Anda di halaman 1dari 77

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN PEMANAS AIR


TENAGA SURYA KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN
DAN TANPA KACA FILM

Oleh :

RIZKY KURNIAWAN
NBP 0810913129

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2013

06/09/2013

Departemen Pendidikan Nasional

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

JURUSAN TEKNIK MESIN


Kampus Limau Manis, Padang 25163 Telp. (0751) 72586 Padang

PENETAPAN TUGAS AKHIR


Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Sarjana Teknik Mesin, diberikan kepada:
Nama

: Rizky Kurniawan

Nomor BP

: 0810913129

Dosen Pembimbing 1

: Iskandar R, M.T

Jangka waktu Penyelesaian

: 7 Bulan

Judul Tugas Akhir

: PERANCANGAN
PEMANAS

DAN

AIR

PENGUJIAN

TENAGA

SURYA

KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN DAN


TANPA KA FILM
Uraian Tugas Akhir

: 1. Studi literatur
2. Metodologi penelitian
3. Perancangan dan pembuatan kolektor plat datar
dengan dan tanpa kaca film
4. Pengujian kinerja pemanas air tenaga surya
Kolektor dengan dan tanpa kaca film
5. Pembahasan hasil pengujian

Padang, Agustus 2013


Pembimbing

Mahasiswa Ybs

Tugas Akhir

Iskandar R, M.T
NIP : 19700709 199512 1001

Rizky Kurniawan
NBP : 0810913129

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN PEMANAS AIR TENAGA


SURYA KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN DAN TANPA
KACA FILM

Oleh :
RIZKY KURNIAWAN
NBP: 0810913129

Telah diperiksa dan disetujui oleh:


Pembimbing
Tugas Akhir

( Iskandar R, MT )
NIP . 197007091995121001

Than
ks to
Puji syukur atas segala rida,rahmat dan
kemudahan
hamba
dalam
menjalani
hidup ini ya Allah SWT. Selawat beriring
salam kepada junjungan alam baginda
Rasulullah
SAW.
Tak
ada
daya
dan
upaya hamba sedikitpun ya Allah yang
bisa hamba tentukan hidup hamba untuk
sedetikpun.
Walaupun
dosa
hamba
sebesar langit dan bumi, hamba yakin
pintu taubat-Mu lebih besar dari apapun
yang ada di dunia ini. Dunia yang fana
ini terkadang membuat hamba dengan
sengaja melakukan kesalahan, maka dari
maafkan dosa hamba ya Allah. Ya allah
teguhkan lah iman hamba ini. Ya Allah
hamba
ingin
ibadah
hamba
seperti
menanam padi, saat padi ditanam akan
ditumbuhi
rumput
tetapi
jika
rumput
ditanam tidak akan tumbuh padi. Begitu
juga dengan ibadah dikehidupan dunia ini,
saat akhirat menjadi hal yang utama,
hamba yakin dunia akan mengikut. Beda
halnya kalau hanya kehidupan dunia yang
dikejar tidak akan ikut akhirat.
My Family
Terima kasih kepada Ayah (Alm) yang
selalu memberikan yang terbaik sehingga
anakmu
ini
kelak
menjadi
anak yang
berguna
bagi keluarga dan Ibu yang
telah memberikan semua dukungan dan
pengorbanan
sehingga
anakmu
ini
mampu menyelesaikan pendidikan hingga
tahap sarjana,
Terima kasih kepada Kakakku Syafrika
S.Si, Adik-adikku Ririn, Elfira, dan Ilham
serta
Ihsan yang
telah
memberikan
dukungan
maupun
motivasi,
keponakanku
M.
Nabil
Alfayath dan seluruh keluarga besarku
yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu.......Thanks for All
Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Terima
Kasih
kepada
Pak
Iskandar
selaku Pembimbing yang telah sabar tak
mengenal
lelah
membimbing
dan
meluangkan waktu bapak setiap konsultasi
tanpa kenal lelah hingga saya dapat
mengerti semua tentang penulisan tugas
akhir dan juga telah meluangkan waktu
untuk
tempat
mengadu
diwaktu
saya
dapat kendala dan permasalahan tugas
akhir,,,,......
Semoga jasa Pak Is menjadi ibadah disisi
Yang Maha Kuasa, karena saya belum
sanggup buat membalas jasa Bapak
sampai kapanpun
Mesin 2008
Adi RST, Cawen (Stek lei kawan P.R),
NurulST,
AndiST, RoniST,
IqbalST, AndriST,
ST
ST
Muhardi , Tedo, Dede , JakaST, JupST,
HamdaST, RolanST, Boy AjoST, FizahST, Arif
(Aii), AndikaST, Majik, Ari Gusdur, AgusST,
Ifmi, Ifzan, FandiST, GaluhST, UncuST, Caun,
DayatST, TriasST, CidiST, Cia, Riko,
Tehuh
ketek, Teguh
Gadang, Jefri
Lm Fandi X,
Agung, RomiST, GunST, TemonST, Boy Toeng,
Ronal,
Nasrul,
DonalST,
CecepST,
dan
semua kwan-kwan angkatan 2008
Semangat kawan ndk do nan sia2 do kwan
klo wak sungguh-sungguh.

Anggota Biro dan Pegawai Jurusan


Terimakasih pada Pak Bah, Pak
Mukhlish, Da Feri, Da Doni, Buk desi dan
seluruh pegawai di Jurusan Teknik Mesin
LETS Crews:
WebriST (Wek uni wak tu jan lamo bana
buek manunggu ibo wak wek Haha..),
AkbarST
(Semangat
Biogas
bro),PendiST
(Kawan
sakampuang,
jan
lupo
undangannyo
Mad
Solar),
Nanda
(Jan
patah
semangat
mek , stop game download, nan cabiak
bisa dijaik mah santa lai tu mah mek),
Iqbal (Opyimis buang), Yones (Apolu tu
Kong, nan hilang dapek diganti, hilang
satu tumbuh seribu so jan Galau juo lai),
Eki (Makasih ki atas bantuanya), Taufik
Esman
(Tetap semangat), Emil (Ndk do nan sia2
do mil klo emang sunguh2), Riko
(Ayo Gindo jan hilang2 timbul Ndo), Vita
(Sabar ta, dibalik kesusahan pasti da
kemudahan) David (Jan kareh ati bana
Vid),
Ridho
(Pabanyak
share
ilmu
kebaikan
di
FB
dih),
Ari
(Kama
ri,
mahilang2 c waktu santa lai mah ri), Taufik
Mail (Kalau iyo katokan iyo fiq, jan
digantung
ndk
batali
anak
urang
fiq
haha...)
LABORATORIUM JTM
LKM,LDF, LKE, LDS, LITP, Logam, Termo,
Mekatron, dan Lab Kom
Anggota HMM
Uda & Uni MXIX, Rekan-rekan MXX,
Kawan-kawan MXXI, MXXII, MXXII, dan
MXXIV
Mahasiswa Teknk Mesin
Uda & Uni Angkatan 2006, Uda & Uni
Angkatan 2007, Angkatan 2008,
Angkatan 2009, Angkatan 2010, Angkatan
2011, dan Angkatan 2012
KOS BU CAYA

IpalST(Makasih
mak
motivasi
e
mak
semoga apo yg mak ushaoan berhasil),
RizkiST(Kalau lah saatnyo Ki po lai ka yg
ditunggu He...He), Fuad (Tetap samangat
Ad santa lai nyo mah), Ogie (Jan Berang lo
ka uda ogie lai pa banyak c
sabar
gi),
Vicky (Lah saatnyo mah ki utk tentukan
target tamat), Yanda
(Apapun
yg
terjadi
itu
semua
untuk
kebaikan dan mematangan untuk hidup
yg lebih baik, semoga cita-cita Yan jadi polisi
tercapai Amin...), dan Feldi (Tanang c lah fel
ndk kan do kanyruah fel lai do Haha....)

Serli Wimi narti Sandra (Makasih dek dah


ngeritiin bg selama ini dengan waktu yg
lama,
Semogo
juga
cepat
selasai
kuliahnya) Bg Riki rinaldi (Makasih bg
motivasi, nasehat, dukungan dan semua
kebaikan bg)

ABSTRAK
Dewasa ini banyak terdapat

penggunaan energi listrik

pada

peralatan rumah tangga yang salah satunya adalah pemanas air. Namun
energi masih bersumber dari energi listrik konvensional yang dibangkitkan
dari sumber energi tak terbarukan dengan cadangan yang semakin menipis.
Perlu adanya sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan energi
konvensional tersebut. Salah satunya adalah memanfaatkan energi radiasi
matahari yang diserap melalui kolektor surya.
Kolektor surya

merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

mengumpulkan energi dari matahari yang masuk dengan memanfaatkan


efek rumah kaca sebagai penahan panas dalam kolektor dan diubah menjadi
energi termal serta meneruskan energi tersebut ke fluida. Pada kolektor
digunakan dua jenis kaca penutup yang digunakan secara bergantian pada
kolektor, yaitu kaca bening dan kaca gelap yang menggunakan kaca film,
sehingga dapat dilihat pengaruh pengunaan jenis kaca yang berbeda
terhadap

energi

termal

yang mampu

diserap

oleh

menghitung perbandingan efisiensi dari dua jenis kaca


tersebut.

Pada penelitian ini

dilakukan

kolektor
pada

dengan

kolektor

perbandingan

dengan penambahan kaca film dan tanpa kaca film pada bagian

kolektor
dalam

penutup kolektor, selain itu juga menvariasikan bukaan fluida kerja yaitu
bukaan 1, , dan .
Dari pengujian diperoleh, kolektor dengan penambahan kaca film
mengalami

penurunan

kinerja

kolektor

dengan

menghasilkan

grafik

efisiensi yang rendah. Masing-masing efisiensi rata-rata bukaan sebesar 49.15


%, 44.17
% dan 38.54 % jika dibandingkan kolektor tanpa kaca film dengan
efisiensi masing-masing bukaan rata-rata sebesar 72.99 %, 67.70 % dan
60.76 % sehingga dapat diketahui penggunaan kolektor tanpa kaca film lebih
efektif.

PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT
dengan rahmat dan anugrahNya

penulis dapat menyelesaikan proposal tugas

akhir yang berjudul Perancangan Dan Pengujian Pemanas Air Tenaga


Surya Kolektor Plat Datar Dengan dan Tanpa Kaca Film .
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi penulis berikan kepada
kedua orang tua tercinta, serta seluruh keluarga yang senantiasa berdoa
untuk keberhasilan penulis. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr.H.Is Primananda, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Andalas.
2. Bapak Iskandar R, M.T selaku pembimbing tugas akhir dan
Kepala Laboratorium Energi Terbarukan dan Surya yang telah
meluangkan waktunya dengan sabar untuk memberikan motivasi,
dorongan, dan bimbingan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini
sebaik mungkin.
3. Bapak Dr.Eng Eka Satria dan Ibu Endriyani M.T selaku penguji
seminar proposal tugas akhir dan seminar hasil tugas akhir.
4. Rekanrekan asisten LETS dan teman-teman Mahasiswa Teknik Mesin
angkatan 2008 beserta semua pihak yang telah membantu baik
moril maupun materil dalam pembuatan tugas akhir ini.
Untuk semua bantuan dan bimbingan di atas penulis berharap dapat
menjadi amal ibadah disisi Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda, Amin.
Proposal Tugas Akhir ini juga masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pembaca. Akhir kata,
semoga Proposal Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.

Padang, Agustus 2013

Penulis
i

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
ABSTRAK
PRAKATA .......................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR NOTASI.......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
2.2 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
2.3 Manfaat........................................................................................... 2
2.4 Batasan Masalah............................................................................. 3
2.5 Sistematika Penulisan..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiasi Surya...................................................................................... 4
2.2 Arah Radiasi dan Posisi Matahari terhadap Permukaan Horizontal... 4
2.3 Perpindahan Panas Secara Radiasi ...................................................... 6
2.4 Kolektor Surya (Pengumpul Energi Matahari) ................................... 8
2.4.1 Prinsip Dasar Kolektor Plat Datar ........................................ 10
2.4.2 Keseimbangan Energi Pada Kolektor ................................... 11
2.5 Panas yang Dimanfaatkan Oleh Kolektor........................................... 12
2.6 Kerugian Panas Kolektor Ke Lingkungan ........................................... 13
BAB III METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 15
3.2 Skema Alat .......................................................................................... 16

ii

3.3 Persiapan Alat dan Bahan ................................................................... 16


3.3.1 Persiapan Alat....................................................................... 16
3.3.2 Desain Konstruksi ................................................................ 18
3.3.3 Perencanaan Bagian-Bagian Utama Kolektor...................... 19
3.3.4 Alat-Alat Ukur yang Digunakan .......................................... 22
3.4 Parameter-Parameter yang Diukur ..................................................... 24
3.5 Prosedur Pengujian.............................................................................. 24
3.6 Penentuan Efisiensi Kolektor .............................................................. 25
3.6.1 Tabel Hasil Pengujian .......................................................... 25
3.6.2 Perhitungan Efisiensi ........................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan ........................................................................................ 30
4.2 Pengaruh Waktu Terhadap Temperatur .............................................. 31
4.3 Debit Aliran Pada Kolektor ................................................................. 34
4.4 Pengaruh Laju Aliran Massa Terhadap Efisiensi Kolektor................. 34
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 38
4.2 Saran .................................................................................................... 38
Daftar Pustaka
Lampiran
Lampiran A Hasil Pengolahan Data
Lampiran B Tabel Sifat Fisik Air (H2O) dan Spesifikasi Kaca Film
Lampiran C Gambar AutoCAD

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Deklinasi matahari ........................................................................... 5
Gambar 2.2 Posisi matahari terhadap permukaan horizontal .............................. 6
Gambar 2.3 Sifat radiasi terhadap bahan transparan ........................................... 7
Gambar 2.4 Bagian-bagian kolektor surya .......................................................... 9
Gambar 2.5 Prinsip dasar kolektor plat datar ...................................................... 10
Gambar 2.6 Proses penyerapan energi panas pada kolektor ............................... 10
Gambar 2.7 Keseimbangan energi pada kolektor................................................ 11
Gambar 3.1 Diagram Penelitan ........................................................................... 15
Gambar 3.2 Skema Alat....................................................................................... 16
Gambar 3.3 Bagian-Bagian Dari Rancangan Kolektor ....................................... 18
Gambar 3.4 Susunan Isolasi ................................................................................ 21
Gambar 3.5 HAENNI Pyranometer 118 SN 10158 ............................................ 22
Gambar 3.6 Termokopel Cu-CuNi ...................................................................... 23
Gambar 3.7 Termokontrol ................................................................................... 23
Gambar 3.8 Multimeter Digital ........................................................................... 23
Gambar 3.9 Parameter yang Diukur Pada Kolektor ............................................ 24
Gambar 4.1 (a) Kolektor dengan Penambahan Kaca film ................................... 30
(b) Kolektor Tanpa Kaca Film ........................................................ 30
Gambar 4.2 Pengaruh Waktu Terhadap Temperatur Pada Kolektor dengan
Penambahan Kaca Film ................................................................... 31
Gambar 4.3 Pengaruh Waktu Terhadap Temperatur Pada Kolektor Tanpa Kaca
Film .................................................................................................. 31
Gambar 4.4 Perbandingan Perubahan Temperatur Antara Kolektor dengan
Penambahan Kaca film dan Tanpa Kaca Film................................. 33

iv

Gambar 4.5 Debit Aliran Pada Kolektor ............................................................. 34


Gambar 4.6 Hubungan Laju Aliran Massa Terhadap Efisiensi Kolektor dengan
Penambahan Kaca Film ................................................................... 35
Gambar 4.7 Hubungan Laju Aliran Massa Terhadap Efisiensi Kolektor Tanpa
Kaca Film......................................................................................... 35
Gambar 4.8 Perbandingan Efisiensi Kolektor ..................................................... 37

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Kolektor ............................................................................. 12
Tabel 3.1 Komponen Utama dan Spesifikasi Kolektor Surya Plat Datar............. 17
Tabel 3.2 Bukaan 1............................................................................................... 25
Tabel 3.3 Bukaan ............................................................................................. 25
Tabel 3.4 Bukaan ............................................................................................. 25
Tabel 3.5 Bukaan 1............................................................................................... 26
Tabel 3.6 Bukaan .............................................................................................. 26
Tabel 3.7 Bukaan ............................................................................................ 26

DAFTAR SIMBOL

Simbol

Arti

Satuan

Luas penampang

m2

Ak

Luas permukaan kolektor

m2

Eglob

Intensitas cahaya matahari

W/m2

Cp

Panas spesifik

J/(kgC)

Laju aliran massa

kg/s

Tegangan

mV

Koefisien perpan konduksi

W/(moC)

kecepatan udara

m/s

Q
Qin
Quse
Qlosses
Tb
Tamb
Tin
Tout

Debit aliran fluida


Laju Panas masuk kolektor
Laju Panas yang digunakan
Laju Panas yang hilang
Temperatur rata-rata fluida
Temperatur lingkungan
Temperatur masuk kolektor
Temperatur keluar kolektor

m3/s
Watt
Watt
Watt
C
C
C
C

Koefisien perpindahan panas total

W/m2 oC

FR

Faktor transport panas

Keff.n

Koeefisien kerugian panas kolektor

W/m2 oC

Densitas fluida

kg/m3

th

Efisiensi thermal

Efisiensi kolektor

Diameter

Konstanta Stefan Boltzman

W/(m2 K4)

Emisivitas benda

Transmisivitas

Refleksivitas

vii

Absorbsivitas

Perubahan energi dalam

joule

Viscosity Kinematik

m2/s

Latitude

Sudut deklinasi

Sudut kemiringan bidang tangkap

Sudut insiden

viii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dewasa ini masalah keterbatasan sumber energi yang digunakan terjadi

karena berasal dari energi konvesional, yaitu minyak bumi, batu bara, gas bumi,
dan sebagainya sudah mulai habis. Penggunaan sumber energi sangat
dibutuhkan

untuk

berbagai

keperluan

hidup

orang

banyak

seperti

penggunaan alat pemanas air yang digunakan untuk kebutuhan mandi, mencuci
pakaian dan keperluan lainnya. Pada umumnya alat pemanas air menggunakan
energi yang bersumber
energi

dari

listrik,

gas

tersebut merupakan energi

maupun
yang

kayu

bakar

dimana

tidak dapat diperbaharui

(unrenewable resources) dan suatu saat akan habis. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan

sumber

energi alternatif

untuk

mengurangi

penggunaan

energi konvesional dimana sumber energi tersebut murah, mudah didapat serta
tidak mencemari lingkungan.
Salah satu sumber energi yang murah dan mudah didapat serta
tidak mencemari lingkungan salah satunya energi matahari. Hal ini sesuai
letak geografis Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa dengan
jumlah panas matahari yang besar sepanjang tahun sangat tepat kiranya untuk
memanfaatkan energi panas matahari. Untuk itu diperlukan suatu alat yang
berfungsi untuk menyerap dan mengumpulkan energi panas matahari, alat ini
dinamakan dengan kolektor surya. Kolektor surya memiliki berbagai tipe,
salah

satu

diantaranya

telah

kolektor

banyak
plat

digunakan

datar

yang

yaitu

dimanfaatkan

sebagai pemanas air sekaligus menggantikan pemanas air yang menggunakan


listrik, gas maupun kayu bakar. Prinsip kerja pemanas air kolektor plat
datar

ini menggunakan fluida

termal

cair sebagai medium pengantar

yang mentransferkan

energi

termal

energi
yang

diterima kolektor melalui pipa laluan


(evacuated-tube) untuk mengalirkan fluida cair melewati absorber.
Energi

yang dihasilkan

tidak seluruhnya

dikonversikan

oleh matahari

yang sampai

oleh

menjadi

kolektor

energi

ke bumi
termal,

namun ada sebagian yang hilang ke lingkungan dan ada dikonversikan ke


bentuk lain

Tugas Akhir

Pendahuluan

sehingga perlu diketahui berapa besar energi yang diserap oleh kolektor melalui
efisiensi untuk keperluan penelitian maupun ekonomis.
Pada

penelitian

ini,

akan

dilihat

pengaruh

penggunaan

jenis

kaca penutup kolektor yang berbeda terhadap besarnya energi termal yang
mampu diserap oleh kolektor, untuk itu digunakan dua jenis kaca berbeda
secara bergantian pada kolektor. Pertama kolektor ditutup dengan kaca
bening dan kedua yang menggunakan kaca gelap yang menggunakan
penambahan kaca film
hasil

digunakan sebagai
pengujian akan

model uji.

Dari

dihitung perbandingan efisiensi

dari dua jenis kaca pada kolektor di atas.


1.2

Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam tugas akhir ini adalah:
1. Merancang dan membuat pemanas air kolektor surya jenis plat
datar dengan dan tanpa kaca film.
2. Mengetahui besarnya efisiensi kolektor surya plat datar dengan dan
tanpa kaca film.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruh kinerja pemanas air energi surya
kolektor plat datar dengan dan tanpa kaca film.

1.3

Manfaat
Alat yang dibuat dapat digunakan masyarakat secara luas dan memberi

manfaat untuk pengembangan energi matahari serta berbagai keperluan


pada Laboratorium Energi Terbarukan dan Surya.
1.4

Batasan Masalah
1. Intensitas matahari pada kondisi clear sky.
2. Analisa performansi kolektor surya dilakukan pada kondisi stedi.
3. Aliran air yang mengalir dalam kolektor surya dianggap satu arah
dan memenuhi luasan pipa kolektor secara menyeluruh.

Rizky Kurniawan (0810913129)

Tugas Akhir
1.5

Pendahuluan

Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :


1. Bab I

Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang masalah,

tujuan, manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan.


2. Bab II Tinjauan Pustaka, pada bab ini berisikan teori-teori
yang mendukung terhadap penelitian
3. Bab III Metodologi, menjelaskan mengenai skema penelitian, peralatan
dan

bahan

yang

langkah perancangan,

digunakan,

parameter

rincian kerja,

pengujian

penelitian,

prosedur

langkah-

penelitian,

dan perhitungan data.

4. Bab IV Hasil dan Pembahasan, memaparkan dan menganalisis data-data


berupa grafik yang didapatkan dari hasil pengujian.
5. Bab V Penutup, menjelaskan mengenai kesimpulan akhir penelitian dan
saran-saran yang direkomendasikan

berdasarkan

pengalaman

di

lapangan untuk perbaikan proses pengujian selanjutnya.

Rizky Kurniawan (0810913129)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Radiasi Surya
Pada saat sekarang potensi energi radiasi matahari berada pada tingkat

3, 9 10

26

W. Di atas atmosfir bumi radiasi rata-rata menjadi 1353 W/m2

yang penampang areanya tegak lurus arah matahari. Besar energi yang
dihasilkan tergantung laju perubahan jarak bumi yang mengelilingi orbit
matahari yang memiliki lintasan elipptical yang memiliki rata-rata 1,5 x 1011
m dan variasi
1,7 %. Variasi energi radiasi matahari pada bagian atas atmosfir
jaraknya
dipengaruhi oleh ketidakteraturan dari permukaan matahari itu sendiri
sehingga energi radiasi matahari yang dipancarkan juga di pengaruhi oleh
adanya rotasi matahari terhadap dirinya sendiri[1].
Energi yang diproduksi oleh reaksi inti pada bagian dalam matahari harus
sama dengan jumlah energi radiasi yang dipancarkan dari permukaan matahari[1].
Radiasi surya yang diterima oleh suatu permukaan di bumi dikurangi
intensitasnya

oleh

penyerapan

dan

pemantulan

atmosfir

sebelum

mencapai permukaan bumi. Ozon di atmosfir menyerap radiasi dengan panjang


gelombang pendek

(ultraviolet);

karbondioksida

dan

uap

air

menyerap

sebagian radiasi dengan panjang gelombang yang lebih panjang (inframerah).


Selain pengurangan radiasi

bumi

secara

langsung

penyerapan

tersebut,

masih ada radiasi yang dipancarkan oleh molekul-molekul gas, awan, debu,
dan uap air dalam atmosfir sebelum mencapai bumi sebagai pancaran radiasi [2].
2.2

Arah Radiasi dan Posisi Matahari terhadap Permukaan Horizontal


Gerakan matahari menentukan besarnya energi surya yang jatuh

di permukaan bumi. Sinar matahari di pandang sebagai sinar monokromatik


dan mempunyai sudut datang terhadap bidang tangkap. Posisi bidang tangkap
tersebut dapat dicari sehingga kita dapat menangkap sebanyak mungkin radiasi
matahari sepanjang
diamati

hari.

Sedangkan

terhadap

posisi

matahari jika

bidang horizontal,

dalam bentuk sudut zenith (z) dan sudut azimuth (s).

dilukiskan

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

Sudut zenith yaitu sudut yang diukur dari sumbu vertikal dengan bidang
sinar datang matahari. Sudut azimuth yaitu sudut antara sumbu horizontal
dengan proyeksi sinar datang matahari arah selatan posisi

pengamat yang

ditarik searah dengan arah jarum jam[3] seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Deklinasi matahari

Sudut Deklinasi()

adalah

[4]

matahari yaitu

sudut yang

dibentuk

oleh matahari dengan bidang ekuator dan berubah sebagai akibat kemiringan
bumi, dari + 23,45 musim panas (21 Juni) ke -23,45 di musim dingin (21
Desember). Latitude () adalah sudut posisi bidang tangkap dari equator (-90
90). Harga sudut deklinasi pada tiap saat dapat diperkirakan dengan persamaan
2.1 berikut[2]:
284

23,45 sin 360


n

(2.1)

365

dimana n adalah hari keberapa dari tahun (misal tanggal 10 februari, n = 41)
Sudut kemiringan permukaan bidang tangkap terhadap bidang horizontal
adalah , ( 0

180o ). Maksimum kemiringan bidang tangkap

untuk pemanasan adalah sama dengan lintang tempat berada (latitude)


ditambah 10 derajat. Sudut jam (w) adalah sudut yang terbentuk oleh posisi
matahari terhadap bumi pada arah timur dan barat ( pada pagi hari w 0 dan pada
sore hari w 0 )[3]
w = 0,25 ( 720 waktu matahari dalam menit )

(2.2)

Sudut insiden () adalah sudut yang dibentuk antara garis tegak lurus
permukaan dan arah sinar radiasi langsung. Hubungan antara sudut-sudut tersebut

Rizky Kurniawan (0810913129)

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

dengan ditentukan dengan persamaan 2.3 berikut dan terlihat seperti pada
Gambar 2.2[3].
Cos = sin (sin cos - cos sin cos ) + cos (cos cos
cos w +
sin sin cos cos w + sin sin sin w )

(2.3)

Gambar 2.2 Posisi matahari terhadap permukaan horizontal

2.3

[3]

Perpindahan Panas Secara Radiasi


Radiasi adalah proses perpindahan energi dengan jalan pelompatan foton

dari suatu permukaan ke permukaan yang lain. Radiasi dapat memindahkan energi
menyeberangi ruang vakum dan tidak bergantung kepada medium perantara yang
menghubungkan dua permukaan.
Pada saat mencapai permukaan lain foton yang diradiasikan juga diserap
(absorbsi), dipantulkan (refleksi), atau diteruskan melalui permukaan. Fraksi yang
dipantulkan dinamakan reflektivitas (), fraksi yang diserap absorbsivitas (),
dan fraksi yang diteruskan dinamakan transmisivitas ()[3]. Jumlah fraksi
total sama dengan 1, maka berlaku persamaan 2.4[1]
+ + =1

( 2.4 )

Untuk benda tidak transparan transmisivitasnya adalah nol, sehingga + = 1


Energi yang diradiasikan dari suatu permukaan ditentukan dalam
bentuk daya pancar (emissive power) yang secara termodinamika dapat dibuktikan
bahwa daya
absolutnya.

pancar

tersebut

sebanding

dengan

pangkat

empat

suhu

Untuk radiator ideal biasanya berupa benda hitam, dengan daya

pancar Eb sebesar[3]
Eb = . T4
Rizky Kurniawan (0810913129)

( 2.5)
6

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

Persamaan 2.5 dikenal dengan hukum Stefan-Boltzman, dimana adalah


konstanta Stefan-Boltzman ( = 5,6697 . 10-8 W/(m2 K4), Eb adalah
kekuatan pancaran benda hitam (Watt), dan T adalah temperatur absolut (K).
Perbandingan antara daya pancar nyata E terhadap daya pancar benda
hitam Eb pada suhu yang sama adalah sama dengan absorbsivitas benda itu.
Perbandingan itu disebut dengan emisivitas benda dengan persamaan 2.6 [5]
= E / Eb

( 2.6)

Pada banyak bahan emisivitas dan absorbsivitas dapat dianggap sama, = .


Ciri khas pertukaran energi radiasi yang penting lagi adalah sifatnya yang
menyebar

secara

merata

kesegala

arah.

Hubungan

geometrik

antara

kedua permukaan dapat diterangkan dan dihitung dengan memperhatikan faktor


bentuk
(Fa) seperti yang terlihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Sifat radiasi terhadap bahan transparan[6]

Sifat optik permukaan, yaitu emisivitas, absorbsivitas, refleksifitas,


dan transmisifitas

juga

memperngaruhi

laju

perpindahan

panas

radiasi.

Pertukaran energi secara radiasi antara suatu permukaan dengan permukaan


lain yang jauh lebih luas, seperti dihitung dengan persamaan 2.7[7]
Q1-2 = A . . ( T14 T24 )

(2.7)

Harga tergantung jenis bendanya dan dapat dilihat pada tabel emisivitas benda.
Perpindahan panas pada konveksi, konduksi dan radiasi yang terjadi
secara bersamaan dapat disederhanakan. Jika perpindahan panas radiasi
dinyatakan dengan suatu hantaran radiasi dengan persamaan 2.8[2]

h ri . A .( T 1 T

Rizky Kurniawan (0810913129)

(2.8)

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

Dengan hri adalah koefisiesi perpindahan panas equivalen radiasi. Jika


persamaan

ini

dibandingkan

dengan

persamaan

2.9,

maka

hri

dapat

dinyatakan sebagai[2]
h ri

2.4

.( T 4 T langit
c
.
T
T

c
langit

(2.9)

Kolektor Surya ( pengumpul energi matahari )


Kolektor

adalah

bagian

dari

mengkonversikan radiasi solar kedalam

sistem

solar

termal

yang

panas. Bagian dari panas ini yang

ditransferkan oleh suatu aliran pembawa panas melewati kolektor. Radiasi


matahari yang dapat diproses berada dalam daerah panjang gelombang 0,26
m sampai 2,6 m. Radiasi tersebut merupakan radiasi langsung dan
radiasi difusi yang dirobah kedalam panas dengan menggunakan kolektor.
Penggunaan kolektor

surya diantaranya

adalah

untuk

pemanasan

air, pemanasan gedung atau ruangan, pengeringan, pengatur temperatur dan


lain sebagainya.
Dalam penyerapan radiasi matahari memerlukan peralatan khusus
untuk mengumpulkan energi radiasi matahari. Sistem penyerapan energi
matahari ini dikenal dengan dua macam peralatan pengumpul yaitu, pengumpul
pelat datar dan pengumpul

kosentrator.

Ditinjau

dari

media

pembawa energi panas yang


digunakan dapat dibedakan atas dua macam kolektor, yaitu :
1. Kolektor fluida (air dan minyak)
2. Kolektor udara
Kolektor terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu : absorber,
cover
(pelat penutup), saluran pembawa energi, storage, isolasi, dan kerangka.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kolektor adalah :
1. Absorber terbuat dari bahan bewarna hitam dengan konduktivitas
thermal yang tinggi, agar dapat mengbsorbsi energi matahari sebesar
mungkin.

Rizky Kurniawan (0810913129)

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

2. Cover atau plat penutup terbuat dari bahan transparan dengan tujuan untuk
menghindari sebesar mungkin

kerugian panas secara konveksi

dan

radiasi. Pada umumnya terdiri dari dua atau tiga lapis kaca.
3. Saluran atau kanal pembawa energi diusahakan sepanjang mungkin
agar terjadi kontak yang lama antara absorber dan fluida pembawa energi.
4. Untuk menjaga agar panas stabil dan menyimpan panas dalam waktu yang
lebih

lama

digunakan

storage

dari

bahan

yang

mempunyai

konduktivitas thermal yang tinggi.


5. Isolasi digunakan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas
secara konduksi.
6. Kerangka yang digunakan diusahakan tidak terlalu berat sehingga
mudah dipindahkan[4].
Keseluruhan bahan tersebut hendaknya dari bahan yang murah dan
awet atau

tahan

dari

segala

macam

gangguan

seperti

hujan,

angin,

perbedaan temperatur, korosi dan sebagainya. Skema dari bagian kolektor surya
ditampilkan pada Gambar 2.4.

1
4
6

7
5
3
Gambar 2.4 Bagian-bagian kolektor surya[4]

Keterangan :
1. Lapisan transparan (cover)
2. Pelat penyerap panas (absorber)
3. Penyekat panas (insulation)
4. Pipa-pipa aliran fluida (distribution line)
Rizky Kurniawan (0810913129)

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

5. Dinding isolasi (rangka)


6. Pipa fluida masuk
7. Pipa fuida keluar
2.4.1 Prinsip Dasar Kolektor Pelat Datar
Cahaya matahari merupakan radiasi gelombang pendek. Radiasi ini
jika terperangkap dalam kolektor dapat dikonversikan menjadi panas. Dari
Gambar
2.5 dan Gambar 2.6. terlihat bahwa radiasi gelombang pendek yang jatuh pada
cover melewatkan 85% radiasi, serta 15 % direfleksikan dan diserap cover
jika kaca ini kandungan besinya rendah[4]
100 %
8%
Radiasi
matahari

85%
85%

7%

Gambar 2.5 : Prinsip dasar kolektor plat datar[4]

Gambar 2.6 : Proses penyerapan energi panas pada kolektor[4]

Radiasi ini selanjutnya jatuh ke absorber penyerap yang biasanya dari


aluminium yang dicat hitam. Sehingga akan menyerap kira-kira 80 %
radiasi surya. Kemudian mengemisikannya sebagai radiasi gelombang panjang
ke cover dan memantulkannya, demikian seterusnya sehingga panas akan terus
bertambah. Hal ini karena kaca dan plastik tidak akan melewatkan radiasi
gelombang panjang, proses inilah yang disebut efek rumah kaca (green
house effect). Jika tidak ada fluida yang dilewatkan, maka panas kolektor
akan bertambah sampai kira-kira 150oC. Seandainya ada fluida yang dilewatkan
di dalam kolektor, maka
Rizky Kurniawan (0810913129)

10

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

panas ini akan dipindahkan

ke

fluida kerja.

Perpindahan panas akan

lebih maksimal apabila diatas absorber dibuat bersekat-sekat sehingga kontak


antara fluida dengan absorber lebih lama.
2.4.2 Keseimbangan Energi Pada Kolektor
Keseimbangan energi pada kolektor ditentukan berdasarkan persamaan
energi dimana energi yang masuk ke kolektor sama dengan energi yang
keluar dari kolektor seperti yang terlihat pada Gambar 2.7.
Qin = Quse + Qloss + U

[5]

Qin

= ( . ) . Ak . Eglob

Qloss

= k . A . (dT/dx)

(2.10)

[6]

(2.11)

[6]

(2.12)
66%
QUse
Konveksi

Transportmedium
7%

3%

Konveksi
Radiasi
16%
Radiasi

80%
Radiasi
Heat Exchanger
Absorber

Cover

Insulation

100%

Refleksi
Refleksi
8%

Konduksi

Konveksi

Radiasi
KOLEKTOR

Transportmedium

Gambar 2.7 Keseimbangan energi pada kolektor[3]

Kolektor dianalisis sebagai volume atur dan jika ditinjau dalam keadaan stedi,
maka U = 0, sehingga menjadi persamaan 2.13 [5]
Q in Q use Q loss

(2.13 )

Dari kesetimbangan energinya, maka effisiensi kolektor dapat ditentukan


dari besarnya energi yang digunakan dari kolektor terhadap energi global matahari
yang diterima dengan persamaan 2.14 [5]
Rizky Kurniawan (0810913129)

11

Tugas Akhir

Output
Input

Tinjauan Pustaka

Q use
Q in

(2.14)

Pengujian yang telah dilakukan oleh Sepriyanto,ST pada tahun 2005


menggunakan kolektor tanpa kaca film dengan spesifikasi kolektor dapat dilihat
pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Spesifikasi kolektor
Spesifikasi Kolektor

Nilai

Panjang kolektor

2.2 m

Lebar kolektor

0.9 m

Luas kolektor, Ak
Tranmisivitas kaca penutup kolektor,

1.98 m
0.90

Absorbsivitas absorber kolektor,

0.95

Laju aliran massa,

0.02 kg/s

Intensitas radiasi matahari, Eglobal

695.9098 W/m

Temperatur masuk kolektor, Tin

30.561 C

Temperatur keluar kolektor, Tout

39.597 C

Temperatur rata-rata fluida, Tb

35.079 C

Temperatur absorber, Tabs

88.68 C

Temperatur lingkungan, Tamb

30 C

Panas spesifik, Cp

4.179.237 j/kgC

Panas yang digunakan, Quse

755.29

Panas masuk kolektir, Qin

1.178.106

Dari data-data di atas yang telah diolah maka diperoleh efisiensi maksimum
yang didapatkan kolektor sebesar 64,11 % [8].
2.5 Panas yang Dimanfaatkan Oleh Kolektor
Dilihat dari kesetimbangan energi, energi yang berguna pada kolektor
adalah besar energi yang diterima absorber dikurangi dengan kerugian panas
kelingkungan dengan persamaan 2.15 dan persamaan 2.16[5]:
Q use Q Q

( 2.15 )

in

Q use

. A k . . . k eff

Rizky Kurniawan (0810913129)

.m

.Ak (T Ta)

( 2.16 )

in

12

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

Panas yang diserap kolektor dipengaruhi oleh harga transmisivitas () kaca


penutup, harga absorsivitas () dari plat absorber, serta intensitas matahari yang
diterima kolektor.
Pengaruh

transmisivitas

transmittance absorbtance

dan

product

absorsivitas

seperti Gambar 2.7,

bahan

dengan

d adalah harga

reflektivitas dari kaca penutup. Dari proses tersebut maka transmittance


absorbtance product adalah persamaan 2.17[5]
N

( 2.17 )

..

[ 1

1 1

Besar harga transmisivitas, absorbsivitas dan refleksivitas dari suatu kaca


penutup dipengaruhi oleh sudut jatuh () dari intensitas radiasi matahari
(Eglob). Sudut jatuh radiasi matahari ke kaca penutup diasumsikan pada sudut 90o
(tegak lurus kolektor), dari tabel harga = 0,85 dan harga d = 0,09. Harga
absorbsivitas plat absorber = 0,95 dan harga emitance = 0,89
Panas yang diserap kolektor (Qin) dengan persamaan 2.18[5]
Q in

( 2.18 )

E glob . A k
. .

Besarnya energi yang dipindahkan kefluida kerja (air) diamana hasil


perkalian antara laju aliran massa, m (kg/m) dengan panas spesifik, Cp
(J/kgC) dan perbedaan temperatur Tin

dan Tout, T (C) pada kolektor

dinyatakan dengan persamaan 2.19[5]


.

Q use

( 2.19 )

m .c p .
T

2.6 Kerugian Panas Kolektor Ke Lingkungan


Kerugian panas dari kolektor kelingkungan terjadi tiga daerah yaitu bagian
atas kolektor, bagian bawah dan bagian samping. Total kerugian panas
secara keseluruhan kelingkungan ditinjau dari keseimbangan energinya, yaitu
persamaan
2.20[5]
Q

loss

Q in Q

use

( 2.20 )

Rizky Kurniawan (0810913129)

13

Tugas Akhir

Tinjauan Pustaka

Besar kerugian panas ke sisi bawah, samping dan atas kolektor dapat
dihitung dari harga koefisien perpindahan panas dari sisi-sisi tersebut.

Rizky Kurniawan (0810913129)

14

BAB III
METODOLOGI
3.1

Diagram Alir Penelitian


Penelitian dilakukan dengan alur atau langkah-langkah sesuai seperti pada

Gambar 3.1
Start
Studi Literatur

Perancangan Kolektor Plat Datar

Pembuatan Kolektor Plat Datar


Pemasangan Cover
dengan Kaca Film

Pemasangan Cover
Tanpa Kaca Film

Persiapan Pengambilan
Data

Mengatur Debit Aliran Fluida dengan


Bukaan (1, , )
Tidak
Temperatur
Fluida Diperoleh

Ya
Perhitungan, Pembuatan Grafik dan Analisa Data
End
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Tugas Akhir

Metodologi

3.2 Skema Alat


Gambaran skematik peralatan pengujian pada tugas akhir ini adalah seperti
pada Gambar 3.2 di bawah ini.

1
2
3

Gambar 3.2 Skema Alat

Keterangan:
1. Tanki air (Reservoir)
2. Tanki penyimpan air panas (Heat Storage)
3. Pemanas air kolektor plat datar (Solar Water Heater)
3.3

Persiapan Alat dan Bahan


Pada bagian ini menjelaskan tentang peralatan dan bahan-bahan yang

dibutuhkan selama penelitian.


3.3.1 Persiapan Alat
Pemanas air kolektor plat datar dirancang dengan kemiringan rata-rata 15
sehingga arah radiasi matahari langsung berada tegak lurus terhadap bidang
tangkap kolektor ( Dimana sudut bidang tangkap kolektor, = sudut
deklinasi matahari, ). Selain itu berfungsi untuk pemanfaatan efek thermosiphon
sehingga terjadi proses sirkulasi alamiah dimana fluida yang mengalami
pemanasan akan
Rizky Kurniawan (0810913129)

16

Tugas Akhir

Metodologi

berada di atas dan fluida yang bertemperatur lebih rendah berada di bawah,
dikarenakan berat jenis air panas lebih ringan dari pada fluida dingin.
Kolektor sebagai alat konversi energi radiasi matahari ke energi termal,
mempunyai komponenkomponen dasar yang akan menentukan kemampuan
konversi energi dari kolektor itu sendiri.
Perancangan dan pembuatan kolektor yang dibahas dalam tugas akhir
ini meliputi perencanaan, dan pembuatan dari komponenkomponen dasar
sebuah kolektor yaitu :
1. Penutup kolektor
2. Kaca film
3. Pipa pengalir satu laluan
4. Plat absorber
5. Isolasi
Komponen utama kolektor surya plat datar yang akan dibuat terdiri dari 5
komponen utama dapat dilihat pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1 Komponen utama dan spesifikasi kolektor surya plat datar
No

Bagian

Penutup
kolektor

Kaca Film

Pipa pengalir
satu laluan

Pelat
Absorber

Isolasi

Bahan
Kaca

Keterangan
Jenis kaca: crystal glass dengan
transmisivitas () = 0,90

Plastik

Jenis kaca film: Merek Perfect guard


dengan spesifikasi : Black Titanium 40
VLT: 42%, UV Blocked: 99% , TSER:
42%, IR Rejected: 35%
Diameter 0.1 m, panjang 8 m, tebal 0.01
m dan konduktivitas termal (k) = 204
W/m C

Aluminium

Aluminium

Tebal 0.3 mm, konduktivitas termal (k)


= 204 W/m C dan absorbsivitas () =
0.95

Papan MDF

Tebal 5 cm dan konduktifitas termal (k)


= 0,048 W/m C

Dalam perencanaan dan pembuatan ini beberapa pertimbangan yang


perlu diperhatikan antara lain :
Rizky Kurniawan (0810913129)

17

Tugas Akhir

Metodologi

1. Komponen komponen dasar yang digunakan mudah diperoleh dipasaran.


2. Mudah dalam proses pembuatan,pembentukan dan perawatannya.
3. Absorber bisa di buka, sehingga cover atas/ kaca penutup harus bisa dibuka
atau ditutup dengan mudah.
4. Kebocoran yang terjadi diusahakan sekecil mungkin, sehingga
dapat mendekati efisiensi yang optimal.
3.3.2 Desain Konstruksi
Perancangan

kolektor

ini

meliputi

perencanaan

komponen

komponen dasar serta pemilihan bahan yang dibutuhkan sesuai dimensi


kolektor seperti terlihat pada Gambar 3.3.
Dimensi kolektor surya:
Panjang kolektor

: 1,22 m

Lebar kolektor

: 0.64 m

Luas kolektor

: 0.78 m2

Gambar 3.3 Bagianbagian dari rancangan kolektor

Keterangan gambar :
1. Kaca penutup
2. Kaca film
3. Pipa pengalir satu laluan
Rizky Kurniawan (0810913129)

18

Tugas Akhir

Metodologi

4. Absorber
5. Isolasi bagian samping
6. Isolasi bagian bawah
7. Rangka kolektor
8. Lapisan isolasi diluar rangka dari gabus
9. Cover luar dari seng
3.3.3 Perancangan Bagian-Bagian Utama Kolektor
1) Pemilihan kaca penutup
Merupakan penutup kolektor yang terbuat dari bahan transparan yang
bertujuan untuk menghindari sebesar mungkin kerugian panas yang hilang
ke lingkungan

baik

secara

konveksi

maupun

radiasi

serta

berfungsi

meneruskan radiasi matahari ke pelat absorber.


Adapun pemilihan kaca penutup yang dianjurkan harus memiliki sifat-sifat
antara lain :
Nilai transmisivitas yang besar ( )
Nilai absorbsivitas ( ) dan refleksivitas (
)

kecil

Tahan temperatur tinggi dan cukup kuat


Pada kolektor ini kaca penutup yang digunakan dengan tebal 5 mm dengan
nilai transmisivitas ( ) sebesar 0,95.
2) Kaca film
Pada perancangan ini digunakan kaca film yang memiliki nilai persentase
penolakan panas atau TSER (Total Solar Energy Rejection) yang besar selain itu
juga

memiliki

nilai

persentase

transmisi

atau

VLT

(Visible

Light

Transmission) yang besar karena merupakan besarnya cahaya yang melewati kaca
film sehingga cahaya
optimal.

UV

masuk

kolektor

surya

diteruskan

secara

Blocked merupakan kemampuan kaca film untuk menolak

cahaya ultraviolet bersifat merusak sehingga cat


tidak

bisa

memudar

sedangkan

absorber

yang

terkena

IR Rejected kemampuan kaca film untuk

menolak radiasi matahari maka dari itu digunakan IR Rejected dengan


persentase yang kecil karena radiasi matahari sangat mempengaruhi kinerja
dari kolektor[9].
Rizky Kurniawan (0810913129)

19

Tugas Akhir

Metodologi

Dari pruduk yang ada dipasaran dengan spesifikasi yang optimal


untuk kolektor maka kaca film yang digunakan dengan merek Perfect guard tipe
Black Titanium 40 VLT: 42%, UV Blocked: 99% , TSER: 42%, IR
Rejected: 35%. Pemasangan kaca film ditempatkan dibawah kaca penutup yang
bertujuan untuk menghindari
kemungkinan

panas

matahari

langsung

dan

mengurangi

terjadinya kerusakan pada kaca film akibat lingkungan. (

Lampiran B2 ).
3) Perancanaan pipa pengalir satu laluan
Pipa pengalir berfungsi untuk mentransferkan energi termal yang diterima
kolektor ke fluida kerja. Disini pipa pengalir yang digunakan adalah
pipa aluminium satu laluan diameter 10 mm dengan tebal 1 mm serta panjang pipa
8 m dan konduktifitas (k) 204 W/mC[11]. Karena pipa pengalir hanya satu laluan
maka lintasan yang dilalui fluida lebih panjang, sehingga kontak antara fluida
dengan pipa satu laluan lebih lama dibandingkan dengan pipa banyak laluan
(multi way). Dari hal tersebut diharapkan temperatur keluar (Tout) dari fluida lebih
tinggi.
4) Plat absorber
Absorber merupakan komponen yang berfungsi untuk menyerap
energi termal yang di terima kolektor untuk memanaskan fluida kerja yang
dilewatkan. Absorber yang digunakan harus memiliki nilai absorbsivitas
dan
konduktivitas
termal yang besar (k ) serta tahan korosi.
Untuk meningkatkan nilai absorbsivitas yang besar plat absorber
perlu dilapisi dengan cat hitam pudar/buram sehingga memiliki reflektifitas yang
kecil. Pada perancangan ini digunakan pelat aluminium yang memiliki
konduktifitas (k)
204 W/mC[11] dan dilapisi dengan cat sehingga pelat absorber akan
memiliki absorbsivitas () sebesar 0,9.
5) Pemilihan isolasi
Bahan isolasi yang digunakan sebaiknya

memiliki konduktivitas

termal bahan rendah yang berfungsi untuk mengurangi energi termal yang hilang
secara konduksi.

Selain

cukup, praktis

itu

memiliki

tebal

isolasi

yang

dalam

penggunaannya, tersedia di pasaran, tahan temperatur tinggi (

100

lama. Adapun Bahan-bahan isolasi yang di gunakan yaitu :

Rizky Kurniawan (0810913129)

C ) dan tahan

20

Tugas Akhir

Metodologi

Papan MDF (Medium Density Fibreboard) merupakan papan


serat fiber yang memiliki permukaan yang rata, halus, seragam,
padat, dan bebas dari knot dan pola butir. Papan MDF dibuat
serat fiber yang

dimasukkan

ke

dalam

semacam

tempat

penampungan dan dicampur dengan lem (glue) dan lilin (wax)


kemudian di aduk hingga rata dan di masukkan ke dalam
semacam cetakan[10],

0, 048 W m 0.
dengan tebal 5 cm dan konduktivitas termal ( k ) C
[11]

Gabus yang digunakan memiliki ketebalan 5 mm dengan nilai


0, 043 W m 0. C [11].
konduktivitas termal ( k ) sebesar
Papan triplek digunakan untuk menambah isolasi dengan tebal
5 mm memiliki konduktivitas termal ( k ) sebesar 0, 059 W m 0. C [11].
Susunan isolasi yang terletak di dalam rangka kolektor seperti terlihat pada
Gambar 3.4. Untuk memperkokoh dudukan isolasi di dalam rangka, isolasi
bagian bawah dihubungkan dengan baut dengan rangka bagian bawah, sesuai
dengan jumlah lubang baut yang terdapat pada bagian bawah rangka.

Gambar 3.4 Susunan isolasi

Keterangan gambar :
1. Penutup Kolektor
2. Kayu
3. Gabus
4. Cover luar dari Seng
5. Absorber
6. Triplek
7. Papan MDF
Rizky Kurniawan (0810913129)

21

Tugas Akhir

Metodologi

3.3.4 Alat-alat Ukur yang Digunakan


1. Solarimeter
Alat ukur yang ini digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari
(Eglob). Prinsip kerja solarimeter menerima radiasi yang terdeteksi melalui
suatu detektor, kemudian diolah sehingga menimbulkan signal dalam bentuk
arus atau tegangan. Alat ukur intensitas radiasi matahari yang digunakan
adalah Haeni Pyranometer 118 SN 10158 sebagai standar kalibrasi dengan
konstanta kalibrasi sebesar 12,14 x 103 V-1Wm-2 (1 mV 12,14 W/m2)
seperti yang terlihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Haenni Pyranometer 118 SN 10158

2. Termokopel
Termokopel

adalah

sensor

dengan

prinsip

sederhana

dalam

pengukuran temperatur yang memanfaatkan efek termoelektrik. Rangkaian


sederhana dari prinsip termokopel ini adalah timbulnya beda tegangan antara
kedua ujung kawat yang berbeda material akibat ujungnya yang disatukan
dikenai oleh temperatur yang akan diukur.
Termokopel

yang

digunakan

bertipe

(Cu-CuNi),

dapat

mengukur temperatur antara -50 C sampai dengan 400 C. termokopel ini


digunakan untuk mengukur temperatur pada sirip di kolektor parabolik serta pada
temperatur keluar kolektor seperti yang terlihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Termokopel Cu-CuNi

Rizky Kurniawan (0810913129)

22

Tugas Akhir

Metodologi

3. Termokontrol
Merupakan alat ukur untuk membaca signal yang dihasilkan oleh
termokopel berupa temperatur yang diukur dari kolektor, sehingga terlihatlah
angka

yang

menunjukkan

temperatur

hasil

pengukuran.

Merek

yang

digunakan adalah Krisbow yang mampu membaca suhu dari 01200 C seperti
yang terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Termokontrol

4. Multimeter Digital
Multimeter digunakan untuk membaca nilai yang dihasilkan dari alat ukur
intensitas radiasi matahari berupa tegangan atau arus yang diperoleh seperti yang
terlihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Multimeter Digital

3.4 Parameter-Parameter yang Diukur


Adapun posisi yang dikur pada pengujian pemanas air tenaga surya
kolektor plat datar seperti pada Gambar 3.9.

Rizky Kurniawan (0810913129)

23

Tugas Akhir

Metodologi
c
e

a
Gambar 3.9 Parameter yang diukur pada kolektor

Keterangan:
a. Temperatur air masuk kolektor (Tin)
b. Temperatur air keluar kolektor (Tout)
c. Temperatur lingkungan (Tamb)
d. Temperatur absorber (T1, T2, dan T3)
e. Intensitas matahari (Eglob)
3.5 Prosedur Pengujian
Adapun prosedur percobaan, baik menggunakan cover dengan kaca
film maupun tanpa kaca film adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan intalasi pengujian, yaitu kolektor plat datar, sumber air,
termokopel, termokontrol, solarimeter, multimeter digital, dan stopwatch.
2. Pasang perangkat pengujian dan alat ukur pada masing-masing titik uji pada
kolektor dan solarimeter.
3. Alirkan air kedalam kolektor dengan 3 bukaan yaitu bukan 1, bukaan dan
dalam selang waktu 10 menit untuk penutup kolektor dengan dan
tanpa kaca film.
4. Lakukan pencataan data pengujian.
Rizky Kurniawan (0810913129)

24

Tugas Akhir

Metodologi

5. Hitung efisiensi kolektor dengan rumus yang ada dengan


memasukan parameter-parameter yang didapat dari pengujian.
6. Lakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil yang didapat dari pengujian
dan perhitungan.
3.6 Penentuan Efisiensi Kolektor
3.6.1 Tabel hasil pengujian
Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian yang di peroleh dari pemanas
air kolektor surya plat datar :
A. Kolektor plat datar dengan penambahan kaca film
Tabel 3.2 Bukaan 1
No

E
hyni

1
2
3
4
5

64,7
64,8
64,2
64,1
64,9

Waktu
(menit)

Tling
(C)

Tin
(C)

Tout
(C)

Tabs1
(C)

Tabs2
(C)

Tabs3
(C)

2
4
6
8
10

32
32
32
32
32

28,1
28,1
28,1
28,1
28,1

38,7
38,7
38,8
39,1
39,1

42
43
45
41
44

42
44
41
43
42

39
41
41
42
41

Waktu
(menit)

Tling
(C)

Tin
(C)

Tout
(C)

Tabs1
(C)

Tabs2
(C)

Tabs3
(C)

2
4
6
8
10

32
32
32
32
32

28,4
28,4
28,4
28,4
28,4

43,2
42,8
42,5
42,5
42,9

42
42
43
42
42

46
46
45
45
40

40
43
42
42
41

Waktu
(menit)

Tling
(C)

Tin
(C)

Tout
(C)

Tabs1
(C)

Tabs2
(C)

Tabs3
(C)

2
4
6
8
10

32
32
32
32
32

28,4
28,4
28,4
28,4
28,4

48,1
48,1
48,4
48,5
48,4

42
42
43
43
42

43
43
44
44
43

44
44
45
44
43

Tabel 3.3 Bukaan


No

E
hyni

1
2
3
4
5

64,6
64,6
64,5
64,9
64,9

Tabel 3.4 Bukaan


No

E
hyni

1
2
3
4
5

64,6
64,6
64,5
64,2
64,1

Rizky Kurniawan (0810913129)

Volume
(l)

3,42

Volume
(l)

2,31

Volume
(l)

1,45

25

Tugas Akhir

Metodologi

B. Kelektor plat datar tanpa penambahan kaca film


Tabel 3.5 Bukaan 1
No

E
hyni

1
2
3
4
5

64,1
64,3
64,4
64,5
64,9

Waktu
(menit)

T ling
(C)

Tin
(C)

Tout
(C)

Tabs1
(C)

Tabs2
(C)

Tabs3
(C)

2
4
6
8
10

32
32
32
32
32

28,2
28,2
28,2
28,2
28,2

42,5
42,8
42,9
42,8
42,9

52
52
52
52
52

54
54
53
54
53

52
52
52
52
52

Waktu
(menit)

T ling
(C)

T in
(C)

Tout
(C)

Tabs1
(C)

Tabs2
(C)

Tabs3
(C)

2
4
6
8
10

32
32
32
32
32

28,4
28,4
28,4
28,4
28,4

48,2
48,1
48,3
48,2
48,4

56
56
56
55
56

53
52
52
53
52

52
52
52
52
51

Waktu
(menit)

Tling
(C)

Tin
(C)

Tout
(C)

Tabs1
(C)

Tabs2
(C)

Tabs3
(C)

2
4
6
8
10

32
32
32
32
32

28,5
28,5
28,5
28,5
28,5

54,4
54,4
54,2
54,3
54,3

54
54
54
53
54

53
53
54
53
54

53
52
53
52
53

Tabel 3.6 Bukaan


No

E
hyni

1
2
3
4
5

64,2
64,1
64,4
64,2
64,5

Tabel 3.7 Bukaan


No

E
hyni

1
2
3
4
5

64,3
64,4
60,4
64,6
64,5

Volume
(l)

3,75

Volume
(l)

2,55

Volume
(l)

1,74

3.6.2 Perhitungan efisiensi


Perhitungan efisiensi kolektor dapat di peroleh menggunakan
persaman- persamaan berikut:

Data-data yang dibutuhkan :


Luas kolektor, Ak

= 1.22 m x 0.66 m
= 0.78 m2

Transmisivitas kaca kolektor,

= 0.95

Absorbsivitas absorber,

= 0.9

Intensitas matahari, Eglob

= 64,7 x 12,14 W/m2


= 785,46 W/m2

Temperatur lingkungan, Tlingk.


Rizky Kurniawan (0810913129)

= 32 oC
26

Tugas Akhir

Metodologi

Temperatur masuk kolektor, Tin

= 28,1 oC

Temperatur keluar kolektor, Tout

= 38,5 oC

Sifat air dievaluasi pada persamaan 3.1


out T

Tb T

(3.1)

Tb

in

28,1 38, 7
2

33,

40 C

Maka dari tabel sifat air pada lampiran B1 diperoleh :


T ( oC )

Cp ( J/kg.oC )

20

4181,8

Tb

Cp

40

4178,4

Sehingga dengan interpolasi linier diperoleh :


Cp = 4179,52 J/kg.oC
Sedangkan untuk menghitung laju aliran masa (m) digunakan persamaan
3.2 :
(3.2)

mQ

Diketahui :
Volume air (V)

= 3,42 liter = 3,42 dm3 = 0,00342 m3

Waktu total (t)

= 600 s

Massa jenis air( air) = 1000 kg/m3


Sehingga:
.
m V
t

Rizky Kurniawan (0810913129)

27

Tugas Akhir

Metodologi

3
0, 00342m
m 1200s
.

1000kg / m3

m 0, 00570kg / s
Energi yang dimanfaatkan kolektor (Quse) menggunakan persamaan 2.19 :
.

m .C p .(
outT

use

T )

in

0, 00570kg /
.4179,s
252, 527Watt

52J / kg oC.(38, 7 28,1) oC

Energi yang masuk ke kolektor (Qin) digunakan persamaan 2.18 :


Eglob . kA ..
in

Q 785, 46watt / m2 .0.78m2 .0, 9.0, 95


523, 822Watt

Sehingga,
Untuk menghitung efisiensi kolektor yang diperoleh menggunakan
persamaan 2.14 :
100x%

use

Q
in

252, 527 Watt


523, 822Watt 100x

48, 21%
Untuk hasil perhitungan data untuk masing-masing pemanas air
kolektor surya plat datar dapat dilihat pada lampiran A

Rizky Kurniawan (0810913129)

28

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pengujian dilakukan terhadap pemanas air surya kolektor plat datar dengan
penambahan kaca film dan tanpa penambahan kaca film pada penutup
kolektor dengan intensitas radiasi matahari yang diperoleh dari pengujian
adalah dalam milivolt dengan pembaca alat ukur multimeter, kemudian
dikonversikan dengan konstanta kalibrasi pada alat ukur intensitas sebesar 12,14
x 103V-1Wm2 (1mV =
12,14 W/m2) sehingga diperoleh intensitas radiasi matahari berkisar antara 778,17
W/m2 787,89 W/m2. Sedangkan untuk temperatur masuk (Tin), temperatur
keluar (Tout), temperatur lingkungan (Tamb) dan temperatur absorber (Tabs)
dari pengujian menggunakan alat ukur temperatur yaitu termokontrol. Pada
pemanas air surya kolektor plat datar ini fluida kerja dialirkan masuk ke kolektor
dari tanki air (reservoir) dengan mengatur bukaan pada katup yaitu bukaan 1,
dan yang nantinya diubah menjadi energi termal melalui pipa laluan dalam
kolektor yang akan menuju tanki penyimpan air panas (heat storage) seperti
terlihat pada Gambar 4.1

(a)

(b)

Gambar 4.1 : (a) Kolektor dengan penambahan kaca film.


(b) Kolektor tanpa kaca film.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil berupa


data-data (lampiran A) yang akan diolah dan dibahas dalam bagian ini. Berikut
adalah uraian lengkap mengenai hasil penelitian.

Tugas Akhir

Hasil dan Pembahasan

4.2 Pengaruh Waktu Terhadap Temperatur


Setelah

dilakukan

pengujian

terhadap

kinerja

kolektor

maka

didapat hubungan antara pengaruh waktu dengan temperatur masuk dan


temperatur keluaran fluida yang dihasilkan. Adapun hasil yang diperoleh dapat
dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3
50

40
(Tout) Bukaan 1
30

(T out) Bukaan
(Tout) Bukaan

20

(Tin) Bukaan 1
(Tin) Bukaan
(Tin) Bukaan

10
0
0

6
8
Waktu
(menit)

10

12

Gambar 4.2 :Pengaruh waktu terhadap temperatur pada kolektor dengan penambahan kaca film
60
50
40

(Tout) Bukaan 1
(Tout) Bukaan

30

(Tout) Bukaan
(Tin) Bukaan 1

20

(Tin) Bukaan
(Tin) Bukaan

10
0
0

6
8
Waktu
(menit)

10

12

Gambar 4.3: Pengaruh waktu terhadap temperatur pada kolektor tanpa kaca film

Rizky Kurniawan (0810913129)

31

Tugas Akhir

Hasil dan Pembahasan

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat untuk kolektor dengan penambahan


kaca film

terhadap

temperatur

masing-masing bukaan
masuk

(Tin)

antara

dan temperatur keluar (Tout)

terhadap waktu pengujian selama 10 menit dapat dilihat temperatur keluaran


kolektor yang paling tinggi terjadi pada bukaan degan rata- rata temperatur
48,3 C dengan temperatur masuk kolektor rata-rata 28,4 C dengan
perbedaan temperatur 19,9 C. Hal ini dikarenakan bukaan membuat
aliran air dalam kolektor melambat sehingga waktu untuk memanaskan air dalam
kolektor

lebih

lama

dibandingkan

bukaan

dan

bukaan

yang

membutuhkan waktu lebih sedikit. Pada bukaan 1 memperoleh Tout rata-rata 38,9
C dan Tin rata- rata 28,1 C dengan perbedaan temperatur 10,8 C serta bukaan
untuk Tout rata- rata 42,8 C dan Tin rata-rata 28,4 C dengan selisih temperatur
14,4 C. Dapat dilihat untuk bukaan 1 dan bukaan memiliki selisih temperatur
yang dihasilkan cukup besar dibandingkan bukaan dan selain itu Tout yang
konstan juga terjadi pada bukaan .
Sama halnya dengan kolektor dengan penambahan kaca film pada Gambar
4.3 untuk kolektor tanpa penambahan kaca film untuk masing-masing
bukaan antara Tin dan Tout pada waktu pengujian yang sama selama 10 menit
dapat dilihat temperatur keluar yang paling tinggi terjadi pada bukaan dengan
Tout rata-rata
54,3 C dari Tin berkisar rata-rata 28,5 C dengan perbedaan temperatur 25,8 C.
Hal ini disebabkan selain waktu yang dibutuhkan untuk mengalir memanaskan air
dalam kolektor yang lambat juga dipengaruhi penutup kolektor yang
tidak menggunakan kaca film dimana radiasi yang menuju penutup kolektor
lebih banyak ditransmisikan kedalam kolektor jika dibandingkan dengan
penambahan kaca film. Pada bukaan 1 diperoleh Tout rata-rata 42,8 C dan Tin
rata-rata 28,2 C dengan perbedaan temperatur 14,6 C serta bukaan Tout
berkisaran rata-rata
48,2 C dan Tin rata-rata 28,4 C dengan selisih temperatur 19,8 C. Hasil
temperatur untuk bukaan 1 dan yang diperoleh juga berbeda antara
kolektor dengan penambahan kaca film dengan kolektor tanpa penambahan
kaca film dengan selisih 3,8 C untuk bukaan 1 dan 5,6 C untuk bukaan .
Pada Gambar 4.4 berikut dapat dilihat dengan jelas perubahan temperatur
yang signifikan terjadi pada bukaan pada kolektor antara penambahan kaca film
dengan tanpa kaca film memiliki perbedaan temperatur 5,9 C. Dimana

pada
Rizky Kurniawan (0810913129)

32

Tugas Akhir

Hasil dan Pembahasan

menit masing-masing dua model uji penutup kolektor dari menit ke-2
sampai menit ke-10 tidak terlihat perbedaan temperatur yang signifikan
hanya berkisar
0,01C-0,04C hal ini dikarenakan intensitas radiasi matahari (Eglob) yang
juga tidak begitu berbeda hanya berkisar 778,17 W/m2-784,24 W/m2. Sedangkan
untuk bukaan

dan

juga

perubahan temperatur

mengalami perbedaan

baik penambahan kaca film maupun

tanpa kaca film namun perbedaan temperatur yang signifikan terjadi hanya pada
bukaan seperti yang terlihat pada Gambar 4.4.
30,0
25,0
20,0
15,0
10,0
5,0
0,
0 0

12

Waktu (menit)

Penambahan

kaca film ()

Tanpa kaca film


()

Gambar 4.4: Perbandinganperubahan temperatur antara kolektor dengan penambahan kaca


film dan tanpa kaca film terhadap waktu.

Dari grafik-grafik diatas yang diperoleh dapat disimpulkan dengan


penambahan kaca film pada kaca penutup kolektor dapat mengurangi kinerja dari
kolektor tersebut. Hal ini dapat dilihat dari selisih temperatur fluida air keluaran
kolektor baik itu penambahan kaca film maupun tanpa penambahan kaca
film dengan perbedaan yang cukup signifikan.
4.3 Debit Aliran Pada Kolektor
Adapun debit aliran air panas yang dihasilkan oleh kolektor plat datar yang
menggunakan penambahan

kaca film maupun

tanpa penambahan

kaca

film selama selang waktu 10 menit dengan masing-masing bukaan 1,


dan diperoleh debit aliran air panas dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Rizky Kurniawan (0810913129)

33

Tugas Akhir

Hasil dan Pembahasan

0,00700
0,00600
0,00500
0,00400
0,00300
0,00200
0,00100
0,00000
De
D

b
i
t
t
a
n
p
a
k
a
c
a
f
i
l
m

Bukaan
0,0057
1
0
0,0062
bukaan
5
1/2
0,0038
Bukaan
5
1/4
0,0042
5
0,0024
2
0,0029
0

Gamb
ar 4.5:
Debit
aliran
pada
kolekt
or

Pada
Gambar 4.5
dapat
dilihat
perbedaan
debit aliran
air panas
yang paling

banyak
terdapat pada
kolektor
dengan
penambahan
kaca film
dengan
bukaan 1
air
kol
mpanas
ekt
e0,00570 or
nliter/deti tan
gk
pa
hsedangka
an
s
i
l
k
a
n
d
e
b
i
t
penambahan
kaca film
menghasilka
n debit air
panas
0,00625
liter/detik.
Begitu
dan ka
jpada
ca
ukolektor fil
gdengan
m
apenambah
an
u
n
t
u
k
b
u
k
a
a
n
m
e
n
g
h
a
s
i

lka ma
n sin
deb git ma
sin
g
se
be
sar

0,0038
5
liter/det
ik

dan
0,0
029
0

liter/detik lebih
sedikit dari pada
kolektor tanpa
penambahan kaca
film 0,00425
dan
.
lit 0,00290
Hal
er/ liter/detik ini
det untuk
ik bukaan
un
tu
k
bu
ka
an
di
ka
re
na
ka
n
ti
n
g
gi
n
ya

temperatu
r
keluar
air
panas
pada

kole
ktor
tanp
a

yang terjadi air


pe karena efek ya
na thermosiphon ng
m dimana
ba
ha
n
ka
ca
fil
m
akan berada
m di atas dan
en air yang
ga bertemperatur
la
m
i
pe
m
an
as
an

le
b
i
h

rendah berada di
bawah,
dikarenakan berat
jenis air panas
lebih ringan dari

pada
air dingin.
4.4
Pengaruh
Laju Aliran
Massa
Terhadap
Efisiensi
Kolektor
Adap
un
hubu
ngan
penga
ruh
laju
aliran
massa
terha
dap
efisie
nsi
kolek
tor
dengan
penambahan
kaca film dan
tanpa
penambahan
kaca film
dapat dilihat
pada
Gambar 4.6
dan Gambar
4.7.

Rizky
Kurniawan
(0810913129
)
34

Tugas Akhir

Hasil dan Pembahasan


60,00
50,00
40,00
3
0
2
0

10,00
0,00
0,000
00
0,001
00
0,002
00
0,003
00
0,004
00
0,005
00
0,006
00
Laju
aliran
massa
(kg/s)
Gambar 4.6:
Hubungan laju aliran
massa terhadap
efisiensi kolektor
dengan penambahan
kaca
film
80,00
70,00
60,00
5
0
4
0
3
0

2
0

B
u

B
u
B
u
10,0
0
0,00
0,0020
0,00000
0
0,0040
0
0,0060
0
0,0080
Laj
u
alir
an
ma
ssa
(kg
/s)
Gambar 4.7:
Hubungan laju
aliran massa
terhadap
efisiensi
kolektor tanpa
kaca film

Gambar b
4.6 dan a
Grafik
Gambar h
pada
4.7 ini
w
menunjuka a
n
peningkatan
laju aliran
massa
diiringi
dengan
peningkatan
efisiensi.
Pada grafik
ganpe
u
na
n
m
t
ba
u
ha
k
n
ka
k
ca
o
fil
l
m
e
m
k
e
t
mi
o
lik
r
i
efi
d
sie
e
ns
n
i

lebih kecil
dibandingkan
kolektor tanpa
kaca film pada
setiap bukaan.
Adanya
penambahan
kaca film sangat
mempengaruhi
kinerja kolektor
terlihat pada
bukaan 1 dengan
Rizky Kurniawan
(0810913129)
35

Tugas Akhir

Hasil dan Pembahasan

laju aliran massa rata-rata 0,00570 kg/s dengan efisiensi rata-rata 49,15 %
dibandingkan tanpa kaca film dengan laju aliran massa rata-rata 0,00625
kg/s memiliki efisiensi rata-rata 72,99 %, selain itu pengaruh intensitas
radiasi matahari (Eglob) juga mempengaruhi laju aliran massa.
Sama halnya untuk bukaan dan laju aliran massa serta efisiensi
kolektor lebih besar juga terjadi pada kolektor tanpa kaca film dengan laju aliran
massa masing-masing 0,00425 kg/s dan 0,00290 kg/s memiliki efisiensi 67,70 %
dan 60,76 %. Sedangkan untuk kolektor penambahan kaca film dengan laju aliran
massa 0,00385 % dan 0,00242 % memiliki efisiensi 44,17 kg/s dan 38,54 %. Pada
grafik dapat dilihat Secara menyeluruh peningkatan laju aliran massa disertai
peningkatan efisiensi kolektor tersebut baik penggunaan kaca film maupun tanpa
kaca film bergerak mendekati grafik linear.
Oleh karena itu, perbedaan temperatur antara masuk dan temperatur keluar
kolektor mempengaruhi energi yang dimanfaatkan kolektor (Quse). Semakin besar
beda

temperatur

mengakibatkan

semakin

besar

pula

nilai

Quse

yang

diperoleh, begitu juga sebaliknya. Sedangkan untuk intensitas radiasi matahari


yang semakin besar menyebabkan energi yang masuk ke kolektor (Qin) juga
semakin besar dan sebaliknya. Kedua hal inilah yang nantinya mempengaruhi
nilai efisiensi (), karena perbandingan antara energi yang dimanfaatkan
kolektor dengan energi yang masuk ke kolektor akan mempengaruhi nilai dari
efisiensi kolektor tersebut.
Pada grafik berikut dapat dilihat dengan jelas perbedaan efisiensi kolektor
antara penambahan kaca film dengan tanpa kaca film dapat diperoleh
efisiensi kolektor plat datar seperti pada Gambar 4.8.

Rizky Kurniawan (0810913129)

36

Tugas Akhir

Hasil dan Pembahasan

80,00
70,00
60,00
50,
00

Efisiensi
kolektor
penambah
an kaca film

40,
00

Efisiensi
kolektor
tanpa kaca
film

30,
00
20,
00
10,00
0,00
0

Bukaan

Gambar 4.8: Perbandingan efisiensi kolektor

Rizky Kurniawan (0810913129)

37

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengambilan data, uji kinerja pemanas air tenaga surya
kolektor plat datar dengan penambahan kaca film serta analisa terhadap
hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Telah dibuat pemanas air tenaga surya kolektor plat datar dengan dan
tanpa kaca film dengan pengatur bukaan pada katup yaitu bukaan 1, dan .
Secara umum penambahan kaca film pada kaca penutup kolektor
sangat mempengaruhi kinerja kolektor dengan efisiensi rata-rata kolektor
bukaan 1,
, dan sebesar 49.15 %, 44.17 % dan 38.54 % dibandingkan tanpa kaca
film dengan efisiansi rata-rata 72.99 %, 67.70 % dan 60.76 %.
Selain kaca film faktor yang mempengaruhi efisiensi kolektor surya
dipengaruhi oleh tingkat intensitas radiasi matahari serta perbedaan Tin
dan Tout

pada kolektor serta peningkatan nilai laju aliran massa

berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi.

5.2 Saran
Hasil yang telah diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan literatur yang
ada. Namun demikian, untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan beberapa hal
sebagai berikut:
Untuk hasil yang lebih akurat, sebaiknya pengambilan data serta
pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program data.
Lakukan penelitian yang lebih lanjut untuk kaca yang bervariasi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

[1]

Srensen, Bent., Renewable Energy,Elsevier Academic Press, Third Edition,


London, 2004.

[2]

Aristomunnandar, Wiranto., Teknologi Rekaya Surya, PT. Pradya Paramita,


Jakarta, 1995.

[3]

Zainuudin, Dahnil., Solar Technik I, Universitas Andalas, Padang, 1988.

[4]

Zainuddin, Dahnil., Teknologi Energi Surya II, CV. Ferila, Padang, 2010.

[5]

Zainuddin, Dahnil., Solar technik II, Universitas Andalas, Padang, 1988.

[6]

Ozisik, M. N., dan Bayazitoglu.Y Element of Heat Transfer, McGraw-Hill,


Singapore, 1988.

[7]

Holman, J. P., Heat Transfer, McGraw-Hill, Intenational Edition, Amerika,


1976.

[8]

Sepryanto., Pembuatan dan Pengujian Pemanas Air Surya Menggunakan


Pipa Satu laluan dan Isolator, Universitas Andalas, Padang, 2005.

[9]

Kaca film., http://unggulpribadi.blogspot.com/2010/05/spesifikasi-penting


memilih-kaca-film.html17-07-13.

[10]

Papan MDF., http://www.indoho.com/news/cara-pembuatan-mdf/17-07-13.

[11]

Reynolds, William C dan Henry C. Parkins., Termodinamika Teknik Edisi


ke 5, Diterjemahkan oleh: Filino Harahap, Erlangga, Jakarta, 1996.

[12]

Kaca Film., http://www.perfectgard.com17-07-13

Lampiran A
Merupakan hasil pengolahan data seperti berikut:
Tabel Pengolahan Data Kolektor Surya dengan Penambahan Kaca Film
Panjang kolektor

: 1,22 m

Lebar kolektor

: 0.64 m

Luas kolektor

: 0.78 m2

Tranmisivitas kaca penutup kolektor = 0,90


Absorbsivitas Absorber Kolektor = 0,95
1. Bukaan (1)

No
1

2
3

Eglob
Waktu
Tling
Tin-Tling Tb
Debit

Tin
Cp

Tabs rata-rata

Tout

Qin

(Detik)
120 32

(C )
28,1

(C )
(C )
41,00 38,7

(C )
(C )
10,6 -3,9

786,672
252,527
779,388
33,45

240 32
524,632
360 32

28,1
48,13
28,1

42,67 38,7

10,6 -3,9

42,33 38,8

10,7 -3,9

480 32
518,964
600 32
525,441
28,1

28,1
50,50
28,1
49,87

42,00 39,1

11,0 -3,9

33,60

254,909
519,774
49,04
4179,49

42,33 39,1

11,0 -3,9

33,60

4179,49

778,174
262,054
5
787,886
262,054
Avg 783,52
49,15

2. Bukaan ()

38,9

10,8

(l/s)

Quse

(W/m2)
785,458
33,40

(C ) (C )

252,527
523,822
48,21
4179,52

417
9,52
33,40
3,
42

417
9,51

(J/kg (C ) (kg/s)

0,00
570

No

Eglob
Waktu
Tling
Tin-Tling Tb
Debit

Tin
Cp

Tabs rata-rata

Tout

(C )

(C )

(C ) (C )

(W/m2)

(Detik)

(C )

(C )

(C )

784,244
0,00385

120 32
238,126

28,4
42,67 43,2 14,8 -3,6
523,012
45,53

35,80

(l/s)
2,31

Quse

Qin

(J/kg (C ) (kg/s)
4179,11

2
3
4
5
Avg

784,244
231,692
783,03
226,866
787,886
226,866
787,886
233,300
785,5
44,17

240 32
523,012
360 32
522,203
480 32
525,441
600 32
525,441
28,4

28,4
44,30
28,4
43,44
28,4
43,18
28,4
44,40

43,67 42,8

14,4 -3,6

35,60

4179,15

43,33 42,5

14,1 -3,6

35,45

4179,17

43,00 42,5

14,1 -3,6

35,45

4179,17

41,00 42,9

14,5 -3,6

35,65

4179,14

42,8

14,4

3. Bukaan ()

No
1
2
3

4
5
Avg

Eglob
Waktu
Tling
Tin-Tling Tb
Debit

Tin
Cp

Tabs rata-rata

Tout

(l/s)

Quse

Qin

(W/m2)
784,244
38,25

(Detik)
120 32

(C )
28,4

(C )
(C )
43,00 48,1

(C )
(C )
19,7 -3,6

784,244
198,941
783,03
38,40

240 32
523,012
360 32

28,4
38,04
28,4

43,00 48,1

19,7 -3,6

44,00 48,4

20,0 -3,6

779,388
202,979
778,174
201,969
781,8
38,54

480 32
519,774
600 32
518,964
28,4

28,4
39,05
28,4
38,92

43,67 48,5

20,1 -3,6

38,45

201,969
522,203
38,68
4178,66

42,67 48,4

20,0 -3,6

38,40

4178,67

48,3

(C ) (C )

417
8,70

198,941
523,012
38,04
4178,70

38,25
1,
45

417
8,67

(J/kg (C ) (kg/s)

0,00
242

19,9

Tabel Pengolahan Data Kolektor Surya Tanpa Penambahan Kaca Film


1. Bukaan (1)

Eglob

No
1
2
3
4
5
Avg

Waktu
Tin-Tling Tb

Tling Tin
Debit

Tabs rata-rata
Cp

Tout T

(Detik)
120 32

(C )
28,2

(C )
(C )
52,67 42,5

(C )
(C )
14,3 -3,8

780,602
381,349
781,816
35,55

240 32
520,583
360 32

28,2
73,25
28,2

52,67 42,8

14,6 -3,8

52,33 42,9

14,7 -3,8

783,03
381,349
787,886
383,960
782,30
72,99

480 32
522,203
600 32
525,441
28,2

28,2
73,03
28,2
73,07

52,67 42,8

14,6 -3,8

35,50

383,960
521,393
73,64
4179,17

52,33 42,9

14,7 -3,8

35,55

4179,16

14,6

(l/s)

Qin

(W/m2)
778,174
35,35

42,8

(C ) (C )

Quse

417
9,19

373,515
518,964
71,97
4179,17

35,50
3,
75

417
9,16

(J/kg (C ) (kg/s)

0,00
625

2. Bukaan ()

No

Eglob
Waktu
Tling
Tin-Tling Tb
Debit
2

1
2
3
4
5
Avg

Tin
Cp

Tabs rata-rata

(C )
(C )
53,67 48,2

(C )
(C )
19,8 -3,6

Tout

778,174
349,861
781,816
38,35

240 32
518,964
360 32

28,4
53,33 48,1
67,415
28,4
53,33 48,3

19,7 -3,6

779,388
351,637
783,03
355,187
780,4
67,70

480 32
519,774
600 32
522,203
28,4

28,4
53,33 48,2
67,652
28,4
53,00 48,4
68,017
48,2
19,8

19,8 -3,6

38,30

353,412
521,393
67,782
4178,69

20,0 -3,6

38,40

4178,67

417
8,69

351,637
519,774
67,652
4178,70

38,25
2,
55

417
8,68

(kg/s)

0,00
425

Eglob
Waktu
Tling
Tin-Tling Tb
Debit

Tin
Cp

Tabs rata-rata

(C )

(W/m )

(Detik)

(C )

(C )

780,602
41,45

120 32

28,5

53,33 54,4

25,9 -3,5

781,816
313,821
733,256
41,35

240 32
521,393
360 32

28,5
53,00 54,4
60,189
28,5
53,67 54,2

25,9 -3,5

(C )
28,4

(l/s) (J/kg (C )

Qin

(Detik)
120 32

3. Bukaan ()

No

Quse

(W/m )
779,388
38,30

19,9 -3,6

(C ) (C )

(C )

(C )

25,7 -3,5

Tout

(C ) (C )
417
8,15
41,45
1,
74

417
8,17

l/s

Quse

Qin

(J/kg (C ) (kg/s)
313,821
520,583
60,283
4178,15

0,00
290

311,399
489,008
63,680

4
5
Avg

784,244
312,610
783,03
312,610
772,6
60,76

480 32
523,012
600 32
522,203
28,5

28,5
52,67 54,3
59,771
28,5
53,67 54,3
59,864
54,3
25,8

25,8 -3,5

41,40

4178,16

25,8 -3,5

41,40

4178,16

Lampiran B1
Sifat-Sifat Fisik Air H2O Pada Tekanan Atmosfir
T, C

, kg/m3

Cp, J/Kg C

1002,28

4,2178

20

1000,52

4,1818

40

994,59

4,1784

60

985,46

4,1843

80

974,08

4,1964

100

960,63

4,2161

120

945,25

4,250

140

928,27

4,283

160

909,69

4,342

180

889,03

4,417

Lampiran B2
Merupakan spesifikasi kaca film merek Perfect Guard
No
1

Tipe
Light Neutral

Spesifikasi
VLT: 51%, UV Blocked: 99%, TSER: 45%, IR
Rejected: 42%

Graphite

VLT: 37%, UV Blocked: 99%, TSER: 58%, IR


Rejected: 66%

Dark Diamond

VLT: 17%, UV Blocked: 99%, TSER: 69%, IR


Rejected: 81%

Dark Emerald

VLT: 15%, UV Blocked: 99%, TSER: 60%, IR


Rejected: 61%

Dark Titanium

VLT: 8%, UV Blocked: 99%, TSER: 75%, IR


Rejected: 88%

Black Titanium 40

VLT: 42%, UV Blocked: 99% , TSER: 42%, IR


Rejected: 35%

Black Titanium 60

VLT: 16%, UV Blocked: 99% , TSER: 42%, IR


Rejected: 61%

Black Titanium 80

VLT: 10%, UV Blocked: 99% , TSER: 51%, IR


Rejected: 63%

LAMPIRAN B

Anda mungkin juga menyukai