Anda di halaman 1dari 6

D3 Keperawatan

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA

GRAHA DPP PPNI : Jl. Lenteng Agung Raya No. 64 RT


006/RW 008 Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan 12610;

Telp: +6221 2271 0272 www.inna.ppni.or.id; dppppni@gmail.com; Badan


Hukum: AHU-93.AH.01.07 Tahun 2012 AHU-133.AH.01.08 Tahun 2015
Tentang Perubahan Pengawas dan Pengurus

MODUL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PETUNJUK

Proses pembelajaran dengan modul yang saudara pelajari ini dapat berjalan lebih
baik dan lancar apabila saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut:

5. Pahami dan dalami secara bertahap dari kegiatan belajar dalam modul ini.
6. Ulangi lagi dan resapi materi yang anda peroleh dan diskusikan dengan
teman atau orang yang kompeten di bidangnya.
7. Kerjakan Latihan soal yang terdapat dalam modul ini dan ulangi bila
nilai saudara belum memenuhi standar kelulusan supaya memudahkan
saudara dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi
8. Keberhasilan dalam memahami modul ini tergantung dari kesungguhan,
semangat dan tidak mudah putus asa dalam belajar.

Selamat belajar, sukses untuk Anda


Kegiatan Belajar IX

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KATARAK

DESKR IPSI

Katarak merupakan gangguan mata dimana lensa mata menjadi keruh. Ini adalah masalah
umum yang sering terjadi usia senja, dapat dimulai sebagai penyakit ringan, kemungkinan
akan semakin memburuk seiring waktu. Kacamata dapat membantu pada tahap awal, tetapi
selanjutnya dilakukan tindakan operasi untuk pengangkatan lensa mata.

Kompetensi/ Capaian Pembelajaran


Setelah selesai mempejari materi pembelajaran yang diuraikan, Anda diharapkan akan dapat :
1. Menjelaskan konsep Katarak
2. Mengidentifikasi Data subyektif dan data Obyektif
3. Mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien Katarak
4. Membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien Katarak
5. Menentukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien Katarak

U R AI AN M A T ER I

A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa disertai rasa nyeri yang berangsur-angsur
penglihatan menjadi kabur dan akhirnya tidak dapat melihat oleh karena mata tidak
dapat meneruskan cahaya kedalam lensa mata.
B. Penyebab
Katarak disebabkan oleh proses degenerasi, gangguan metabolik, radiasi, pengaruh
zat kimia, infeksi dan penyakit mata lain.
C. Data Subyektif dan Data Obyektif
1. Data Subyektif
Merasa silau terhadap cahaya matahari , Penglihatan kabur secara berangsur-
angsur tanpa rasa sakit, Penglihatan diplopia monokuler (dobel), Persepsi warna
berubah, perubahan kebiasaan hidup.
2. Data Obyektif
Tajam Penglihatan berkurang, Lensa keruh, pupil berwarna putih, miopisasi
pada katarak intumessen, Miopi yang tinggi, Penglihatan diplopia monokuler
(dobel), Persepsi warna berubah, Penglihatan kabur
D. Masalah keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan
2. Risiko cedera
3. Defisit pengetahuan
4. Ansietas
5. Nyeri akut
E. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan
a. Tentukan ketajaman penglihatan
b. Observasi tanda-tanda disorientasi
c. Orientasikan pasien tehadap lingkungan
d. Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak
e. Letakkan barang yang dibutuhkan / posisi bel pemanggil dalam jangkauan
2. Risiko cedera
a. Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi
b. Pembatasan aktifitas.
c. Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit
sesuai keinginan.
d. Batasi aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk mata,
membungkuk.
3. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan
a. Pantau informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.
b. Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan
penglihatan berawan.
c. Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal : nyeri
tiba-tiba.
d. Anjurkan pasien menghindari membaca, mengejan saat defekasi, dan
mengangkat benda berat pasca operasi.
e. Anjurkan pasien tidur terlentang.
4. Ansietas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan.
a. Pantau tingkat kecemasan pasien dan catat adanya tanda-tanda verbal dan
nonverbal.
b. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan
takutnya.
c. Beri penjelasan pasien tentang prosedur tindakan operasi, harapan dan
akibatnya.
5. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi.
a. Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO (tekanan intra Okuler) sesuai
dengan resep.
b. Berikan kompres dingin.
c. Kurangi tingkat pencahayaan.
d. Anjurkan penggunaan kaca mata hitam pada cahaya yang kuat.
F. Evaluasi Keperawatan
Intervensi dikatakan efektif bila tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan
1. peningkatkan ketajaman penglihatan
2. Pengetahuan meningkat
3. cemas hilang
4. Nyeri hilang/berkurang
5. Resiko infeksi tidak menjadi aktual

DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M., dan Hawks, Jane H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Buku
1.diterjemahkan oleh dr. Rizal Ashari Nampira, dkk. Jakarta: Salemba
Medika

BPPSDM. 2017. Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta: Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. 2012. Rencana Keperawatan
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. Jakarta: EGC.

Mansjoer, A. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius


Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 volume 2.
Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai