Anda di halaman 1dari 6

D3 Keperawatan

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA

GRAHA DPP PPNI : Jl. Lenteng Agung Raya No. 64 RT


006/RW 008 Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan 12610;

Telp: +6221 2271 0272 www.inna.ppni.or.id; dppppni@gmail.com; Badan


Hukum: AHU-93.AH.01.07 Tahun 2012 AHU-133.AH.01.08 Tahun 2015
Tentang Perubahan Pengawas dan Pengurus

MODUL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PETUNJUK

Proses pembelajaran dengan modul yang saudara pelajari ini dapat berjalan lebih
baik dan lancar apabila saudara mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut:

5. Pahami dan dalami secara bertahap dari kegiatan belajar dalam modul ini.
6. Ulangi lagi dan resapi materi yang anda peroleh dan diskusikan dengan
teman atau orang yang kompeten di bidangnya.
7. Kerjakan Latihan soal yang terdapat dalam modul ini dan ulangi bila
nilai saudara belum memenuhi standar kelulusan supaya memudahkan
saudara dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti uji kompetensi
8. Keberhasilan dalam memahami modul ini tergantung dari kesungguhan,
semangat dan tidak mudah putus asa dalam belajar.

Selamat belajar, sukses untuk Anda


Kegiatan Belajar VII

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMOTHORAX WSD

DESKR IPSI
Topik ini akan membahas tentang asuhan keperawatan Hemathoraks dengan pemasangan
WSD pada pasien dewasa.

Kompetensi/ Capaian Pembelajaran


Setelah mempelajari modul ini para lulusan diharapkan dapat
1. Menjelaskan pengertian Hemathoraks dengan pemasangan WSD
2. Menyebutkan etiologi Hemathoraks dengan pemasangan WSD
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hemathoraks dengan pemasangan WSD
4. Menjelaskan penatalaksanaan Hemathoraks dengan pemasangan WSD
5. Menjelaskan pengkajian Hemathoraks dengan pemasangan WSD
6. Merumuskan diagnosa keperawatan Hemathoraks dengan pemasangan WSD
7. Menetukan implementasi keperawatan Hemathoraks dengan pemasangan WSD
8. Melakukan evaluasi keperawatan Hemathoraks dengan pemasangan WSD

URAIAN MATERI

A. Pengertian :
Hemothoraks adalah kumpulan darah di dalam ruang antara dinding dada dan paru-paru
(rongga pleura).
B. Etiologi
1. Penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma dada (tajam atau tumpul).
2. Trauma misalnya : luka tembus paru-paru, jantung, pembuluh darah besar, atau
dinding dada
C. Tanda dan gejala
1. Data Subjektif
a. Riwayat trauma (tajam/tumpul)
b. Sesak napas
c. Terasa berat saat bernapas
d. Nyeri dada
e. Batuk
2. Data Objektif
a. Sesak napas
b. Penggunaan otot bantu pernapasan
c. Akumulasi cairan pada pleura
d. Terpasang selang WSD
e. Luka pemasangan WSD
f. Aliran WSD
D. Penatalaksanaan medis:
Tujuan pengobatan adalah untuk menstabilkan pasien, menghentikan pendarahan, dan
menghilangkan darah dan udara dalam rongga pleura. Penanganan pada hemotoraks
adalah
1. Resusitasi cairan. Terapi awal hemotoraks adalah dengan penggantian volume
darah yang dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura.
2. Pemasangan selang WSD.
E. Masalah Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif, diagnosis ini ditegakkan jika ditemukan data
a. Dispnea /sesak
b. Penggunaan otot bantu pernapasan
c. Pola napas abnormal (takpnea, bradipnea, kusmaul)
2. Bersihan jalan napas tidak efektif, diagnosis ini ditegakkan jika ditemukan data:
a. Batuk tidak efektif / tidak mampu batuk
b. Sputum berlebih
c. Bunyi napas tambahan seperti ronkhi kering, wheezing,
3. Risiko infeksi, diagnosis ini ditegakkan jika ditemukan faktor risiko:
a. Efek prosedur invasif
F. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pantau tanda-tanda vital.
2. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.
3. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan
tanda-tanda vital.
4. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
5. Jelaskan pada klien tentang etiologi atau faktor pencetus adanya sesak atau kolaps
paru-paru.
6. Periksa batas cairan pada botol penghisap, pertahankan pada batas yang ditentukan.
7. Posisikan sistem drainage slang untuk fungsi optimal, yakinkan slang tidak terlipat,
atau menggantung di bawah saluran masuknya ke tempat drainage.
8. Catat karakter/jumlah drainage selang dada.
9. Lakukan perawatan luka (drainase luka) dengan teknik aseptik.
10. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
G. Evaluasi
1. Pola napas efektif
2. Bersihan jalan napas efektif
3. Infeksi tidak terjadi

H. PERAWATAN WSD (Water Seal Drainage)


1. Definisi
WSD adalah suatu unit yang memungkinkan cairan atau udara keluar dari rongga
pleura dan mencegah aliran balik ke pleura.
2. Fungsi WSD
a. Memungkinkan cairan (darah, pus, efusi pleura) keluar dari rongga dada.
b. Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura.
c. Mencegah udara masuk kembali (terhisap ke ronggo pleura yang dapat
menyebabkan pneumothorax).
d. Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan
tekanan negative pada intra pleura.
3. Cara Perawatan Pada Pasien Yang Terpasang WSD
a. Beri penjelasan tentang system WSD
b. Posisi semi fowler
c. Harus selalu dijaga bahwa napas pasien selalu bersih dan bebas obstruksi
d. Melakukan pemeriksaan tanda vital dan keadaan umum
e. Disamping pasien diberi bel agar pasien dapat memanggil perawat bila perlu
f. Cegah terjadinya dekubitus dengan merubah posisi pasien setiap 2-4 jam
g. Seluruh system drainage : pipa-pipa, botol harus dalam keadaan rapi dan aman
h. Pipa yang keluar dari rongga thorax harus difiksasi dengan plester yang lebar
hingga mencegah goyangan dan dirawat luka setiap hari
i. Selang dada transparan maka keluarnya secret dapat di observasi dan bila ada
gumpalan lakukan aspirasi atau ganti selang baru
j. Kolaborasi setiap hari 6-8 jam dilakukan foto thorax untuk mengetahui keadaan
paru, posisi drain
k. Melakukan pemeriksaan AGD, darah lengkap dan kimia darah.
l. Jumlah secret pada botol penampung dicatat jumlah dan jenisnya tiap jam atau tiap
hari
m. Pemberian obat-obat analgetik untuk mengurangi nyeri dada saat bernapas
n. Fisioterapi terapi pernapasan dan anggota-anggota gerak
o. Kelainan system drainage harus segera dilaporkan dan dikoreksi
Awasi tanda-tanda infeksi antara lain demam tinggi, nyeri, luka bernanah, luka operasi
terbuka sampai dengan sepsis. Salah satu pencegahan infeksi pada luka insisi terpasang
WSD adalah dengan dilakukannya perawatan WSD. Perawatan luka pasca operasi dapat
terjadi infeksi dan sering berkembang antara 3-6 hari pasca operasi.

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.M,. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah: Manajemen klinis untuk
hasil yang diharapkan. (edisi 8) buku 2. Singapura: Elsevier.
Brunner & Suddarth.(2013). Keperawatan medikal bedah. (edisi 12). Jakarta: EGC

Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Murr, A.C. (2018). Rencana asuhan keperawatan:
pedoman asuhan pasien anak-dewasa. Jakarta: EGC

Herdman. T., H. (2012). Diagnosa keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta:
EGC

Hurst. M. (2016). Belajar mudah keperawatan medikal bedah Vol.1.Jakarta: EGC

LeMone, P., Burke, K.M., & Bauldoff, G. (2016).Buku ajar keperawatan medikal bedah
gangguan respirasi diagnosis keperawatan nanda pilihan, nic & noc. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai