Anda di halaman 1dari 7

D3 Keperawatan

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA

GRAHA DPP PPNI : Jl. Lenteng Agung Raya No. 64 RT


006/RW 008 Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan 12610;

Telp: +6221 2271 0272 www.inna.ppni.or.id; dppppni@gmail.com; Badan


Hukum: AHU-93.AH.01.07 Tahun 2012 AHU-133.AH.01.08 Tahun 2015
Tentang Perubahan Pengawas dan Pengurus

MODUL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PETUNJUK

Proses pembelajaran dengan modul yang saudara pelajari ini dapat berjalan lebih
baik dan lancar apabila saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut:

5. Pahami dan dalami secara bertahap dari kegiatan belajar dalam modul ini.
6. Ulangi lagi dan resapi materi yang anda peroleh dan diskusikan dengan
teman atau orang yang kompeten di bidangnya.
7. Kerjakan Latihan soal yang terdapat dalam modul ini dan ulangi bila
nilai saudara belum memenuhi standar kelulusan supaya memudahkan
saudara dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi
8. Keberhasilan dalam memahami modul ini tergantung dari kesungguhan,
semangat dan tidak mudah putus asa dalam belajar.

Selamat belajar, sukses untuk Anda


Kegiatan Belajar VI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA BRONCHIALE

DESKRIPSI
Modul ini berisi materi tentang konsep asuhan keperawatan pada kasus asma pada usia
dewasa dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Kompetensi/ Capaian Pembelajaran


Setelah mempelajari modul ini para lulusan diharapkan dapat
1. Menjelaskan definisi asma
2. Menjelaskan etiologi asma
3. Menjelaskan tanda dan gejala klinis asma
4. Menjelaskan cara pencegahan asma
5. Menjelaskan pelayanan dan pengobatan asma
6. Menjelaskan pengkajian keperawatan yang dilakukan kepada pasien asma
7. Merumuskan diagnosa keperawatan yang timbul
8. Melakukan implementasi keperawatan kepada pasien asma

UR AIAN MATERI

A. Pengertian :
Asma Bronkial adalah penyakit pernapasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot
polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi
alveolus.
Etiologi
Penyakit asma selalu dihubungkan dengan bronkospasme yang reversible sebagai faktor
pencetusnya adalah:
a. Faktor ekstrinsik
Reaksi alergi: karena inhalasi alergen seperti: debu, serbuk, bulu binatang, makanan
b. Faktor intrinsik
- Infeksi: para influenza vius, pneumonia
- Fisik: cuaca dingin (kehujanan)
- Iritan: kimia
- Latihan
- Emosional
B. Tanda dan Gejala Klinis
1. Data Subjektif
a. Sesak napas
b. Napas atau dada seperti tertekan
2. Data Objektif:
a. Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop
b. Batuk produktif, sering pada malam hari
c. Gejala bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada
malam hari.
d. Napas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang
e. Timbul sesak napas dengan atau tanpa dahak
C. Masalah Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif, diagnosis ini ditegakkan jika ditemukan data
a. Batuk tidak efektif / tidak mampu batuk
b. Sputum berlebih
c. Bunyi napas tambahan seperti ronkhi kering, wheezing,
2. Gangguan pertukaran gas, diagnosis ini ditegakkan jika ditemukan data
a. Dispnea /sesak
b. PCo2 meningkat / menurun
c. PO2 menurun
d. Takardia
e. pH arteri meningkat / menurun
f. Bunyi napas tambahan
3. Defisit pengetahuan, diagnosis ini ditegakkan jika menanyakan masalah yang dihadapi,
menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, dan menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah.
E. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
a. Jelaskan tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan
sekret di saluran pernapasan.
b. Ajarkan tentang metode yang tepat pengontrolan batuk efektif:
1) Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
2) Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak
mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan
melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
3) Auskultasi paru sebelum dan sesudah pasien batuk.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran
(mengeluarkan lendir/reak)

2. Gangguan pertukaran gas


a. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.(semi
fowler)
b. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, sesak atau perubahan tanda-tanda
vital.
c. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan
pernapasan lebih lambat dan dalam.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antihistamin (anti
alergi).
3. Defisit pengetahuan
a. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit asma
b. Jelasakan perlunya disiplin dalam pengobatan asma
c. Jelaskan menghindari faktor pencetus asma

F. Evaluasi
1. Jalan napas efektif
2. Pertukaran gas efektif
3. Pengetahuan pasien meningkat
G. Prinsip Etik dalam Keperawatan Gawat darurat
1. Autonomy
Prinsip autonomy menegaskan bahwa seseorang memiliki kemerdekaan dalam
menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri.
2. Veracity
Perawat dituntut untuk menyampaiakan kondisi perawatan pasien tanpa harus
membohongi pasien. Selanjutnya perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien harus
berdasarkan SOP yang berlaku.
3. Justice
Pada prinsip ini, setiap orang harus diperlakukan sama, tanpa membedakan satu sama lain.
Prinsip dari keadilan adalah orang yang sederajat di perlakukan sama dengan orang yg
sederajat dengan dia tanpa memandang lain hal yang membuat perbedaan.
4. Nonmaleficience
Prinsip etik ini menganut tindakan yang dilakukan kepada pasien adalah aman dan tidak
membahayakan pasien. Misalnya jika merawat pasien dengan kondisi tidak sadar maka
wajib memakai side driil tempat tidur
5. Benifiecence
Prinsip etik ini menekankan perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien tidak
merugikan pasien/keluarga. Sehingga perawat di tuntut untuk melakukan tindakan
keperawatan dengan baik dan benar
6. Fidelity
Prinsip etik ini menerapkan kewajiban dalam menjalankan tugas dengan penuh
kepercayaan dan tanggung jawab dan memenuhi janji.
7. Confidentiality
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Black, J.M,. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah: Manajemen klinis untuk hasil
yang diharapkan. (edisi 8) buku 2. Singapura: Elsevier.

Brunner & Suddarth.(2013). Keperawatan medikal bedah. (edisi 12). Jakarta: EGC

Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Murr, A.C. (2018). Rencana asuhan keperawatan: pedoman
asuhan klien anak-dewasa. Jakarta: EGC

Herdman. T., H. (2012). Diagnosa keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC

Hurst. M. (2016). Belajar mudah keperawatan medikal bedah Vol.1.Jakarta: EGC


LeMone, P., Burke, K.M., & Bauldoff, G. (2016).Buku ajar keperawatan medikal bedah
gangguan respirasi diagnosis keperawatan nanda pilihan, nic & noc. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai