Anda di halaman 1dari 7

D3 Keperawatan

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA

GRAHA DPP PPNI : Jl. Lenteng Agung Raya No. 64 RT


006/RW 008 Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan 12610;

Telp: +6221 2271 0272 www.inna.ppni.or.id; dppppni@gmail.com; Badan


Hukum: AHU-93.AH.01.07 Tahun 2012 AHU-133.AH.01.08 Tahun 2015
Tentang Perubahan Pengawas dan Pengurus

MODUL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PETUNJUK

Proses pembelajaran dengan modul yang saudara pelajari ini dapat berjalan lebih
baik dan lancar apabila saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut:

5. Pahami dan dalami secara bertahap dari kegiatan belajar dalam modul ini.
6. Ulangi lagi dan resapi materi yang anda peroleh dan diskusikan dengan
teman atau orang yang kompeten di bidangnya.
7. Kerjakan Latihan soal yang terdapat dalam modul ini dan ulangi bila
nilai saudara belum memenuhi standar kelulusan supaya memudahkan
saudara dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi
8. Keberhasilan dalam memahami modul ini tergantung dari kesungguhan,
semangat dan tidak mudah putus asa dalam belajar.

Selamat belajar, sukses untuk Anda


Kegiatan Belajar VIII

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL

KRONIK

DESKRIPSI

Modul ini berisi materi tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Gagal Ginjal
Kronik pada kasus dewasa yang meliputi aspek proses terjadinya penyakit, pengkajian
keperawatan dengan mengidentifikasi data subyektif dan obyektif, menentukan masalah
keperawatan, melakukan tindakan keperawatan baik mandiri maupun kolaboratif dan
mengevaluasi tindakan keperawatan

Kompetensi/ Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini para lulusan diharapkan dapat melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Miocard Infark

Secara khusus, Anda diharapkan dapat:


1. Memahami konsep tentang Gagal Ginjal Kronis
2. melakukan pengkajian pada pasien denga Gagal Ginjal Kronis
3. menegakkan masalah keperawatan yang terdapat pada kasus Gagal Ginjal Kronis
4. merencanakan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan yang
ditemukan
5. Melaksanakan asuhan keperawatan
6. Mengevaluasi hasil implementasi asuhan keperawatan,
URAIAN MATERI

A. Pengertian :
Gagal Ginjal Kronis adalah Merupakan penyakit ginjal tahap akhir, bersifat Progresif
dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia
B. Etiologi
Diabetus melitus, Glumerulonefritis kronis, Pielonefritis, Hipertensi tak terkontrol
Obstruksi saluran kemih, Penyakit ginjal polikistik, Gangguan vaskuler, Lesi
herediter, Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
C. Data Subyektif dan Obyektif :
1. Data Subyektif : Keluhan: napas sesak, sianosis, cepat lelah, mual kadang
muntah, urine sedkit/tidak keluar, lemas, kulit gatal, edema,
Riwayat : Riwayat hipertensi lama atau berat, riwayat DM
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
1) Kardiovaskuler: - Hipertensi - Pitting edema - Edema periorbital -
Pembesaran vena leher - Friction rub perikardial
2) Pulmoner - Krekels - Napas dangkal - Kusmaul - Sputum kental dan liat
napas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa Sputum
3) Gastrointestinal - Anoreksia, mual dan muntah - Perdarahan saluran GI -
Ulserasi dan perdarahan pada mulut - Konstipasi / diare - Napas berbau
amonia
4) Eliminasi : tidak ada urine, atau sedikit
5) Aktivitas cepat lelah,
6) Muskuloskeletal - Kram otot - Kehilangan kekuatan otot - Fraktur tulang -
Foot drop napas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa
Sputum
7) Integumen - Warna kulit abu-abu mengkilat - Kulit kering, bersisik -
Pruritus - Ekimosis - Kuku tipis dan rapuh - Rambut tipis dan kasar
8) Reproduksi - Amenore - Atrofi testis
D. Penatalaksanaan:
1. Dialisis
2. Obat-obatan: anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,
furosemid
3. Diit rendah garam
E. Masalah keperawatan
1. Hipervolemia
2. Defisit nutrisi
3. Intoleransi aktivitas
4. Gangguan integritas Kulit
5. Risiko infeksi: depresi sistem imun, anemia
6. Defisit pengetahuan

F. Pelaksanaan Keperawatan
1. Hipervolemia: Pantau balance cairan/24 jam, Timbang BB harian, Pantau
peningkatan tekanan darah, Monitor elektrolit darah, Kaji edema perifer dan distensi
vena leher, Edukasi pembatasan masukan cairan
2. Defisit nutrisi: Kaji status nutrisi, Kaji pola diet nutrisi, Kaji faktor yang berperan
dalam merubah masukan nutrisi, Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam
batas-batas diet, Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium
diantara waktu makan, Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan,
Timbang berat badan harian, Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak
adekuat, Edukasi diit
3. Intoleransi aktivitas: Kaji faktor yang menimbulkan keletihan, Tingkatkan
kemandirian dalam aktifitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika
keletihan terjadi, Anjurkan aktifitas alternatif sambil istirahat, Anjurkan untuk
beristirahat setelah dialysis, Beri semangat untuk mencapai kemajuan aktivitas
bertahap yang dapat ditoleransi , Kaji respons pasien untuk peningkatan aktivitas
4. Gangguan Integritas Kulit Kaji kulit dari kemerahan, kerusakan, memar, turgor
dan suhu, Jaga kulit tetap kering dan bersih, Beri perawatan kulit dengan lotion
untuk menghindari kekeringan, Bantu pasien untuk mengubah posisi tiap 2 jam jika
pasien tirah baring, Beri pelindung pada tumit dan siku, Pertahankan linen bebas
dari lipatan. Edukasi perawatan kulit untuk mengatasi gatal uremikum
5. Risiko infeksi: depresi sistem imun, anemia Pantau dan laporkan tanda-tanda
infeksi seperti demam,leukositosis, urin keruh, kemerahan, bengkak, Pantau TTV,
Gunakan tehnik cuci tangan yang baik dan ajarkan pada pasien, Pertahankan
integritas kulit dan mukosa dengan memberiakan perawatan kulit yang baik dan
hgiene oral, Jangan anjurkan kontak dengan orang yang terinfeksi, Pertahankan
nutrisi yang adekuat
6. Defisit pengetahuan: Instruksikan pasien untuk makan makanan tinggi karbohidrat,
rendah protein, rendah natrium sesuai pesanan dan hindari makanan yang rendah
garam, Ajarkan jumah cairan yang harus diminum sepanjang hari, Ajarkan
pentingnya dan instrusikan pasien untuk mengukur dan mencatat karakter semua
haluaran (urin, muntah), Ajarkan nama obat,dosis, jadwal, tujuan serta efek
samping, Ajarkan pentingnya rawat jalan terus menerus.
G. Evaluasi Keperawatan
1. Volume cairan seimbang
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
3. Toleransi teradap aktivitas
4. Integritas kulit baik :pruritue, edema
5. Infeksi: depresi sistem imun, anemia
6. Kurang pengetahuan
H. Tindakan Pemberian Oksigenasi Nasal Canul
1. Mencuci tangan
2. Sambung canule ke selang oksigen dari humidifier
3. Putar tombol flow meter sampai kecepatan yang diprogramkan dan mencoba aliran
pada kulit muka melalui ujung selang
4. cek aliran oksigen, dengan mengunakan punggung tangan
5. Masukan cabang canule ke dalam lubang hidung klien +1 – 2 cm dan kaitkan tali di
belakang telinga klien, lalu rapatkan pengatur slang oksigen di bawah dagu klien
6. Minta klien untuk setiap menarik napas melalui hidung
7. Menanyakan kepada klien apakah sesaknya berkurang/ tidak
8. Mengobservasi status pernapasan klien
9. Memberitahu klien bahwa tindakan sudah selesai
10. Rapihkan alat dan pasien
11. Lepaskan sarung tangan
12. Menjelaskan pada klien dan keluarga:
a. Tidak boleh merokok di lingkungan klien
b. Tidak boleh mengubah flow meter
c. Segera lapor jika ada reaksi sesak bertambah/ klien gelisah
13. Mencuci tangan
14. Mendokumentasikan prosedur

DAFTAR PUSTAKA
Alam, Syamsir dan Iwan Hadibroto, 2007, Gagal Ginjal, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Baradero, Mary, dkk, 2008, Klien Gangguan Ginjal, Jakarta: EGC Bilotta, 2012, Kapita
Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan Edisi 2, Jakarta: EGC
Basuki B, 2003, Dasar-dasar Urologi Edisi Kedua, Jakarta: Sagung Seto
Black, J. M dan Hawks, J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis
Untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika.
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Herdman, T, Heater, 2012, Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014,
Jakarta: EGC Muttaqin, Arif, 2010, Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktek
Klinik, Jakarta: Salemba Medika Nursalam, 2006, Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sistem Perkemihan, Jakarta: Salemba Medika Purnomo,
Kusnanto. (2016). Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. 7.
Diakses dari ners.unair.ac.id pada Tanggal 09 April
Lemone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan Mwedikal
Bedah Vol 1 Edisi 5. Jakarta: EGC.
Suharyanto, Toto & Abdul Madjid, 2009, Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan
Sistem Perkemihan, Jakarta: Trans Info Medika
Tamsuri, Anas, 2006, Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai