Anda di halaman 1dari 45

LITERATURE REVIEW : PENERAPAN FISIOTERAPI

DADA PADA MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN


BERSIHAN JALAN NAFAS

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh :

FAJRAN FITRAH ZEIN

18019

PRORAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA

2021
LITERATURE REVIEW : PENERAPAN FISIOTERAPI
DADA PADA MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun oleh :

FAJRAN FITRAH ZEIN

18019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA

2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal 22 Juli 2021 Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “LITERATURE RIVEUW : PENERAPAN
FISIOTERAPI DADA PADA MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS” untuk
dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi
Diploma III Keperawatan Akademi Keperawatan Keris Husada.

Disusun Oleh :

FAJRAN FITRAH ZEIN

18019

Menyetujui :

PEMBIMBING

(Sri Sulistiowati, M.Kep., Ns. Sp. KMB)

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk Literature Review dengan judul

“LITERATURE RIVEUW : PENERAPAN FISIOTERAPI


DADA PADA MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS”

Disusun Oleh :

FAJRAN FITRAH ZEIN

18019

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah


Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Akademi
Keperawatan Keris Husada sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
program pendidikan Diploma III Keperawatan pada

Hari : Senin

Tanggal : 22 Juli 2021

Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Nama terang Tanda Tangan

Penguji I Sumrahadi, MKM ( )

Penguji II Sri Sulistiowati, M.Kep., Ns. Sp. KMB ( )

Disahkan Oleh :
Akademi Keperawatan Keris Husada
Direktur,

Ns. Tatik Setiarini, S.Kep., MKM

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang di kutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Fajran Fitrah Zein

NIM : 18019

Tanda Tangan :

Tanggal : 22 Juli 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “LITERATURE RIVEUW :
PENERAPAN FISIOTERAPI DADA PADA MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS”
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini di lakukan untuk memenuhi persyaratan
melaksanakan studi kasus.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menghadapi
masalah dan hambatan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari
pembimbing, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Brigjen TNI (Purn) H. Purwo Siswoko, SH., selaku Ketua Yayasan
Keris Samudera Korps Marinir.
2. Ns. Tatik Setiarini, S.Kep., MKM selaku Direktur Akademi
Keperawatan Keris Husada.
3. Sumrahadi, MKM selaku penguji I Uji sidang Karya Tulis Ilmiah.
4. Sri Sulistiowati, M.Kep., Ns. Sp. KMB selaku Dosen Pembimbing dan
penguji II Uji sidang Karya Tulis Ilmiah.
5. Dosen dan staff Akademi Keperawatan Keris Husada yang telah
memberikan ilmu dan fasilitas yang baik dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua saya tercinta yang selalu memberikan do’a dan
dukungan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Untuk Intan yang selalu memberikan support dan mendengarkan keluh
kesah selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Rekan-rekan seperjuangan tingkat III Akademi Keperawatan Keris
Husada Jakarta yang telah secara langsung dan tidak langsung
membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

ii
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak
kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki, maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya
dan rekan seprofesi khususnya.

Jakarta, 2021
Penulis

ii
LITERATURE REVIEW: PENERAPAN FISIOTERAPI DADA
PADA MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS

(Fajran Fitrah Zein, 2021, halaman)


ABSTRAK

Latar Belakang : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan


ketidakmampuan membersihkan sekresi atau penyumbatan pada saluran nafas
untuk mempertahankan bersihan jalan nafas, obstruksi saluran napas disebabkan
oleh menumpuknya sputum pada jalan napas yang akan mengakibatkan ventilasi
menjadi tidak adekuat. Untuk itu perlu dilakukan tindakan memobilisasi
pengeluaran sputum agar proses pernapasan dapat berjalan dengan baik guna
mencukupi kebutuhan oksigen tubuh. Tujuan : Untuk mengetahui apakah teknik
Fisioterapi dada mampu mengatasi ketidak efektifan bersihan jalan nafas. Metode
: Literature Review dengan melakukan penelusuran jurnal melalui Google Scholar
dengan penelitan berdasarkan jurnal yang di gunakan dengan metode penelitian
Quasy Experiment berdasarkan jurnal. Hasil : Didapatkan hasil berdasarkan review
jurnal oleh penulis bahwasanya teknik Fisioterapi Dada ini mampu mengatasi
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan berdasarkan karakteristik dari
responden(jurnal) Kesimpilan : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
dapat diatasi dengan intervenso Fisioterapi dada dengan berdasarkan karakteristik
jurnal penelitian yang direview

Kata Kunci : Fisioterapi dada, bersihan jalan nafas

4
LITERATURE REVIEW: APPLICATION OF CHEST PHYSIOTHERAPY
IN THE PROBLEMS OF INACCURACY

CLEAN BREATH

(Fajran Fitrah Zein, 2021, page)

ABSTRACT

Background : Ineffective airway clearance is the inability to clear secretions or


blockages in the airways to maintain airway clearance, airway obstruction is caused
by accumulation of sputum in the airways which will result in inadequate
ventilation. For this reason, it is necessary to mobilize the production of sputum so
that the respiratory process can run properly in order to meet the body's oxygen
needs. Objective : To determine whether chest physiotherapy techniques are able
to overcome the ineffectiveness of airway clearance. Method : Literature Review
by searching journals through Google Scholar with research based on journals used
with Quasy Experiment research methods based on journals. Results : The results
obtained based on a journal review by the author that this Chest Physiotherapy
technique is able to overcome the problem of ineffective airway clearance based on
the characteristics of the respondents (journal) Conclusion : The problem of
ineffective airway clearance can be overcome with chest physiotherapy
interventions based on the characteristics of the research journal reviewed

Keywords : Chest physiotherapy, airway clearance

5
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1 Konsep Bersihan Jalan Naafas ........................................................................ 5
2.2 Konsep Fisioterapi Dada ................................................................................ 6
2.3 Konsep Dasar Penyakit .................................................................................. 7
2.3.1 Tuberkulosis Paru (TB Paru) ....................................................................... 7
2.3.2 Pneumonia .................................................................................................. 8
BAB III METODE PENULISAN ...................................................................... 10
3.1 Desain dan Jenis Studi.................................................................................. 10
3.2 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 10
3.3 Kriteria Inklusi ............................................................................................. 11
3.4 Strategi Penelusuran Publikasi ..................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 13
4.1 Analisa dan sintesis ...................................................................................... 13
4.2 Penerapan Fisioterapi Dada Pada Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan
Nafas .......................................................................................................... 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 27
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 27
5.2 Saran............................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 29

6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Angka kesakitan manusia dengan masalah sistem pernafasan di Indonesia masih

tinggi, berdasarkan data Depkes 2011 di Indonesia masih menjadi salah satu

masalah kesehatan utama dalam masyarakat. Menurut WHO tahun 2013 di

dunia, angka kematian akibat pneumonia atau infeksi saluran pernafasan akut,

yang mempengaruhi paru-paru dinyatakan menjadi penyebab kematian sekitar

1,2 juta orang setiap tahun. Kemudian, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013

menyebutkan bahwa di Indonesia pneumonia menempati peringkat kedua

kematian (15,5%) dari seluruh penyebab kematian.

Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang telah lama

dikenal dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan diberbagai

negara di dunia (Dep Kes RI, 2012). Menurut World Health Organitation

(WHO) tahun 2013, ada sekitar 8,6 juta orang jatuh sakit dengan TB Paru dan

1,3 juta meninggal akibat TB Paru. Tuberculosis paru ini merupakan penyakit

penyebab ke 3 di Indonesia yang mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000

penduduk), dan 46% diantaranya merupakan kasus baru meningkat

104/100.000 penduduk. (Departemen Kesehatan 2011).

Pada umumya faktor penyebab masalah obstruksi jalan nafas atas dan bawah

adalah karena peningkatan secret sebagai salah satu manifestasi klinis adanya

inflamasi pada saluran nafas. Proses inflamasi ini muncul dari penyakit sistem

pernafasan, dalam hal ini penulis mereview dengan masalah sistem pernafasan

7
dapa penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) dan Pneumonia yang

mengakibatkan produksi secret meningkat sampai menimbulkan manifestasi

klinis yang ada, sehingga muncul masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan ketidakmampuan

membersihkan sekresi atau penyumbatan pada saluran nafas untuk

mempertahankan bersihan jalan nafas (Herdman, 2018). Menurut Endrawati,

Aminingsih,&Ariasti (2014), obstruksi saluran napas disebabkan oleh

menumpuknya sputum pada jalan napas yang akan mengakibatkan ventilasi

menjadi tidak adekuat. Untuk itu perlu dilakukan tindakan memobilisasi

pengeluaran sputum agar proses pernapasan dapat berjalan dengan baik guna

mencukupi kebutuhan oksigen tubuh. Dampak yang terjadi jika

ketidakefektifan bersihan jalan nafas tidak segera diatasi, dapat menimbulkan

kekurangan oksigen dalam sel tubuh. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan

sulit berkonsentrasi karena metabolisme terganggu akibat kurangnya suplai

oksigen dalam darah. Otak merupakan organ yang sangat sensitive terhadap

kekurangan oksigen, apabila kekurangan oksigen lebih dari lima menit dapat

terjadi kerusakan sel otak permanen.

Berdasarkan jurnal yang direview oleh penulis tindakan yang efektif untuk

mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah Fisioterapi dada,

Fisioterapi dada ini merupakan teknik atau tindakan pengeluaran sputum atau

sekret yang digunakan, baik secara mandiri maupun kombinasi agar tidak

terjadi penumpukan sputum atau sekret yang mengakibatkan tersumbatnya

jalan napas dan komplikasi penyakit lain sehingga menurunkan fungsi ventilasi

paru-paru. (Hidayati, dkk.2014). Teknik fisioterapi dada ini berhasil mampu

8
meningkatkan volume pengeluaran sputum atau sekret pada klien seperti yang

sudah dilakukan oleh Soemarno (2006) dengan judul“ Pengaruh penambahan

MWD pada terapi inhalasi, chest fisioterapi (postural drainage, huffing,

caughing, tapping/clapping) dalam meningkatkan volume pengeluaran sputum

pada penderita asma”.

1.2 Rumusan masalah

Fisioterapi dada merupakan inervensi mandiri yang dilakukan tenaga medis

yaitu dalam hal ini seorang perawat. Perawat memiliki keterampilan berupa

penanganan kepada pasien dengan teknik nonfarmakologis dan tidak terpaku

oleh penanganan farmakologis saja, sehingga dalam review jurnal penelitian

yang dilakukan. Penulis ingin mengungkap bahwasanya, apakah tindakan

keperawatan berupa fisioterapi dada dapat memberikan efek yang baik bagi

masalah ketidakefektifan bersihan jalanan nafas pada pasien yang mendeerita

penyakit sistem pernafasan.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui bagaimana perbedaan fisioterapi dada pada ketidakefektifan

bersihan jalan nafas dari 5 jurnal yang diamati dan direview oleh penulis.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi ketidakefektifan bersihan jalan nafas sebelum

dilakukan tindakan fisioterapi dada berdasarkan jurnal penelitian yang

direview penulis

9
2. Mengidentifikasi ketidakefektifan bersihan jalan nafas sesudah

dilakukan tindakan fisioterapi dada berdasarkan jurnal penelitian yang

direview penulis

3. Mengetahui bagaimana pengaruh diberikannya tindakan terapi

fisioterapi dada pada masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang

diamati berdasarkan 5 jurnal yang direview oleh penulis

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam

menangani pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Sehingga

peruses penyembuhan dapat berlangsung lebih baik dan lebih baik dan lebih

cepat. Oleh karena itu hasil dari review jurnal penelitian ini bisa meningkatkan

pemahaman dan wawasan penulis tentang pegaruh fisioterapi dada terhadap

ketidakefektifan bersihan jalan nafas, serta landasan mewujudkan evidence base

practice. Terutama dalam hal penanganan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

pada masalah sistem pernafasan.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep bersihan jalan nafas

Menurut ( Raharjo, 2014) bersihan jalan nafas merupakan kemampuan untuk

membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan

jalan nafas yang adekuat, sehingga kebutuhan oksigen terpenuhi. Sedangkan

menurut (Herdman, 2012-2014) mengatakan bahwa ketidakefektifan bersihan

jalan nafas merupakan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau

obstruksi dari saluran nafas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.

Beberapa hal yang mendasari adanya masalah bersihan jalan nafas itu bisa kita

dapati dari jurnal yang dievie berupa adanya suara nafas tambahan, perubaha

frekuensi nafas, perubahan irama nafas, adanya sianosis, sering kali mengalami

kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara, sputum dalam jumlah yang

berlebih, batuk yang tidak efektif gelisah dan juga dispnea. Disamping beberapa

hal yang menandakan adanya masalah bersihan jalan nafas, pada bersihan jalan

nafas ini juga mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan

bersihan jalan nafas tersebut ada tiga faktor, yang pertama faktor lingkungan

seperti merokok, mengirup asap rokok, dan perokok pasif, faktor obstruksi jalan

nafas seperti spasme jalan nafas, retensi sekret, mucus berlebih, adanya jalan

nafas buatan, terdapat benda asing dijalan nafas, sekret dibronki, dan eksudat

dialveoli, serta faktor fisiologis yaitu disfungsi neuromuscular, hyperplasia,

dinding bronchial, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), infeksi asma, jalan

nafas alergik “alergi” (Wilkinson, 2017).

11
2.2 Konsep fisioterapi dada

Menurut Andina &Yuni (2017), fisoterapi dada merupakan suatu tindakan

keperawatan yang dilakukan untuk mengeluarkan sekret atau sputum yang

menghambat jalan nafas pada saat bernafas, dengan menggunakan teknik

drainage postural, clapping dan vibrating. Fisioterapi dada ini dimulai dengan

melakukan perubahan atau mengatur posisi kepala atau dada lebih rendah

dalam waktu 15 menit untuk menyalurkan sekresi dengan pengaruh gravitasi

kemudian dilanjutkan dengan memberikan tepukan dan vibrasi pada klien,

dilakukan 2-3x perhari tergantung seberapa banyak akumulasi sekret di klien.

Teknik fisioterapi dada ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pola

pernafasan, membersihkan jalan nafas, membuang sekresi bronchial,

memperbaiki ventilasi, meningkatka efisiensi otot-otot pernafasan, mengurangi

pernafasan dangkal, meningkatkan pertukaran udara yang adekuat.

Menurut Fitriananda dkk, (2017) bahwa fisioterapi Dada terdiri dari posturale

drainage, Posturale drainage merupakan cara yang sudah lama digunakan dalam

pengeluaran sputum dari paru-paru mengunakan berat serta aliran sputum,

pijatan merupakan teknik untuk meringankan spasme mengunakan cara

sentuhan ringan atau stroking, teknik ini memakai telapak tangan juga tekanan,

mengunakan intensitas ringan hingga kuat, tapotemen merupakan gerakan

ritmis,luwes serta beraturan, posisi tangan cekung dengan pergelangan lemas.

Menggunakan sedikit tenaga bertujuan mengurangi sekresi dan perlengketan

sekret pada dinding bronchial, vibrasi merupakan gerakan memberikan getaran

didaerah thorax terdapat sekret. Getaran dibuat mengunakan bantuan ekspirasi.

12
Vibrasi thorax membantu melepas sekret dan merangsang aktifitas cilia (Putri,

dkk, 2016).

2.3 Konsep dasar penyakit

2.3.1 Tuberkulosis Paru (TB Paru)

Tuberkulosis menyerang paru-paru, namun dapat juga menyerang organ

tubuh lainnya. Kuman tersebut berbentuk batang yang mempunyai sifat

khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu, disebut

juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA) dan cepat mati jika terpapar sinar

matahari langsung akan tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat

yang gelap dan lembab (Muttaqin, 2012).

Berdasarkan klasifikasi yang ada pada TB paru, dua keteragan tersebut ini

ialah, Tuberkulosis Primer Tuberkulosis primer adalah infeksi bakteri yang

disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang pertama kali mengenai

penderita dan belum mempunyai reaksi spesifik sebelumnya terhadap

bakteri TB. TB primer merupakan infeksi yang bersifat sistemik.

Tuberkulosis Sekunder Sebagian kecil dari bakteri TB masih hidup dalam

keadaan dorman dalam jaringan parut. 90 % diantaranya tidak mengalami

kekambuhan. Reaktifitas penyakit TB terjadi bila daya tahan tubuh menurun(

terutama pada anakanak ) , pecandu alkohol, silikosis, dan pada penderita

diabetes militus serta AIDS.

Tanda- tanda dan gejala penderita TB menurut Depkes RI,2013 meliputi,

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badab tidak naik dengan

adekuat atau tidak naik dalam I bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi

yang baik. Demam lama (≥ 2 minggu ) dan / berulang tanpa sebab yang jelas.

13
Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan

gejala spesifuk pada TB anak apabila tidak disertai dengan gejala- gejala

sistemik lainnya, Batuk lama ≥ 3 minggu, Nafsu makan tidak ada, atau

berkurang, disertai dengan gagal tumbuh, Malaise, anak kurang aktif

bermain, Diare persisten/ menetap yang tidak sembuh dengan pengobatan

baku diare.

2.3.2 Pneumonia

Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang

mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang

disebut alveoli, yang diisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas.

Ketika seorang individu memiliki pneumonia, alveoli diisi dengan nanah dan

cairan, yang membuat bernapas menyakitkan dan membatasi asupan

oksigen.

Faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan kekhasan

pneumonia, dalam gambaran klinis dan strategi pengobatan yaitu usia pasien.

Pada anak balita (4 bulan – 5 tahun), pneumonia sering disebabkan oleh

infeksi Strepcoccus pneumonia, Haemophillus influenza tipe B dan

Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja,

selain bakteri tersebut juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumonia (Said,

2008).

Tanda dan gejalan pneumonia menurut World Health Organization (WHO)

(2005) yaitu batuk dan/atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu

hal berikut ini, yaitu kepala teranggu-angguk, pernafasan cuping hidung,

tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, foto thoraks menunjukan

14
gambar pneumonia, adapun gejalan lainnya erupa suara merintih, nafas

cepat, terdengar suara nafas tambahan (ronchi), sianosis, kejang dan tidak

sadarkan diri.

Berdasarkan klasifikasi pada pneumonia yang dikemukakan oleh Hariadi

(2010) bahwasasnya, pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi yaitu

Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang

yang tidak menjalani rawat inap di rumah sakit. Pneumonia Nosokomial

(PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama perawatan di rumah sakit atau

sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur, Pneumonia aspirasi

disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik ketika makan

atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan infeksi

tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan teraspirasi mungkin mengandung

bakteri aerobic atau penyebab lain dari pneumonia, dan Pneumonia pada

penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi pada

penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah.

15
BAB III

METODE LITERATURE REVIEW

3.1. Desain dan Jenis Studi

Desain jenis studi yang dilakukan adalah Literature review. Literature review

itu sendiri merupakan uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain

yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian

(Hasibuan, 2008). Sedangkan menurut Taylor & Procter (2010), tinjauan

pustaka atau disebut juka kajian pustaka (literature review) merupakan sebuah

aktivitas untuk meninjau atau mengkakji kembali berbagai literature yang

telah dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya tertarik yang

akan diteliti.

3.2. Metode Pengumpula Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah dengan cara

melakukan penelusuran jurnal melalui website-website yang tersedia dan juga

melakukan penelusuran jurnal penelitian melalui media Google Scholar.

Sumber Data Base Studi: Penulis melakukan penulusuran melalui web dan
Google Scholar dengan mengetikan kata kunci Literature Review Penerapan
Fisioterapi Dada Pada Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas.
Adapun jumlah jurnal yang diambil peneliti berjumlah 5 jurnal.
Waktu Publikasi: Penulis mengambil data yang sesuai dengan topik dengan
rentang waktu publikasi jurnl 5 tahun terakhir (2016-2021) dalam artikel
full-text dan dalam format pdf dan dipilih sesuai kriteria inklusi dan kriteria
ekslusi, pada jurnal yang direview merupakan jurnal penelitian dalam bahasa
Indonesia dan bahasa inggris.

16
3.3. Kriteria Inklusi

Tabel 2.1. Kriteria Inklusi


Kriterian Inklusi Penelitian menggunakan jumlah sample 1-5 Jurnal
Tahun penelitian jurnal dari 2015-2021
Jurnal penelitian diambil dari web dan Google Scholar
Penelitian melihat perubahan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi fisioterapi dada
Metode yang digunakan quasi eksperimen berdasarkan jurnal
Masalah sistem pernafasanyang direview yaitu Pneumonia dan
Tuberkulosis Paru

3.4. Strategi Penelusuran Publikasi

Tabel 3.2. Strategi Penulusuran Publikasi


Data Base
Alamat Web Judul Penelitian Keterangan
Penelitian
Google https://scholar.google.co Pengaruh Fisioterapi Oleh: Tatiana
Scholar .id/ Dada Terhadap Siregar, Chella
Link judul Pengeluaran Sputum Aryayuni (2015)
https://ejournal.upnvj.ac Pada Anak Dengan
.id/index.php/Gantari/ar Penyakit Gangguan
ticle/view/856 Pernafasaan Di Poli
Anak RSUD Kota Depok
Google https://www.google.co Pengaruh pemberian Oleh:Titin Hidayatin
Scholar m/ fisioterapi dada dan (2019)
Link judul pursed lips breathing
http://jurnal.umla.ac.id/i (tiupan lidah) terhadap
ndex.php/Js/article/view bersihan jalan nafas pada
/78 anak dengan pneumonia

Google https://scholar.google.co Pengaruh pemberian Oleh : Dinar


Scholar .id/ fisioterapi dada terhadap Ariasti,Sri
Link judul kebersihan jalan napas Aminingsih
https://ejurnal.stikespan pada pasien gangguan ,Endrawati
tikosala.ac.id/index.php/ nafas di desa pucung (2016)
eromoko wonogiri
jik/article/view/12/12

Google https://scholar.google.co Efektifitas clapping dan Oleh : Siti Maimuna,


Scholar .id/ vibrating terhadap Didit Supriyanto,
Link jurnal kebersihan jalan nafas Moch. Bahrudin
http://journal.poltekkes klien dengan ventilasi (2019)
depkes- mekanik
sby.ac.id/index.php/KEP/
article/viewFile/478/397
Google SciELO - Brazil - Defining Oleh :Daniel Bruno
Scholar Characteristics Of (2010)
Características
definidoras do The Nursing
diagnóstico de Diagnosis

17
enfermagem “Ineffective Airway
"desobstrução ineficaz Clearance”
de vias aéreas" (Mendefinisikan
Características Karakteristik
Diagnosis
definidoras do
Keperawatan
diagnóstico de
“Bersihan Jalan
enfermagem Nafas Tidak Efektif”
"desobstrução ineficaz
de vias aéreas"

3.5. Analisa data

Setelah jurnal dilakukan analisis dengan berdasarkan karakteriristik yang


direview ini, penulis akan melakukan penyajian data pada penelitian ini untuk
mengetahui data yang akan diperoleh sebagai berikut : ketidakefektifan
bersihan jalan nafas sebelum dilakukan tindakan fisioterapi dada;
ketidakefektifan bersihan jalan nafas sesudah dilakukan tindakan fisioterapi
dada; pengaruh diberikannya tindakan fisioterapi dada pada masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas berdasarkan jurnal yang telah direview.

Penelitian ini mengakses beberapa jurnal dalam kurung waktu tiga bulan yang
dimulai pada bulan april. Didapatkan dari pencarian jurnal tersebut sebanyak
26 jurnal, kemudian jurnal tersebut diskrinning menggunakan kriteria inklusi
menjadi lima jurnal. Metode yang digunakan dibatasi pada metode quasi
exsperiment berdasarkan jurnal.

Penulis akan menginterpretasikan data dari lima jurnal yang telah diskrinning.
Selanjutnya, penulis akan membuat tabel hasil dan pembahasan yang akan
membahas satu per satu data hasil berdasarkan teori dan pendapat penulis yang
akan disimpulkan.

18
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa dan sintesis

Berdasarkan karakterikstik jurnal penelitian yang direview penulis

mendapatkan responden sebagai berikut yaitu, dari 5 jurnal penelitian yang

telah direview didapatkan anak sebanyak 11-30 responden dengan rata-rata usia

2,5-6 tahun sedangkan untuk remaja dan dewasa sebanyak 14-20 responden

dengan usia mulai dari 18 tahun keatas, Jurnal yang direview melakukan

penelitian berupa penerapan fisioterapi dada pada masalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas. Pada review ini penulis menentukan metode penelitian

yang digunakan pada kelima jurnal ini ialah Quasy Experimen, berdasarkan

penjelasan yang dikemukakan oleh sugiono (2010: 75) menyatakan bahwa

metode penelitian Quasy Experimen ini berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen, dengan kata lain metode penelitian ini memiliki kelompok konrol

dan kelompok eksperimen yang tidak dipilih secara acak atau random.

Hasil penelitian Literature review berdasarkan jurnak yang sudah direview oleh

penulis dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

19
No Studi/Penulis Tempat Besar Sampel / Usia Metode Outcome
Penelitian Partisipan Penelitian/Alat
Ukur

1. Pengaruh Pemberian Desa Sampel anak-anak Metode penelitian Hasil penelitian ini mendapat beberapa
Fisioterapi Dada Pucung berjumlah 26 berusia dibawah yang digunakan kriteria kebersihan jalan napas, antara lain :
Terhadap Eromoko orang dengan 10 tahun dalam penelitian ini bunyi nafas terdengar bersih, ronkhi tidak
Kebersihan Jalan Wonogiri pengambilan adalah metode terdengar, menunjukkan batuk efektif, tidak
Napas Pada Pasien sampel yang eksperimen. ada penumpukan sekret di saluran napas, dan
gangguan nafas Di diperoleh dari pernapasan dalam batas normal (16-20
Alat ukur untuk
Desa Pucung hasil uji x/menit) tanpa penggunaan otot bantu napas.
mengumpulkan
Eromoko Wonogiri. dengan Paired
data tersebut berupa Dalam penelitian yang dilakukan didapatkan
t-test program
Dinar Ariasti,Sri kuesioner/angket, hasil kebersihan jalan napas sebelum
Aminingsih SPSS versi 18
observasi, diberikan fisioterapi dada, responden yang
,Endrawati (2016)
wawancara, atau jalan napasnya tidak bersih sebanyak 23
gabungan responden (88,47%), sedangkan untuk
ketiganya. kategori bersih sebanyak 3 responden
(11,53%). Kemudian sesudah diberikan

20
fisioterapi dada, responden untuk kategori
jalan napas bersih sebanyak 18 responden
(69,23%), sedangkan jalan napas tidak bersih
adalah 8 responden (30,70%).

2. Pengaruh Fisioterapi RSUD Kota Jumlah sampel Anak berusia 6- Pada penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan data hasil
Dada Terhadap Depok yang 12 tahun menggunakan quasi analisis seperti jenis kelamin, usia,
Pengeluaran Sputum digunakan experimental design karakteristik penyakit pernafasan, jenis obat
Pada Anak Dengan sebnayak 11 dengan pendekatan pengeluaran sputum, frekuensi pengeluaran
Penyakit Gangguan responden. one group pretest sputum, frekuensi batuk, dan skor kualitas
Pernafasan Di Poli Pemilihan posttest Pemilihan tidur.
Anak RSUD Kota responden responden
Hasil penelitian ini anak yang mengeluarkan
Depok dilakukan dilakukan dengan
sputum sebelum fisioterapi dada sebanyak 8
dengan teknik teknik purposive
Tatiana Siregar, orang dan setelah fisioterapi dada
purposive sampling sesuai
Chella Aryayuni pengeluaran sputum terjadi pada 11 anak
samplingdenga dengan kriteria
(2015) (100%).
n kriteria inklusi. Instrumen
inklusi. yang digunakan
adalah lembar

21
observasi yang
terbagi 2 bagian
yaitu lembar
standar prosedur
operasional
fisioterapi dada dan
identitas klien.
Metode
pengumpulan data
dengancara
pengamatan sputum
pada anak dan
wawancara pada
orang tua serta
pengisian angket.

22
3. Efektifitas Clapping Di Ruang Total Semua klien Metode penelitian Hasil observasi sputum sebelum dan sesudah
Dan Vibrating ICU RSU populasiadalah yang berumur adalah eksperimen fisioterapi nafas clapping dan vibrating pada
Terhadap dr. Soetomo 15 orang dan 18 tahun atau semu dengan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Kebersihan Jalan Surabaya sampel lebih dengan rancangan pre-post
Hasil uji Wilcoxon yang dilakukan terhadap
Nafas Klien Dengan berjumlah 14 jalan nafas test control group
adanya sputum pada kelompok perlakuan
Ventilasi Mekanik orang, dan bantuan design. Pada kedua
ada pengaruh fisioterapi nafas clapping dan
teknik kelompok diawali
Siti Maimuna, Didit vibrating terhadap adanya sputum sebelum
sampling yang dengan pretest, dan
Supriyanto, Moch. dan sesudah perlakuan (p=0,025<α=0,05).
digunakan setelah pemberian
Bahrudin (2019) Pada kelompok control tidak ada pengaruh
adalah perlakuan diadakan
fisioterapi nafas clapping dan vibrating
purposive pengukuran
terhadap adanya sputum sebelum dan
sampling kembali (pasca
sesudah observasi (p=0,157> α=0,05).
dengan analisis test). Pemilihan
Sedangkan hasil analisis uji Mann Whitney
data kedua kelompok ini
didapatkan ada pengaruh fisioterapi nafas
menggunakan tidak menggunakan
clapping dan vibrating terhadap adanya
paired t test tekni kacak.
sputum antara kelompok perlakuan dan
dan Wilcoxon
Instrumen yang kelompok kontrol (p=0,026<α=0,05).Setelah
test
digunakan untuk dilakukan fisioterapi nafas clapping dan

23
pengumpulan data vibrating pada kelompok perlakuan tidak
pada penelitian ini didapatkan sputum dari yang sebelumnya
adalah lembar semua pasien (100%) ada sputum. Pada
observasi kelompok control terdapat 5 pasien (71,4%)
masih didapatkan adanya sputum.

4. Pengaruh Pemberian RSUD Jumlah sampel Rentang usia Penelitian ini Hasil penelitian ini menyatakan ada
Fisioterapi Dada KabupatenI yang akan rata-rata > 12 merupakan perbedaan yang bermakna antara bersihan
Dan Pursed Lips ndramayu diambil bulan - < 60 penelitian jalan nafas antara sebelum dan sesudah
Breathing (Tiupan sebanyak 30 bulan kuantitatif dengan dilakukan intervensi fisioterapi dada dan
Lidah) Terhadap responden desain penelitian PLB pada anak balita dengan pneumonia di
Bersihan Jalan Nafas yang dibagi Quasy RSUD Kabupaten Indramayu. Dari hasil
Pada Anak Dengan dalam 3 Experimental pre- penelitian didapatkan bahwa pada intervensi
Pneumonia kelompok post test.Rancangan pertama belum terjadi perubahan terhadap
intervensi. penelitian yang bersihan jalan napas, tetapi pada intervensi
Titin Hidayatin
Teknik digunakan dalam berikutnya terjadi perubahan terhadap
(2019) pengambilan penelitian ini bersihan jalan napas dan perubahan yang
data adalah adalah non sangat signifikan terjadi pada intervensi
equivalent wit hout kedua (sore hari) hari kedua yaitu semua

24
concecutive control group (non responden (10 balita) mengalami perubahan
sampling randomized without terhadap bersihan jalan napas. Semakin lama
control group intervensi yang dilakukan maka akan
pretest-posttest) semakin terlihat perubahan terhadap bersihan
dengan jalan napas balita. Hal ini karena pada
memberikan kelompok ini diberikan 2 intervensi yaitu
pengukuran fisioterapi dada dan PLB. Perbedaan pada
bersihan jalan penelitian ini dengan peneltian sebelumnya
napas (frekuensi yaitu pada penelitian ini menggabungkan
nafas, bunyinafas, kedua intervensi yang diberikan yaitu
irama nafas, dan fisioterapi dada dan PLB terhadap bersihan
penggunaan otot jalan napas pada anak balita dengan
bantu pernafasan) pneumonia dan hasilnya sangat terbuki
sebelum dan efektif jika dilakukan secara bersama sama
sesudah dilakukan untuk bersihan jalan napas pada anak balita
tindakan dengan pneumonia.

5. Defining Di Sampel Anak-anak Metode penelitian Hasil penelitian yang dilakukan secara
Characteristics Of kembangka sebanyak 249 dengan usia yang digunakan statistik dengan IAC untuk menentukan

25
The Nursing n di dua individu akan maksimal 5 yaitu studi karakteristik penurunan suara napas, batuk
Diagnosis rumah sakit dipilih sesuai tahun deskriptif, cross- tidak efektif dan suara nafas tambahan
“Ineffective Airway umum anak dengan kriteria sectional dengan dengan kapasitas prediksi yang lebih baik
Clearance” di timur laut inklusi. tipe analitik. untuk diagnosis bersihan jalan nafas tidak
(Mendefinisikan ibu kota Instrumen yang efektif pada anak-anak dengan infeksi
Karakteristik Brazil digunakan yaitu saluran pernapasan akut
Diagnosis data umum,
Keperawatan identitas responden,
“Bersihan Jalan dan melakukan
Nafas Tidak Efektif” pemeriksaan fisik
pernafasan.
Daniel Bruno (2010)

Tabel 4.1 Karakteristik jurnal

26
Hasil dari pada kelima jurnal ini secara umum untuk menunjukan bahwa

penerapan fisioterapi dada ini mampu dan efektif dalam mengatasi masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

4.2 Penerapan Fisioterapi Dada Pada Masalah Ketidakefektifan Bersihan

Jalan Nafas

Berdasarkan jurnal penelitian yang direview ada beberapa hal penting yang

mendasari review dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis akan membahas

apa saja poin-poin yang menjadi pandangan sebagai alat ukut keberhasilan

teknik fisioterapi dada ini pada masalah bersihan jalan nafas yang memuat

tentang :

4.2.1 Sebelum melakukan fisioterapi dada pada masalah bersihan jalan nafas

Tabel 4.2 Sebelum dilakukan intervensi


Peneliti Responden Sebelum Hasil
intervensi
Tatiana Siregar, 11 76,3% Tidak bersih
Chella Aryayuni

(2015)

Titin Hidayatin 30 90% Tidak bersih


(2019)

Dinar Ariasti,Sri 26 88,47% Tidak bersih


Aminingsih
,Endrawati (2016)

Siti Maimuna, 14 71,4% Tidak bersih


Didit Supriyanto,

vi
Moch. Bahrudin

(2015)

Daniel Bruno 20 78% Tidak bersih


(2010)

Pada penelitian jurnal ini didapati hasil yang menunjukan banyaknya

responden yang jalan nafasnya tidak bersih, hasil ini didapati sebelum

dilakukannya intervensi fisioterapi dada. Pada penelitian Tatiana Siregar,

Chella Aryayuni (2018), didapati hasil sebelum dilakukan tindakan

fisioterapi dada yang jalan nafasnya tidak bersih sebanyak 10, kemudian

penelitian Titin Hidayatin didapati hasil sebelum dilakukan tindakan

fisioterapi dada yang jalan nafasnya tidak bersih sebanyak 90% dari total

keselurahan responden, penelitian selanjutnya yaitu Dinar Ariasti,Sri

Aminingsih Endrawati didapati hasil sebelum dilakukan tindakan fisioterapi

dada yang jalan nafasnya tidak bersih sebanyak 88,47% , pada penelitan

yang dilakukan Siti Maimuna, Didit Supriyanto, Moch. Bahrudin didapati

hasil sebelum dilakukan tindakan fisioterapi dada yang jalan nafasnya tidak

bersih sebanyak 71,4% dan yang terakhir yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Daniel Bruno didapati hasil sebelum dilakukan tindakan fisioterapi

dada yang jalan nafasnya tidak bersih sebanyak 78%.

Berdasarkan data pada tabel penelitian diatas menunjukan bahwa sebagian

besar responden yang sebelum dilakukan intervensi Fisioterapi Dada

mengalami jalan napas yang tidak bersih, diakibatkan oleh sekret atau

sputum yang tertahan sehinga menghambat jalan napas pasien. Hal ini tentu

didasari karena belum dilakukannya tindakan pengobatan berupa

vi
nonfarmakologis untuk memberikan perubahan terhadap ketidakbersihan

jalan nafas pasien, menurut penelitian yang dilakukan salah satunya yaitu

Tatiana Siregar, Chella Aryayuni (2018) yang dikemukakan oleh Hidayati

dkk 2014 ialah, bahwa intervensi nonfarmakologis berupa tindakan

Fisioterapi dada merupakan teknik atau tindakan pengeluaran sputum atau

sekret yang digunakan baik secara mandiri maupun kombinasi agar tidak

terjadi penumpukan sputum atau sekret yang mengakibatkan tersumbatnya

jalan napas.

4.2.2 Sesudah melakukan fisioterapi dada pada masalah bersihan jalan nafas

Tabel 4.3 Sesudah dilakukan intervensi


Peneliti Responden Sesudah Hasil

intervensi

Tatiana Siregar, 11 58,5% Bersih


Chella Aryayuni

(2015)

Titin Hidayatin 30 80% Bersih


(2019)

Dinar Ariasti,Sri 26 69,23% Bersih


Aminingsih
,Endrawati (2016)

Siti Maimuna, 14 51,87% Bersih


Didit Supriyanto,

Moch. Bahrudin

(2015)

Daniel Bruno 20 53% Bersih


(2010)

vi
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa pasien yang dilakukan

intervensi fisioterapi dada dengan baik memiliki angka presentasi yang

tinggi dibadingkan dengan sebelum dilakukannya intervensi fisioterapi

dada. Data pre-test sebelum dilakukan intervensi fisioterapi dada ini

menunjukan angka yang cukup kecil yaitu 10-30% jalan nafas bersih,

kemudian setelah dilakukannya intevensi fisioterapi dada pada pasien yang

mengalami gangguan bersihan jalan napasnya itu menunjukan angka

sebesar 40-80% kenaikannya. Hal ini menunjukna bahwasanya intervensi

fisioterapi dada yang dilakukan pada pasien dengan gangguan jalan nafas

yang diakibatkan oleh penumpukan sekret atau sputum bisa di atasi secara

signifikan, dengan hasil yang sudah didapati pada tabel diatas.

Dapat disimpulkan bahwa responden yang dilakukan intervensi mandiri

berupa fiioterapi dada dengan baik dan benar dapat mengurangi sekret atau

sputum yang menghambat jalan napas responden, oleh karena itu penelitian

tentang penerapan fisioterapi dada pada masalah ketidakefektifanbersihan

jalan napas ini secara signifikan mampu terhadap masalah bersihan jalan

napas.

4.2.3 Pengaruh dilakukannya fisioterapi dada pada masalah bersihan jalan nafas

Tabel 4.4 Hasil pre-test dan post-test


Rata-rata skor

Penelitian kelompok Bersihan jalan nafas

Pre-test Post-test

76,3% 23,7%

vi
Tatiana Siregar, Chella Intervensi 41,5% 58,5%
Aryayuni (2015)

90% 10%
Titin Hidayatin, (2019)

10% 80%
Intervensi

88,47% 11,53%
Dinar Ariasti,Sri
Aminingsih
,Endrawati (2016) 30,70% 69,23%
Intervensi

71,4% 28.6%
Siti Maimuna, Didit
Supriyanto, Moch.
Bahrudin (2015) 48,13% 51,87%
Intervensi

78% 22%
Daniel Bruno (2010)
47% 53%
Intervensi

Berdasarkan tabel diatas penulis mereview jurnal dengan menunjukan

bahwa hasil dari jurnal pertama oleh Tatiana Siregar, Chella Aryayuni yang

menunjukan adanya peningkatan persentasi dari responden yang dilakukan

intervensi fisioterapi dada yaitu sebesar 34,8% dari sebelumnya, kemudian

untuk penelitian yang kedua oleh Titin hidayatin menunjukan adanya

peningkatan presentasi juga sebesar 70% dari sebelumnya. Dari dua

penelitian ini saja bisa kita lihat bahwa adanya perubahan angka yang

signifikan terhadap kebersihan jalan napas yang mengalami gangguan

berupa sekret yang tertahan.

vi
Pada penyakit Pneumonia ini terjadi yang namanya proses inflamasi hal ini

yang menyebabkan produksi sekret meningkat dan sampai meninmbulkan

manifestasi klinis sehingga muncul masalah ketidakefektifan bersihan jalan

nafas. Keadaan inilah yang mendasari adanya masalah pada saluran nafas

yang ditandai dengan karakteristik berupa batuk, gelisah, suara napas

abnormal, perubahan frekuensi napas dan sputum dalam jumlah yang

berlebih, kemudian pada penyakit TB paru ini biasanya disebabkan oleh

ketidakmampuan batuk secara efektif yang terjadi karena adanya proses

inflamasi yang membentuk kavitas dan merusak parenkim paru sehingga

menyebabkan edema ( mutaqqin, 2010), disini kita menemukan kesamaan

dalam dua penyakit tersebut yaitu proses inflamasi. Faktor ini yang lama

kelamaan akan menimbulkan terjadinya penyumbatan sehingga ada udara

yang terjebak pada bagian distal saluran napas.

Berdasarkan hasil review jurnal penelitian yang dilakukan penulis pada lima

jurnal penelitian ini didapat kesimpulan bahwa masalah ketidakefketifan

bersihan jalan nafas dapat diatasi oleh penerapan intervensi mandiri berupa

fisioterapi dada, dengan adanya intervensi yang dilakukan ini dapat

membantu membuang sekresi bronchial dan memperbaiki efisiensi otot-otot

pernafasan.

vi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil literature review mengenai penerapan fisioterapi dada pada

masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, dapat disimpulkan :

5.1.1 Sebelum dilakukan intervensi keperawatan fisioterapi dada hasil yang

didapat berupa tidak adanya pengaruh yang dapat membantu pengeluaran

sekret atau sputum pada saluran pernafasan

5.1.2 Sesudah dilakukan intervensi keperawatan fisioterapi dada hasil yang

didapat berupa adanya pengaruh yang dapat membantu dalam pengeluaran

sekret atau sputum pada saluran pernafasan

5.1.3 Berdasarkan hasil review yang didapat dari 5 jurnal penelitian ini bahwa

intervensi keperawatan fisioterapi dada secara signifikan mampu membantu

membuang sekresi bronchial dan memperbaiki efisiensi otot-otot pernafsan.

5.2 Saran

5.2.1 Intervensi fisioterapi dada ini dapat diaplikasikan untuk membantu

membuang sekret yang tertahan pada saluran napas dan sebagai asuhan

keperawatan mandiri bagi perawat.

5.2.2 Pemberian intervensi ini sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar sesuai

SOP yang berlaku, untuk memberikan efektifitas yang baik bagi pasien yang

menerima terapi keperawatan mandiri ini.

vi
5.2.3 Penerapan fisioterapi dada ini secara keseluruhan bisa dijadikan intervensi

mandiri yang menjadi prioritas untuk menyertakan tindakan keperawatan

kepada pasien, karena terbukti mampu membantu dalam menyelesaiakn

masalah bersihan jalan nafas.

vi
DAFTAR PUSTAKA

Ariasti, D., &Aminingsih, S. (2014). Pengaruh pemberian fisioterapi dada terhadap


kebersihan jalan napas pada pasien ispa di desa pucung eromoko
wonogiri. Kosala: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2 (2).

Astuti, F. D. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Klien Penyakit Paru Obstruksi


Kronik Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Ruang Paviliun
Cempaka Rsud Jombang (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang).

Bahrudin, M., Maimuna, S., & Supriyanto, D. (2019). Efektifitas clapping dan
vibrating terhadap kebersihan jalan nafas klien dengan ventilasi mekanik.

DheaSry Ayu Imalia S, P., Tahir, R., &Muhsinah, S. (2019). Penerapan fisioterapi
dada an batuk efektif sebagai penatalaksanaan bersihan jalan nafas pada
pasien tb paru di rsud kota kendari provinsi sulawesi tenggara (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).

Hidayatin, T. (2019). Pengaruh pemberian fisioterapi dada dan pursed lips


breathing (tiupan lidah) terhadap bersihan jalan nafas pada anak balita
dengan pneumonia. Jurnal Surya, 11(01), 15-21.

Kartika sandra, K. S. (2014). Pengaruh fisioterapi dada terhadap bersihan jalan


nafas pasien dengan tuberculosis paru diruang rawat inap paru RSAM Bukit
tinggi tahun 2014 (Doctoral dissertation, STIKes PERINTIS PADANG).

Kusparmanto, M. A. (2015). Penerapan fisioterapi dada pada pasien ispa dengan


masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di ruang hijir
ismail rumah sakit islam surabaya.

Kusuma, V. B. (2016). Penerapan fisioterapi dada (clapping) dengan masalah


keperawatan ketidakefektifan jalan nafas pada pasien pneumonia
menggunakan ventilator di ruang icu anestesi rumkital dr. Ramelan surabaya.

Maidartati, M. (2014). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan Jalan Nafas


Pada Anak Usia 1-5 Tahun Yang Mengalami Gangguan Bersihan Jalan
Nafas Di Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Jurnal Keperawatan
BSI, 2(1).

Maimuna, S., Supriyanto, D., &Bahrudin, M. (2014). Efektifitas Clapping dan


Vibrating Terhadap Kebersihan Jalan Nafas Klien Dengan Ventilasi
Mekanik. Jurnal Keperawatan, 7(2), 59-65.

Maski, M. (2016). Penerapan fisioterapi dada (claping) pada pasien broncho


pneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
napas di ruang hijr ismail rumah sakit islam surabaya.

vi
Munikah, S. (2019). Aplikasi fisioterapi dada untuk mengatasi masalah bersihan
jalan napas pada anak (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Magelang).

Ningrum, H. W. (2019). Penerapan fisioterapi dada terhadap ketidakefektifan


bersihan jalan nafas pada pasien bronkitis usia pra sekolah. DIII
Keperawatan.

Pangesti, N. A., &Setyaningrum, R. (2020). Penerapan teknik fisioterapi dada


terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan penyakit
sistem pernafasan. Motorik JurnalIlmu Kesehatan, 15(2), 55-60.

Qoyimah, N. (2016). Penerapan fisioterapi dada pada pasien bronkopneumonia


dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di ruang
melatirumah sakit islam jemursari surabaya.

Rachmawati, W. (2018). Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami


pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di paviliun cempaka
rsud jombang (Doctoral dissertation, Universitas Pesantren Tinggi
DarulUlum).

Selsby, D., & Jones, J. G. (1990). Some physiological and clinical aspects of chest
physiotherapy. British Journal of Anaesthesia, 64(5), 621-631.

Siregar, T., &Aryayuni, C. (2019). Pengaruh fisioterapi dada terhadap pengeluaran


sputum pada anak dengan penyakit gangguan pernafasaan di poli anak rsud
kota depok. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 2(2).

Tahir, R., Sry Ayu Imalia, D., &Muhsinah, S. (2019). Fisioterapi Dada dan Batuk
Efektif sebagai Penatalaksanaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada
Pasien TB Paru di RSUD Kota Kendari.

Utami, N. K. A. P. (2019). Gambaran asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis


paru dengan bersihan jalan nafas tidak efektif di ruang oleg rsd mangusada
badung tahun 2019 (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar Jurusan Keperawatan).

vi
Lampiran Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi
Nama : Fajran Fitrah Zein
JenisKelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
TempatTanggalLahir :Jakarta , 12 Januari 2000
Agama : islam
AlamatTempatTinggal : jl. Bungsan Rt 03/03 No 48 Bedahan Sawangan kota
Depok
NomotTelpon / HP : 089531963199
Alamat Email : fajranfitrahzein@gmail.com

2. Riwayat Pendidikan
Menyelesaikan studi SD di SDN 01 Bedahan
Menyelesaikan studi SMP di SMP Islamiyah Depok
Menyelesaikan studi SMA di SMK Keperawatan Atlantis

vi
Lampiran Lembar Bimbingan / Konsultasi

LEMBAR BIMBINGAN/KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH


AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA
TAHUN AJARAN 2021

NAMA PEMBIMBING :Sri Sulistiowati, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB


NAMA MAHASISWA :Fajran Fitrah Zein
NIM :18019
JUDUL KTI :Literature Literature review : Penerapan Fisioterapi
Dada pada masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas

NO HARI/TGL MATERI BIMBINGAN PARAF PARAF

PEMBIMBING MAHASISWA

vi
Lampiran 12.FormulirPengajuan Judul KTI

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH


AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA
TAHUN AJARAN 2021

Nama : Fajran Fitrah Zein


NIM : 18019
Semester :6
SKS yang telah ditempuh : 79 SKS

Judul KTI :
1. Gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa akademi keris husada tentang
pencegahan covid
2. Gambaran tingkat kecemasan pada pasien covid di Hotel OTG
3. Literature review : Penerapan Fisioterapi Dada pada masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Judul yang disetujui :

Literature review : Penerapan Fisioterapi Dada pada masalah ketidakefektifan


bersihan jalan nafas

Pembimbing, Yang Mengajukan,

(Sri Sulistiowati, (Fajran Fitrah Zein)


M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB)

vi
Lampiran .Formulir Bukti Penerimaan Naskah KTI

FORMULIR BUKTI PENERIMAAN NASKAH KARYA TULIS ILMIAH


AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA
TAHUN AJARAN 2021

NAMA : Fajran Fitrah Zein


NPM : 18019
JUDUL KTI : Literature review : Penerapan Fisioterapi dada pada masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas stroke

Penguji I Penguji II

Tanggal Paraf Tanggal Paraf

Jakarta,

(……………………………….)

vi
Lampiran. Formulir Bukti ACC Naskah KTI

FORMULIR BUKTI ACC NASKAH KARYA TULIS ILMIAH


AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA
TAHUN AJARAN 2021

NAMA : Fajran Fitrah Zein


NPM :18019
JUDUL KTI : Literature review : Penerapan Fisioterapi dada pada
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
TANGGAL UJIAN : 22 juli 2021

Penguji I Penguji II

Tanggal Paraf Tanggal Paraf

Jakarta, ………………………

(……………………………….)

vi

Anda mungkin juga menyukai