Anda di halaman 1dari 19

OM SWASTYASTU

Presentation Title

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

My name PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


My position, contact information
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
or project description
BALI
2020
NAMA KELOMPOK
 ALYA SHAFIRA (17.321.2713)
 NI MADE AYU FERA ANDINI (17.321.2745)
 NI MADE BELLA PRATIWI PUTRI (17.321.2746)
 NI PUTU INTAN PUSPA SARI (17.321.2750)
 NI PUTU RATIH ANDRIANI (17.321.2752)
 PUTU BAGUS WARSA WARDANA (17.321.2758)
 PUTU HARRY KRESNA PUTRA (17.321.2759)
TAMPONADE JANTUNG

Tamponade jantung merupakan suatu sindroma


klinis akibat penumpukan cairan berlebihan di
rongga perikard yang menyebabkan penurunan
pengisian ventrikel disertai gangguan
hemodinamik (Dharma, 2009).
ETIOLOGI
 Neoplasma (kanker paru stadium akhir)
 Perikarditis
 Uremia
 Gagal ginjal
 Penyakit lupus
 Perdarahan ke dalam ruang pericardial
akibat trauma, infeksi, atau operasi.
 Trauma tumpul
 Trauma tusuk
PATOFISIOLOGI

 Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi pericardium


menyebabkan hambatan serius aliran darah ke jantung
(gangguan diastolik ventrikel). Penyebab tersering adalah
neoplasma, dan uremi. Neoplasma menyebabkan
terjadinya pertumbuhan sel secara abnorma pada otot
jantung. Sehingga terjadi hiperplasia sel yang tidak
terkontrol, yang menyebabakan pembentukan massa
(tumor). Hal ini yang dapat mengakibatnya ruang pada
kantong jantung (perikardium) terdesak sehingga terjadi
pergesekan antara kantong jantung (perikardium) dengan
lapisan paling luar jantung (epikardium). Pergesekan ini
dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada
perikarditis sehingga terjadi penumpukan cairan pada
pericardium yang dapat menyebakan tamponade jantung.
Uremia juga dapat menyebabkan tamponade jantung.
MANIFESTASI KLINIS
 Penurunan tekanan darah, kenaikan tekanan
vena (distensi vena leher) dan bunyi jantung
terdengar sangat jauh (muffled)
 Gelisah, binggung dan tidak tenang
 Dipsnea, takipnea dan nyeri prekordial
 Peningkatan tekanan vena sentral
 Bila terjadi secara lambat dapat memberi
kesempatan mekanisme kompensasi seperti
takikardi, peningkatan resistensi vascular perifer
dan peningkatan volume intravaskular. Bila
cepat, maka dalam beberapa menit bisa fatal.
PENATALAKSANAAN
 Tangani cardiopulmonari arrest, manajemen
sirkulasi jalan napas
 Mengganti cairan vaskuler jika diperlukan,
 digunakan cairan koloid, normal saline, RL,
FFP, Tranfusi darah atau albumin jika
diperlukan
 Memberikan therapi sesuai penyebab,misalnya
Vitamin K atau protamin jika pasien on
antikoagulan, dialysis jika gagal ginjal, anti
biotik, Inotropik, anti aritmia, kortikosteroid
 Monitoring hemodinamik (BP,HR,CVP,PCWP)
 Puasakan pasien
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Foto thorax
 EKG
 Echocardiografi
 Pulse Oksimetri
 USG FAST
Gagal
jantung

Komplikasi

Edema
Kematian
paru
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan melakukan
anamnesia pada pasien. Data-data yang
dikumpulkan atau dikaji meliputi :
a. Identitas Pasien
B. Keluhan utama
C. Primary survey
D. Secondary Assessment
DIAGNOSA
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas (D.0008)
 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan aliran arteri dan atau vena (D.0009)
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya nafas (D.0005)
 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik (D.0077)
 Hipotermia berhubungan dengan terpapar suhu
lingkungan rendah (D.0131)
 Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi (D.0080)
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Penurunan curah SLKI: SIKI :


Perawatan Jantung :
jantung Tujuan: Setelah diberikan
a. Identifikasi tanda dan gejala sekunder
berhubungan asuhan keperawatan ...x24
penurunan curah jantung misalnya distensi
dengan perubahan jam diharapkan curah vena jugularis
kontraktilitas jantung pada pasien kembali b. Monitor tekanan darah
(D.0008) normal dengan kriteria hasil c. Posisikan pasien semi-fowler
  a. Kekuatan nadi perifer d. Berikan diet jantung yang sesuai misalnya
asupan kafein dan natrium
b. Denyut nadi pasien kembali
e. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
dengan normal yaitu 60-
modifikasi gaya hidup sehat
80x/mnt f. Berikan oksigen untuk mepertahankan
c. Suara jantung kembali dengan saturasi oksigen >94%
normal S1 S2 reguler g. Ajarkan beraktifitas fisik sesuai toleransi

d. Tekanan darah kembali h. Kolaborasi pemberian antiaritmia

normal 120/80x/mnt
Perfusi perifer tidak SLKI: SIKI :
efektif berhubungan Tujuan: Setelah Perawatan Sirkulasi:
dengan penurunan diberikan asuhan a. Monitor panas, kemerahan,
aliran arteri dan atau keperawatan ...x24 nyeri, bengkat pada
vena (D.0009) jam diharapkan perfusi ekstremitas
  perifer pada pasien b. Lakukan pencegahan
kembali normal infeksi
dengan kriteria hasil : c. Anjurkan melakukan
a. Denyut nadi pasien perawatan kulit yang tepat
kembali normal yaitu d. Informasikan tanda dan
60-80x/mnt gejala darurat yang harus
b. Turgor kulit elastis dilaporkan
Pola nafas tidak SLKI: SIKI :
efektif berhubungan Tujuan: Setelah Manajemen Jalan Nafas :
dengan hambatan diberikan asuhan a. Monitor pola nafas
upaya nafas (D.0005) keperawatan ...x24 b. Pertahankan kepatenan
  jam diharapkan pola jalan nafas dengan head-
nafas pada pasien tilt dan chin-lift, jaw-
kembali normal thrust jika trauma servikal
dengan kriteria hasil : c. Berikan oksigen jika perlu
a. Pernafasan pasien d. Posisikan semi fowler atau
kembali dengan normal fowler
20x/mnt e. Ajarkan tehnik batuk
b. Pasien tidak efektif
menggunakan otot f. Kolaborasi pemberian
bantu nafas bronkodialtor
c. Frekuensi nafas normal
d. Tidak ada bunyi nafas
tambahan
 
Nyeri akut SLKI: SIKI :
berhubungan Tujuan: Setelah diberikan Manajemen Nyeri :
dengan agen asuhan keperawatan ...x24 a. Identifikasi lokasi, karakteristik,
pencedera fisik jam diharapkan tingkat nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
(D.0077) pada pasien menurun dengan intensitas nyeri
  kriteria hasil : b. Identifikasi skala nyeri
a. Tingkat kegelisahan pada klien c. Identifikasi respon nyeri dan verbal
berkurang d. Berikan tehnik non-farmakologis
b. Pola tidur kembali dengan untuk mengurangi rasa nyeri
normal 7-8 jam e. Kontrol lingkungan yang
c. Pasien tidak meringis memperberat rasa nyeri
kesakitan f. Anjurkan memonitor nyeri
secara ,mandiri
  g. Ajarkan tehnik non-farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
h. Kolaborasi pemberian analgesik
jika perlu
SLKI: SIKI :
Tujuan: Setelah Manajemen Hipotermia :
diberikan asuhan a. Monitor suhu tubuh
keperawatan ...x24 jam b. Identifikasi penyebab
diharapkan hipotermia
thermoregulasi pada c. Monitor tanda dan gejala
pasien kembali dengan akibat hipotermia
normal dengan kriteria d. Sediakan lingkungan yang
hasil : hangat
a. Suhu tubuh pada pasien e. Lakukan pengahangatan
kembali dengan normal pasif (menggunakan
yaitu 37,50 C selimut, pakaian tebal)
b. Pasien tampak tidak f. Lakukan penghangatan
menggigil aktif eksternal (kompres
hangat)
g. Anjurkan makan dan
minum yang hangat
Ansietas berhubungan SLKI: SIKI :
dengan kurang terpapar Tujuan: Setelah Reduksi Ansietas :
informasi (D.0080) diberikan asuhan a. Identifikasi saat tingkat
  keperawatan ...x24 jam ansietas berubah
diharapkan tingkat b. Monitor tanda-tanda ansietas
ansietas pada pasien verbal dan non verbal
kembali normal dengan c. Temani pasien untuk
kriteria hasil : mengurangi kecemasan jika
a. Gelisah pada pasien memungkinkan
berkurang d. Motivasi pasien untuk
b. Pola tidur pasien kembali mengidentifikasi situasi yang
dengan normal 7-8 jam memicu kecemasan
c. Pasien tidak tampak tegang e. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
f. Latih tehnik relaksasi
g. Kolaborasi obat ansietas jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai