Anda di halaman 1dari 17

DIAUAUN OLEH :

1. ANAFITRIYUN MABILAKA
2. ANUGRAH AFRIANTO
3. DILVAYANA
4. VEBE SISKA SAMPE ALIK
A. PENGERTIAN STROKE

S T R O K E A D A L A H S U AT U K E A D A A N YA N G
TIMBUL KARENA TERJADI GANGGUAN
P E R E D A R A N D A R A H D I O TA K YA N G
M E N Y E B A B K A N T E R J A D I N YA K E M AT I A N
J A R I N G A N O TA K S E H I N G G A
M E N G A K I B AT K A N S E S E O R A N G M E N D E R I TA
K E L U M P U H A N ATA U K E M AT I A N .
1. FAKTOR RESIKO

a. Hipertensi
b. Obesitas
c. Hiperkolestrol
d. Peningkatan hematokrit
e. Penyakit kardiovaskuler
f. Diabetes Mellitus
g. Merokok
h. Alkoholisme
i. Penyalahgunaan obat : Kokain

2. Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain
1) Thrombosis Cerebral
2) Emboli
3) Iskemia
4) Hemoragi Cerebral
3. KLASIFIKASI

a) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut
dan disebabkan oleh perdarahan primer subtansi otak yang
terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis,
disebabkan karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler
b) Stroke non hemoragik/ iskemikBiasanya terjadi saat
setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi
hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia
yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul
edema sekunder serta kesadaran umumnya baik
4 . TANDA DAN GEJALA

 Kehilangan/ menurunnya kemampuan motorik


 Kehilangan/ menurunnya kemampuan komunikasi
 Gangguan persepsi
 Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis
 Disfungsi : 12 syaraf kranial, kemampuan sensorik,
reflek otot, kandung kemih.
5. KOMPLIKASI

a. Hipoksia serebral
b. Penurunan aliran darah serebral
c. Embolisme serebral
d. Pneumonia aspirasi
e. ISK, Inkontinensia
f. Kontraktur
g. Abrasi kornea
h. Dekubitus
i. Tromboplebitis
j. CHF
k. Enchephalitis
l. Disritmia, hidrosepalus, vasospasme
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. CT Scan
2. MRI
3. Angiografi Serebrid
4. USG dopplere
5. EEGf
6. Pemeriksaan Laboratorium
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Anatomi
Otak merupakan salah satu organ yang teksturnya lembut dan berada dalam kepala.
Otak dilindungi oleh rambut, kulit, dan tulang. Adapun pelindung otak yang lain
adalah lapisan meningen, lapisan ini yang membungkus semua bagian otak. Sistem
saraf somatik terdiri dari saraf campuran. Bagian aferen membawa baik informasi
sensorik yang disadari maupun informasi sensorik yang tidak disadari.
Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf campuran. Serabut-serabut
aferennya membawa masukan dari organ-organ visceral. Saraf parasimpatis adalah
menurunkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan, dan meningkatkan
pergerakan saluran cerna sesuai dengan kebutuhan pencernaan dan pembuangan.
LANJUTAN....

1. Kulit Kepala (Scalp)


2. Tulang kepala (Kranium
3. Meningen
4. Duramater
5. Araknoid
6. Piamater
7. Otak
A. PENGKAJIAN

Pengakjian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan


sistematis untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial,
maupun spiritual dapat ditemukan
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Pola kebiasaan sehari-hari
4. Pemeriksaan fisik
5. Data penunjang
6. Laboratorium
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Beberapa diagnosa keperawatan yang muncul.


1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan
gangguan neuromuskular
2. Hambatan berjalan berhubungan dengan kekuatan
otot tidak memadai
3. Hambatan mobilitas di tempat tidur berhubungan
dengan kekuatan otot tidak memadai
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
1. Hambatan mobilitas fisik BD Gangguan neuromuskular
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakakn asuhan keperawatan diharapkan klien tidak mengalami hambatan dalam
mobilitas fisik dengan kriteria hasil:
1. Klien mampu meningkatkan aktivitas fisik
2. Klien mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
3. Bantu untuk mobilisasi
Intervensi :
4. Kaji kemampuan motorik
5. Ajarakan pasien untuk melakukan ROM minimal 2 kali sehari
6. Berikan klien alat bantu jika diperlukan
7. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
Rasional :
8. Mengidentifikasi kekuatan otot klien
9. Latihan ROM meningkatkan massa tonus dan kekuatan otot
10.Agar klien bisa beraktivitas walaupun hanya dengan alat bantu
11.Agar klien bisa menggerakkan tubuh klien
LANJUT.....

2. Hambatan mobilitas ditempat tidur bd kekuatan otot tidak memadai


Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan klien tidak mengalami
hambatan dalam mobilitas ditempat tidur dengan kriteria hasil :
1.Klien mampu melakukan perawatan diri sendiri
2.Klien mampu mampu merubah posisi sendiri
Intervensi :
3. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
4. Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan perawatan diri
5.Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
Rasional :
6.Mengidentifikasi kemampuan merawat diri secara mandiri
7.Agar klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
8.Agar klien bisa menggerakkan tubuh klien
D. IMPLEMENTASI

Implementasi Merupakan tahap keempat dari


proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksananakan: melaksanakan intervensi/aktivitas
yang telagh ditentukan, pada tahap ini perawat siap
untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang
telah dicatat dalam rencana perawatan klien.
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya.
Evaluasi terhadap masalah hambatan mobilitas fisik secara umum dapat dinilai
dari adanya kemampuan dalam :
a. menggerakkan anggota gerak (ekstermitas)
b. mampu menggerakkan tubuh ke kanan dan ke kiri
LANJUT....

3. Hambatan Berjalan berhubungan dengan kekuatan otot tidak memadai


Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan klien dapat melakukan mobilisasi
secara bertahap sesuai dengan batas kemampuannya dengan kriteria hasil :
1. Klien mampu mempertahankan keseimbangan saat berdiri
2. Klien mampu mempertahankan keseimbangan saat berjalan
3. Klien mampu berjalan
4. Klien mampu berpindah dengan mudah
Intervensi :
2. Sediakan kondisi lingkungan yang aman bagi klien
3. Sediakan perangkat pendukung seperti step stools, handrails jika diperlukan
4. Gunakan pakaian yang tidak ketat pada pasien
4. Dampingi klien dalam latihan gerak
Rsional :
1. Menghindari klien dari kemungkinan terjadi cedera
2. Memudahkan klien belajar berjalan agar tetap aman
3. Memudahkan klien bergerak dan menghindari cedera
4. Mengetahui perkembangan klien selama latihan fisik
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai