup control terdorong ke bawah,
bergerak katup pengontrol ke bawah akan mengakibatkan terbukanya saluran pipa BB
(saluran pipa AA tetap tertutup). Minyak bertekanan akan lolos dari katup pengontrol ke sisi
sebelah kiri torak servometer dan mendorong torak dan jarum kearah kanan, gerakan ini akan
memperkecil luas penampang nosel dam akhirnya menurunkan laju aliran air. Penurunan laju
ini akan menurunkan kecepatan turbin hingga mencapai kecepatan normalnya.
Turbin Reaksi
Pada turbin reaksi, air masuk ke jaringan dalam keadaan bertekanan dan mengalir ke
sudu. Pada waktu air bertekanan mengalir ke sekeliling sudu piringan, turbin akan berputar
penuh dan saluran belakang (tail race) akan terendam air seluruhnya. Tinggi angkat karena air
sewaktu mengalir disekeliling sudu akan diubah menjadi tinggi angkat kecepatan, dan
akhirnya berkurang hingga tekanan atmosfir sebelum meninggalkan piringan turbin.
Komponen-komponen utama dari turbin Reaksi
Sebuah Turbin Reaksi terdiri dari komponen-kimponen utama,
1. Rumah Turbin spiral (spiral casing)
2. Mekanisme pengarah
3. Runner turbin, dan
4. Draft tube.
Rumah Turbin Spiral (spiral casing)
Air yang berasal dari pipa penyalur, di distribusikan oleh cincin-cincin pengarah
dalam casing. Casing (rumah Turbin) ini dirancang sedemikian rupa sehingga penampang
melintangkan secara seragam mengeril sepanjang keliling lingkaran. Penampang melintang
maksimum pada sisi masuk dan minimum pada ujungnya seperti diperlihatkan gambar 2-6.
Ini mengakibatkan rumah turbin berbentuk spiral, oleh karena itu disebut rumah turbin Spiral.
Spiral casing dilengkapi lubang-lubang dan pengukur tekanan, beban/material casing tersebut
disesuaikan dengan besarnya head air pada waktu turbin beroperasi,sebagai misal :
Beton ………………………………… sampai dengan 30 m
Plat baja roll di las …………………... sampai dengan 100 m
Baja tuang……………………………. Lebih besar dari 100 m
Mekanisme pengarah
Sudu-sudu pengarah dipasang tetap diantara dua buah cincin dalam bentuk piringan
dipasang tetap pada spiral casing. Sudu pengarah dirancang sedemikian rupa sehingga,
1. Air dapat masuk ke runner tanpa mengalami kejutan (shock). (hal ini dilakukan dengan
menjaga kecepatan relatifnya pada sisi masuk runner, tangensial terhadap sudu).
2. Air apat mengalir melalui runner, tanpa timbul arus pusar.
3. Dapat melewatkan jumlah air yang diperlukan turbin.
Seluruh sudu pengarah dapat berputar pada masing masing engselnya, yang
dihubungkan ke cincin pengatur oleh suatu peralatan mekanis. Cincin pengatur dihubungkan
dengan poros pengatur oleh dua buah batang pengatur sudu sudu pengarah dapat ditutup atau
dibuka dngan memutar poros pengaturnya, sehingga jumlah air yang diperlukan dapat diatur.
Poros pengatur dioperasikan oleh suatu governor, yang fungsinya sebagai pengatur turbin
(untuk menjaga kecepatan konstan pada bermacam macam beban). Sudu pengarah umumnya
dibuat dari baja tuang.
Runner Turbin
Runner dari turbin reaksi terdiri dari sudu-sudu runner yang terpasang tetap pada suatu
poros atau cincin, tergantung pada jenis turbinya. Sudu-sudu ini dirancang secara sempurna
sehingga air dapat masuk dan keluar tanpa terjadi gelombag kejut. Runner ini dipasangkan
pada suatu poros, dapat secara horizontal maupun vertical. Jika poros dipasang vetikal maka
dinamakan turbin vertical, sedang bila poros dipasang horizontal dinamakan turbin horizontal.
Permukaan runner dibuat sehalus mungkin, runner dapat dibuat dituang menjadi satu bagian
atau dibuat dari plat-plat baja terpisah yang kemudian disatukan dengan las. Untuk tinggi
angkat yang rendah, runner dapat dibuat dari besi tuang. Tapi untuk tinggi angkat yang besar,
runner dibuat dari baja atau paduan. Bila air secara kimiawi tidak murni, runner dibuat dari
paduan khusus.
Draft Tube
Setelah melalui runner air akan mengalir kebawah melalui sebuah pipa yang disebut
pipa draft (draft tube). Umumnya pipa ini mempunyai panjang hingga 1 meter dibawah
permukaan “tail race”. Pipa draft mempunyai bermacam macam fungsi yaitu;
1. Menambah tinggi angkat air, yang besarnya sama dengan ketinggian dari bagian keluar
runner diatas tail race.
2. Menambah efisiensi turbin.

Perbedaan antara Turbin Impuls dan Turbin Reaksi

Beberapa perbedaan antara Turbin Impuls dan Turbin Reaksi

No. Turbin Impuls Turbin Reaksi


1. Seluruh energi yang disediakan air, Energi air yang tersedia, tidak diubah
diubah dulu dan bentuk enersi kinetic. dalam bentuk lain.
2. Air mengalir melalui nosel dan Air diarahkan oleh sudu pengarah ku sudu
menumbuk bucket-bucket yang sudu gerak.
terpasang tetap pada sisi luar piringan.
3. Air menumbuk bucket/sudu dengan Air mengalir sepanjeng sudu gerak,
energi kinetiknya. dengan energi tekanannya.
4. Tekanan air tidak berubah, dan Tekanan air berkurang setelah melalui
besarnya sama dengan tekanan sudu sudu gerak.
atmosfir.
5. Piringan tidak harus berputar dengan Piringan diusahakan berputar penuh, dan
kecepatan penuh, dan tidak boleh ada agar selalu digenangi air.
udara antara sudu dengan piringan.
6. Air dapat hanya mengisi sebagian Air harus mengisi seluruh ruangan
ruang dari piringan atau seluruh lingkaran piringan.
lingkaran piringan.
7. Laju aliran air dapat diatur, tempat Laju aliran air tidak dapat diatur dengan
terjadi kerugian kerugian. tanpa timbulnya kerugian kerugian.
8. Kerja diperoleh dari perubahan energi Kerja diperoleh sebagian oleh perubahan
kinetic dari aliran jet. kecepatan, tapi hamper seluruhnya
disebebkan karena peubahan head
tekanan.

Pengelompokan Turbin Reaksi

Turbin reaksi dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok menurut arah aliran air melalui
piringan yaitu:

1. Turbin aliran radial


2. Turbin aliran aksial
3. Turbin aliran campuran

Dalam uraian berikut ini akan dijelaskan ketiga jenis turbin diatas.
Turbin aliran radial

Turbin aliran radial adalah turbin dengan arah aliran air radial (sepanjang rad\ius piringan).
Turbin aliran radial dapat dibagi lagi dalam dua kelompok yaitu:
1. Turbin aliran kedalam, yaitu turbin dimana air masuk piringan dari lingkaran luar
(peripheri luar) dan mengalir kearah dalam (kearah pusat piringan).
2. Turbun aliran keluar, yaitu turbin dimana air masuk pada pusat piringan dan mengalirl
kearah luar secara radial.

Turbin aliran aksial

Turbin aliran aksial adalah turbin dimana air mengalir sejajar sumbu piringan. Turbin yang
demikian juga dinamakan turbin aliran parallel.

Turbin aliran Campuran

Turbin ini merupakan jenis turbin terbaru dimana aliran airnya sebagian kearah radial dan
sebagian lagi mengalir dalam arah aksial.

Turbin Aliran Kedalam

Turbin reaksi aliran kedalam sesuia dengan namanya adalah suatu turbin reaksi dimana air
masuk piringan pada peripheri luar piringan kemudian mengalir kearah dalam melalui sudu
(kearah pusat piringan) seperti yang ditunjukkan pada gambar 2-8.
Sebuah turbin reaksi aliran kedalam pada dasarnya terdiri dari sudu pengarah diam, yang
fungsinya mengarahakn aliran air agar masuk kepiringan putar pada sudut yang dikehendaki
untuk menghilangkan kejut aliran masuk dilakukan dengan jalan mengatur sudut sudu
sedemikian rupa sehiangga kecepatan relatip air tangentsial terhadap piringan putar. pada saat
air mengalir disekeliling sudu, air akan memberiakan sebagian gaya kepiringan putar melalui
sudu. Gaya inilah yang menyababkan piringan putar dapat berputar.
Perlu diketahui bila beban pada turbin berkurang poros cenderung untuk berputar lebih cepat.
Gaya sentryfugal yang juga bertambah akibat kecepatan poros yang lebih besar atau
mengurangi laju alirn air pada sudu-sudu tersebut, sehingga akan menyebabkan kecepatan air
masuk piringan putar juga berkurang. Akhirnya ini akan menyebabkan daya yang dihasilkan
turbin berkurang. Ini merupakn keuntungan dari turbin reaksi aliran ke dalam, yaitu dapat
secara otomatik mengatur beban yang dibutuhkan turbin. Efesiensi tertinggi diperoleh bila
kecepatan air meninggalkan sudu sekecil mungkin.

Kerja yang dilakukan dan karakteristik-karakteristik lain dari runner turbin dapat diperoleh
melalui penggambaran segitiga kecepatan dari masuk dan sisi keluarnya. Seperti ditunjukan
dalam gambar 2-9.
V = Kecepatan absolut air masuk.
D = Diameter luar piringan.
N = Putaran per menit dari piringan.
V = kecepatan tangensial piringan pada sisi masuk (dikenal juga sebagai kecepatan
peripheri Pada sisi masuk.
DN

60
Vr = Kecepatan relative air terhadap piringan, pada sisi masuk
Vf = kcepatan aliran pada sisi masuk

V1, D1, v1, Vr1, Vf1 harga-harga pada sisi keluar


  sudut air masuk piringan (sudut sudu pengarah)
  sudut air meninggalk an piringan
  sudut ujung sudu (blade) pada sisi masuk (sudut sudu/vane pada sisi mauk)
  sudut ujung sudu (blade)pad a sisi keluar (sudut sudu/vane pada sisi keluar)
H  head total air
kg
w  laju aliran berat air yang memasuki piringan dalam
det

Dari segitiga kecepatan untuk sisi masuk, dapat di tunjukkan.

Vw  V cos 
Vf  V sin 

Da dari segitiga kecepatan pada sisi keluar, kita dapatkan


Vw1  V1 cos 
Vf 1  V1 sin 

Gaya per kg air

1
  perubahan kecepatan pusaran
g

 Vw  V w1 
1
g

Harga Vw1 adalah negatip, karena Vw1 berlawanan arah dengan Vw.
Kerja yang dilakukan per kg air

= Gaya x jarak
= (Kecepatan pusaran pada sisi masuk x kecepatan tangensial piringan
pada
sisi masuk) – (kecepatan pusaran pada sisi keluar x kecepatan
tangensial
piringan pada sisi keluar)


1
Vw .v  Vw1 .v1   Vw .v  Vw1 .v1 ...................i 
g g g

Catatan :
1. Jika tidak ada kerugian energi, maka
Vw .v Vw1 .v1 V 21
 H
g g 2g
2. Jika bagian keluar dari turbin adalah radial, maka
  90 0 ; Vw1  0 dan V1  Vf1
Sehingga kerja yang dilakukan per kg air,
V w .v

g

Vw .v V 21 V 2 f1
Dan H H
9 2g 2g
3. Jika sudut sudu berarah radial pada sisi masuk, sisi keluar atau keduanya,
maka
Kecepatan pusaran dan ujungnya berharga nol.

Contoh 2-5

Sebuah Turbin reaksi aliran kedalam, mempunyai diameter dalam 1,5 meter berputar
pada 400 rpm. Kecepatan a;iran pada sisi masuk 10 m/det. Jika sudut sudu arahnya
sebesar 150, Hitung:

(a). Kecepatan absolute air


(b). Kecepatan pusaran pada sisi masuk
(c). Sudut masuk vane dari runner, dan
(d). Kecepatan relatip pada sisi masuk

Penyelesaian

Diketahui,

Diameter pada sisi masuk. D

D = 1,5 m

Kecepatan Turbin

N = 400 rpm

Kecepatan aliran pada sisi masuk,

Vf = 10 m/det
Sudut sudu arah pada sisi masuk,

  15 0
Kecepatan vane pada sisi masuk

DN   1,5  400


v   31,42 m/det
60 60
- Kecepatan absolute air, V
Dari segitiga sisi masuk, kita dapat hitung kecepatan absolute air,

V V 
V m/det .................... f  sin 15 0 
V 
0
sin 15
10
=  38,64 m/det
0,2588
- Kecepatan pusaran pada sisi masuk, Vw
Dari segitiga kecepatan pada sisi masuk, dapat kita hitung kecepatan pusaran pada
sisi masuknya.

Vw  V cos15 0  38,64  0,9659m / det

= 37,32 m/det

- Sudut masuk vane runner , 


Dari segitiga kecepatan sisi masuk, kita dapat menghitung,

Vf 10
   1,695
Vw  v 37,32  31,42
  59 0 27'

- Kecepatan relative pada sisi masuk, Vr


Dari segitiga sisi masuk, kita juga dapat hitung kecepatan relatifnya

Vf 10
Vf  0
 m / det
sin 59 27' 0,8611
= 11,61 m/det
Contoh 2-6

Sebuah Turbin reaksi, mempunyai diameter luar dan dalam piringan masing masing
1 meter dan 0,5 meter. Vane tersudut radial pada sisi masuk dan akiran keluarnya
radial pada sisi keluar, air memasuki vane pada sudut 100. asumsi kecepatannya
konstan sebesar 3m/det, hitung;

(a). Kecepatan piringan, dan


(b). Sudut vane pada sisi keluar

Penyelesaian

Diketahui

Diameter luar,

D=1m

Diameter dalam,

D1= 0,5 m

Sudut masuk air pada vane

  100

Kecepatan aliran pada sisi masuk,

V f  V f 1  3m / det
Karena sudut vane radial pada sisi masuk dan keluarnya, maka kecepatan pusaran pada sisi
masuk dan keluarnya berharga nol, dan bentuk dari kedua segitiga kecepatannya ditunjukkan
pada gambar 2-11

- Kecepatan piringan

N = kecepatan pita pada rpm


Dari segitiga kecepatan pada sisi masuk, kita dapat hitung, kecepatan tangensial piringan
pada sisi masuknya,

Vf 3
V 0
  17m / det
tan 10 0,1763

Maka kecepatan tangensial piringan pada sisi masuk


DN 60  17
V  atau N   324,7rpm
60  1

- Sudut vane pada sisi keluar, 


Kecepatan tangensial piringan pada sisi keluar

D1 N   0,5  324,7


V1    8,5m / det
60 60

Dari segitiga sisi keluar, kita dapatkan :

Vf 1 3
Tan     0,3529
v1 8,5

   190 26'

Pelepasan (Discharge) dari Turbin Reaksi


Bagian pelepasan dari sebuah turbin reaksi dapat diketahui dari energi yang tersedia atau dari
kecepatan aliran pada sisi masuk/sisi keluar seperti akan ditunjukan dibawah ini.
1. Dari Energi yang tersedia:
H = Head air yang tersedia dalam meter
Q = Keluar dari turbin dalam kg/det atau liter/det
Sehingga daya kotor/gros yang disediakan

p.Q.H
p
75

3. Dari kecepatan aliran.

Vf = Kecepatan aliran pada sisi masuk


D = diameter piringan pada sisi masuk, dan
b = tebal piringan pada sisi masuk

Laju air memasuki piringan

Q  DbV f

Selanjutnya, Laju aliran air keluar piringan

Q  D1b1V f 1

Catatan: karena laju air masuk sama dengan laju air keluar piringan, maka:

DbV f  D b V f 1
1
1

Contoh 2-7

Sebuah turbin reaksi aliran kedalam mempunyai diameter luar dan dalam masing masing 1 m
dan 0,5 m. Air masuk piringan dengan keepatan 30 m/det pada sudut 100, tebal piringan pada
sisi masuk dan keluar masing masing 150 mm dan 300 mm. Sudut vane 900 pada sisi masuk
dan 250 pada sisi keluar. Tentukan:

(a). Kecepatan tangensial runner pada sisi masuk, dan


(b). Kecepatan absolute air pada sisi keluar.

Penyelesaian:

Diketahui,

V1  V f 1  Vw1  5,212  3,58 2 m/det


2 2

= 6,32 m/det

Kerja per kg air  berat air yang mengalir dalam ka/det


P=
75
WQH

75
Diameter luar,

D=1m

Diameter dalam,

D1=0,5 m

Kecepatan air pada sisi masuk,

V = 30 m/det

Sudut sudu pengarah,


 = 100

Tebal piringan pada sisi masuk,


b = 150 mm = 0,15 m

Tebal piringan pada sisi keluar,

m b1= 300 mm = 0,3

sudut vane pada sisi masuk,

  90 0

Sudut vane pada sisi keluar,

  25 0
Kecepatan tangensial runner pada sisi masuk, v
Dari segitiga sisi masuk, kita dapat hitung v yaitu;

v  V cos   cos 100 30  0,9848 m/det


 29,54 m/det

Kecepatan absolute air pada sisi keluar, V1


dari segitiga sisi masuk, dapat dihitung kecepatan aliran pada masuk,

V f  V sin   30 sin 100  30  0,1763 m/det


= 5,21 m/det
Kecepatan tangensial runner pada sisi keluarnya,

D1 0,5
v1  v   29,5   14,75 m/det
D 1,0

Karena keluaran pada sisi masuk dan keluar sama besar, maka
DbV f   D1 b1 Vf1 atau
Vf 1  5,21 m/det

Dari segitiga kecepatan pada sisi keluar didapat,


Vf 1
tan  
v1  Vw1

5,21
 tan 250= atau
14,75  Vw1

5,21 5,21
14,75-Vw1 = 0
  11,17
tan 25 0,4663

 Vw1  14,75 - 11,17  3,58 m/det

Kecepatan absolute pada sisi keluar dapat dihitung yaitu,

Daya yang dihasilkan Turbin Reaksi

Telah dibahas apda bagian terdahulu, bahwa dihasilkan kerja per kg air ketika air tersebut itu
mengalir melalui vane. Jadi jika jumlah air yang mengalir ke vane per detik diketahui, maka
daya yang dihasilkan turbin dapat dihitung dari.

Kerja per kg air  berat air yang menglir dalam kg/det


p
75
WQH

75

Catatan : dalam satuan SI, daya yang dihasilkan,

p  9,81 QH kW

Efisiensi Turbin Reaksi


Secara umum, istilah efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja yang dilakukan
dengan energi yang tersedia. Pada system turbo-hidrolik dikenal tiga jenis efisiensi yaitu:

 Efisiensi hidrolik
 Efisiensi mekanik, dan
 Efisiensi total

Efisiensi Hidrolik

Efisinsi Hidrolik didefisinikan sebagai perbandingan antara kerja yang dilakukan pada
piringan dengan tinggi angkat (energi) air sebesar yang tersedia,

kerja yang dilakukan per kg air


h 
H
Vw .v Vw1 .v1

g g
h 
H

Jika arah kecepatan pada keluaran dari piringan adalah radial, maka kecepatan pusaran pada
sisi keluar berharga nol,

Vw1=0
Vw .w
 h 
gH

Efesiensi Mekanik

Efesiensi mekanik didefinisikan sevagai perbandingan antara kerja sebenarnya yang dapat
disediakan turbin dengan energi yang diserap piringan.

Energi yang diserap piringan.


Vw .v
  W .Q
g
Dimana, Q = keluaran turbin dalam m3/det
 Daya yang diserap piringan,

VW .v  .Q
Pab  
g 75

Jika, P= Daya yang tersedia pada turbin (Brake horse Power), maka
p
 nm 
Vw .v .Q

g 75

Efisiensi Total

Besaran ini merupakan ukuran dari performansi suatu turbin yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara daya yang dapat dihasilkan oleh turbin dengan energi sebenarnya yang
diberikan pada turbin oleh air,

Vw .v P
 0   n  m  
g H Vw.v W Q

g 75

=
P
QH
.W 
P
9,81.Q. H

 Q  dm 3 / dt 

W= kg / dm 3 

Contoh 2-8

Sebuah Turbin reaksi aliran kedalam mempunyai kecepatan tangensial runner, kecepatan
aliran dan kecepatan pusaran pad sisi masuk, masing-masing sebesar 30 m/det, 3 m/det dan 24
m/det. Anggap bahwa kecepatan keluar mempunyai arah radial terhadap sisikeluar dan
efisiensi hidrolik adalah 78%, Tentukan tinggi angkat total pada turbin, dan sudut vane pada
sisi masuknya.

Penyesuaian :

Diketahui,
Kecepatan tangensial runner

v = 30 m/det

Kecepatan aliran pada sisi masuk

Vf = 3 m/det

Kecepatan pusaran pad sisi masuk

Vw = 24 m/det

Efisiensi hidrolis

 h  78%  0,78

- tinggi angkat total turbin, H

Karena keluaran berarah radial pada sisi keluarnya, maka kecepatan pusaran pada sisi
keluarnya berharga nol.

Dengan menggunakan hubungan,

Vw.v
h 
gH
24  30 73,39
0,78 = 
9,81  H H
73,39
 H=  94,1 m
,78

- Sudut vane pada sisi masuk,  dari segitiga kecepatan pada sisi masuk, didapat


tan 180 0    Vf
v  Vw

3
30  24
0,5
 
 180 0 -   26 0 34'

 153 0 26'

Contoh 2-9

Buktikan bahwa dalam sebuah turbin dengan sudut vane pada sisi masuk dan sisi keluarnya
redial, mempunyai efisiensi hidrolik sebesar :

2
h 
2  tan 2 
Dimana  adalah sudut sudu pengarah. Anggap kecepatan alirannya konstan.

Penyelesaian :

Diketahui,

Jadi kecepatan tangensial pada sisi masuk


Sudut vane pada sisi masuk dan sisi keluar adalah radial,

Vw1= 0

Kecepatan aliran pada sisi masuk,

Vf = Vf1

Jika   sudut sudu pengarah,

Dengan menggunakan hubungan di bawah ini, didapat

2
Vw .v V
H 1
g 2g

……………….. V1  V f 1 
V 2 f1
=H 
2g
H2
=H  ………………… V f  V f 1 
f

2g

=H 
v tan  
.................. V f  v tan  
2

2 g

Vw .v v 2 tan 2 
H= 
g 2 g

v 2 v 2 tan 2 
=  ……………. Vw  v 
g 2 g

Dari :
Vw .v
h
gH

.................Vw  v 
v2

gH

Dengan subsitusi harga H diperoleh


v2 2
h   (terbukti)
v 2
 2  tan  
2
2  tan 2 
g  
g  2 

2.2.3. Turbin Prancis

Turbin Prancis adalah sebuah sebuah turbin reaksi aliran kedalam yang mempunyai keluaran
radial pada sisi keluarnya. Ini adalah turbin reaksi aliran kedalam dan pertama kalinya
dirancang oleh Francis.
Jenis turbin ini paling banyak digunakan sampai saat ini, untuk menghasilkan daya pada
tinggi angkat menengah.
Turbin Francis modern mempunyai aliran canmpurn (kombinasi antara radial dan axial),
runner dari turbin jenis ini seperti ditujukan pada gambar 2-14.

Tinggi atau panjang runner tergantung pada kecepatam spesifik dari turbin. Sebuah turbin dari
Francis yang memiliki kecepatan spesifik yang besar, mempunyai runner yang lebih panjang
dari pada turbin dengan kecepatan spesifik yang lebih kecil. Runner dari turbin Francis dapat
dibuat secara tuang dalam satu kesaatuan, atau dibuat terpisah dari plat baja yang disatukan
dengan las. Runner dari besi lazimnya dibuat untuk daya keluaran yang kecil, untuk daya
yang besar dari baja tuang, dan baja tahan karat atau logam non-ferro seperti Bronze, Jika air
secara kimia tidak murni dan dapat menimbulkan korosi. Sudu-sudu dari runner harus
dikerjakan dengan hati-hati dalam pembuatanya.

Semua hubungan untuk menentukan berbagai sudut dan katakteristik lain yang digunakan
daalam turbin reaksi aliran dalam, juga dapat diterapkan untuk Turbin Francis.

Catatan

James Frances(1875-1892), seorang ahli dan insinyur berkebangsaan Inggris, yang pindah ke
Amerika Serikat tahun 1833, ia melakukan experiment secara intensif dan mengembangkan
turbin aliran kedalam, yang kemudian dinamakan sesuai dengan namanya.

Turbin Francis terbesar didunia saat ini terdapat di Krasnoyarsk(Rusia) yang menghasilkan
690.000 BHP pada tinggi angkat 75 m. Turbin Francis raksasa lainya terdapat di Nohap
(Swedia) menghasilkan 313.000 BHP pada head 100 m.

Contoh 2-10

Sebuah turbin Francis, bekerja pada tinggi angkat 14 m, mempunyai sudut sudu pengarah 200
dan bersudut radial pada sisi masuknya. Perbandingan antara diameter sisi keluar adalah 3
banding 2 dan kecepatan aliran pada sisi keluar adalah 4 m/detik. Anggap kecepatan aliran
adalah konstan, tentukan kecepatan keliling air pada sisi masuk dan sudut vane pada sisi
keluar.

Penyelesaian :

Diketahui, tinggi angkat air,


H = 14 m
Sudu sudu pengarah,
 = 200
Sudut vane sisi masuk,
 = 900
Diameter dalam piringan,
3
D D1
2
Kecepatan aliran pada exit,

Vf1 = 4 m/det

Kecepatan aliran pada sisi masuk,

Vf = Vf1

Kecepatan keliling piringan pada sisi masuknya, v dari segitiga sisi masuk, didapat :
V
f
tan 200
v

........................ Vf  Vf  4 m/det 


4
 0,3640  1
v

4
v=  11 m/det
0,3640
Sudut vane pada sisi keluar, 

Untuk Turbin Francis, maka sudut keluaran adalah radial, karena diketahui diameter luar dari
2
turbin adalah dari diameter dalam, maka kecepatan keliling piringan pada sisi keluar dapat
3
ditentukan yaitu,

2v 2
v1    11  7,33 m/det
3 3

dari segitiga kecepatan pada sisi keluar didapat.


v
f1 4
tan     0,5457
v1 7,33

   280 37'

Contoh 2-11.

Sebuah turbin Francis, mempunyai efisiensi total 75%, memberikan daya 180 HP pada tinggi
angkat 9 meter pada putaran 120 rpm. Diketahui kecepatan keliling piringan dan keceptan
aliran pada sisi masuk masing-masing adalah 3,47 H and 1,15 H. Jika kerugian hidrolik pada
turbin sebesar 20% dari energi yang tersedia, tentukan,

a. sudut sudu pengaruh pada sisi masuk


b. sudut vane peringan pada sisi masuk, dan
c. diameter piringan
Penyelesaian

Diketahui :

Efisiensi total,   75%  0,75


Daya, P = 150 hp
Head H =9 m
Kecepatan piringan, N = 120 rpm

Kecepatan keliling piringan pada sisi masuk,

v  3,47 H
 3,47 9 m/dt
 10,45 m/det.

Kecepatan aliran pada sisi masuk,


Vf  1,15 H
 1,15 9 m/det
 3,45 m/det

Kerugian hidrolis = 20%

 Efisiensi hidrolis,
 h  100 - 20  80%  0,8

Sudut sudu pengarah pada sisi masuk, 


seperti pada turbin Francis, maka keluarannya akan bersudut radial

Jika Vw = kecepatan pusaran (whirl) pada sisi masuk.


maka,

Vw , V
h 
g H
V  10,41
0,8  w  0,118 Vw
9,81  9

 Vw  6,78 m/det

Karena Vw lebih kecil dari v, maka bentuk segi tiga kecepatan akan serupa seperti gambar 2-
16.

Dari segi tiga kecepatan, didapat :

vf 3,45
tan     0,5088
Vw 6,78
   26 0 55'

Sudut vane piringan pada sisi masuk,  dari segitiga kecepatan, didapat
tan 180 0    
Vf 3,45
  0,9504
v  Vw 10,41  6,78
 180     430 39'
0

  136 0 21'

Diameter piringan, D.

 DN
v
60
 DN
10,41 
60
60  10,41
D  1,66 m
  120

Contoh 2-12

Sebuah turbin campuran aliran kedalam dengan sudut keluaran radial, diperlukan untuk
membangkitkan daya 2.580 kW pada head 30 m, dengan efisiensi total 83%.
Kecepatan keliling piringan 0,95 2 gH dan kecepatan aliran 0,30 2 gH . Jika piringan
berputar 300 rpm dan kerugian-kerugian hidrolik adalah 12%, Tentukan L

a. Keluaran dari turbin


b. Sudut sudu pengarah
c. Sudut vane pada sisi masuk
d. Diameter piringan pada sisi masuk

Penyelesaian :

Diketahui:

Daya p = 2.580 kW , H = 30 m
Efisiensi total, % = 82% = 0,82
Kecepatan keliling piringan,
v  0,95 2 gH
 0,95 2  9,81  30
 23,04 m/det

Kecepatan aliran pada sisi masuk,

V f  0,3 2 g H
 0,3 2  9,81  30
 7,28 m/det

Kecepatan putar, N = 300 rpm


Kerugian-kerugian hidrolik = 12%
 Efisiensi hidrolik,  h
 h  100  12  88%  0,88

Keluaran dari Turbin, Q


p
h 
9,81.Q.H
2.580 8,767
0,88  
9,81  Q  30 Q
 Q  10,69 m 3 /det
Sudut sudu Turbin, 

Karena pada sisi keluar arah aliran radial, maka kecepatan pusaran pada keluaran nol.

Vw .v
h 
g.H
V  23,04
0,88  w  0,078 Vw
9,81  30
 Vw  11,28 m/det
Karena Vw < v : maka bentuk segitiga kecepatan nya seperti yang ditunjukan gambar 2-17.
Dari segitiga kecepatan sisi masuk, kita dapatkan
Vf 7,28
tan     0,6454
Vw 11,28
   32 0 50'

Sudut vane pada sisi masuk, 


Dari segitiga yang sama, didapat

tan 180 0    
Vf 7,28
  0,6190
v  Vw 28,04  11,23
 180 0     310 45' atau
  148 015'

Diameter piringan pada sisi masuk, D


DN
v
60
60  23,04
D  1,47 m
  300

2. 2. 4 Turbin Kaplan

Turbin Kapln adalah sebuah turbin reaksi axial, dimana air mengalir paralel dengan poros
turbin. Turbin Kaplan biasa digunakan untuk laju aliran air yang besar dan tinggi angkat
rendah.

Runner dari turbin Kaplan bentuknya menyerupai propeller kapal laut, oleh karena itu turbin
Kaplan juga disebut sebagai turbin propeller.
Air mengalir melewati sudu-sudu pengarah dan kemudian mengalir melewati vane.
Pada saat air mengalir melalui vane, sejumlah daya diserap poros turbin,sehingga
menyebabkan poros berputar.

Dua perbedaan utama antara runner dari turbin Kaplan modern dengan turbin Francis yaitu :

1. pada Turbin Francis, air masuk secara radial, sedangkan pada runner turbin Kaplan air
menumbuk sudu secara aksial
2. Sudu pada runner turbin Francis, lazimnya berjumlah antara 16 dan 24, sedangkan
pada runner turbin Kaplan antara 3 da 8, sehingga tahanan friksi umumnya lebih kecil.

Gambar 2-19 menunjukkan salah satu type, runner turbin Kaplan.


Sudu-sudu dari Turbin Kaplan dapat diatur sedemikian rupa sedangkan ruang diantara sudu
dapat divariasi :

Runner dari turbin Kaplan, berupa boss dan tidak lain adalah perpanjangan dari poros (pada
sisi bawah) seperti yang ditunjukan gambar 2-18 dan 2-19

D = Diameter Turbin
Db= diameter boss, dan
Vf= Kecepatn aliran pada sisi masuk.

 Keluaran dari turbin :


Q  Vf  ( D 2  Db )
2

Untuk analisa turbin Kaplan semua notasi sama seperti yang diterapkan pada turbin Reaksi,
demikian pula persamaan-persamaan untuk turbin reaksi juga berlaku untuk turbin Kaplan.

Tabel berikut ini memberikan angka-angka perbandingan diameter boss terhadap diameter
terluar dan jumlah sudu dari turbin Kaplan untuk berbagai tinggi angkat (heat) air.

Tabel 2 - 1

Tinggi angkat (meter) 5 20 40 50 60 70

Db 0,3 0,4 0,5 0,55 0,6 0,7


D
Jumlah sudu 3 4 5 6 8 10
Catatan tambahan :

Victor Kaplan (1815 – 92) adalah seorang ahli pengetahuan Jerman yang merancang turbin
untuk tinggi angkat yang rendah dan laju aliran besar.

Turbin Kaplan terbesar didunia terdapat pada aliran sungai Volga (Rusia) menghasilkan
172.000 bhp pada tinggi angkat 22,5 m, pada putaran 68,2 rpm.
Turbin ini mempunyai runner dengan diameter 9,3 m. Turbin Kaplan terbesar kedua terdapat
di dalles, menghasilkan daya terbesar 125.000 bhp pada tinggi angkat 24,7 m.
Tinggi angkat terbesar yang digunakan oleh turbin Kaplan terdapat di Tres Marais (brazil),
sebesar 55 m dan menghasilkan 100.000 bhp, turbin ini berdiameter 8,4 m.
Tinggi angkat terendah yang digunakan untuk turbin Kaplan terdapat di Vargon (Swedia)
yaitu 4,3 m dan menghasilkan daya 15.000 bhp, turbin ini berdiameter 8 m.

Contoh 2-13.

Sebuah terbin Kaplan, beroperasi pada tinggi angkat neto 20 m, menghasilkan sebesar 50.000
hp efisiensi total 36%. Bila perbandingan kecepatan 2,0 dan perbandingan aliran 0,60
kemudian diameter hub piringan adalah 0,35 kali diameter luar piringan.

Penyelesaian:
Diketahui
Head, H = 20 m
Daya, P = 50.000 hp
Efisiensi total, % = 56% = 0,56
v
Perbandingan kecepatan,  2,0
2 gH

 kecepatan, v  2  2  9,81 20  39,62 m/det

Vf
Perbandingan aliran,  0,60
2 gH
 Vf  0,60 2  9,81 20  11,88 m/det

Diameter Hub, Db = 0,35 D


Diameter turbin, D.

P
 
W QH
75
50.000 187,5
0,86  
1000  Q  20 Q
75
 Q  218 m 3 /det
Dengan menggunakan persamaan

Q  Vf 

4
D 2
 Db
2


218  11,88  D 2 - 0,35 D   8,188 D 2
2

4
 D  5,16 m

Kecepatan turbin, N

Kecepatan keliling turbin pada sisi masuknya dapat ditentukan yaitu :

 DN
v  39,62 
60
  5,16 N

60
60  39,62
N  146,6 rpm
  5,16

Pipa Draft
Pipa Draft adalah sebuah pipa yang menghubungkan turbin dengan bagian pelepasan air.
Selain sebagai saluran air, pipa draft juga mempunyai dua fungsi penting lainnya yaitu :

1. Memungkinkan turbin di tempatkan diatas saluran bagian belakang (tail rare), sehingga
pemeriksaannya dapat dilakukan dengan mudah.
 V1 2 
2. Untuk merubah energi kinetic   dari air yang dikeluarkan oleh runner ke dalam

 2g 
bentuk energi tekanan pada pipa.

Jenis-jenis pipa Draft

Walaupun terdapat beberapa jenis pipa draft, dibawah ini akan dibahas dua jenis pipa draft
yang paling umum digunakan saat ini yaitu,
1. Pipa draft konis dan
2. Pipa draft Elbow

Pada jenis konis, diameter pipa draft membesar kearah out let mmbentuk pada jenis konis,
diameter pipa draft membesar kearah outlet membentuk difusor. Pipa draft konis umumnya
digunakan pada turbin Francis. Untuk mencapai efisiensi yang baik, sudut pelebaran
diameternya diusahakan sebesar 80. pipa draft konis yang ditunjukkan Gbr 2-20 (b) yang
mempunyai ujung sisi keluar seperti bell/lonceng dan cocok digunakan pada turbin aliran
kedalam maupun aliran keluar dimana aliran biasanya terbentuk akibat kecepatan pusaran
pada sisi keluar runner.
Efisiensi dari pipa draft konis sebesar 90%.

Pipa Draft Elbow

Pipa draft jenis Elbow, umumnya mempunyai balokan 900 dengan penampang pipa
membesar kearah outlet seperti ditunjunkan pada gambar 2-21 (a) dan (b).
Pipa draft elbow umumnya digunakan pada turbin Kaplan seperti ditunjukan dalam gambar 2-
21 (a) pipa draft elbow mempunyai penampang lingkaran baik pada sisi masuk maupun
keluar. Tetapi pipa draft yang ditunjukan dalam gambar 2-21 (b) dipakai juga pipa draft
Elbow penampang melintabg lingkaran pada sisi masuk dan penampang empat persegi
panjang pada sisi keluar.
Efisensi dari pipa draft elbow umumnya berkisar antra 60 % - 70%.

Efisiensi Pipa draft


Efisiensi pipa draft dapat dinyatakan dalam persamaan,

2 2
V2 V
 3
2 g 2 g V2  V3
2 2

t  2
 2
V2 V2
2 g

Dimana :

V2 = kecepatan air pada sisi masuk pipa draft, dan


V3 = kecepatan air pada sisi keluar pipa draft.

Contoh : 2 – 14

Sebuah turbin Kaplan menghasilkan daya 2000 hp pada tinggi angkat 6 m dipasang 2,5 m
diatas permukaan air pada sisi pembuangan. Instrumen pengukur hampa yang dipasang pada
sisi keluar turbin mencatat tinggi angkat sebesar 3,1 m.
Jika efisiensi turbinnya adalah 85%, tentukan efisiensi draft yang memiliki diameter sisi
masuknya 3 m?

Penyelesaian :
Diketahui :

Daya, P = 2000 hp
Tinggi angkat = 6 m
Tinggi turbin dari permueaan air, z = 2,5 m
Pengukuran hampa pada sisi keluar turbin,
P2
 3,1 m

P2
Untuk penyesuaian tanda maka  3,1 m

Efisiensi turbin,   85%  0,85

Diameter pipa draft pada sisi masuk, d2 = 3 m


Jika, Q  keluaran dari turbin, dan
t  Efisiensi pipa draft
Dari persamaan,

P
 
QH
75
Diperoleh

2000 25
0,85   atau
1000  Q  6 Q
75
Q  29,4 m 3 /det Q1  Q 2

Dan kecepatan air pada sisi masuk pipa draft,

Q 29,4
V2    4,16 m/det
d 2  / 4  32

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli pada titik 2 dn 3 diperoleh,


2 2
P V P V
Z2  2  2  Z3  3  3
W 2g W 2g

2 2
V V
2,5  3,1  2  0  0  3 atau
2g 2g
2 2
V2 V
 3  0,6
2g 2g
2 2
V2 V
 3
2g 2g
t  2
V2
2g

0,6  V2 2 V3 2 
= ....................   0,6 
4,16 2  2g 2g 
 
2  9,81

= 0,6802 %

Ujung Kerja Turbin.

Pendahuluan

Pada bab terdahulu (Turbin impuls dan Turbin Reaksi) secara umum disesuaikan, disebuah
turbin bekerja pada tinggi angkat (head, kecepatan dan aliran keluar konstan dalam keadaan
sebenarnya, asumsi-asumsi tersebut jarang terpenuhi. Oleh karena itu penting untuk diketahui
asal dari beberapa variasi yang terjadi secara umum.
Walaupun pada hakekatnya terdapat berbagai macam variasi, dibawah ini akan disebutkan
variasi-variasi terpenting yang berhubungan dengan permasalahan.
1. Dengan menjaga keluaran ( discharge) konstan, tinggi angkat (head) dan daya keluaran
dapat bervariasi. Kecepatan dapat diatur, sehingga perubahan efisiensinya tak akan
nampak.
2. Dengan menjaga tinggi angkat (head) air dan kecepatan konstan, aliran keluaran tempat
bervariasi. Aliran keluar turbin dapat diatur.
3. Pada turbin-turbin yang bekerja dengan tinggi angkat (head) rendah, tinggi angkat (head)
air dan kecepatanya dapat bervariasi. Akan tetapi walaupu kecepatan memperbolehkan
untuk berfluktuasi pad batas-batas tertentu, tinggi angkat (head) masih dapat bervariasi
sampai 50%.
4. Dengan menjaga tinggi angkat (head) dan keluaran konstan, kecepatan dapat bervariasi
dengan mengatur beban turbin. Hal ini umumnya hanya dilakukan di laboratorium.
Karakteristik Turbin

Kadang-kadang pula untuk membandingkan unjuk kerja turbin, aliran keluaran dan putaran
yang berbeda dan beroperasi pada tinggi angkat (head) yang berbeda pula.
Untuk menyederhanaka perbandingan umumnya dilakukan dengan mengambil acuan tinggi
angkat (head) air sebesar satu liter. Tiga karakteristik turbin yang didasarkan pada tinggi
angkat (head) satuann yaitu satu meter adalah :
1. Unit daya
2. Unit kecepatan
3. Unit keluaran

Unit daya

Daya yang dihasilkan sebuah turbin, yang bekerja pada tinggi angkat sebesar satu meter,
dikenal sebagai unit daya.
Daya dapat dihitung seperti berikut :
Bila,
H = Tinggi angkat air, dimana Turbin beroperasi
P = Daya kuda yang dihasilkan turbin pada tinggi angkat H
Q = Keluaran Turbin pada tinggi angkat H.
Pu = Daya yang dihasilkan oleh turbin yang sama pada tinggi angkat.

Dengan asumsi Cv = 1, kecepatan air dapat dihitung dari,


V  2 gh

Jadi keluaran,
Q  2 gh

Daya yang dihasilkan turbin dapat ditentukan sebesar,


P
QH


 a . 2 gh H  hH
75 75
 H 3/2
P
 Pu . H 3/2 atau Pu   H 3/ 2
H 3/2

Unit Kecepatan

Kecepatan turbin yang bekerja pada tinggi angkat sebesar satu meter, dikenal sebagai unit
keceptan.
Unit kecepatan suatu turbin dapat ditentukan melalui,

Bila H = tinggi angkat (head) air, dimana turbin beroperasi


v = kecepatan tangensial runner
N = kecepatan runner turbin pada tinggi angkat (head)
Nu = aKecepatan yang dihasilkan oleh turbin yang sama pada tinggi angkat satuan.

Dengan umsi Cv=1, kecepatan air,


V = 2 gh

Dan kecepatan tangensial runner,

V = kecepatan air (v)

= H

Putaran runner turbin dapat dihitung dari

60V   DN 
N ...................................V  
 D  60 
v
H ....................................V  H 
 Nu H
N
Nu 
H
Unit aliran keluar

Aliran keluaran suatu turbin yang bekerja pada tinggi angkat (head) sebenarnya satu meter,
dikenal sebagai unit keluaran.
Unit aliran keluar dapat dihitung sebagai berikut :

Bila
H : tinggi angkat (head) dimana turbin bekerja
Q : keluaran turbin pada tinggi angkat H, dan
Q : keluaran turbin dari turbin yang sama, pada unit tinggi angkat.

Dengan asumsi Cv = 1, kecepatan airnya dapat dihitung

V 2g h

Keluaran,
Qa Va 2 g h
~ h
Q

Jadi satuan keluaranya adalah

Q
Qu 
H

Arti dari unit daya, unit kecepatan dan unit keluaran

Konsep unit daya, kecepatan dan keluaran, sangat penting di bidang hidrolika. Konsep-konsep
tersebut dapat membantu untuk menentuan karakteristik turbin, dengan dasar tinggi angkat
(head) yang berbeda.
1. arti unit daya

Jika H = tinggi angkat (head) air, dimana turbin bekerja


P = daya yang dihasilkan turbin, pada head H, dan
P1= Daya yang dihasilkan turbin, pada head H1

Telah kita ketahui dari penurunan unit daya bahwa,

P ~ H 2/3

Jadi untuk suatu turbin


P1 ~ H13 / 2

p H 3/ 2
Atau 
P1 H 13 / 2
3/ 2
H 
P1  p  1  ................................1)
H 

2. Arti unit kecepatan

Jika H = tinggi angkat (head), dimana turbin bekerja


N = kecepatan turbin, pada tinggi angkat (head) H1, dan
N1= kecepatan turbin, pada tinggi angkat (head) air H1

Telah ditunjukan bahwa unit kecepatan

N~ H
N1 ~ H 1 atau
N H

N H1
1/ 2
H 
N1  N  1  .........................2
H 
3. Arti unit keluaran

Jika H = tinggi angkat, dimana turbin bekerja


Q = keluaran turbin, pada tinggi angkat (head) air H1, dan
Q1= keluaran turbin, pada tinggi angkat (head) air H1.

Telah ditunjukkan dari hasil penjabaran bahwa,

Q~ H
jadi Q1 ~ H 1
Q H
atau 
Q1 H1
1/ 2
H 
Q1  Q 1  ............................3
H 

Contoh 2 - 15

Sebuah turbin Impuls, dengan kecepatan yang terbaik menghasilkan 125 hp pada angkat
64m. Tentukan berapa persen kecepatan harus ditambah untuk tinggi angkat 81m.

Penyelesaian

Diketahui
Daya, P = 125 hp
Head, H = 64 m
Head yang baru, H1 = 81 m

Jika N = kecepatan turbin pada tinggi angkat 64 m, dan


N1 = kecepatan turbin pada tinggi angkat 81 m.

Dengan memakai hubungan,


1/ 2
H 
N1  N  1 
H 
1/ 2
 81  9 N
=N    rpm
 64  8
 pertambahan kecepatan

9N
N
N1  N 8
   0,125
N N
 12,5 %

Contoh 2 – 16.

Sebuah turbin Pelton menghasilkan 7500 hp pada tinggi angkat 240m dengan efisiensi total
83 % ketika berputar pada 200 rpm. Hitung unit keluaran, unit daya dan unit kecepatan.
Asumsikan koefisien peripheral = 0,46.
Jika pada musim kering tinggi angkat menjadi 150 m, hitung keluaran, daya dan kecepatan.

Penyelesaian :

Diketahui
Daya, P = 7500 hp
Head, H = 240 m
Efisiensi total,   83%  o,83

Kecepatan, N = 200 rpm


Koefisien peripheral = 0,46
Head yang baru, H1 = 150 m

Dengan menggunakan hubungan,


P
W QH
 
75
7500 2,344
0,83  
1000  Q  240 Q
75

 Q  2.824 m 3 /det.

Unit keluar

Jika, Q4  keluaran satuan turbin dengan menggunakan persamaan,

Q
Q4 
H
2,824
  0,182 m 3 /det.
240

Unit Daya

Jika Nu adalah kecepatan saluran turbin dengan mengunakan persamaan


N
Nu 
H
200
=  12,91 rpm
240

Keluaran Normal

Jika, Q1  keluaran pada tinggi angkat 150 m

Dengan menggunakan hubungan,


1/ 2
H 
Q1  Q 1 
H 
1/ 2
 150 
 2,824    2,233 m 3 /det
 240 

Daya Normal :

Jika, P1 = Daya pada head 150 m


Dengan menggunakan hubungan,

3/ 2
 H1 
P1  P  
H 
3/ 2
 150 
 7.500    3706 hp
 240 

Kecepatan normal

Jika, N1 = kecepatan pada head 150 m dengan menggunakan persamaan,

1/ 2
 H1 
N1  N  
H 
1/ 2
 150 
 200    158,1 rpm
 240 

Kecepatan Spesifik Turbin

Sifat turbin pada kondisi satuan telah dibahas, langkah beridentik (serupa geometrisnya, juga
mempunyai sudut sudu yang sama) dengan turbin sebenarnya, tetapi ukurannya diperkecil
sehingga (head) satuan daya yang dihasilkan oleh satuan tinggi angkat kecil (daya 1 hp
dihasilkan oleh tinggi 1 meter). Turbin imaginer ini disebut turbin spesifik dan kecepatannya
dikenal sebagai kecepatan spesifik.
Jadi kecepatan spesifik turbin dapat didefinisikan sebagai kecepatan turbin maginer yang
identik dengan turbin yang diketahui, yang akan menghasilkan daya satuan hp pada satuan
tinggi angkat (head).

Jika, Ns = Kecepatan spesifik turbin


D = Diameter runner turbin
N = Kecepatan runner, dalam rpm
v = kecepatan tangensial runner
V = kecepatan absolur air

Kecepatan tangensial runner,

v ~V
~ 2 gh V ~ 2 gh 
v~ H

Dari kecepatan tangensial runner,

DN
v
60
atau DN ~ v

Dapat ditentukan

Jika, Q = keluaran turbin


b = Lebar runner turbin
Vf= Kecepatan aliran, dan
D = Diameter runner turbin

Keluaran turbin adalah,

Q  Db.Vf
Tetapi b~D
Dan Vf ~ 2 gh

~ H
 Q ~ D. D 2 gh
~ D2 H

Subsitusi harga D2 dari persamaan (1) memberikan,


 H
Q ~   H

 N 
3/2
..............................2 
H
~
N2
jika P  Daya yang dihaslkan turbin
 . Q. H
P
75
~Q H
H 5/ 2
2
atau N ~
P
5/2
H
N ~
P
H 5/4
 Ns 
P
N P
atau Ns 
H 5/4

Perlu dicatat bahwa persamaan kecepatan spesifik diatas bila dipakai satuan meter maka p
dalam hp, H dalam meter dan N dalam rpm.
Dalam satuan SI, daya dinyatakan dalam kilowatt satuan untuk H dan N tidak seperti dalam
system metrik. Sudah barang tentu hal ini menyebabkan harga kecepatan spesifik dalam
satuan SI akan akan berbeda dengan harga dalam satuan MKS.
Hubungan kedua satuan untuk kecepatan spesifik adalah

N s satuan SI  0,86  N s satuan MKS

Kegunaan dari persamaan diatas dibahas secara lebih terperinci dalam bagian selanjutnya
yaitu tentang persamaan pemilihan turbin berdasarkan kecepatan spesifik.
Contoh 2-17
Suatu posisi hidrolis memberikan tinggi angkat 9 meter dan keluaran rata-rata 11200 l/s untuk
satuan generator dengan kecepatan 200 rpm. Tentukan kecepatan spesifik asumsikan efesiensi
= 92 %.

Penyelesaian

Diketahui tinggi angkat H=9m


Keluaran, Q = 11.200 l/s = 11,2 m3/s
Kecepatan, N = 200 rpm
Efisiensi = 92 % = 0,92
Jika, p = daya yang dihasikan turbin, dan
Ns= Kecepatan spesifik turbin.
Dari persamaan

p

QH
75

Diperoleh

P P
0,92  
1000  11,2  9 1.344
75
 P  0,92  1,344  1.236hp

kemudian dengan hubungan,


N P
Ns 
H 5/ 4
200 1,236
  451 rpm
95 / 4

Contoh 2 – 18
Sebuah turbin menghasilkan 10.000 kW pada tinggi angkat 25 meter dan putaran 135 rpm.
Tentukan kecepatan spesifikasinya? Tentukan juga kecepatan normal dan keluaran pada
tinggi angkat 20 meter.

Penyelesaian,

Diketahui

Daya, P = 10.000 kW
Tinggi angkat H = 25 m
Kecepatan, N = 135 rpm
Head yang baru, H1 = 20 m

- Kecepatan spesifik, Ns

N P
Ns 
H 5/4
135 10.000 kW
  241,5 rpm.
255/4

- kecepatan normal,
Jika, Ni = kecepatan pada tinggi angkat 20 m

1
 H 2
Ni  N  i 
H 

1
 20  2
= 135    120,7 rpm
 25 

- Daya normal.
Jika, P1 = output tinggi angkat 20 meter.
3/ 2
H 
P1  P 1 
H 
3/ 2
 20 
 10.000    7.155 Kw
 25 

Arti dari kecepatan spesifik.

Kecepatan spesifik sebuah turbin mempunyai arti, bahwa besaran tersebut tidak tergantung
pada dimensi atau ukuran dari turbin yang sebenarnya ataupun turbin spesifik. Hal ini sudah
barang tentu menyebabkan semua turbin yang serupa secara geometris,yang bekerja pada
tinggi angkat yang sama dan mempunyai perbandingan kecepatan aliran yang sama pula, akan
mempunyai kecepatan spesifik yang sama. Dalam penggunaan praktis, konsep dari kecepatan
spesifik memegang peranan yang cukup penting dalam membantu memprediksi untuk kerja
dari suatu turbin.

Pemilihan Turbin.

Adalah suatu pekerjaan teknik yang berat, dan memerlukan pengalaman yang luas serta
kesabaran. Pemilihan turbin secara umum didasarkan pada dua hal : yaitu
1. Pemilihan yang didasarkan pada kecepatan spesifik, dan
2. Pemilihan yang didasarkan pada tinggi angkat air.

Pemilihan berdasarkan kecepatan spesifik adalah suatu metode ilmiah, dan akan memberikan
informasi yang tepat, sedangkan pemilihan berdasarkan tinggi angkat umumnya didasari
hanya oleh pengalaman dan observasi.

Pemilihan berdasarkan kecepatan Spesifik.

Kecepatan spesifik turbin harus dihitung lebih dahulu untuk dapat memilih jenis Turbin, tabel
2.1 menunjukan jenis turbin, beserta kecepatan spesifik masing-masing.

Tabel 2.1
Kecepatan spesifik Jenis-Turbin
1. 10 sampai 35 Turbin Pelton dengan nosel tunggal
2. 35 sampai 60 Turbin Pelton dengan 2 nosel atau lebih
3. 60 sampai 300 Turbin Francis
4. 300 sampai 1000 Turbin Kaplan

Catatan : Untuk dapat memakai table bila persoalan dalam satuan SI, disarankan untuk
mengubah kecepatan spesifik dalam satuan MKS.

Pemilihan berdasarkan Tinggi angkat air.

Tabel 2.2 menunjukkan jenis turbin dan rangkuman tinggi angkat yang diperlukan.

Tabel 2.2
Tinggi angkat dlm m Jenis Turbin
1. 0 sampai 25 Kaplan atau Francis (lebih cocok kaplan)
2. 25 sampai 50 Kaplan atau Francis (lebih cocok Francis)
3. 50 sampai 150 Francis
4. 150 sampai 250 Francis atau pelton (lebih cocok francis)
5. 250 sampai 300 Francis atau pelton (lebih cocok pelton)
6 Diatas 300 Pelton.

Contoh 2.19

Tentukan jenis turbin yang dapat digunakan pada tinggi angkat 150 meter untuk
menghasilkan daya 2000 hp pada putaran 300 rpm.

Penyelesaian.

Diketahui tinggi angkat, H = 150 m .


Daya, p = 2000 hp
Kecepatan, N = 300 rpm.
JikaNs = kecepatan spesifik turbin.
N P 300  2000
. Ns    25,6 rpm.
H 5/ 4 150 5 / 4

Karena kecepatan spesifik turbin adalah 25,6 ; maka dapat dipilih turbin pelton dengan nosel
tunggal.

Contoh 2-20

Tentukan kecepatan speifik dan jenis turbin yang dapat mengasilkan 7000 kilowatt pada head
20 meter dan putaran 100 rpm. Tentukan hubungan kecepatan normal dan aliran keluaran
yang terjadi pada tinggi angkat 25 meter.

Penyelesaian

Diketahui, p = 7000 kw
Tinggi angkat H = 20 m
Kecepatan N = 100 rpm
Tinggi angkat yang baru H1 = 25 m.

Kecepatan spesifik, Ns

N p
Ns 
H5 4
100 7000
  197,8 rpm
20 5/4

- Jenis Turbin

Kecepatan Turbin dalam satuan MKS = 0,86 x 197,8 = 170,1 rpm


Maka Turbin Francis yang dipilih untuk dipakai,
- Kecepatan Normal.
Jika,
N 1  kecepatan pada tinggi angkat 25 m
1/ 2
 H1 
N 1  N 
H
1/ 2
 25 
 100   111,8 rpm
 20 

- Output Normal

Jika,

P1  output pada tinggi angkat 25 m


3/ 2
H 
P1  P 1 
H
3/ 2
 25 
 7000   9783 kW
 20 

Kecepatan Spesifik dan bentuk dari runner Turbin Reaksi

Dari pembahasan terdahulu diketahui dahwa kecepatan spesifik turbin adalah :

N P
Ns 
H 5/ 4

Karena untuk suatu pusat pembangkit tenaga, daya yang dihasilkan sebuah turbin tinggi
tinggi angkat (head) air yang tersedia adalah hamper konstan, maka kecepatan spesifik akan
berbanding lurus dengan kecepatan runner turbin.

Demikian pula dari persamaan daya yang dihasilkan turbin,


QH
P
75
Karena harga W konstan, maka daya yang dihasilkan akan berbanding lurus baik dengan
(keluaran) maupun dengan H (tinggi angkat).

Untuk setiap pembangkit tenaga umumnya tinggi angkat konstan, dengan demikian daya yang
dihasilkan oleh turbin pada sebuah pembangkit tenaga akan berbanding lurus dengan aliran
keluar yang terjadi.
Dengan sedikit menyimak akan diketahui bahwa untuk tinggi angkat yang rendah untuk
menghasilkan tertentu diperlukan aliran yang lebih besar. Hal ini akan dicapai dengan
penambahan luas permukaan aliran atau dengan memperbesar kecepatan aliran air. Pada
turbin reaksi hal ini dapat dicpai dengan memperbesar tinggi angkat atau kecepatan alirannya.

Gambar 2-23 (a) hingga(d) menunjukan perubahan bentuk sudu-sudu runner turbin dari
sebuah turbin reaksi aliran kearah dalam. Dalam gambar ditunjukkan pula segitiga kecepatan
pada sisi masuk.

1. Gambar 2-23 (a)

Menunjukkan kondisi umum dari segitiga kecepatan pada sisi masuk untuk sebuah turbin
reaksi dengan putaran rendah. Pada kasus ini cirri-ciri yang umum adalah :

N s  60  120 rpm
  10 0  20 0
  60 0  90 0

2. gambar 1.23 (b)

Pada kasus ini daya yang dihasilkan (p) dan diameter dari runner turbin (D) adalah madengan
kasusu yang pertama.
Akibat penularan tinggi angkat air yang ada, maka putaran spesifik turbin dan aliran keluar
akan bertambah.
Dapat dilihat bahwa :
(i) Penularan tinggi angkat air yang ada akan mengurangi kecepatan air
jadi V  2 
gh .
(ii) Kenaikkan putaran spesifik akan mempercepat putaran runner turbin akhirnya aka
memperbesar kecepatan tangensial roda pada sisi masuk
  DN 
 jadi v  
 60 
(iii) Kenaikan aliran keluaran akan memperbesar kecepatan. Ciri ciri dari turbin
jenis ini adalah :

Ns = 120 – 180 rpm


  20 0  30 0
  90 0

Catatan :
Putaran spesifik turbin dan debit yang dikeluarkan adalah berbanding terbalik dengan tinggi
angkat air yang ada karena :

N P  . Q. H P  75
Ns   dan P  atau Q 
H 5/4
75 . H

3. Gambar 2 – 23 (c)

Pada turbin jenis ini, daya yang dihasilkan (P) dan diameter runner (D) adalah dengan jenis
terdahulu. Bila terjadi penurunan tinggi air, aka kecepatan spesifik turbin akan bertambah,
demikian pula dengan aliran keluarannya. Hal ini akan mengakibatkan
(i). kecepatan air berkurang
(ii). Memperbesar kecepatan tangensial roda pada sisi masuk, dan
(iii). Memperbesar aliran kecepatan.
Perubahan-perubahan yang telah disebutkan diatas selanjutnya akan merubah bentuk tiga
kecepatan pada sisi masuk.
Untuk jenis ini, Ns = 180 – 240 rpm
  20 0  450
  90 0  120 0

4. Gambar 2 . 23 (d)

Daya yang dihasilkan (P) dan diameter dari runner (D) dari turbin jenis ini adalah sama
dengan kasus terdahulu. Akibat penurunan dari tinggi angkat air yang ada, putara spesifik
turbin dan debit yang dikeluarkan akan bertambah. Kejadian ini akan mengurangi kecepatan
air, memperbesar kecepatan tangensial roda pada sisi masuk, dan memperbesar kecepatan
aliran lebiah lanjut. Hal ini mengubah bentuk dari segitiga kecepatan pada sisi masuk.
Untuk jenis ini, Ns = 240 – 300 rpm
  45 0  60 0
  120 0  135 0
Dari teori yang dikemukakan diatas terlihat adanya kecenderungan menuju ke pengembangan
turbin Kaplan.

Kurva-kurva karakteristik Turbin

Telah dibahas dalam uraian terdahulu tentang berbagai jenis turbin Impuls dan turbin Reaksi.
Sebenarnya sebuah turbin selalu direncanakan dan dibuat untuk bekerja berdasarkan kondisi-
kondisi (atau suatu daerah kondisi yang terbatas) seperti aliran keluaran tinggi angkat air,
putaran, daya yang dihasilkan efisiensi dan lain-lain ( pada kecepatan penuh atau kecepatan
satuan)
Akan tetapi untuk turbin yang telah direncanakan juga harus dapat digunakan pada kondisi-
kondisi yang lain, oleh karena itu penting sekali untuk mengetahui kelakuan turbin secara
tepat untuk kondisi-kondisi yang berlainan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari apa
yang disebut dengan kurva-kurva karakteristik. Kurva-kurva karakteristik umumnya digambar
untuk tinggi angkat yang tetap atau putaran dari runner turbin yang tetap. Kadang-kadang
kurva-kurva ini digambar juga untuk berbagai bukaan gerbang, yaitu jika terbuka penuh,
terbuka tiga per empat, terbuka setengah dan lain-lain. Walaupun terdapat berbagai cara
penyajian karakteristik, tetapi beberapa yang penting adalah :
Kurva-kurva karakteristik untuk roda Pelton
Kurva-kurva yang telah ditunjukkan dalam gambar 2.24 , 2.25 dan 2.26 dibut oleh para
insinyur yang bekerja didalam laboratium penyelidikan hidrolika diseluruh dunia. Walaupun
terdapat sedikit perbedaan pada kurva-kurva karakteristik yang digambar oleh mereka, namun
banyak yang telah diterima.
1. kurva karkteristik untuk tinggi angkat yang tepat.
(a) Ratio kecepatan terhadap percentase efisiensi maksimum.
Gambar 2.4 menunjukan prestasi dari sebuah roda pelton pada tinggi angkat dan debit
keluaran yang tetap. dapat dilihat pada dasarnya kurva berbentuk parabolic. Jadi efisiensi
bertambah dari nol dan turun melebihi harga maksimumnya yaitu

  0,46

(b) Daya terhadap efisiensi.

Gambar 2.25 menunjukkan prestasi dari sebuah roda pelton pada tinggi angkat dan putaran
yang tetap. Ditunjukkan bahwa efisiensi bertambah dengan kenaika daya.

2. Kurva karkteristik untuk berbagai bukaan.


(a) Putaran terhadap daya.
Gambar 2.26 menunjukkan prestasi dari roda pelton pada tinggi angkat yang tetap.
Bentuk kurva adalah parabolic yang menunjukkan bahwa data yang dihasilkan bertambah
dengan bertambahnya bukan sampai suatu harga tertentu.
(b) Putaran terhadap efisiensi
Gambar 2.27 menunjukkan prestasi dari roda pelton pada tinggi angkat yang tetap. Bentuk
kurva juga parabolic, yang menunjukkan bahwa efisiensi bertambah dengan bertambahnya
putaran.

Kurva-kurva Karakteristik Turbin Francis.

Seperti hal nya dengan karakteristik roda pelton, umumnya kurva-kurva karakteristik untuk
turbi Francis (atau setiap turbin reaksi yang lain) dapat dikelompokan berdasarkan tiga
kelompok berikut :

1. Kurva-kurva Karakteristik untuk unit kecepatan putar.


2. Kurva-kurva Karakteristik untuk kecepatan putaran.
3. Kurva-kurva karakteritik untuk berbagai bukaan gerbang.
1. Kurva-kurva krakteristik untuk unit kecepatan putar.
(a) Kecepatan putar satuan terhadap debit keluaaran.
Gambar 2.28 menumjukkan prestasi dari sebuah turbin, dimana bentuk kurva adalah
parabolic. Ditunjukan bahwa debit yang dikeluarkan dengan satuan kecepatan putar.

(b) satuan kecepatan putar terhadap efisiensi.


Gambar 2.29 menunjukkan prestasi sebuah turbin reaksi. Bentuk kurva adalah parabolic yang
menunjukkan bahwa efisiensi bertambah dengan kenaikan kecepatan putar satuan tertentu.

(c) Satuan kecepatan Putar terhadap efisiensi.


Gambar 2.30 menunjukkan prestasi sebuah turbin reaksi. Bentuk kurva adalah parabolic yang
menunjukkan bahwa efisiensi bertambah dengan bertambahnya kecepatan putaran satuan, dan
efisiensi menurun bila melebihi harga tertentu dari kecepatan putaran satuan.

2. Kurva-kurva karakteristik untuk putaran dengan tinggi angkat yang bervariasi.

(a) Kecepatan putar terhadap debit keluaran.


Gambar 2.31 menunjukkan prestasi dari turbin Francis (atau setiap turbin reaksi yang lain)
berdasarkan tinggi angkat yang variable, akan tetapi dengan debit keluran yang tetap. Bentuk
kurva adalah parabolic yang menunjukkan bahwa untuk tinggi angkat tertentu debit keluaran
bertambah dengan kecepatan putar, dan debit keluaran berlaku berkurang setelah harga
kecepatan putar tertentu.

(b) Kecepatan putar terhadap daya


Gambar 2. 32 menunjukkan prestasi dari sebuah turbin Francis (atau setiap turbin Reaksi yang
lain) berdasarkan tinggi angkat yang bervariasi tetapi debit keluaran tetap. Bentuk kurva
adalah parabolic yang menunjukkan bahwa untuk tinggi angkat yang diberikan daya
bertambah dengan kecepatan putar dari nol dan daya turun bila harga kecepatan putar
melebihi suatu harga tertentu.

(c) Kecepatan putar terhadap efisiensi.


Gambar 2. 33 menunjukkan prestasi sebuah turbin Francis (atau setiap turbin reaksi yang lain)
berdasarkan tinggi angkat bervariasi tetapi debit yang dikeluarkan konstan. Nampak kurva
berbentuk parabolic yang menunjukkan bahwa bentuk tinggi angkat yang diberikan efisiensi
turun dengan kenaikan kecepatan putar.

3. Kurva-kurva karakteristik untuk bukan gerbang yang bervariasi.

(a) Kecepatan putar terhadap daya.


Gambar 2. 34 menunjukkan prestasi sebuah turbin Francis (atau setiap turbin reaksi yang lain)
berdasarkan tinggi angkat yang tetap. kurva berbentuk parabolic yang menunjukkan bahwa
daya yang dihasilkan bertambah dengan bertambahnya bukaan gerbang.

(b) Kecepatan putar terhadap efisiensi


Gambar 2.35 menunjukkan prestasi turbin Francis (atau setiap turbin reaksi yang lain)
berdasarkan tinggi angkat yang tetap. Bentuk kurva adalah parabolic yang menunjukkan
bahwa efisiensi bertambah dengan bertambahnya bukaan gerbang.

Kavitasi

Kavitasi secara luas didefinisikan sebagai pembentukan gelembung-gelembung yang berisi


uap dalam aliran cairan. Hal ini telah diteliti bahwa gelembung-gelembung uap akan timbul
bila tekanan pada aliran turun sampai pada tekanan uap zat cair pada temperature tersebut
akan dibawa oleh aliran ke daerah yang bertekanan tinggi. Pada daerah tersebut uap
berkondensasi dan gelembung-gelembung pecah. Ruangan yang sebelumnya terisi oleh
gelembung-gelembung tersebut, di isi oleh cairan yang ada di sekelilingnya. Akibatnya akan
timbul bunyi dan getaran tekanan yang menyebabkan pecehnya gelembung-gelembung
tersebut. Umumnya berkisar pada 100 kali tekanan atmosfir. Jika di perhatikan akan
diketahui, bahwa jika gelembung-gelembung uap pecah pada sebuah permukaan, akan
menyebabkan terjadinya pukulan yang berulang-ulang dari cairan sekelilingnya, partikel
logam akan rusak, akibatnya terjadi erosi pada logam. Erosi pada materi tersebut disebut
sebagai pitting. Akibat kavitasi pada mesin hidrolil, meliputi 3 hal :

1. Menimbulkan suara yang bising dan timbulnya getaran pada beberapa bagian mesin.
2. Sebagai akibat dari pitting adalah kerugian akibat erosi pada material dan menyebabkan
permukaan menjadi kasar.
3. Akibat adanya gelembung-gelembung akan menimbulkan reduksi pada pengeluaran
(discharge) turbin. Reduksi pada pengeluaran menyebabkan penurunan secara tiba-tiba
pada daya keluar dan efisiensinya.

Prof. D. Thoma, setelah mengadakan serangkaian penelitian mengemukan factor kavitasi 


(sigma). Untuk menemukan bagian dimana turbin reaksi dapat bekerja tanpa gangguan
kavitasi. Harga kritis factor tersebut diberikan sebagai berikut :

H b - H s H a  H v  H s 
 crit  
H H

Dimana, Hb= Tekanan barometer, dalam meter air


Hs = tekanan sisi isap (pemasukan), dalam meter air
Ha = Tekanan atmosfir, dalam meter air
Hv = Tekanan uap dalam meter air, dan
H = Tinggi angkat (Head) kerja turbin dalam meter.

Tetapi praktisnya, kavitasi dalam turbin-turbin reaksi dikurangi dengan jalan :

1. Dengan memasang turbin dibawah batas permukaan terendah.


2. Melengkapi runner bebas kavitasi pada turbin.
3. Mempergunakan runner turbin dengan baha stainless steel.
4. Memperhalus sudu putar
5. Mengoperasikan runner turbin pada kecepatan pitar yang sesuai dengan
perancangannya.

SOAL TUGAS RUMAH

Soal no.1.;
Sebuah turbin Pelton menghasilkan 4050 hp pada tinggi angkat sebesar 75 meter + 2 angka
belakang NIM anda dengan efisiensi total 95 %.
Hitung diameter nosel, jika koefisien kecepatan nosel berharga 1.
Soal no.2

Sebuah turbin Pelton, beroperasi pada tinggi angkat sebesar 400 meter + 2 angka belakang
NIM anda, menghasilkan 14.000 pada 430 rpm + 2 angka belakang NIM anda. Jika efesiensi
rodanya 85 %. Tentukan :

(a). Keluaran (discharge) dari turbin


(b). Diameter roda
(c). Diameter nosel

Soal no.3

Sebuah turbin pelton diperlukan untuk membangkitkan daya 3750 kW pada tinggi angkat
efektif 400 meter + 2 angka belakang NIM anda. Hitung aliran total dalam liter/detik dari jet.
Asumsikan efisiensi generator 85%, efisiensi total 80%, koefisien aliran 0,97 dan
perbandingan kecepatan 0,46.
Jika perbandingan jet adalah 10, hitung kecepatan sinkron pada 51 siklus per detik diameter
rata rata runner nya.

Anda mungkin juga menyukai