PROPOSAL TESIS
Oleh
FRISKA Br SEMBIRING
177046020/KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
Menurunkan Uremik Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani
Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Setiawan S.Kp, MNS, P.hD selaku Dekan Fakultas Keperawatan
i
6. Kedua orang tua tercinta (K. Sembiring dan F. Br Sinulingga), kakek dan
dan Vira) yang telah banyak memberikan dukungan, doa dan material
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dan karena itu, penulis
Penulis
Friska Br Sembiring
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR SKEMA............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v
iii
Komplikasi Hemodialisa............................................................. 13
Aromatherapy: Peppermint............................................................... 14
Defenisi Aromatherapy .............................................................. 14
Defenisi Peppermint .................................................................. 15
Manfaat Peppermint.................................................................... 16
Methode dan Penggunaan............................................................ 19
Pedoman Umum Penggunaan Minyak Atsiri.............................. 20
Kontraindikasi............................................................................. 22
Teori Keperawatan............................................................................ 23
Kerangka Teori Keperawatan............................................................ 25
Kerangka Konseptual........................................................................ 26
BAB 3 METODELOGIPENELITIAN ..................................................... 27
Jenis Penelitian.................................................................................. 27
Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 28
Populasi dan Sampel......................................................................... 29
Metode Pengumpulan Data .............................................................. 32
Variabel dan Defenisi Operasional.................................................... 34
Metode pengukuran .......................................................................... 34
Metode Analisa Data......................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
vi
DAFTAR SKEMA
Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
metabolisme tubuh atau menjalankan fungsi pengaturannya, salah satu dari jenis
gagal ginjal yaitugagal ginjal kronik yang merupakan terjadinya kerusakan fungsi
ginjal kronik menurut National Kidney Disease Fact Sheet (2017) bahwa 30 juta
orang atau 15% orang dewasa di Amerika Serikat mengalami gagal ginjal kronis
bertumbuh paling cepat pada rentang usia 60 tahun keatas dan 10% penduduk di
Menurut data Kemenkes (2017) bahwa penyebab gagal ginjal kronik yang
tertinggi di Indonesia adalah diabetik nepropathy (52%) dan pada tahun 2014
jumlah penduduk yang paling banyak menderita penyakit gagal ginjal kronik
adalah pada usia produktif yaitu sebanyak 52% (9 th report of Indonesia renal
registry, 2016). Dari hasil data Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik Medan
jumlah penderita gagal ginjal kronik sebanyak 643 orang pada tahun 2016 dan
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan gagal ginjal kronik
salah satunya adalah uremik pruritus (UP) yang merupakan sensasi tidak nyaman
atau rasa gatal. Uremic pruritus dapat menyebabkan gangguan pada siang hari
maupun pada malam hari, depresi, gangguan tidur, ansietas dan komplikasi pada
1
1
2
et al (2015) sekitar 20-50% pasien dengan gagal ginjal kronik akan mengalami
uremik pruritus.
distribusi spasial oleh pruritus terjadi sangat signifikan dari waktu ke waktu dan
pasien dengan tingkatan yang lebih bervariasi dan dipengaruhi oleh lama
longitudinal menemukan bahwa UP umumnya kecil terjadi pada pasien yang baru
akan memulai hemodialisa dari pada pasien yang menjalani dialisis sudah lebih
dari 3 bulan dan yang mengalami pruritus sedang sampai skala berat terjadi
dengan tingkat serum fosfat dimana semakin tinggi tingkat fosfat dalam tubuh
Amerika Serikat pada tahun 2014 sebanyak 118.000 orang yang menjalani
pengobatan gagal ginjal kronik baik transplantasi maupun terapi dialisis dan
Indonesia adalah 52.835 orang untuk pasien yang aktif menjalani terapi dan
jumlah pasien baru menderita sebanyak 25.446 orang. Dari data rekam medis
RSUP Haji Adam Malik Medan di dapatkan pasien menjalani terapi hemodialisa
pada tahun 2016 sebanyak 275 orang dan tahun 2017 sebanyak 293 orang.
parah uremic pruritus, peneliti melihat hubungan antara data klinis dan
laboratorium serta perkembangan yang parah dari pruritus uremik pada sejumlah
yang digunakan dalam beberapa penelitian yang memberikan dampak positif pada
bunga matahari, peppermint, jojoba oil dan berbagai macam minyak esensial
lainnya.
Banyak efek dari minyak esensial yang digunakan dalam aromaterapi telah
aromaterapi pada pasien yang mengalami pruritus uremik dengan gagal ginjal
minyak yang mampu memberikan efek positif, mudah untuk digunakan, aman,
murah, memiliki bau yang sejuk, lebih diterima dengan penggunaan topikal
berasal dari keluarga/family mint, tanaman ini mengandung minyak esensial yang
sensasi dingin di kulit, menthol mampu menurunkan rasa gatal yang di sebabkan
oleh hysytamine. Mekanisme dari efek mentol yang dapat menyembuhkan gatal
memberikan efek positif dimana dapat menurunkan pruritus pada ibu yang sedang
penurunan pruritus uremik tetapi dengan penggabungan minyak esensial lain yang
di aplikasikan pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa.
yang disebabkan oleh penyakit hepar, renal dan akibat diabetes mellitus yang di
bermanfaat juga mengatasi mual muntah, dyspepsia, nyeri kepala, gangguan renal
Melihat salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisa yaitu pruritus uremic yang berdampak pada
Rumusan Masalah
Pruritus uremik merupakan sensasi yang tidak nyaman dan rasa seperti gatal
pada tubuh dan salah satu dampak yang paling sering terjadi pada pasien gagal
ginjal kronik yang dapat memberikan dampak seperti gangguan tidur, gangguan
angka kematian.
perawatan non farmakologi karena dianggap lebih aman dari pada pemberian
obat-obatan salah satu terapi komplementer yang diberikan yaitu minyak essensial
peppermint yang mampu memberikan efek postif pada pasien pruritus uremik
opioid.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka dapat di rumuskan dengan
Menurunkan Uremik Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Terapi Hemodialisa?”
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Hipotesis
peppermint dalam mencegah uremik pruritus pada pasien gagal ginjal kronik yang
Manfaat Penelitian
7
a. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa dengan pemberian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
yang disebabkan oleh penghancuran dari nefron atau hal-hal lain yang
Penyakit gagal ginjal kronis adalah gangguan yang umum terjadi terkait
Tanda dan gejala yang di dapatkan pada pasien gagal ginjal kronik
tergantung pada tingkat keparahan stadium gagal ginjal dan faktor lainnya serta
dan penyebab kematian pada pasien gagal ginjal kronik (Murabito, 2018).
Pada tahap gagal ginjal kronik adapun tanda dan gejalapada beberapa sistem
disorientasi, tidak mampu konsentrasi, tremor, rasa terbakar pada kaki, perubahan
gastrointestinal: nafas bau amoniak, rasa metalik, cegukan, anoreksia, mual dan
muntah, ulkus pada mulut dan perdarahan, sembelit atau diare, perdarahan dari
tulang, fraktur tulang dan foot drop ( Brunner & Suddarth, 2010)
ginjal kronik ada berbagai macam yang melibatkan beberapa sistem dalam tubuh
yang umum terjadi seperti anemia yang di defenisikan terjadinya penurunan sel
darah merah dimana fungsinya yaitu sebagai alat transportasi atau pengangkutan
oksigen dalam darah dan mengalirkan ke organ vital dalam tubuh dan jaringan
akibat dari penurunan erytrophoetin dengan gejala yang paling sering adalah
kelelahan dan gejala lainnya seperti dyspnea, nyeri dada, pusing dan sakit kepala,
hipertensi.
Komplikasi lain yang dapat terjadi menurut Smeltzer & Bare (2010)
dan asupan yang berlebihan (diet, obat-obatan dan cairan), perikarditis, efusi
perikardial dan tamponade perikardial yang terjadi akibat retensi produk limbah
uremik dan ketidak adekuatan dialisis, hipertensi yang diakibatkan oleh retensi
karena terjadi penurunan produksi eritropoietin, penururnan masa hidup sel darah
10
merah, perdarahan saluran pencernaan dan kehilangan darah selama proses terapi
Komplikasi lainnya yang umum terjadi pada pasien gagal ginjal kronik
adalah uremik pruritus yang secara pasti belum jelas bagaimana perjalanan
terjadinya, tetapi ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya yaitu
adanya kalsium di kulit, seperti mast cell, opioid, sensasi alergi pada komponen
KonsepPruritus
Defenisi
rasakan pasien dengan gagal ginjal kronis, yang merupakan salah satu gejala yang
paling umum terjadi pada pasien dengan gagal ginjal stadium akhir (Nakhaee, et
al, 2015).
neuropati sensori uremik dini. Pada penyakit gagal ginjal kronik, pruritus dapat
terjadi oleh berbagai hal baik yang ada kaitannya dengan uremia maupun yang
11
tidak berkaitan dengan uremia. Penyebab pruritus pada penyakit gagal ginjal
kronik antara lain keadaan yang berkaitan dengan uremia (pruritus uremik,
Dampak xenobiotik dan toksin uremia belum dapat di tetapkan sebagai penyebab
dari UP karena ada faktor lain seperti peningkatan jaringan konsentrasi vitamin A
proliferasi saraf sel pruritus mediase dan sentral perubahan saraf diaman terjadi
Rasa gatal di deteksi oleh saraf terminal aferen dan kemudian di transmisikan
ke thalamus melalui spinal cord dorsal horn dan spinothalamic tract dan beberapa
reseptor peptida dan sel Mas terkait G protein yang berpasangan dengan resptor
Menurut Narita (2006) faktor uremik merupakan salah satu faktor terjadinya
uremik pruritus dimana toksin uremik dibentuk dari produk metabolik protein dan
12
asam amino, urea atau nitrogen ureum darah (blood urea nitrogen), kreatinin,
guanidinosuksinat), asam oksalat, fenol dan asam phyenolat, indol, furans (asam
Pruritus adalah gejala umum berbagai penyakit, tetapi masih belum jelas
apakah merupakan tipe sensasi tunggal atau lebih merupakan istilah berbagai
gangguan memiliki kualitas yang sama atara satu penyakit dengan penyakit yang
lain. Rasa gatal dapat dapat dinilai dengan berbagai dimensi misalnya sesuai
dengan durasi, daerah yang terasa gatal dan apakah mengganggu aktivitas sehari-
Hemodialisis
Defenisi
Hemodialisis berasal dari dua kata yaitu hemo yang berarti darah dan
penyakit akut atau pasien yang memerlukan dialisis jangka pendek dan pasien
dengan penyakit chronic kidney disease (CKD) dan end stage renal disease
(ESRD) sebagai terapi jangka panjang atau terapi permanen penggantian ginjal
Komplikasi Hemodialisa
jelas, tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang
mendasari dan juga tidak akan mengembalikan seluruh fungsi ginjal. Komplikasi
yang dapat terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa meliputi ketidak
peralatan yaitu aliran, konsentrasi, suhu dialisat, aliran kebocoran darah dan udara
tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang
mendasari dan juga tidak akan mengembalikan seluruh fungsi ginjal. Pasien yang
serta adanya berbagai perubahan pada bentuk dan fungsi sistem dalam tubuh
muntah, nyeri dada, nyeri kepala (Eknoyan, et al, 2002). Menurut Morfin (2016)
komplikasi yang paling umum dapat terjadi pada pasien yang sedang menjalani
terapi hemodialisa adalah hipotensi dan setelah terapi hemodialisa gejala seperti
14
pusing, pruritus (rasa gatal pada tubuh), nyeri punggung dan pemulihan yang
Komplikasi terkait dengan air dan cairan yang diberikan terdiri atas
adanya bakteri dan pirogen dalam air yang diberikan yang dapat memicu
timbulnya infeksi, hipotensi, kram otot, hemolisis (bila komposisi elektrolit yang
nausea, pandangan kabur, kelemahan otot, dan ataksia (Lameire dan Mehta,
2000).
Defenisi Aromatherapy
Synder & Lindquist (2010) terapi modalitas ini sangat tepat sebagai bagian dari
yang dapat di serap melalui kulit dan melalui sistem penciumandan dalam
herbal medicine yang berasal dari aromatic yang mana sejarah pembentukan
15
aromatic awalnya berasal dari negara perancis yang digunakan pada perang dunia
2016).
Defenisi peppermint
negara mediterrania dan tumbuh di negara bagian eropa dan Amerika bagian utara
dimana memiliki kandungan menthol adalah yang paling umum yang terdapat dari
seperti mengurangi sesak nafas, nyeri kepala dan nyeri pada otot (Kligler et al,
2007).
Manfaat Peppermint
Ada berbagai macam manfaat yang di peroleh dari peppermint yaitu untuk
mampu menurunkan rasa nyeri pada kepada, adapun efek tambahan yang
terbakar pada bagian abdomen, rasa terbakar pada bagian perianal, penglihatan
16
yang kabur, mual, muntah dan jarang terjadi tetapi mampu memberikan efek pada
beberapa pasien dengan gagal ginjal akut dan interstitial nephritis (Kligler &
Chaundary, 2007)
menurunkan derajat pruritus bukan hanya pada pasien gagal ginjal kronik tetapi
juga pruritus akibat gangguan hepatik dan diabetik serta pada pengobatan kram
kaki dan pemberian secara topikal adalah yang paling banyak di rekomendasikan
yang tidak memiliki efek samping yang besar pada pasien. Penelitian lain yang
pruritus dan hasil yang di dapatkan bahwa minyak peppermint efektif menurunkan
Dasar Scientific
Minyak atsiri yang diproses dengan salah satu metode di atas sangat
mudah menguap, campuran kompleks bahan kimia organik yang terdiri dari
terpen dan terpenic senyawa. Kimia dari minyak esensial sangat menentukan sifat
Semua sistem tubuh dapat terpengaruh setelah bahan kimia molekul yang
membentuk minyak esensial mencapai sirkulasi dan saraf sistem. Senyawa dalam
digunakan tergantung pada kondisi yang sedang dirawat atau efek yang
diinginkan. Adapun hal lain yang menjadi dasar penggunaan aromaterapi adalah
17
parameter pengetahuan dan praktik perawat, waktu yang tersedia atau yang
diinginkan untuk tindakan yang akan terjadi, hasil yang ditargetkan, komponen
kimia minyak esensial, dan preferensi dan kebutuhan psikologis dari pasien
Kulit mampu melakukan dua hal pekerjaan yang berlainan yaitu sebagai
rambut yang ada di kulit, yang mengandung sebum cairan berminyak (Bharkatiya,
2008)
Pemberian minyak atsiri dengan cara topikal diserap melalui kulit oleh
difusi, dengan epidermis dan lapisan lemak bertindak sebagai reservoir sebelum
komponen minyak esensial mencapai dermis dan aliran darah. Diterapkan secara
topikal persiapan minyak esensial diserap dengan cepat melalui kulit beberapa
Lindquist, 2010).
pada beberapa faktor, seperti bagian tubuh yang di rawat, kondisi kulit, usia
pasien, dan komponen dalam minyak esensial. Metode dengan pijat dapat
meningkatkan kulit penetrasi melalui panas dan gesekan. Adamya kelarutan lemak
yang terdapat pada kulit (stratum korneum, liphopilic substansi) dan salah satu
bahan kimiawi yang ada pada minyak atsiri dan melewati epidermis (Synder &
Lindquist, 2010).
alat penguap yang dapat dioperasikan oleh panas, baterai, atau listrik dan mungkin
minyak esensial ke kamar dengan ukuran apa pun(Synder & Lindquist, 2010)
Minyak atsiri juga bisa dilarutkan dalam garam (misalnya garam Epsom); ini bisa
menenangkan otot dan persendian. Salah satu resep seperti itu untuk garam mandi
terdiri dari 1 sendok makan baking soda, 2 sendok makan garam Epsom, dan 3
sendok makan garam laut dengan 4 hingga 6 tetes minyak esensial tercampur
seluruhnya. Garam harus ditambahkan air mandi sesaat sebelum perendaman dan
yang berguna untuk menerapkan minyak esensial mengobati kondisi kulit atau
ke air hangat. Rendam kain katun lembut campuran, peras, dan aplikasikan kain
ke area yang terkena, memar, atau abrasi. Tutup kompres dengan bungkus plastik
dan dapat mengurangi stres yang dirasakan pasien, sehingga meningkatkan proses
pijat, encerkan satu hingga dua tetes minyak esensial dalam satu sendok teh (5
mL) minyak sayur dingin, krim organik dan krim bebas aroma, atau gel.
19
bahkan pada kulit utuh mereka umumnya jarang digunakan dalam konsentrasi
melebihi 10%. Ketika digunakan untuk mengobati kondisi seperti infeksi vagina,
persiapan minyak esensial dapat dibuat atau dibeli sebagai pessarium atau
pohon teh tepat di pessarium; alkohol cenderung menyebabkan iritasi kulit. Jika
minyak esensial diterapkan melalui tampon, mereka harus diubah secara teratur
(Buckle, 2003). Sariawan mulut (kandidiasis) pada orang dewasa juga dapat
seperti pada tekhnik inhalasi digunakan 1-5 tetes undiluted, untuk penggunaan
topikal ada beberapa cara seperti untuk rendam atau digunakan untuk mandi 1-8
drops,. Sebagai kompres dengan menggunakan 1%-8%, untuk luka 12% sampai
405 tergantung pada kimiawi bahan minyak esensial, untuk luka bakar, gigitan
dan stings sebagai pertolongan pertama digunakan 100% minyak esesnsial, untuk
ingestion tidak di terima sebagai bagaian dari perawatan holistik (Synder &
Lindquist, 2010).
demam, nyeri tenggorokan, alergi dan untuk kebersihan kulit. Ada beberapa cara
20
kepala, gangguan memori, mual, dll. Dengan pembakaran minyak esensial dapat
stres, dll. penggunaan topikal yang dapat memberi efek melalui kulit (Bharkatiya
et al, 2008)
minyak esensial yang harus perawat sadar akan pendidikan pasien dan dalam
praktiknya yaitu sebagai berikut: a) Hindari minyak esensial dari hal- hal yang
dan menggunakan untuk internal tubuh seperti diminum karena dari beberapa
menyimpan minyak esensial di tempat dingin dan menghindari panas dan sumber
menggunakan minyak esensial yang masih dalam kondisi baik dan otentik.
api terbuka karena minyak esensial mudah menguap dan mudah terbakar dan
menyiimpan minyak esensial di tempat sejuk yang jauh dari sinar matahari; b)
bercahaya dan oksigen yang dapat mengubah kimia minyak esensial, maka
jauhkan dari tempat yang telah di larang; e) jauhkan minyak esensial dari
jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan karena adanya studi kasus tentang
reaksi yang merugikan atau kematian yang terkait dengan aplikasi yang tidak tepat
atau konsumsi yang tidak disengaja pada anak kecil dan hewan peliharaan; f)
sekitar orang-orang yang memiliki riwayat asma berat atau beberapa alergi; g)
pastikan untuk bertanya, meskipun keamanan relatif dari minyak atsiri bila
digunakan dengan benar, sensitisasi dan iritasi kulit dapat terjadi dengan aplikasi
Kontraindikasi
seseorang ataupun iritasi, maka dari itu harus dikaji lebih dalam lagi mengenai
tertentu yang tidak dapat di aplikasikan ke kulit seperti post operasi dan fraktur
atau sprains, kulit memar, luka pada jaringan kulit, kondisi infeksi kulit,
pembengkakan pada kulit, varises pada vena dan kontraindikasi umum seperti
22
2008).
Teori Keperawatan
tiga ide sebelumnya yaitu relief(kelegaan) yang merupakan arti kenyamanan dari
yang diperlukan oleh pasien, yang kedua ease (ketentraman) merupakan arti
seperti suara, suasana dan furniture rumah sakit untuk membentuk kenyamanan
pasien dan konteks kenyamanan dapat dilihat melalui fisik, psiko spiritual,
lingkungan dan sosial yang di nilai dari 3 ide yang di kemukakan oleh Kolcaba
beberapa hal yang diukur untuk menyatakan status kenyamanan seseorang yaitu:
berkembang dari situasi stress dalam asuhan keperawatan yang tidak dapat dicapai
dengan sistem dukungan penerima secara umum; b) Intervensi untuk rasa nyaman
termassuk usia, sikap, status emosional, latar belakang budaya, sistem pendukung,
ingin dicapai tentang makna sehat yaitu sikap penerima berkonsultasi mengenai
dijelaskan menjadi internal, eksternal atau peacful death (kematian yang damai);
sakit, regional, negara dan negara yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh,
tersebut menunjukkan hal tersebut hal ini akan menciptakan dasar praktik dan
petugas kesehatan sesuai dasar keilmuan dan praktik untuk mendapatkan hasil
yang terbaik untuk pasien dan keluarga;h) Kebijakan terbaik atau kebijakan
regional dimulai dari adanya protokol prosedur dan medis yang mudah untuk di
Gagal Ginjal
Kronik
Kerangka Konseptual
Kelompok Intervensi
Skala Pruritus 5D
Tidak ada (0-5)
Ringan (6-14)
Sedang (15-24)
Berat (25-35)
BAB 3
27
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan one group pre test post test dengan menggunakan
satu kelompok intervensi karena dalam penelitian tidak ada variabel yang akan di
R1 : O1 X O2
Keterangan:
27
Lokasi penelitian ini dilakukan di unit hemodialisa RSUP Haji Adam Malik
Medan dengan alasan RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit
dengan tipe A dan melayani banyak pasien hemodialisa dan dapat memenuhi
alasan agar intervensi yang dilakukan dapat lebih maksimal dan diberikan 2 kali
Populasi
menelitinya, populasi tidak terbatas bukan hanya pada manusia tetapi dapat juga
terdiri dari rumah sakit, catatan file medis di rumah sakit, semua sampel darah
yang diambil dari pasien, organisasi dan apapun yang unit hal yang membuat
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan gagal ginjal
kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Sampel
Sampling adalah proses memilih sebagian populasi untuk mewakili
seluruh populasi dan sampel menjadi bagian dari populasi (Polit & Beck, 2012).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan non
semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria inklusi sampel sampai
hemodialisa dua kali dalam seminggu (2) tidak ada alergi terhadap aromatherapy
yang diberikan (3) mengalami pruritus deraja ringan sampai berat (4) tidak ada
masalah dermatologi selain pruritus (5) rentang usia 18-65 tahun, (6) tidak adanya
Penelitiakanmenghitungjumlahsampel yang
diperlukandalampenelitianyaitudenganmenggunakantablepoweranalysisdenganme
yaitu:
keterangan:
yang dilakukan oleh Amjadi, Mojab & Kamranpour (2012) dengan nilai mean dan
standar deviasi pre dan post intervensi 12 ± 25,5 dan 2 ± 4,3. Sebelum di hitung
30
effect size maka harus di tentukan terlebih dahulu beda rata-rata standardeviasi (σ)
keterangan
σ : Rata-rata StandarDeviasi
Dari hasil di atas di dapatkan rata-rata standar deviasi (α) dari penelitian adalah
(1-β) = .80, effect size (γ) = .60dan α = .05. Didapatkan jumlah sampel dalam
atau sampel yang terpilih drop out maka perlu penambahan jumlah sampel 10%
agar besar sampel tetap terpenuhi sehingga total sampel didapatkan 49 responden.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan pengumpulan data dilakukan setelah dilakukan setelah
lembar persetujuan menjadi responden yang telah disediakan oleh peneliti. Pada
lembar informed consent juga dicantumkan alamat lengkap dan usia pasien.
di ambil dari pegawai RS Haji Adam Malik Medan yang bekerja di unit
hemodialisa dan asisten tersebut akan di latih oleh peneliti sesuai dengan SOP
Tahap Pelaksanaan
1. Pre test
2. Intervensi
hemodialisa dengan alasan agar responden lebih kooperatif terhadap peneliti. Pada
tahap ini peneliti meminta bantuan dari kepala ruangan unit hemodialisa Rumah
Sakit Umum Haji Adam Malik Medan untuk dapat menganjurkan responden
untuk mengikuti program yang diberikan oleh peneliti dan membuat responden
Intervensidilakukankepadarespondenselama2minggupadapasien yang
Penelitian ini dilakukan pengukuran skala pruritus sebanyak tiga kali setelah
Tindakan awal adalah perawat mencuci tangan dengan baik, setelah itu
bersihkan area kulit pasien yang akan di berikan intervensi dengan menggunakan
kapas yang di basahi dengan air untuk membantu minyak menyerap kulit lebih
33
baik, kaji kulit pasien apakah ada luka terbuka pada area yang akan di lakukan
Pada tahap ini ekstrak peppermint dengan konsentrasi 0,5% yang telah di
merupakan kandungan umum dari daun peppermint yang memiliki kandungan 50-
menggunakan air bersih dan kasa, observasi tanda-tanda vital, memastikan pasien
tetap dalam kondisi hangat dan melaporkan kepada kepala ruangan unit
3. Post test
Metode Pengukuran
Instrument
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur skala pruritus pasien gagal
Dengan hasil skala ukur ringan, sedang dan berat, kuesioner 5D itch scale yang
Uji Validitas
dan Beck (2012) menyatakan bahwa penelitian expert (tenaga ahli) terhadap
konten yang paling dinyatakan dalam Content Validity Index (CVI). Penilaian
masing-masing item dinyatakan dalam 4 poin skala yaitu 1= tidak relevan, 2=agak
relevan, 3=cukup relevan dan 4=sangat relevan. Nilai CVI setiap item yang
dihitung oleh para expert rata-rata yaitu nilai 3 atau 4 (merupakan nilai yang
dianggap relevan) dibagi dengan jumlah expert. Misalnya, item yang dinilai
dikatakan sangat relevan jika 3 dari 4 dengan nilai CVI minimal .80 dan 0,90
Uji Reliabilitas
instrumen digunakan kembali secara berulang. Uji reliabilitas dengan metode ini
sering dilakukan pada jenis instrumen pedoman observasi (Polit & Beck, 2012).
Adapun variabel yang akan di teliti yaitu skala pruritus pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisa dengan skala interval yaitu melihat
tidak ada (0-5), ringan (6-14), sedang (15-24), berat (25-35) derajat kejadian
5D.
hemodialisa dan mengukur derajat skala pruritus pasien untuk mengetahui level
Pengolahan data
Data yang telah terkumpul melalui lembar observasi diolah melalui empat
tahapan yaitu :
Editing
Proses ini dilakukan selama berada dengan konsumen atau dilapangan sehingga
apabila ada data yang meragukan, salah atau tidak diisi dapat dikonfirmasi
Coding
kode untuk masing-masing kelas terhadap data yang diperoleh dari sumber data
37
yang telah diperiksa kelengkapannya. Data-data yang berupa angka atau tulisan
Entry Data
entry data dari instrument penelitian kedalam komputer melalui program statistik.
Cleaning
terhadap data yang sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak.
Analisa data
Analisa Univariat
Tahap selanjutnya adalah analisa data. Dalam penelitian ini analisis data
variabel yang akan diteliti. Variabel yang berbentuk kategorik (usia, jenis
kelamin, lama mengalami pruritus dan derajat pruritus) disajikan berupa nilai
Rumus presentase:
%=
Keterangan
n : jumlah responden
Analisa Bivariat
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Uji yang digunakan adalah jenis uji
paired t test untuk mengetahui perbedaan skala pruritus sebelum dan sesudah
38
dahulu dilakukan uji normalitas data menggunakan Uji Shapiro Wilk. Data yang
berdistribusi normal akan dilakukan uji beda dua mean (uji t test) yaitu t tidak
<0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Data yang berdistribusi tidak normal diuji
Pertimbangan Etik
dasar etik penelitian yang terdiri dari beneficience, respect for human dignity dan
justice (Polit & Beck, 2012). Pertimbangan etik terkait penelitian ini dilakukan
Asas manfaat merupakan salah satu prinsip etik yang paling mendasar,
dalam hal ini peneliti harus menghindari segala macam resiko yang dapat
yang di oleskan ke bagian tubuh pasien yang paling dominan terjadi pruritus yaitu
pada ekstremitas dan di daerah punggung apabila pada saat intervensi terjadi
alergi atau efek yang tidak di inginkan maka intervensi di hentikan dan di
keuangan responden (Polit & Beck, 2012). Sebelum penelitian ini dilakukan,
keluarga sebagai salah satu langkah peneliti untuk mencegah terjadinya kerugian
dilakukan tes alergi terhadap ekstrak peppermint apabila pasien merasa gatal,
panas, bengkak maka segera di bersihkan dengan air bersih dan kasa hal ini juga
di lakukan apabila pada saat pemberian intervensi pasien merasa tidak nyaman
Menurut Polit & Beck (2010), responden juga harus bebas dari bahaya
psikologis maka peneliti akan melakukan tanya jawab dengan responden dan
partisipasi, informasi serta data yang diberikan tidak akan menimbulkan kerugian
pada responden dimasa yang akan datang (Polit & Beck, 2012). Peneliti
memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga bahwa informasi dan data
yang diberikan hanya utuk kepentingan penelitian dan hasil yang didapatkan
memiliki hak untuk memutuskan apakah akan berpartisipasi dalam penelitian atau
tidak serta menarik diri dari proses selama penelitian berlangsung tanpa adanya
rasa khawatir mendapatkan sanksi atau tuntutan hukum, bebas dari paksaan serta
ancaman (Polit & Beck, 2012). Selama proses penelitian berlangsung, peneliti
sangat menghargai dan menerima semua keputusan pasien yang dalam hal ini
diwakilkan oleh keluarga sehingga pasien atau keluarga terlibat dalam penelitian
secara sukarela.
dasar penting dalam informed concent (Polit & Beck, 2012). Sebelum penelitian
kesempatan untuk bertanya serta memutuskan apakah pasien dapat terlibat dalam
penelitian.
Hak untuk mendapatkan tindakan yang adil (the right to fair treatment)
maksud atau posisi tertentu. Responden diperlakukan sama tanpa adanya unsur
keyakinan, budaya serta sosial ekonomi responden (Polit & Beck, 2012). Pada
pasien yang dipilih adalah pasien yang memang memenuhi kriteria inklusi yang
telah ditetapkan.
informasi dirinya untuk dijaga kerahasiaannya (Polit & Beck, 2012). Dalam
penelitian ini peneliti menghargai privasi pasien, untuk menjaga privasi tersebut
42
43
Lin, T. C., Lai, Y. H., Guo, S. E., Liu, C. F., Tsai, J. C., Guo, H. R., & Hsu, H. T.
(2012). Baby oil therapy for uremic pruritus in haemodialysis
patients. Journal of clinical nursing, 21(1‐2), 139-148.
Matsuda, K. M., Sharma, D., Schonfeld, A. R., &Kwatra, S. G. (2016).Gabapentin
and pregabalin for the treatment of chronic pruritus. Journal of the
American Academy of Dermatology, 75(3), 619-625.
Mettang, T., & Kremer, A. E. (2015).Uremic pruritus. Kidney International, 87
(84), 685-691.
Morfin, J. A., Fluck, R. J., Weinhandl, E. D., Kansal, S., McCullough, P. A.,
&Komenda, P. (2016). Intensive hemodialysis and treatment complications
and tolerability. American Journal of Kidney Diseases, 68(5), S43-S50.
Murabito, S., & Hallmark, B. F. (2018).Complications of KidneyDisease. Nursing
Clinics, 53(4), 579-588.
Nakhaee, S., Nasiri, A., Waghei, Y., &Morshedi, J. (2015). Comparison of
Avenasativa, vinegar, and hydroxyzine for uremic pruritus of hemodialysis
patients: a crossover randomized clinical trial. Iranian journal of kidney
diseases, 9(4), 316.
Narita, I., Alchi, B., Omori, K., Sato, F., Ajiro, J., Saga, D., ...&Akazawa, K.
(2006). Etiology and prognostic significance of severe uremic pruritus in
chronic hemodialysis patients. Kidney international, 69(9), 1626-1632.
National Institutes of Health.(2012). Kidney disease statistics for the United
States. Washington: NHI.
Reich, A., Bożek, A., Janiszewska, K., &Szepietowski, J. C. (2017). 12-Item
Pruritus Severity Scale: Development and Validation of New Itch
SeverityQuestionnaire. BioMed research international, 2017.Article ID
3896423
Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever. (2010). Text BookOf Medical SurgicalNursing.
Edisi 12. Lippincott Williams & Wilkins