PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Mekanika perpatahan pada suatu komponen mesin
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Ilmu yang mempelajari hubungan antara geometri retak, sifat mekanik
material, tegangan kerja, retakan dan mekanismenya serta akibatnya pada
karakteristik patahan
Tujuan mempelajari Mekanika Patahan adalah untuk mendapatkan ukuran
retakan yang kritis atau ukuran cacat lain yang bisa menyebabkan terjadinya
kegagalan pada kondisi operasi
Kegagalan : Rusaknya atau turunnya kualitas material karena pembebanan
mekanis, thermis atau reaksi kimia
Analisa kegagalan : mempelajari dan menganalisa pola patahan, awal retak,
penjalaran retak, penyebab kegagalan suatu komponen mekanik dan
penanggulangannya
3
perbedaan yang signifikan. Normalizing ulang juga menyebabkan butir material
lebih peka terhadap patah.
Percobaan diakhiri dengan dapat didahului oleh deformasi plastik,
maka disebut perpatahan ulet, bila deformasi plastik di sebut perpatahan rapuh.
Keuletan relatif dapat ditentukan dari:
1. Pengukuran keuletan (dengan mengukur % perpanjangan atau %
penyusutan penampang)
2. Jumlah energi yang diserap pada percobaan Impact/pukul.
Pada suhu rendah, retak dapat merambat lebih cepat daripada
terjadinya deformasi plastik, berarti energi yang diserap sedikit. Baja dibebani
secara perlahan-lahan dapat patah ulet dan patah rapuh pada impact (beban
kejut).
Perpatahan pada material dapat dibedakan menjadi dua, yakni
a. Patahan Kelingan Kadang-kadang pengelingan tidak terjadi atau
mengalami geseran tegangan tarik tetapi justru terjadi perpatahan.
4
b. Butir-butir kristal bentuk memanjang karena adanya regangan
geser.
c. Penampang lintang dari benda mengecil dan untuk baja dimana muka
patahnya berwarna keabu-abuan.
d. Patah ulet akibatnya bahan mendapat beban melebihi kekuatan pada uji
tarik akibat penampangnya tidak cukup luas karena danya cacat dalam
sambungan las yang tidak baik.
2. Patahan Getas
Patah getas terjadi saat yang tidak dapat diduga, baik pada waktu
pembuatan maupun waktu sesudah selesai pembuatan dengan beban
lebih rendah dari pada batas luluh bahan. Patahnya Tegak lurus terhadap
arah tegangan tarik dengan permukaan patahan yang mengkilap, hal
ini patahan terjadi pada permukaan kristal dan tampaknya adanya garis-
garis halus
c. Patahan Fatik/Ketahanan
Patah akibat tegangan berulang yang besarnya dibawah tegangan yang
dibolehkan, gejala patah akibat beban luar yang berulang dan perubahan
bentuk yang berulang.
d. Patahan Mulur
Sifat untuk meregang bila di bebani, regangan ini terjadi suhu yang
tinggi dan tegangan yang lebih rendah dari pada tegangan luluh,
sehingga terjadi perubahan bentuk plastik dan kemudian patah, hal ini
disebut mulur.
5
C. Pengaruh Perpatahan Pada Suatu Komponen Mesin
Sebuah sistem mekanik/ mesin dikatakan berfungsi apabila dia mampu
bekerja sesuai dengan desainnya
Faktor yang mempengaruhi antara lain
a. Beban yang bekerja (jenis, besar, arah)
b. Bahan/ material
c. Ukuran dan bentuk
d. Lingkungan
e. Cara beroperasi dll
Sebuah komponen mesin dikatakan “gagal” jika tidak mampu berfungsi
sebagaimana mestinya. Contoh:
a. Jika sebuah connecting rod patah, maka ia tidak mampu mentransmisikan daya
dari piston ke crankshaft.
b. Sambungan keling dari sebuah boiler dikatakan rusak apabila terjadi kebocoran
di sambungan tersebut
Bentuk-bentuk Kegagalan
a. Retak (Crack)
b. Aus (Wear)
c. Bending, buckling